Anda di halaman 1dari 50

BAB IV

ANALISA

A. Realisasi Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Substansi Mata Pelatihan

Berikut Penulis jabarkan penerapan nilai-nilai dasar Akuntabilitas,

Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi alam kegiatan

aktualisasi yang penulis laksanakan.

1. Kegiatan I : Pelaksanaan konsultasi dengan kepala sekolah

tentang Pembuatan Alokasi Waktu Khusus Untuk Pelaksanaan Wudhu

dan Sholat Dhuhadi SMP Negeri 16 Satap Tambusai Utara Kabupaten

Rokan Hulu Provinsi Riau

a. Akuntabilitas

Penerapan nilai akuntabilitas pada kegiatan pertama adalah teliti dan

cermat sebagai wujud tanggung jawab terhadap melaksanakan suatu

pekerjaan. Penerapan yang terkandung adalah:

1) Teliti untuk membuat sebuah rancangan kegiatan yang akan

dilaporkan kepada kepala sekolah,

2) Teliti pada pengetikan surat persetujuan melaksanakan aktualisasi.

3) Penulis bertanggung jawab terhadap izin yang telah diberikan kepala

sekolah untuk menjalankan sebuah program selama habituasi.

Ketika penulis membuat rancangan kegiatan yang akan diajukan kepada


kepala sekolah, penulis membuatnya dengan teliti karena apabila penulis

tidak

53
1

teliti dalam merancang kegiatan tersebut, maka akan berdampak pada

pelaksanaan aktualisasi penulis selanjutnya, dan kepala sekolah akan tidak

paham mengenai aktualiasasi yang akan diterapkan.

Begitu juga ketika penulis mengajukan surat persetujuan melaksanakan

aktualisasi di lingkungan SMP Negeri 16 Satap Tambusai Utara, penulis

mengetik surat persetujuan dengan teliti dan cermat. Jika penulis tidak teliti

dan cermat maka surat persetujuan tidak bisa digunakan dan menjadi bukti

bahwa kepala sekolah telah menyetujui pelaksanaan aktualiasi.

Setelah mendapatkan izin untuk melaksanakan aktualisasi, penulis

bertanggung jawab penuh atas kepercayaan yang telah diberikan oleh kepala

sekolah. Dan apabila penulis tidak menerapkan nilai akuntabilitas yaitu

tanggung jawab, maka kepala sekolah akan menganggap penulis sebagai

ASN yang tidak profesionalisme.

Tantangan atau hambatan penerapan nilai akuntabilitas pada kegiatan

ini adalah, penulis harus mempersiapkan terlebih dahulu rancangan program

yang akan dilaksanakan, agar pembicaraan mengenai rancangan lebih terarah

dan mempermudah pada proses selanjutnya.

b. Etika Publik

Nilai Etika Publik yang tertanam dalam kegiatan ini adalah:

1) Penulis berkonsultasi dengan kepala sekolah dengan sikap dan

bertutur dengan sopan serta menghormatinya.


2) Penulis meminta izin untuk menandatangani surat izin dengan bahasa

sopan agar tidak terkesan memerintah beliau

3) Penulis mengucapkan terima kasih kepada kepala sekolah karena

telah memberikan izin untuk melaksanakan aktualiasasi.

Penulis berkonsultasi dengan kepala sekolah mengenai rancangan

aktualiasi yang akan penulis laksanakan, penulis bertutur dengan sopan dan

santun. Jika tidak bertutur dengan sopan dan santun, maka maksud dan tujuan

dari berdiskusi tidak terlaksana, karena kepala sekolah menganggap sebagai

pembicaraan biasa aja.

Setelah selesai berdiskusi mengenai rancangan kegiatan yang akan

dilaksanakan, dengan tutur bahasa yang sopan penulis meminta kepala

sekolah untuk menandatangai surat izin pelaksanaan aktualisasi, kemudian

penulis megucapkan terima kasih kepada kepala sekolah, karena telah

memberikan izin dan memberikan arahan kepada penulis.

Jika penulis berkata tidak sopan atau seperti memerintah beliau, bahkan

tidak berterima kasih maka akan berdampak penulis tidak memiliki etika saat

berbicara kepada atasan, dan ini menyalahi aturan sebagai ASN yang

profesional.

