Anda di halaman 1dari 38

BAB I

LAJU FOTOSINTESIS

Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap laju fotosintesis
Dasar Teori
Pada proses fotosintesa, terjadi penangkapan energi cahaya oleh zat
hijau daun untuk pembentukan bahan organik. Fotosintesa hanya terjadi
pada tanaman yang memiliki sel-sel hijau termasuk pada beberapa jenis
bakteri. (Darmawan dan Baharsyah, 1983).
Aksi dari cahaya hijau dan kuning yang menyebabkan fotosistem
pada tumbuhan tingkat tinggi dan penyerapan panjang gelombang ini
oleh daun sebenarnya relatif tinggi, lebih tinggi dari yang ditampakkan
pada spektrum serapan klorofil dan karotenoid. Tetapi, bukan berarti
bahwa ada pigmen lain yang berperan menyerap cahaya tersebut. Alasan
utama mengapa spektrum aksi lebih tinggi dari spektrum serapan adalah
karena cahaya hijau dan kuning yang tidak segera diserap akan
dipantulkan berulang-ulang di dalam sel fotosintetik sampai akhirnya
diserap oleh klorofil dan menyumbangkan energi untuk fotosintesis.
(Lakitan, 2007).
Laju fotosintesis berbagai spesies tumbuhan yang tumbuh pada
berbagai daerah yang berbeda seperti gurun kering, puncak gunung, dan
hutan hujan tropika, sangat berbeda. Perbedaan ini sebagian disebabkan
oleh adanya keragaman cahaya, suhu, dan ketersediaan air, tapi tiap
spesies menunjukkan perbedaan yang besar pada kondisi khusus yang
optimum bagi mereka. Spesies yang tumbuh pada lingkungan yang kaya
sumberdaya mempunyai kapasitas fotosintesis yang jauh lebih tinggi
daripada spesies yang tumbuh pada lingkungan dengan persediaan air,
hara, dan cahaya yang terbatas. (Salisbury dan Ross, 1995).
Laju fotosintesis ditingkatkan tidak hanya oleh naiknya tingkat
radiasi, tapi juga oleh konsentrasi CO2 yang lebih tinggi, khususnya bila
stomata tertutup sebagian karena kekeringan. (Salisbury dan Ross,
1995). Semua klorofil atau karotenoid terbenam atau melekat pada
molekul protein oleh ikatan nonkovalen. Secara keseluruhan, pigmen-
pigmen kloroplas meliputi separuh dari kandungan kandungan lipida total
pada membran tilakoid, sisanya adalah galaktolipida dan sedikit
fosfolipida. Sterol sangat jarang dijumpai pada membran tilakoid. (Lakitan,
1993).
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan klorofil
antara lain gen, bila gen untuk klorofil tidak ada maka tanaman tidak akan
memiliki klorofil. Cahaya, beberapa tanaman dalam pembentukan klorofil
memerlukan cahaya, tanaman lain tidak memerlukan cahaya. Unsur N,
Mg, Fe merupakan unsur-unsur pembentuk dan katalis dalam sintesis
klorofil. Air, bila kekurangan air akan terjadi desintegrasi klorofil. (Subandi,
2008).
Antara klorofil a dan klorofil b mempunyai struktur dan fungsi yang
berbeda, dimana klorofil a di samping bias menyerap energi cahaya,
klorofil ini juga bias merubah energi cahaya dan tidak bisa merubahnya
menjadi energi kimia dan energi itu akan ditransfer dari klorofil b ke
klorofil a. Klorofil b ini tidak larut dalam etanol tai dapat larut dalam ester,
dan kedua jenis klorofil ini larut dalam senyawa aseton (Devlin, 1975).
Semua tanaman hijau mengandung klorofil a dan krolofil b. Krolofil
a terdapat sekitar 75 % dari total klorofil. Kandungan klorofil pada
tanaman adalah sekitar 1% basis kering. Dalam daun klorofil banyak
terdapat bersama-sama dengan protein dan lemak yang bergabung satu
dengan yang lain. Dengan lipid, klorofil berikatan melalui gugus fitol-nya
sedangkan dengan protein melalui gugus hidrofobik dari cincin porifin-
nya. Rumus empiris klorofil adalah C55H72O5N4Mg (klorofil a) dan
C55H70O6N4Mg (klorofil b). (Subandi, 2008).
Metode

Alat Bahan
- Erlenmeyer
- Ranting Hidryla
- Pengaduk Kaca
- Air biasa
- Gunting
- Es batu
- Alat Tulis
- Benang
- Camera
- Literatur (Buku Paduan)

Cara Kerja
- Ranting hidryla diikat pada ujung pengaduk menggunakan benang
- Siapkan 3 erlenmeyer yang diisi air kurang lebih 200 ml
- Masukan ranting hidryla ke dalam masing – masing Erlenmeyer
sampai ranting hidryla tenggelam
- Amati gelembung pertama yang keluar dari pangkal ranting hidryla,
catat waktu nya.
- Amati banyaknya gelembung keluar selama 10 menit.

