Anda di halaman 1dari 36

Dr M. Alfian Sulaksana, Sp.THT.K.

L
Divisi Neurotologi Departeman THT-KL
FK UNRAM/RSUP NTB
Diagnosis Klinis
Tinitus
Persepsi mendengar bunyi tanpa
adanya stimulus dari luar
Tinitus bukanlah suatu penyakit
Sering ditemukan di masyarakat
Etiologi bervariasi
Mereda dalam detik sampai hari
Klasifikasi
1. Tinitus objektif ( ditemukan sumber bunyi)
2. Tinitus subyektif ( tidak ditemukan sumber bunyi)
Terjadi pada berbagai usia,
v 12% usia > 60 tahun
v 5% pada usia 20-30 tahun
v 5-15% menetap
v 1-3% mengganggu
v Tinitus dinyatakan sebagai kronik
apabila berlangsung lebih dari 3 bulan
v Tinitus pulsasi harus dicurigai adanya
kelainan vaskuler yang dapat berupa
tinitus subyektif atau objektif.
v Tinitus non pulsasi umumnya adalah
tinitus subjektif.
v Perkembangan pemahaman terhadap
patofisiologi à pilihan tatalaksana
adekuat.
Tinitus Obyektif :
v Kelainan vaskular, tumor Glomus
v Kelainan neurologis : myoklonus
palatum, kontraksi berulang otot
palatum mole, spasme m. stapedius
v Patensi tuba eustachius
Anamnesis
vSangat penting dalam menegakkan diagnosis
vDeskripsi tinitus
1. Bentuk (kekerasan dan nada)
2. Faktor pencetus
3. Persisten atau hilang timbul
4. Onset
v Faktor etiologi : infeksi, penyakit penyerta,
pajanan bising, obat ototoksis.
v Derajat gangguan kualitas hidup
Otoskopi
Kelainan telinga luar dan tengah
Pergerakan ritmik MT à mioklonus
timpani
vGarpu tala
vFungsi syaraf kranial
vAuskultasi leher dan sekitar telinga
vRongga mulut dan faring
- Mioklonus palatal à gerakan
ritmik palatum mole
vPemeriksaan audiometri nada murni
vAudiometri tutur
vTimpanometri
vTinnitus loudness dan pitch matching
vMinimum masking levels (MMLs)
vResidual inhibition (RI)
vLoudness discomfort levels (LDLs)
vOAE
vAudiometri nada murni
- Idealnya sampai 12 kHz
vLoudness discomfort level
Empat parameter pengukuran:
1. Loudness-matching
2. Pitch-matching
3. Minimal masking level
4. Residual tinnitus
Saat ini pengukuran dapat
dilakukan sendiri oleh
pasien.
vTinnitus dengan kekerasan yang sama dapat
dideskripsikan secara berbeda oleh pasien
vKekerasan dan jenis tinnitus tidak mempunyai
korelasi dengan gangguan kualitas hidup
vDerajat tinnitus :
1. Tinnitus mengganggu aktivitas sehari hari
2. Gejala lain : insomnia, kecemasan dan
depresi
vInstrumen à kuesioner
vNon pulsatif :
- Gejala unilateral + asimetri pemeriksaan
audiologi à MRI
vPulsatif
- Otoskopi normal à belum ada kesepakatan
pilihan pencitraan
- Pilihan pemeriksaan awal : CT Scan+kontras
- Riwayat aterosklerosis / gangguan jantung à
USG doppler +/- Echocardiografy
- Kecurigaan kelainan vaskuler : Angiografi
(baku emas), MRA dan MRV
Paraganglioma

Fistula arteriovena dura


v Klockoff & Lindblom
q Derajat 1
- Tinnitus terdengar di lingkungan sepi
q Derajat 2
- Tinnitus terdengar dilingkungan ramai, namun
dapat diabaikan
- Kualitas tidur tidak terganggu
q Derajat 3
- Terdengar pada semua kondisi lingkungan
- Kualitas tidur dan kualitas hidup
terganggu
vPengukuran akurat keparahan derajat tinnitus à
belum ada
vKuesioner à indeks skor
vTinnitus Effect Questioner (TEQ), Tinnitus Handicap
Questionare (TQH), Tinnitus Severity Scale (TSS),
Subjective Tinnitus Severity Scale (STSS), Tinnitus
Handicap / Support Scale (TH/SS), Tinnitus Reaction
Questionare (TRQ), Tinnitus Handicap Inventory
(THI), Tinnitus Coping Style Questionare (TCSQ)
vTinnitus merupakan gejala penyakit yang
banyak dijumpai di masyarakat
vHasil penelitian à tinnitus bukanlah
gangguan psikis, namun memiliki dasar
neurobiologi
vDiagnosis yang tepat akan menentukan
penatalaksanaan yang adekuat.
• alfian.sulaksana@gmail.com

• Hp/wa:081339944999

Anda mungkin juga menyukai