Tantangan dan hambatan ketika penulis menerapkan nilai etika publik

pada kegiatan ini adalah penulis harus berlapang dada dan menerima semua

saran yang diberikan oleh kepala sekolah demi kelancaran program yang akan

dilaksanakan.
c. Anti Korupsi

Penerapan nilai-nilai anti korupsi yang terkandung pada kegiatan

berkonsultasi dengan kepala sekolah adalah :

1) Penulis berkosultasi dengan kepala sekolah, pada jam istirahat proses

pembelajaran (tidak korupsi waktu).

2) Penulis mencetak atau mengeprint lembar rancangan aktualisasi yang

akan dikonsultasikan dengan kepala sekolah secara pribadi dan dan

pribadi.

Penulis meminta izin untuk melakukan konsultasi mengenai rancangan

aktualisasi pada jam istirahat, hal ini tentunya akan bersifat efisien dan tidak

mengganggu proses belajar-mengajar di kelas. Apabila penulis berkonsultasi

pada jam pembelajaran, maka penulis tergolong pada korupsi waktu, yang

akan berdampak tidak efektifnya pembelajaran di kelas dan peserta didik

akan merasa dirugikan.

Ketika penulis mencetak atau mengeprint lembaran rancangan untuk

berkonsultasi dan lembar persetujuan melaksanakan aktualisasi, penulis

mencetak secara pribadi. Jika penulis mencetak menggunakan dana sekolah

maka penulis melakukan korupsi, karena ini untuk kepentingan pribadi

penulis.

Tantangan ketika penulis menerapkan nilai anti korupsi pada kegiatan

ini adalah penulis harus bersikap jujur untuk tidak menggunakan ATK
sekolah, dan tidak dapat beristirahat kerena jam istirahat digunakan untuk

berkonsultasi dengan kepala sekolah.


2. Kegiatan II : Pengaturan Alokasi Waktu Khusus dan Jadwal

a. Etika Publik

Penerapan nilai-nilai etika publik pada kegiatan ini adalah sebaga berikut:

1) Penulis mengundang seluruh guru untuk hadir pada acara

musyawarah mengenai judul aktualisasi yang akan penulis

laksanakan, penulis mengundang dengan bahasa yang sopan.

2) Pada pembukaan sosialisasi kepada majelis guru, Penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada kepala sekolah dan

majelis guru, karena berkenan hadir untuk acara tersebut.

3) penulis meminta persetujuan kepada kepala sekolah, bahwa

rancangan kegiatan sudah disampaikan kepada seluruh guru, Penulis

berkata secara sopan.

Penerapan nilai etika publik pada kegiatan ini lebih kepada sopan dan

santunnya dalam bertutur kata, serta berterima kasih dab mengahargai

pendapat rekan.

Ketika penulis mengundang seluruh guru untuk hadir pada acara

musyawarah mengenai judul aktualisasi yang akan penulis laksanakan,

penulis mengundang dengan bahasa yang sopan. Kerena jika penulis

menyampaikan dengan bahasa yang tidak sopan, maka akan berdampak guru-

guru tidak menghadiri acara musyawarah tersebut kerena dianggap sebagai


memerintah bukan menghargai.
Ketika pembukaan musyawarah, Penulsi menyampaikan ucapan terima

kasih kepada kepala sekolah dan majelis guru, karena berkenan hadir untuk

acara tersebut. Jika penulis tidak mengucapkan terima kasih, guru-guru

merasa tidak dihargai dan menganggap penulis tidak memiliki sopan dan

santun.

Tantangan yang terjadi ketika penulis menerapkan nilai etika publik

pada kegiatan bermusyawarah dengan guru-guru adalah penulis harus tetap

berperilaku baik, walaupun dalam pelaksanaan musyawarah ketika penulis

menjelaskan program, guru-guru tidak memperhatikan atau memainkan

handphone.

b. Komitmen Mutu

Penerapan nilai yang terkandung pada kegiatan ini adalah inovasi dan

efektivitas. Kegiatan yang dilakukan adalah memanfaatkan teknologi sebagai

media komunikasi, yaitu memberikan pemberitahuan bahwa akan

dilaksanakan rapat melalui grup whatsapp agar info yang diterima lebih cepat

dan tidak menggunakan kertas banyak sebagai pengumuman tertulis. Ini

merupakan suatu inovasi yang dapat digunakan pada zaman canggih seperti

saat ini.