Hasil Pengamatan Dan Pembahasan


Percobaan yang diamati:
NO Percobaan Waktu keluarnya Banyaknya keluar gembung
gelembung selama 10 menit
1. Tanpa cahaya lampu+ 1 menit 41 detik 7 gelembung
Hidryla+ Air biasa
2. Cahaya lampu+ Hidryla+Air 10 detik 32 gelembung
biasa
3. Cahaya lampu+Hidryla+Es 2 menit 39 detik 21 gelembung
batu
Pembahasan
Cahaya matahari berperan penting dalam fotosintesis karena cahaya
berpengaruh dalam proses fotosintesis. Fotosintesis merupakan kunci proses
metabolisme di dalam tumbuhan. Cahaya matahari memiliki beberapa warna
spektrum dengan panjang gelombang tertentu. Panjang gelombang yang
dapat diterima pada tumbuhan yang memiliki panjang gelombang 360 nm –
720 nm.
A. Faktor Internal
Faktor internal fotosintesis lebih merujuk kepada faktor gen/hereditas
suatu tumbuhan itu sendiri. Tumbuhan memiliki kebutuhan yang berbeda-
beda terhadap kondisi lingkungan untuk menjalankan kehidupan normal.
Ada beberapa tumbuhan yang memiliki kelainan genetis, seperti tidak
mampu membentuk kloroplas/albino. Hal tersebut disebabkan oleh
karena faktor genetis yang tidak memiliki potensi untuk membentuk
kloropas.
B. Faktor Eksternal
Aktivitas fotosintesis sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan,
seperti temperatur, intensitas cahaya matahari, kandungan air dan
mineral, serta kandungan CO2 dan O2.
1. Temperatur
Sebagaimana kita ketahui, aktivitas fofosintesis merupakan reaksi
yang menggunakan enzim, sedangkan kerja enzim dipengaruhi oleh
temperatur. Aktivitas fotosintesis tidak berlangsung pada suhu di
bawah 5°C dan di atas 50°C. Mengapa demikian? Temperatur
optimum fotosintesis sekitar 28–30°C. Tumbuhan yang hidup di
daerah tropis memiliki enzim yang bekerja secara optimum karena
tumbuh di lingkungan yang memiliki kisaran suhu optimum.
2. Intensitas Cahaya
Semakin tinggi intensitas cahaya matahari, semakin tinggi pula
aktivitas fotosintesis. Hal ini terjadi jika didukung oleh tersedianya
CO2, H2O, dan temperatur yang sesuai. Kenaikan aktivitas
fotosintesis tidak akan terus berlanjut, tetapi akan berhenti sampai
batas keadaan tertentu karena tumbuhan memiliki batas toleransi.
Lamanya waktu pencahayaan sangat berpengaruh terhadap proses
fotosintesis. Pada musim hujan, lama pencahayaan menjadi pendek
yang mana berdampak pada aktivitas fotosintesis yang berkurang.
3. Kandungan Air dalam Tanah
Air adalah bahan dasar pembentukan karbohidrat (C6H12O6). Air
adalah media tanam, penyimpan mineral dalam tanah, dan mengatur
temperatur tumbuhan. Kurangnya kapasitas air dalam tanah akan
memperlambat pertumbuhan tumbuhan. Kurangnya air juga dapat
mengakibatkan kerusakan pada klorofil sehingga daun menjadi
berwarna kuning. Rusaknya klorofil tentu dapat mengganggu aktifitas
fotosintesis.
4. Kandungan Mineral dalam Tanah
Mineral berupa Mg, Fe, N, dan Mn adalah unsur yang berperan dalam
proses pembentukan klorofil. Tumbuhan yang hidup pada lahan yang
kekurangan Mg, Fe, N, Mn, dan H2O akan mengalami klorosis atau
penghambatan pembentukan klorofil sehingga daun berwarna pucat.
Rendahnya kandungan klorofil dalam daun akan memperlambat
terjadinya fotosintesis.
5. Kandungan CO2 di Udara
Kandungan CO2 di udara, sekitar 0,03%. Peningkatan konsentrasi
CO2 hingga 0,10% meningkatkan laju fotosintesis beberapa
tumbuhan hingga dua kali lebih cepat. Tetapi, keuntungan ini terbatas
karena stomata akan menutup dan fotosintesis terhenti jika
konsentrasi CO2 melebihi 0,15%
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
Cahaya merupakan sumber utama energy bagi kehidupan. Energicahaya
khususnya cahaya matahari masuk kedalam komponen brotik melalui perantara
produsen atau tumbuhan. Oleh tumbuhan energy matahari diubah menjadi
energy kimia.
Laju Fotosintesis sangat di pengaruhi oleh cahaya, baik itu cahaya buatan
ataupun cahaya matahari, semakin banyak cahayaa (intensitas) yang masuk,
maka laju fotosintesisnya pun akan semakin berlangsung cepat dengan kata lain
sebanding intensitas yang dipergunakan dalam proses fotosinttesis.
BAB II
RESPIRASI

Tujuan
Untuk membuktikan bahwa dalam proses respirasi tanaman melalui
udara pernafasan

Dasar Teori
A. Respirasi
Bernafas artinya melakukan pertukaran gas, yaitu mengambil oksigen
(O2) ke dalam paru-paru yang disebut proses inspirasi dan mengeluarkan
karbondioksida (CO2) serta uap air (H2O) yang disebut proses ekspirasi.
Sedangkan respirasi adalah seluruh proses sejak pengambilan O2 untuk
memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi.
Pertukaran gas O2 dan gas CO2 berlangsung melalui proses difusi. Alat-
alat pernafasan dapat berupa paru-paru, insang, trakea maupun bentuk
lain yang dapat melangsungkan pertukaran gas O2 dan gas CO2.
Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang
dilakukan jasad hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi
(SET) untuk digunakan dalam menjalankan fungsi hidup. Dalam
pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari, respirasi dapat disamakan
dengan pernapasan. Namun demikian, istilah respirasi mencakup proses-
proses yang juga tidak tercakup pada istilah pernapasan. Respirasi terjadi
pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga satuan
terkecil, sel. Apabila pernapasan biasanya diasosiasikan dengan
penggunaan oksigen sebagai senyawa pemecah, respirasi tidak hanya
melibatkan oksigen.
Respirasi dapat berlangsung dengan 2 cara, yaitu :
1. Respirasi Aerob (Oksidasi)
Proses ini merupakan pemecahan molekul dengan menggunakan
oksigen, reaksi umumnya sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + 675 kalori
Pada umumnya dalam keadaan normal manusia menggunakan
cara ini.
2. Respirasi Anaerob
Proses ini merupakan pemecahan molekul tidak menggunakan
oksigen. Reaksi umumnya sebagai berikut:
C6H12O6 → 2C2H5OH + CO2 + 28 Kalori
Pada proses respirasi anaerob terjadi pemecahan molekul
yang sempurna, karena masih dihasilkan zat organik sehingga
energinya belum terbebaskan semua. Pada proses tersebut hanya
terhenti sampai glikolisis dan terbentuk asam laktat, sehingga energi
yang dihasilkan sedikit dan dampaknya mengakibatkan kelelahan
pada tubuh. Proses ini umumnya terjadi pada organisme tingkat
rendah, yaitu pada ragi dan bakteri. Pada organisme tingkat tinggi
proses ini hanya berlangsung dalam keadaan darurat, yaitu apabila
persediaan oksigen kurang mencukupi. Ini terjadi ketika otot bekerja
terlalu keras dan berlebih.
B. Faktor yang mempengaruhi laju respirasi
1. Ketersediaan substrat
Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting
dalam melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat
yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula.
Demikian sebaliknya, bila substrat tanaman tinggi, maka akan
melakukan respirasi dengan laju yang tinggi pula.
2. Ketersediaan oksigen
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun
besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies
dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama.
Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak
mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan
tumbuhan untuk berespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang
tersedia di udara.
3. Suhu
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait
dengan faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan
meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10 oC. Namun hal ini
tergantung pada masing – masing spesies.
4. Tipe dan umur tumbuhan
Masing – masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan
metabolisme. Dengan demikian, kebutuhan tumbuhan untuk
berespirasi akan berbeda pada masing – masing spesies. Tumbuhan
muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding
tumbuhan yang tua.
Metode
Alat dan Bahan
- Alat Tulis - Saringan
- Camera - Lilin mainan
- Kompor - Timbangan digital
- Gelas Piala - Sterofom
- Elenmeyer - Kertas
- Termometer - Kecambah segar
- Pisau Cater - Air
Cara Kerja
- Menimbang kecambah segar sebanyak 2 kali masing-masing 50 gram
(percobaan 1 dan percobaan 2)
- Menyiampkan 2 elenmeyer untuk 2 percobaan
- Untuk percobaan 2 masukan ke dalam gelas piala lalu masukan air
mendidih kedalamnya sampai di diamkan selama 10 menit lalu di
tiriskan, di ampar di atas kertas, dibiarkan sampai benar-benar dingin.
- Masukan percobaan 1 dan 2 secara bersamaan ke dalam elenmeyer
lalu tutup dengan gabus yang sudah diberi tanda bagian tengahnya.
- Masukan termometer kondisi 0 derajat melalui lubang bagus yang
sudah di beri tanda garis tengahnya, beri plastisin di bangian pinggir
mulut botol dan sekitar thermometer untuk mencegah keluar
masuknya udara.
- Amati kedua perlakuan mana yang menunjukkan suhu yang tinggi
dan yang rendah, di diamkan selama 1 jam.
Hasil pengamatan dan pembahasan
Percobaan Suhu Kondisi Elenmeyer
1 30 dejarat Di dinding-dinding elenmeyer mengalami
pengembunan di karenakan terjadi
respirasi/pernafasan pada kecambah.
2 28 derajat Tidak mengalami pengembunan di karenakan tidak
bernafas atau mati..

