8/Okt/2015
51
Lex Crimen Vol. IV/No. 8/Okt/2015
Jaksa Agung Marzuki Darusman mengeluarkan bahan hukum tersier. Bahan-bahan tersebut
SP 3 kasus “Brunei Gate” Presiden Gus Dur.5 disusun secara sistematis, dikaji, kemudian
Kewenangan Kejaksaan RI untuk ditarik suatu kesimpulan dalam hubungannya
menghentikan penyidikan terhadap suatu kasus dengan masalah yang diteliti.
tindak pidana memang diberikan oleh Undang-
undang Nomor 8 Tahun 1981 (KUHAP) PEMBAHASAN
sebagaimana tercantum dalam Pasal 109 ayat A. Alasan-alasan Penghentian Penyidikan
(2) KUHAP yang berbunyi sebagai berikut: Sebelum dimulainya suatu proses
“Dalam hal penyidik menghentikan penyidikan, terlebih dahulu telah dilakukan
penyidikan karena tidak terdapat cukup bukti proses penyelidikan oleh penyelidik pada suatu
atau peristiwa tersebut ternyata bukan perkara tindak pidana yang terjadi. Dalam Pasal
merupakan tindak pidana atau penyidikan 1 angka (5) Undang-Undang Nomor 8 Tahun
dihentikan demi hukum, maka penyidik 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
memberitahukan hal itu kepada penuntut disebutkan pengertian penyelidikan adalah
umum, tersangka atau keluarganya.”6 sebagai berikut: “Penyelidikan adalah
Dari bunyi Pasal 109 ayat (2) KUHAP ini, serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari
maka ada tiga (3) hal yang menjadi alasan dari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga
Kejaksaan selaku penyidik dalam tindak pidana sebagai tindak pidana guna menentukan dapat
korupsi untuk menghentikan penyidikannya, atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut
yaitu: 1. Tidak terdapat cukup bukti; 2. Bukan cara yang diatur dalam undang-undang ini.”
merupakan tindak pidana; dan 3. Dihentikan Sedangkan dalm Pasal 1 angka (2)
demi hukum. disebutkan pengertian tentang penyidikan
Dari ketiga alasan tersebut maka yang sebagai berikut: “Serangkaian tindakan
sering dipakai oleh pihak Kejaksaan RI selaku penyidik dalam hal dan menurut cara yang
penyidik untuk tindak pidana korupsi untuk diatur dalam undang-undang ini untuk mencari
menghentikan penyidikannya adalah alasan serta mengumpulkan bukti yang yang terjadi
yang pertama yaitu tidak terdapat cukup bukti. dan guna menemukan tersangkanya.”
Alasan yang kedua dan ketiga sangat jarang Dari kedua pengertian di atas, maka
sekali digunakan oleh Kejaksaan untuk penyelidikan adalah untuk ‘mencari dan
mengeluarkan Surat Perintah Penghentian menemukan suatu peristiwa yang diduga
Penyidikan (SP 3). sebagai tindak pidana’ sedangkan penyidikan
adalah proses untuk ‘mencari serta
B. Rumusan Masalah mengumpulkan bukti dan menemukan
1. Apa yang menjadi alasan penghentian tersangka’. Namun bagaimana halnya apabila
penyidikan suatu tindak pidana? ternyata setelah bukti sudah dikumpulkan dan
2. Bagaimana kewenangan jaksa penuntut tersangka sudah ada namun ternyata kemudian
umum dalam mengeluarkan Surat Perintah penyidikan terhadap peristiwa yang diduga
Penghentian Penyidikan (SP3)? sebagai tindak pidana penyidikannya dihentikan
ditengah jalan?
C. Metode Penelitian Undang-undang memberi wewenang
Mengacu pada judul dan perumusan penghentian penyidikan kepada penyidik, yakni
masalah, maka penelitian ini termasuk ke penyidik berwenang bertindak menghentikan
dalam kategori penelitian normatif atau penyidikan yang telah dimulainya.7 Penghentian
penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang penyidikan suatu kasus pidana merupakan
dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka kewenangan yang dimiliki oleh penyidik dalam
atau data sekunder yang terdiri dari bahan menghadapi sebuah kasus yang dianggap tidak
hukum primer, bahan hukum sekunder dan perlu lagi diteruskan pada tahapan penegakan
hukum selanjutnya. Dalam hal ini penghentian
5
O.C. Kaligis, Pengawasan Terhadap Jaksa Selaku Penyidik
penyidikan biasa juga disebut sepoonering.
tindak Pidana Khusus dalam Pemberantasan Korupsi,
Alumni, Bandung, 2006, hlm. 125.
6 7
KUHAP dan KUHP, Op-Cit, hlm. 243. Ibid, hlm. 150.
52
Lex Crimen Vol. IV/No. 8/Okt/2015
53
Lex Crimen Vol. IV/No. 8/Okt/2015
54
Lex Crimen Vol. IV/No. 8/Okt/2015
55
Lex Crimen Vol. IV/No. 8/Okt/2015
23
Djisman Samosir, Segenggam tetang Hukum Acara
24
Pidana, Nuansa Aulia, Bandung, 2013, hlm. 108. KUHAP dan KUHP, Sinar Grafika, Jakarta, 2013, hlm. 20.