Penerapan nilai komitmen mutu pada kegiatan ini terlaksana dengan

baik, dan berdampak positif yaitu dengan cepat nya informasi sampai kepada
guru-guru. Apabila penulis tidak menerapkan inovasi seperti yang dijelaskan

diatas, maka akan berdampak pada ketidakhadirannya guru-guru pada saat

musyawarah, dikarenakan jarangnya guru yang hadir secara bersamaan ke


sekolah sehingga sulit untuk memberikan informasi secara lisan maupun

tulisan (surat pemberitahuan). Keterkaitan dengan profesionalime ASN

adalah bahwa ASN dituntun untuk terus melakukan inovasi dan

memanfaatkan teknologi yang sedang berkembang.

Tantangan yang dihadapi penulis pada saat menerapkan nilai komitmen

mutu pada kegiatan ini adalah penulis harus memperhatikan pola bahasa yang

akan disampaikan kepada seluruh guru, karena dikhawatirkan apabila bahasa

yang digunakan tidak sesuai kaidah, maka guru-guru akan menganggap

seperti memerintah.

c. Nasionalisme

Penerapan nilai-nilai nasionalisme pada kegiatan ini adalah menghargai

dan menghormati pendapat orang lain. Pada saat menyampaikan informasi

kepada kepala sekolah dan majelis guru, nilai-nilai nasionalisme dapat

terlaksana dengan baik. Misalnya pada saat guru memberikan masukan

mengenai aktualisasi yang akan dilaksanakan, maka penulis menerima

apabila memang baik untuk dilaksanakan dan menunjang pencapaian hasil

dari aktualiasasi. Kemudian, penulis menghormati pendapat yang telah

diberikan, dengan cara tidak membantah.

Manfaat dari penerapan nilai nasionalisme pada kegiatan penyampaian

informasi ini adalah dapat membina keterbukaan, sehingga masukan-masukan

yang positif dapat berimbas dan berdampak postif pada aktualisasi. Dampak

apabila tidak diterapkannya nilai nasionalisme pada tahap kegiatan ini adalah
tidak adanya pendapat yang dapat diberikan oleh rekan-rekan, dan akan

berdampak
pula pada pelaksanaan aktualisasi penulis yang tidak diberi dukungan oleh

rekan.

Tantangan yang terjadi ketika penulis menerapkan nilai etika publik

pada kegiatan bermusyawarah dengan guru-guru adalah penulis harus

berlapang dada untuk menerima tanggapan dari guru mengenai program yang

akan dilaksanakan.

d. Anti Korupsi

Penerapan nilai-nilai anti korupsi yang terkandung pada kegiatan

penyampaian informasi dengan kepala sekolah dan majelis guru adalah

mengenai korupsi waktu. Penulis melaksanakan musyawarah pada jam

istirahat proses pembelajaran (tidak korupsi waktu). Sesuai dengan informasi

yang telah penulis berikan pada grup whatsapp mengenai musyawarah

rancangan aktualisasi pada jam istirahat, yakni pada pukul 10.00 WIB, hal ini

tentunya akan bersifat efisien dan tidak mengganggu proses belajar-mengajar

di kelas.

Apabila penulis melaksanakan musyawarah pada jam pembelajaran,

maka penulis tergolong pada korupsi waktu, yang akan berdampak tidak

efektifnya pembelajaran di kelas dan peserta didik akan merasa dirugikan,

jika tidak efektif jam pembelajaran dampak yang dihadapi akan lebih banyak

lagi
Tantangan penerapan nilai anti korupsi ini maka akan berpotensi untuk

mengajarkan seorang ASN dapat mengatur dan memanajemen waktu dengan

baik, agar tidak mengambil waktu lain dan akan berdampak merugikan

banyak orang. Kemudian, jika penulis tidak menerapkan nilai-nilai anti

korupsi pada
kegiatan ii, maka hal ini akan menjadi beban bagi penulis di masa yang akan

datang. Sebab apabila penulis korupsi pada waktu, maka di hati penulis akan

timbul rasa bersalah dan menyesali perbuatan yang tidak seharusnya

dilakukan. Sebagai seorang pendidik harus menghindari dengan hal-hal yang

demikian.