Pembahasan
Dari hasil percobaan yang dilakukan sempel A mengalami pengembunan karena
kecambah melakukan respirasi atau bernafasan sehingga dalam elenmeyer yang
ditutup atau kedap udara terjadi perebutan oksigen, sedangkan pada sampel B
tidak terjadi pengembunan karena kecambah sudah di rebus sehingga
kecambah tidak bernafas atau mati.
Kesimpulan
Berdasarkan data dan analisa praktikum respirasi pada kecambah yang telah
dijelaskan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Seperti makhluk hidup lainnya, kecambah bernapas membutuhkan
oksigen dan menghembuskan karbon dioksida serta uap air. Yang dapat
diamati dari pergerakan air pada pipa skala respirometer. Respirasi
kecambah sama halnya dengan makhluk hidup lain.
2. Laju kecepatan respirasi kecambah yang diujikan dari menit ke menit,
seharusnya mengalami peningkatan seiring bertambahnya jumlah
kecambah. Dan tidak mengalami respirasi saat tidak ada kecambah yang
diujikan.
3. Laju kecepatan respirasi pada kecambah bergantung pada beberapa
faktor, diantaranya jumlah kecambah, massa, umur, suhu, serta substrat
kecambah sebagaimana yang telah dijelaskan.
BAB III
PENGENALAN DAN MORFOLOGI BIJI

Tujuan
mengetahui pengolongan biji berdasarkan sifat fisiologis dan jumlah
kotiledon.
Metode
Alat dan Bahan
- Alat Tulis
- Pisau
- Biji kacang-kacangan
- Air
- camera
Cara Kerja
- Ambil 3 sampel biji
- Rendam dalam air selama 1 malam
- Biji ditiriskan kemudian dibelah
- Amati dan gambarkan bagian-bagian biji

Hasil pengamatan dan pembahasan


N Nama Nama Bentuk Kulit benih Sifat Jumlah
O indonesia ilmiah fisiologis kotiledon
Warna Kilapan Tekstur
1 Kacang Arachis Lonjong Coklat Mengkilap Kasar Ortodoks Dikotil
tanah hypogaea.L
2 Jagung Zeamays Bulat Orange mengkilap Halus Ortodoks Monokotil
ssp. pipih putih
Mays.L
Pembahasan
- Kacang tanah

Radicle

(bakal akar)

Plumule

(bakal daun)
Cotyledon

(cadangan makanan)