56
Lex Crimen Vol. IV/No. 8/Okt/2015
25 28
Marfuatul Latifah, Op-Cit, hlm. 4. Philipus M Hadjon, Pengertian-Pengertian Dasar tentang
26
Taufik Rachman, Op-Cit. Tindak Pemerintahan, Djumali, Surabaya, 1985, hlm. 12-13
27 29
KUHAP dan KUHP, Op-Cit, hlm. 253. Marfuatul Latifah, Op-Cit, hlm. 3.
57
Lex Crimen Vol. IV/No. 8/Okt/2015
58
Lex Crimen Vol. IV/No. 8/Okt/2015
kerugian negara US$ 24,8 juta, SP 3 15. Kasus dugaan korupsi Pemberian
tanggal 15 Januari 2008. fasilitas kredit ke PT Texmaco, an
2. Kasus dugaan korupsi BDNI-BLBI, an tersangka Marimutu Sinivasan,
tersangka Sjamsul Nursalim, perkiraan perkiraan kerugian negara Rp. 1,8
kerugian negara Rp. 28,4 Trilyun, SP 3 Trilyun.
tanggal 29 Pebruari 2008. 16. Kasus dugaan korupsi penyalahgunaan
3. Kasus dugaan korupsi kredit BLBI, BPPC, di Asosiasi Panel Kayu Indonesia
an tersangka Tommy Soeharto, (Apkindo), an tersangka Bob Hasan,
perkiraan kerugian negara Rp. 759 perkiraan kerugian negara US$. 86 juta.
Milyar, SP 3 tanggal 7 September 2008. 17. Kasus dugaan korupsi penyalahgunaan
4. Kasus dugaan korupsi Technical di Asosiasi Panel Kayu Indonesia
Assistance Contract (TAC), an tersangka (Apkindo), an tersangka Tjipto
Praptono Honggopati Tjitrohupojo, Wignjoprajitno, perkiraan kerugian
perkiraan kerugian negara US$ 24,8 negara US$. 86 juta.
juta, SP 3 tanggal 6 Pebruari 2009. 18. Kasus dugaan korupsi penyalahgunaan
5. Kasus dugaan korupsi Pipanisasi di BLBI oleh PT. BDI, an tersangka
Jawa, an tersangka Siti Hardijanti Adriansyah, perkiraan kerugian negara
Rukamana, perkiraan kerugian negara Rp. 418 Milyar.
Rp. 10 Triliun, SP 3 tanggal 6 Pebruari 19. Kasus dugaan korupsi penyalahgunaan
2009. BLBI oleh PT. BDI, an tersangka
6. Kasus dugaan korupsi Proyek Sukamdani Sahid Gitosarjono,
Penanaman Hutan, an tersangka perkiraan kerugian negara Rp. 418
Prayogo Pangestu, perkiraan kerugian Milyar.
negara Rp. 331 Milyar. 20. Kasus dugaan korupsi di BRI, an
7. Kasus dugaan korupsi Jamsostek, an tersangka Joko S Tjanda, perkiraan
tersangka Abdul Latief, perkiraan kerugian negara Rp. 572,2 Milyar.
kerugian negara Rp. 7,1 Milyar. Melihat contoh-contoh kasus dugaan
8. Kasus dugaan korupsi Jamsostek, an korupsi yang telah dikeluarkan Surat perintah
tersangka Abdillah Nussi, perkiraan Penghentian Penyidikan (SP 3) oleh Kejaksaan,
kerugian negara Rp. 7,1 Milyar. maka terlihat bahwa alasan-alasan penerbitan
9. Kasus dugaan korupsi Jamsostek, an SP 3 oleh Jaksa Agung dalam kasus-kasus tindak
tersangka Yudo Swasono, perkiraan pidana korupsi adalah:
kerugian negara Rp. 7,1 Milyar. 1. Tidak ditemukannya perbuatan
10. Kasus dugaan korupsi Bapindo- melawan hukum;
Kanidotekx, an tersangka Robby 2. Tidak ditemukannya bukti yang kuat;
Tjahjadi, perkiraan kerugian negara Rp. dan
300 Milyar. 3. Tidak ditemukannya kerugian negara.34
11. Kasus dugaan korupsi Bapindo- Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP
Kanidotekx, an tersangka Johanes 3) merupakan kewenangan penyidik.
Kotjo, perkiraan kerugian negara Rp. Kewenangan tersebut dimaksudkan sebagai
300 Milyar. upaya lain sebelum perkara yang sedang disidik
12. Kasus dugaan korupsi asrama Haji berlanjut pada tahapan penegakan hukum
Donohudan, an tersangka Soewardi, selanjutnya. Penerbitan SP 3 dapat
perkiraan kerugian negara Rp. 19 menimbulkan kecurigaan publik apabila tidak
Milyar. disertai dengan alasan kuat mengapa SP 3
13. Kasus dugaan korupsi di BRI, an tersebut diterbitkan. Dalam penerbitan SP 3
tersangka Prijadi, perkiraan kerugian khususnya kasus tindak pidana korupsi,
negara Rp. 572,2 Milyar. Kejaksaan Agung seharusnya membeberkan
14. Kasus dugaan korupsi di BRI, an
tersangka Djoko Santoso, perkiraan
kerugian negara Rp 572,2 Milyar.