3. Kegiatan III : Pembekalan Materi Wudhu dan Sholat Dhuha

a. Komintmen Mutu

Nilai-nilai komitmen yang diterapkan pada kegiatan ini adalah

berorientasi kepada mutu. Dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Penulis membuat materi tentang wudhu yang berdasarkan pedoman alquran


dan sunnah.

2. Penulis membuat materi tentang sholat Dhuha yang berdasarkan

pedoman Alquran dan sunnah.

3. Penulis memberikan materi melalui metode simulasi.

Penulis dalam hal membuat materi tentang wudhu mencari kalimat-

kalimat yang mudah dipahami, agar menjadi perhatian peserta didik dengan

menggunakan dengan menggunakan metode simulasi. Dalam hal ini

diperlukan juga krativitas untuk melakukannya. Apabila hal ini tidak

dilakukan, maka akan berdampak penyampaian materi tentang wudhu dan


sholat Dhuha tidak sesuai harapan dan capaian berdasarkan rancangan yang

telah disetujui kepala sekolah. Serta pelaksanaan wudhu dan sholat Dhuha

tidak ada daya tarik yang menjadi perhatian peserta didik, dan akan menjadi

penghambat juga pada pelaksanaan berikutnya.

Penulis berinisiatif untuk mencetak spanduk di Provinsi dengan tujuan

harga lebih murah dibandingkan di Desa atau kecamatan. Dari pernyataan


tersebut dibutuhkan penerapan nilai komitmen mutu yang ada pada diri

penulis, agar mengedepankan nilai berorientasi pada mutu. Dampak apabila

penulis tidak mengedepankan berorientasi pada mutu ini, maka akan akan

tidak akan tercapai pembelajaran yang berkualitas.

Tantangan penerapan nilai komitmen mutu pada kegiatan ini adalah

penulis harus berpikir bagaimana membuat materi tentang wudhu dan sholat

Dhuha semenarik mungkin dan menyampaikan materi melalui metode

simulasi.

b. Anti Korupsi

Penerapan nilai-ilai anti korupsi pada kegiatan pembekalan materi

wudhu dan sholat Dhuha adalah adalah.

1) Penulis menyusun materi tentang wudhu dan sholat Dhuha dengan

penuh tanggung jawab

2) Penulis mencetak materi dengan biaya pribadi

3) Penulis meminta izin kepada kepala sekolah untuk mengumpulkan

siswa-siswi dalam sebuah ruangan, kemudian penulis menyampaikan

materi.

4) Waktu pelaksanaan pembekalan materi tentang wudhu dan sholat


Dhuha menggunakan waktu istirahat, sehingga tidak mengganggu proses

pembelajaran.

Jika Penulis tidak membekali siswa-siswi dengan tanggung jawab maka

kemudian penulis menuntut siswa –siswi untuk melakukan pelaksanaan

sholat Dhuha dengan baik, berarti penulis telah melakukan korupsi.


Walaupun kegiatan aktualiasasi adalah bagian dari tanggung jawab sekolah,

tetapi penulis sebagai ASN memahami segala aspek alokasi waktu

pembelajaran efektif di sekolah dan tidak akan mengambil waktu belajar

siswa-siswi sehingga korupsi terhadap waktu.

Tantangan yang terjadi pada penerapan nilai ini adalah penulis harus

mengumpulkan siswa-siswi yang sudah selesai melaksanakan proses

pembelajaran pada jam pertama. Hal ini dikarenakan siswa-siswi memanfaat

kan waktu istirahat untuk jajan di kantin sekolah. Tetapi siswa-siswi

berkumpul pada sebuah ruangan setelah dilakukan pemanggilan melalui

pengeras suara.

c. Etika Publik

Penerapan nilai etika publik pada kegiatan ini adalah tutur kata yang

santun terhadap orang lain. Nilai ini dilakukan pada tahap kegiatan

pembekalan materi tentang wudhu dan sholat Dhuha. dimulai dari meminta

siswa-siswi untuk berkumpul di sebuah ruangan . Penulis kemudian

menyampaikan materi tentang wudhu dan sholat Dhuha dengan santun, dan

tutur kata yang baik, agar siswa-siswi dapat memahami materi yang

disampaikan dengan baik.