- jagung

Fungsi:
- Plumula merupakan daun dan batang pada embrio yang terletak di
ujung
- Radikula adalah sebagai bagian tanaman yang akan menyokong dan
menyuplai bahan-bahan makanan untuk di proses pada bagian
tanaman lainnya.
- Kotiledon adalah mengandung cadangan makanan yang tersimpan
dari biji untuk memberikan tumbuhan semburuan awal energy untuk
tumbuhan
- Kulit Biji ( Spermodermis )
Dalam bagian-bagian biji yang pertama ilah kulit biji. Kulit biji atau
spermodermis berasal dari selaput bakal biji ( integumentum ).
Umumnya kulit biji pada tumbuhan biji tertutup ( Angiospermae )
terdiri dari dua lapisan yaitu :
 Lapisan kulit luar ( testa ), lapisan ini berfungsi sebagai
pelindung utama dari bagian dalam biji. Lapisan ini
mempunyai bentuk yang bervariatif, ada yang tipis, kaku
seperti kulit, ada juga yang keras seperti kayu atau batu.
 Lapisan kulit dalam ( tegmen ) lapisan ini lebih tipis seperti
selaput dan lebih dikenal dengan kulit ari. Pada tumbuhan biji
telanjang ( Gymnospermae ) terdapat tiga lapisan kulit biji
yaitu :
 Kulit luar ( sarcotesta ) kulit yang tebal dan berdaging
serta mengalami perubahan warna dari muda hingga
tua.
 Kulit tengah ( scleroresta ) kulit yang kuat dan keras,
berkayu dan menyerupai kulit dalam ( endocarpium )
pada buah batu.
 Kulit dalam ( endotesta ) lapisan kulit ini biasanya
melekat pada bagian bagian biji dan berbentuk seperti
selaput tipis.
- Endosperma, dalam botani, adalah bagian dari biji tumbuhan
berbunga (Anthophyta) yang merupakan hasil dari pembuahan
berganda selain embrio. Endosperma dapat dikatakan sebagai
"saudara kembar" embrio karena selalu terbentuk bersama, tetapi
berbeda dengan embrio yang diploid, endosperma memiliki tiga set
genom atau triploid.
Endosperma dapat dilihat dengan jelas pada biji-bijian tertentu,
seperti padi, jagung, apokat, serta jarak karena dalam perkembangan
biji ia berfungsi vital dalam mendukung perkecambahan. Fungsinya
yang paling utama adalah sebagai penyedia cadangan energi bagi
embrio (lembaga) dalam proses perkecambahan. Karena itu, protein
penyusunnya adalah albumin, protein yang larut dalam air. Karena
fungsinya ini, pada endosperma seringkali terkandung karbohidrat
dan lemak. Walaupun demikian, endosperma tidak selalu ditemukan
pada biji-biji yang telah dewasa / berkembang penuh. Pada suku
kacang-kacangan (Fabaceae) serta sawi-sawian (Brassicaceae),
misalnya, endosperma tidak ditemukan karena menyusut (rudimenter)
dalam perkembangan biji dan fungsi penyedia cadangan energi
digantikan oleh bagian embrio sendiri, yaitu daun lembaga atau
kotiledon.
Lapisan terluar endosperma beberapa biji serealia memiliki
jaringan pelindung tipis yang dapat mengandung pigmen dan disebut
lapisan aleuron.
- Koleoptil adalah bagian dari ujung daun berupa selaput yang
menyelubungi jaringan ujung pangkal daun pada embrio suku rumput-
rumputan. Jaringan ini melindungi ujung daun ketika tumbuh dari
tanah.
- Koleoriza yaitu selubung yang melindungi akar atau ujung akar.
- Epikotil adalah ruas batang di atas daun lembaga yang akan tumbuh
menjadi batang dan daun.

Kesimpulan
berdasarkan hasil praktikum diperoleh bahwa setiap tumbuhan setiap buah
memiliki tipe buah dan biji yang berbeda-beda.
biji pada tumbuhan berbiji ada 2 macam, yaitu biji berkeping tunggal
(monokotil) dan biji berkeping dua (dikotil). Cara lain untuk mengetahui jenis biji
dari suatu tumbuhan adalah dengan mengamati bentuk akar, batang, atau
bagian lain dari tumbuhan tersebut.
BAB IV
EPIGEAL DAN HYPOGEAL

Tujuan
untuk membandingkan pertumbuhan epigeal dan hypogeal

Metode
Alat Bahan
- Alat Tulis - Padi
- Camera - Gelas Aqua
- Handsprayer - Pasir atau Tanah
- Air
Cara Kerja
- Ambil beberapa biji rendam dalam air selama 1 malam (biji yang
bagus yang tenggelam)
- Isi gelas aqua dengan tanah atau pasir yang sebelumnya gelas diberi
lubang dibawahnya
- Tanam biji tersebut dalam gelas aqua sebanyak 3 biji
- Siram media
- Amati pertumbuhan biji
Hasil Pengamatan dan Pembahasan
Pengamatan

Pembahasan
- Hipokotil : sebagai tempat dimana akan menjadi bagian dari akar
- Radikula : sebagai bagian tanaman yang akan berkembang menjadi
akar tanaman yang akan menyokong dan menyuplai bahan-bahan
makanan untuk di proses pada bagian tanaman lainnya.
- Kotiledon : mengandung cadangan makanan yang tersimpan dari biji
untuk memberikan tumbuhan semburan awal energy untuk tumbuh.
- Daun sejati : sebagai tempat utnuk mengelolah zat makanan yang
dimiliki.
- Epikotil : batang penghubung antara kotiledon jagung.
- Kekeoptil : sebagai topi pelindung yang menutupi bagian yang akan
menjadi batang dan daun tanaman.
Kesimpulan
Dapat di simpulkan bahwa dalam perkecambahan ,biji hanya memerlukan
air dan cahaya, apa bila biji memiliki kulit yang keras maka akan lama akan
berkecambah secara alami,
BAB V
PENGAMATAN PENAMPANG MELINTANG DAUN MONOKOTIL DAN
DIKOTIL