34
Ibid.
59
Lex Crimen Vol. IV/No. 8/Okt/2015
perjalanan dan kronologi kasus hingga akhirnya dalam menentukan sebuah peristiwa
diputuskan. sebagai suatu tindak pidana.
Ketentuan penghentian penyidikan 2. Kewenangan JPU dalam mengeluarkan SP 3,
dapatlah dikatakan termasuk dalam kategori hendaknya dipikirkan dengan baik dan
‘demi kepentingan umum’ dengan ketentuan matang karena suatu kasus yang sudah
yang limitatif didasarkan pada Pasal 109 ayat disidik semuanya berawal dari bukti
(2) KUHAP. permulaan yang cukup. Penerbitan SP 3
dapat menimbulkan kecurigaan publik
PENUTUP apabila tidak disertai dengan alasan kuat
A. Kesimpulan mengapa SP 3 tersebut diterbitkan.
1. Alasan penghentian penyidikan suatu tindak
pidana khusus sudah diatur dalam Pasal 109 DAFTAR PUSTAKA
ayat (2) KUHAP yakni; Tidak diperoleh bukti Anonimous, KUHAP dan KUHP, Sinar Grafika,
yang cukup; Peristiwa yang disangkakan Jakarta, 2013.
bukan merupakan tindak pidana; dan Harahap, Yahya., Pembahasan, Permasalahan
penyidikan ditutup demi hukum. Dalam dan Penerapan KUHAP; Penyidikan dan
ketentuan Pasal 14 RUU-KUHAP secara tegas Penuntutan,Asinar Grafika, Jakarta, 2012.
disebutkan bahwa penyidik berwenang Harun M. Husein, Penyidikan dan penuntutan
menghentikan penyidikan karena: Nebis in Dalam Proses Pidana, Rineka Cipta, Jakarta,
idem; Tersangka meninggal dunia; Sudah 1991
lewat waktu; Tidak ada pengaduan pada Hadjon M. Philipus, Pengertian-Pengertian
tindak pidana aduan; UU atau pasal yang Dasar Tentang Tindak Pemerintahan,
yang menjadi dasar tuntutan sudah dicabut Djumali, Surabaya, 1985.
atau dinyatakan tidak mempunyai daya laku Kaligis, O.C., Pengawasan Terhadap Jaksa
berdasarkan putusan pengadilan; dan Bukan selaku Penyidik Tindak Pidana Khusus
tindak pidana atau terdakwa masih di bawah Dalam Pemberantasan Korupsi, Alumni,
umur 8 tahun pada waktu melakukan tindak Bandung, 2006.
pidana. Latifah, Marfuatul, Kasus Penghentian
2. Kewenangan penyidik untuk mengeluarkan Penyidikan dan Penegakan hukum Di
SP3 dalam kasus tindak pidana, diberikan Indonesia Info singkat Vol VI, Jakarta, 2013.
kepada tersangka yang kasusnya tidak Mulyadi, Liliek, Hukum Acara Pidana Normatif,
ditemukan kerugian negara; pada saat Teoritis, Praktis dan Permasalahannya,
berkurang atau tidak adanya perhatian Alumni, Bandung, 2007.
masyarakat terhadap kasus tersebut karena Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum,
ternyata kasus tersebut tidak bersifat Prenada Media Grup, Jakarta, 2011.
melawan hukum dan tidak terdapat cukup Prakoso Djoko, Penyidik, Penuntut Umum,
bukti untuk diteruskan penyidikan perkara Hakim Dalam proses Hukum Acara Pidana,
tersebut. Bina Aksara, Jakarta, 1987.
Rachman Taufik, Dasar Teori Kewenangan
B. Saran Penyidik Maupun Penuntut Umum Dalam
1. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Penghentian Perkara Pidana, diakses
(KUHAP) melalui Pasal 109 ayat (2) telah tanggal 20 Oktober 2015.
menetapkan alasan-alasan penghentian Rachmadsyah, Shanti, Surat Perintah
penyidikan suatu tindak pidana, oleh Penghentian Penyidikan (SP3), diakses
karenanya alasan “tidak cukup bukti” yang tanggal 13 Oktober 2015.
sering digunakan oleh penyidik untuk Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian
menghentikan penyidikan jangan digunakan Hukum, UI-Press, Jakarta, 1986,
lagi. Dengan tidak digunakannya alasan Setyawan Budi, Penerbitan SP3 Oleh Kejaksaan
tersebut maka dengan sendirinya aparat Agung RI Dalam Penanganan Kasus-Kasus
penegak hukum akan lebih berhati-hati tindak Pidana Korupsi dikaitkan dengan
60
Lex Crimen Vol. IV/No. 8/Okt/2015
61