Tujuan
untuk mengamati perbedaan anatomi daun tanaman monokotil dan dikotil
Dasar Teori
Daun merupakan bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap
tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada
batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian yang lain pada tubuh
tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau melekkatnya daun
dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat diatas daun yang
merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla).
Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang
dinamakan klorofil, oleh karena itu, daun biasanya berwarna hijau dan
menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuh-
tumbuhan nampak hijau pula. Bagian tumbuh-tumbuhan ini mempunyai
umur yang terbatas, akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada
batang. Pada waktu akan runtuh warna daun berubah menjadi kekuning-
kuningan dan akhirnya menjadi perang.
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari
batang, umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama
berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui
fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam
melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof
obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi
energi cahaya menjadi energi kimia.
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa
tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai
pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat,
dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk
ekstremnya bisa meruncing panjang. Daun juga bisa bermodifikasi
menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan
fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit
juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air.
Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian :
1. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas
dan epidermis bawah, untuk mencegah penguapan yang terlalu
besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada
epidermis terdapat
stoma atau mulut daun, stoma berguna untuk tempat
berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan.
Epidermis berfungsi untuk pengambilan nutrisi dari dalam air dan
untuk pertukaran gas. Pada banyak tumbuhan air, epidermis
berklorofil, kutikula tipis, stomata umumnya tidak ada. Pada
tumbuhan air yang terapung letak stomata pada permukaan atas.
Daun yang terendam air termodifikasi menjadi bentuk silindris
untuk meminimalkan arus air yang melewati daun mencegah
koyaknya daun.
2. Parenkim/Mesofil
Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni palisade (jaringan
pagar) dan spons (jaringan bunga karang), keduanya
mengandung kloroplast. Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang
jaringan bunga karang sel-selnya agak renggang, sehingga masih
terdapat ruang-ruang antar sel. Kegiatan fotosintesis lebih aktif
pada jaringan pagar karena kloroplastnya lebih banyak daripada
jaringan bunga karang.
Letak palisade tepat dibawah epidermis pada sisi adaksial
disebut daun dorsiventral atau bifacial. Sedangkan pada
tumbuhan xerofit pada kedua sisi daun palisade disebut daun
isobilateral. Parenkim spons berbentuk isodiametris atau
memanjang sejajar permukaan daun. Fungsi untuk penyimpan
gula dan asam amino yang di sintesis di lapisan palisade,
membantu pertukaran gas. Pada siang hari terdapat sel-sel spons
yang mengeluarkan O2 dan uap air ke lingkungan dan mengambil
CO2 dari lingkungan.
3. Jaringan Pembuluh
Jaringan pembuluh terletak pada jaringan spons. Jaringan
pembuluh pada daun merupakan kelanjutan dari jaringan
pembuluh pada batang. Ada dua jenis pembuluh yaitu Pembuluh
Kayu (xylem) yang berperan untuk mengangkut air dan mineral
yang diserap akar dari tanah menuju daun dan Pembuluh Tapis
(floem) yang berperan untuk mengangkut hasil fotosintesis ke
seluruh bagian tumbuhan. Pada tumbuhan dikotil, terdapat
kambium yang membatasi pembuluh kayu dan pembuluh tapis.
Tapi pada tumbuhan monokotil, tidak terdapat kambium yang
membatasi pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Akibat adanya
kambium, memungkinkan batang tumbuhan dikotil bertambah
lebar dan terbentuknya lingkaran tahun pada batang.
Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada
kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ
fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat
mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air. Daun
tua telah kehilangan klorofil sebagai bagian dari penuaan.
Ikatan pembuluh daun disebut tulang daun. Pada daun
bertulang jala umumnya terrdapat satu ibu tulang daun di tengah
dan akan bercabang-cabang menjadi lebih kecil. Pada daun
bertulang sejajar terdapat beberapa tulang daun yang sama
tebalnya, dan letaknya sejajar panjang daun dan bertemu di ujung
distal. Tulang daun tengah dapat mempunyai ikatan pembuluh
besar atau dapat pula terpisah menjadi beberapa ikatan pembuluh
kecil. Di sebelah atas dan bawah jaringan pembuluh itu terdapat
parenkim yang sering disertai oleh kolenkim di tepi. Penambahan
jaringan seperti itu mengakibatkan tulang daun tengah itu agak
tersembul di atas permukaan helai daun. Ikatan pembuluh kecil
dalam mesofil dikelilingi oleh satu atau dua lapis sel tersusun
rapat yang bersama-sama membentuk seludang pembuluh.
Ada beberapa fungsi atau manfaat daun bagi tumbuhan,
antara lain :
a. Tempat Terjadinya Fotosintesis
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan
zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan
tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan
menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta
dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari.
b. Sebagai Organ Pernapasan atau Respirasi
Stomata berfungsi sebagai organ respirasi. Stomata
mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan
fotosintesis, mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis.
Stomata ibarat hidung kita dimana stomata mengambil
CO2 dari udara dan mengeluarkan O2, sedangkan hidung
mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Stomata terletak
di epidermis bawah. Selain stomata, tumbuhan tingkat
tinggi juga bernafas melalui lentisel yang terletak pada
batang.
c. Tempat Terjadinya Transpirasi
Transpirasi adalah hilangnya uap air dari permukaan
tumbuhan.
d. Tempat Terjadinya Gutasi
Gutasi adalah proses pelepasan air dari jaringan daun
dalam bentuk cair. Gutasi terjadi melalui lubang-lubang
pengeluaran yang terdapat pada bagian tepi daun sebagai
bagian dari proses pengeluaran kelebihan air sebagai sisa
metabolisme, khususnya pada saat pengeluaran dengan
cara transpirasi (penguapan) tidak efektif, misalnya pada
malam hari. Gutasi dapat diamati pada pagi hari dan dapat
disalahartikan sebagai embun. Ia terlihat sebagai tetes-
tetes air di tepi daun yang tersusun teratur, sesuai dengan
lokasi lubang pengeluaran.
e. Alat Perkembangbiakkan Vegetatif
Reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi makhluk
hidup secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel
kelamin jantan dan betina). Reproduksi vegetatif bisa
terjadi secara alami maupun buatan. Perkembangbiakan
dengan membelah diri biasanya terjadi pada hewan tingkat
rendah, bersel satu (protozoa), misalnya : amoeba dan
paramaecium. Pembelahan diri biner jika terjadi
pembelahan individu menjadi 2 individu baru, dan disebut
pembelahan diri multipel (perkembangbiakan dengan
spora) jika pembelahan individu menjadi banyak individu.

Metode
Alat
- Mikroskop Bahan
- Kaca Preparat - Tanaman atau daun
- Cover Glass Atau monokotil dan dikotil
Penutup Preparat
- Cater
- Gelas Piala
- Camera - Alcohol 70 persen
- Literature - Air
- Alat Tulis - Tisu
Cara Kerja
- Buat preparat dengan cara memotong daun secara melintang setipis
mungkin.
- Irisan tadi dimasukkan ke dalam air biasa lalu diambil dan diletakan di
atas kaca preparat lalu tutup dengan cover glass.
- Letakkan hasil preparat di atas meja preparat lalu amati dengan
menggunakan mikroskop dengan lensa objektif dengan 4 kali
pembesaran atau 10 kali pembesaran
- Sebelum digunakan kaca dan cover glass dibersihkan dengan alcohol
70 persen
- Setelah didapatkan gambar dari jaringan objek yang di amati lalu
digambar lalu diberi kan keterangan
Hasil Pengamatan Dan Pembahasan
Pengamatan

Pembahasan
1. Monokotil
- Epidermis : bagian terluar dari batang
- Stomata : mulut daun
- Floem : jaringan pengankut pada tumbuhan berpembulu yang
berfungsi dalam transpirasi hasil fotosintesis terutama gula sukrosa
- Xilem : merupakan salah satu dari dua kelompok utama jaringan
pembulu yang dimiliki
- Misofil : jaringan yang ditemukan dibagian dalam daun
2. Dikotil
- Bunga karang : jaringan spons / jaringan penyusun daun
- Epidermis : bagian terluar pada batang
- Palisade : jaringan tiang
- Stomata : mulut daun
- Xilem : mengangkut air dari akar ke daun akan pada umumnya
tersusun antara sel-sel
BAB VI
DORMANSI

Tujuan
mengetahui cara-cara mematahkan dormansi pada biji kemiri
Dasar Teori
Dormansi adalah masa istirahat biji sehingga proses perkecambahan tidak
dapat terjadi, yang disebabkan karena adanya pengaruh dari dalam dan
luar biji. Dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk
menunda perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan
memungkinkan untuk melangsungkan proses tersebut. Dormansi dapat
terjadi pada kulit biji maupun pada embryo. Biji yang telah masak dan siap
untuk berkecambah membutuhkan kondisi klimatik dan tempat tumbuh
yang sesuai untuk dapat mematahkan dormansi dan memulai proses
perkecambahannya.
Pretreatment skarifikasi digunakan untuk mematahkan dormansi
kulit biji, sedangkan stratifikasi digunakan untuk mengatasi dormansi
embryo. Tipe dormansi biji antara lain:
1. Dormansi fisik : yang menyebabkan pembatasan structural
terhadap perkedcambahan. seperti kulit biji ynag keras dan kedap
sehingga menjadi penghalang mekanisme terhadap masuknya air
dan gas pada beberapa jenis tanaman
2. Dormansi fisiologis : dapat disebabkan oleh bebrapa mekanisme,
umumnya dapat disebabkan oleh pengatur tumbuh baik
penghambat atau perangsang tumbuh, dapat juga oleh factor-faktor
dalam sepert immaturity atau ketidaksamaan embrio dan sebab-
sebab fisiologis lainnya.
Menurut Tamin (2007) dormansi benih merupakan ketidakmampuan benih
hidup untuk berkecambah pada suatu kisaran keadaan luas yang dianggap
menguntungkan untuk benih tersebut. Dormansi dapat disebabkan karena tidak
mampunya benih secara total untuk berkecambah atau hanya karena
bertambahnya kebutuhan yang khusus untuk perkecambahannya. Dormansi benih
dapat disebabkan keadaan fisik dari kulit biji dan keadaan fisiologis embrio, atau
kombinasi dari keduanya.
Dormansi adalah suatu keadaan pertumbuhan yang tertunda atau keadaan
istirahat, merupakan kondisi yang berlangsung selama suatu periode yang tidak
terbatas walaupun berada dalam keadaan yang menguntungkan untuk
perkecambahan. Biji yang dorman adalah biji yang gagal berkecambah, apabila
diletakkan pada suatu lingkungan yang mendukung perkecambahan anggota
populasi biji yang lain, yang tidak dorman (Gardner, 1991).
Menurut Abidin (1993) dormansi terjadi disebabkan oleh faktor luar
(eksternal) dan faktor dalam (internal). Faktor-faktor yang menyebabkan dormansi
pada biji adalah ; tidak sempurnanya embrio (rudimetery embrio), embrio yang
belum matang secara fisiologis, kulit biji yang tebal (tahan terhadap gerakan
mekanis), kulit biji impermeable, dan adanya zat penghambat (inhibitor) untuk
perkecambahan.
Fase induksi terjadi pada saat biji mengalami pematangan (maturation)
menuju fase istirahat. Proses ini dipengaruhi oleh cahaya, temperatur, zat kimia
dan faktor lingkungan lainnya. Kehadiran inhibitor (seperti ABA) dan promoter
(auksin, giberelin, dan sitokinin) sangat berpengaruh terhadap biji yang
mengalami dormansi dan perkecambahan (Abidin 1993).
Perkembangan kulit biji impermeabel berpengaruh secara langsung terhadap
fase istirahat (dormansi). Kulit biji impermeabel bagi biji yang sedang mengalami
dormansi, dapat mereduksi kandungan oksigen yang ada dalam biji, sehingga
dalam keadaan anaerobik, terjadi sintesa zat penghambat tumbuh. Pemecahan
dormansi dan penciptaan lingkungan yang cocok sangat perlu untuk memulai
proses perkecambahan untuk beberapa spesies. Perlakuan tergantung pada tipe
dormansi yang terlibat (dormansi fisik, dormansi fisiologi, atau dormansi ganda).
Perlakuan tersebut mencakup skarifikasi, stratifikasi, biakan embrio, dan berbagai
kombinasi dari perlakuan-perlakuan ini dengan pengaturan lingkungan yang
cocok (Harjadi 1991).
Perkecambahan benih yang mengandung kulit biji yang tidak permeabel
(impermeabel) dapat dirangsang dengan skarifikasi – pengubahan kulit biji untuk
membuatnya menjadi permeabel terhadap gas-gas dan air. Ini tercapai dengan
bermacam teknik, cara-cara mekanik termasuk tindakan pengempelasan
merupakan tindakan paling umum. Tindakan air panas 77 – 100 0C efektif untuk
benih “honey locust”. Beberapa benih dapat diskarifikasi dengan tindakan H2SO4
(Harjadi 1991).
Perkecambahan adalah suatu proses mengaktifkan embrio yang
mengakibatkan terbukanya kulit benih dan munculnya tumbuhan muda. Beberapa
hal penting yang terjadi pada saat perkecambahan adalah imbibisi (penyerapan)
air, pengaktifan enzim, munculnya kecambah dan akhirnya terbentuklah anakan
(Copeland, 1976).
Zat pengatur tumbuh tanaman (plant regulator) adalah senyawa organik
yang bukan hara, yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung (promote),
menghambat (inhibit) dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan. Zat pengatur
tumbuh 25 (hormon) adalah zat kimia yang dibuat dalam suatu bagian tanaman
tertentu, tetapi mempengaruhi bagian lain dari tanaman tersebut (Darmawan dan
Baharsjah 2010). Zat pengatur tumbuh di dalam tanaman terdiri dari lima
kelompok yaitu auksin, giberelin, sitokinin, etilen dan inhibitor dengan ciri khas
dan pengaruh yang berlainan terhadap proses fisiologis (Abidin 1993).
Zat pengatur tumbuh giberelin fungsinya untuk merangsang pembesaran dan
pembelahan sel. Terutama untuk merangsang pertumbuhan primer. Giberelin
mempengaruhi perkecambahan dan mengakhiri masa dorman pada biji. Giberelin,
sedikitnya terdiri dari 9 persenyawaan terpenoid yang berhubungan dekat.
Senyawa ini ditemukan dari studi mengenai pertumbuhan yang berlebihan dari
padi yang diserang suatu cendawan, mempengaruhi meristem di bawah ujung.
Pengaruh yang paling menakjubkan adalah rangsangan pertumbuhan pada banyak
tipe tanaman yang mampat (roset). Pemberian sedikit saja mengubah buncis tipe
semak ke tipe menjalar, atau jagung kerdil ke jagung biasa. Efek ini digunakan
untuk uji biologi. Disamping membalik sifat kerdil, giberelin memiliki efek yang
luas dalam banyak proses perkembangan, terutama yang dikendalikan oleh suhu
dan cahaya (fotoperiode) ; termasuk dormansi tanaman dan biji, perkecambahan,
perkembangan tangkai biji dan buah (Harjadi 1991).
Tahap pertama perkecambahan dimulai dengan proses penyerapan air oleh
benih, yang kemudian melunaknya lubang perkecambahan, dan hidrasi oleh
protoplasma. Tahap kedua dimulainya kegiatan sel dan enzim serta naiknya
tingkat respirasi benih. Tahap ketiga merupakan tahap terjadinya penguraian
bahan-bahan karbohidrat, lemak dan.protein menjadi bentuk yang terlarut dan
ditranslokasikan ke seluruh titik tumbuh. Tahap keempat proses
perkecambahan benih adalah asimilasi dari bahan-bahan yang telah terurai di
daerah meristematik, menghasilkan energi untuk kegiatan pembentuk
komponen dan pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan,
pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh. Sebelum daun
berfungsi, maka pertumbuhan kecambah sangat tergantung pada ketersediaan
makanan di dalam biji (Nurshanti, 2013). Menurut Kartasapoetra (1995:63),
syarat perkecambahan biji antara lain :
a. Tersedianya Air
b. Bagian biji yang mengatur masuknya air yaitu kulit dengan cara
imbibisi (perembesan) dan mikro raphae hilum dengan cara difusi
(perpindahan substansi karena perbedaan konsentrasi) dari kadar air
tinggi ke rendah/konsentrasi larutan rendah ke tinggi. Faktor yang
mempengaruhi penyerapan air : permeabilitas kulit/membran biji dan
konsentrasi air. Karena air masuk secara difusi, maka konsentrasi
larutan diluar bji harus tidak lebih pekat dari di dalam biji.
c. Suhu air : suhu air tinggi energi meningkat, difusi air meningkat
sehingga kecepatan penyerapan tinggi
d. Tekanan hidrostatik : berbanding terbalik dengan kecepatan
penyerapan air. Kerika volume air dalam membran biji telah sampai
pada batas tertentu akan timbul tekanan hidrostatik yang mendorong
keluar biji sehingga kecepatan penyerapan air menurun
e. Luas permukaan biji yang kontak dengan air : berhubungan dengan
kedalaman penanaman biji dan berbanding lurus dengan kecepatan
penyerapan air
f. Daya intermolekuler : merupakan tenaga listrik pada molekul-molekul
tanah atau media tumbuh. Makin rapat molekulnya, makin sulit air
diserap oleh biji.Berbanding terbalik dengan kecepatan penyerapan air.
g. Spesies dan Varietas : berhubungan dengan faktor genetik yang
menentukan susunan kulit biji
h. Tingkat kemasakan : berhubungan dengan kandungan air dalam biji,
biji makin masak, kandungan air berkurang, kecepatan penyerapan air
meningkat
i. Komposisi Kimia : biji tersusun atas karbohidrat, protein, lemak.
Kecepatan penyerapan air: protein > karbohidrat > lemak
j. Umur : berhubungan dengan lama penyimpanan makin lama disimpan,
makin sulit menyerap air.

Metobe
Alat Bahan
- Gelas piala - Biji kemiri
- Pinset - Polybag
- Gembor - Air aki
- Gelas ukur - Air panas
- Amplas - kikir atau palu
- Air biasa
- Tanah
Cara Kerja
- Ambil 30 sampel biji kemiri dengan perlakuan
 Biji kemiri direndam air aki 50 % -> 50 ml air aki ditamabah air
biasa 50 ml
 Biji kemiri direndam air panas direndam selama 30 menit
 Biji kemiri di amplas, di kikir, diletakkan lalu di lapisin lalu di
pukul menggunakan palu
- Kemiri yang telah diberi perlakuan di tanam dalam polybag yang telah
di isi media
- Siram semaian apabila tidak ada hujan
- Amati pertumbuhannya dalam waktu 1 minggu sekali. Perlakuan
mana yang paling cepat tumbuh.
HASIL Pengamatan Dan Pembahasan
PERLAKUAN JUMLAH KECAMBAH KETERANGAN
1 Rendam air aki 50% - Tidak tumbuh
2 Rendam air panas - Tidak tumbuh
3 Di amplas - Tidak tumbuh

PEMBAHASAN
Setelah di lakukan penanaman di 30 polibag dengan 3 perlakuan biji
kemiri tidak tumbuh di karenakan factor biji yang tidak bagus
BAB VII
MENGUKUR TRANSPIRASI PERTIMBANGAN

Tujuan
untuk mengetahui penguapan yang terjadi pada tanaman melalui proses
transpirasi
Dasar Teori
A. Pengertian Transpirasi
Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari
jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati
stomata, lubang kutikula, dan lentisel. Transpirasi merupakan
pengeluaran berupa uap H2O dan CO2, terjadi siang hari saat panas,
melaui stomata (mulut daun) dan lentisel (celah batang). Transpirasi
berlangsung melalui bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara
luar, yaitu melalui pori-pori daun seperti stomata, lubang kutikula, dan
lentisel oleh proses fisiologi tanaman.
Transpirasi adalah terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui
stomata dan kutikula ke udara bebas (evaporasi). Jadi semakin cepat laju
transpirasi berarti semakin cepat pengangkutan air dan zat hara terlarut,
demikian pula sebaliknya. Alat untuk mengukur besarnya laju transpirasi
melalui daun disebut fotometer atau transpirometer.
Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui kutikula
hanya 5-10% dari jumlah air yang ditranspirasikan. Air sebagian besar
menguap melalui stomata, sekitar 80% air ditranspirasikan berjalan
melewati stomata, sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat
mempengaruhi laju transpirasi. Selain itu transpirasi juga terjadi melalui
luka dan jaringan epidermis pada daun, batang, cabang, ranting, bunga,
buah dan akar.
Tidak semua tumbuhan mengalami proses transpirasi. Sedangkan
pada tumbuhan yang mengalami proses ini, transpirasi terkadang terjadi
secara berlebihan sehingga mengakibatkan tumbuhan kehilangan banyak
air dan lama kelamaan layu sebelum akhirnya mati.
B. Macam-Macam Transpirasi
Ada tiga tipe transpirasi yaitu :
1. Transpirasi Kutikula
Adalah evaporasi(penguapan) air yang tejadi secara langsung
melalui kutikula epidermis. Kutikula daun secara relatif tidak
tembus air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi
kutikula hanya sebesar 10 persen atau kurang dari jumlah air yang
hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air
yang hilang terjadi melalui stomata.
2. Transpirasi Stomata
Adalah Sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara
sel-sel tersebut terdapat ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh
dinding-dinding sel mesofil yang jenuh air. Air menguap dari
dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan uap air
kemudian berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel ke
atmosfer di luar. Sehingga dalam kondisi normal evaporasi
membuat ruang-ruang itu selalu jenuh uap air. Asalkan stomata
terbuka, difusi uap air ke atmosfer pasti terjadi kecuali bila
atmosfer itu sendiri sama-sama lembab.
3. Transpirasi Lentikuler
Lentisel adalah daerah pada kulit kayu yang berisi sel-sel yang
tersusun lepas yang dikenal sebagai alat komplementer, uap air
yang hilang melalui jaringan ini sebesar 0.1 % dari total transpirasi
C. Mekanisme Transpirasi
Pada transpirasi, hal yang penting adalah difusi uap air dari udara yang
lembab di dalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan air dari
daun umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun
dari berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar
ke pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar. Ada banyak langkah dimana
perpindahan air dan banyak faktor yang mempengaruhi pergerakannya.
Air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui rambut akar,
sebagian besar bergerak menurut gradien potensial air melalui xilem. Air
dalam pembuluh xilem mengalami tekanan besar karena molekul air polar
menyatu dalam kolom berlanjut akibat dari penguapan yang berlangsung
di bagian atas. Sebagian besar ion bergerak melalui simplas dari
epidermis akar ke xilem, dan kemudian ke atas melalui arus transportasi.
D. Faktor Yang Mempengaruhi Transpirasi
Tumbuhan
Kegiatan transpirasi terpengaruh oleh banyak faktor baik faktor-faktor
dalam maupun faktor-faktor luar,
1. Yang terhitung sebagai faktor-faktor dalam adalah:
a. Besar kecilnya daun
b. Tebal tipisnya daun
c. Berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun
d. Banyak sedikitnya bulu di permukaan daun
e. Banyak sedikitnya stomata
f. Bentuk dan lokasi stomata
2. Faktor-faktor luar yang mempengaruhi transpirasi
a. Sinar matahari
Sinar menyebabkan membukanya stoma dan gelap
menyebabkan menutupnya stoma jadi banyak sinar
mempercepat transpirasi
b. Temperatur
Pengaruh temperatur terhadap transpirasi daun dapat pula
ditinjau dari sudut lain yaitu didalam hubungannya dengan
tekanan uap air didalam daun dan tekanan uap air diluar daun,
kenaikan temperatur menambah tekanan uap didalam daun.
c. Kelembaban udara
d. Angin
e. Keadaan air didalam tanah
Walaupun beberapa jenis tumbuhan dapat hidup tanpa
melakukan transpirasi, tetapi jika transpirasi berlangsung pada
tumbuhan agaknya dapat memberikan beberapa keuntungan
bagi tumbuhan tersebut misalnya dalam:
f. Mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui pembuluh
xylem
g. Menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi
optimal
h. Sebagian salah satu cara untuk menjaga stabilitas suhu.
Metode
Alat - Elenmeyer
- Gunting - Pengukur waktu
- Pisau Okulasi - Camera
- Cater - Literature
- Timbangan - Alat tulis

Bahan
- Spesiea tanaman Cara Kerja
- Plastisin
- Air
- Gabus/sterofom

- Potong tanaman sepanjang 40 cm 2 pas (2 biji)


- Siapkan Erlenmeyer yang berisi air 20 ml
- Masukan atau tancapkan tanaman kedalam Erlenmeyer melalui
penutup gabus/sterofom.
- Timbang contoh uji satu diluar ruangan yang terkena cahaya
matahari, contoh uji dua diletakkan di dalam ruangan tanpa cahaya.
- Melakukan timbangan sebanyak 3 kali setiap 30 menit dari setengah
jam.
- Tancapkan menggunakan lobang tutup pulpen lalu masukan tanaman
yang mau di tancap
- Hasil pengamatan masukan kedalam table pengamatan
Hasil pengamatan dan pembahasan
NO NAMA TANAMAN BERAT BERAT BERAT BERAT BERAT
I II III I-II II-III
1. Sawo diluar (A) 393,5 392,5 391,0 1 1,5
2. Sawo didalam 399,5 399,0 399,0 0,5 0

PEMBAHASAN
Jadi dapat di simpulkan bahwa tanaman yang terkena sinar matahari akan lebih
cepat mengalami penguapan sehingga mempengaruhi berat tanaman . karena
dalam airlenmayer kedap udara tumbuhan tidak bisa menyerap air pada
airlenmayer.
Daftar pustaka

http://a32121008.blogspot.com/2013/07/hubungan-intensitas-cahaya-dengan
-laju_6761.html
https://www.zonasiswa.com/2017/06/faktor-yang-mempengaruhi-fotosintesis.html
https://www.google.com/search?q=gambar+pertumbuhan+pada+kacang+tanah
&safe=strict&sxsrf=ACYBGNTsSaWYceSyMFaRpd4XCO0fRYUaRA:157
6558052649&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwjmm8i18Lvm
AhWVUn0KHXeRBi4Q_AUoAXoECAwQAw&biw=1366&bih=608#imgrc=I
Sadqqca4n_46M:
https://www.google.com/search?q=gambar+pertumbuhan+jagung&safe=strict&s
xsrf=ACYBGNSan8Z5Clz7ae69G6Lb4esmxnhL6w:1576558395678&sour
ce=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwj8kpHZ8bvmAhWd93MBHYK1
D_QQ_AUoAXoECAwQAw&biw=1366&bih=608#imgrc=A34w0_TFzqQIz
M:
http://waidatinatin.blogspot.com/2016/05/laporan-praktikum-biologi-respirasi.html

http://roselolitaaa.blogspot.com/2016/06/laporan-praktikum-fisiologi

-tumbuhan_23.html

http://luqmanmaniabgt.blogspot.com/2012/07/laporan-transpirasi.html

Anda mungkin juga menyukai