Apabila nilai etika publik tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka akan

berdampak tidak akan mendapat respect dari siswa-siswi, karena dianggap

telah mengambil waktu istirahat siswa-siswi yang biasanya digunakan untuk

jajan di kantin sekolah. Etika publik memang harus tertanam di diri ASN,

karena akan berhubungan dengan orang lain yang menunjukkan beretika atau

tidaknya seorang ASN.

Tantangan pada penerapan nilai ini adalah penulis lebih bersemangat


melaksanakan kegiatan selanjutnya, karena siswa-siswi antusias dalam

memahami materi tentang wudhu dan sholat Dhuha

4. Kegiatan IV Penerapan Kebersihan Diri dengan Berwudhu.

a. Akuntabilitas

Penerapan nilai-nilai akuntabilitas pada kegiatan adalah:

1) Penulis menugaskan siswa-siswi untuk berwudhu dengan bahasa

yang jelas dan mudah dipahami.

2) Penulis bertanggung jawab atas perintah kepala

sekolah, bahwa melaksanakan wudhu dilakukan setelah istrahat.

3) Penulis membuat absen, lembar pengamatan sebagai wujud nilai

tanggung jawab.

Penerapan nilai-nilai akuntabilitas yang telah disebutkan, sangat

diperlukan pada kegiatan ke 4. Hal ini akan berdampak positif pada

pelaksanaan penerapan kebersihan diri dengan berwudhu. Penulis haruslah

menyampaikan pengumuman agar siswa –siswi melaksanakan wudhu dengan

baik.. Jika penulis tidak membuat pengumuman dengan jelas maka akan

berdampak peserta didik tidak mengetahui maksud dari pengumuman tersebut.

Kemudian, dengan terselenggaranya penerapan kebersihan diri dengan

berwudhu dalam keadaan lancar, dan sesuai dengan saran kepala sekolah

bahwa pelaksaaan penerapan kebersihan diri dengan berwudhu hendaknya

dilakukan setelah bel istrirahat berbunyi. Jika Penulis tidak melaksanakan pada

waktu yang ditentukan oleh kepala sekolah, maka penulis tergolong ASN yang

tidak taat dengan atasannya.


Tantangan untuk penulis adalah membuat absensi dan lembar

pengamatan sebagai wujud nilai tanggung jawab. Jika penulis tidak

menyampikan laporan secara lisan, maka penulis dianggap oleh kepala sekolah

tidak mngikuti prosedur pelaksanaan sosialisasi.

Nilai-nilai akuntabilitas sudah terterapkan dengan baik pada kegiatan ini,

untuk membuktikan seorang ASN bertanggung jawab atas perintah atasan.

b. Komitmen Mutu

Penerapan nilai-nilai komitmen mutu pada kagiatan ini adalah

menciptakan inovasi baru dan efektifitas dalam pelaksanaan. Berikut

kegiatan- kegatan dengan terkandung nilai komitmen mutu.

1) Penulis menyiapkan materi sosialisasi dengan rinci, jelas, dan

membuat materi secara menarik serta analisis dengan inovasi-inovasi

yang perlu diketahui oleh peserta didik.

2) Penulis berinovasi untuk menyusun kursi berdasarkan jumlah peserta

didik pada hari pelaksanaan sosialiasi.


3) Penulis membuat pengumuman kepada peserta didik dan pesan

melalui grup whatsapp.

Penerapan nilai-nilai komitmen yang telah disebutkan, sangat

diperlukan pada kegiatan ke 4. Hal ini akan berdampak positif pada

pelaksanaan sosialisasi yang efektif dan efisiensi. Penulis menyiapkan materi

sosialisasi dengan rinci, jelas, dan membuat materi secara menarik dengan

inovasi-inovasi yang perlu diketahui oleh peserta didik, jika materi tidak

disajikan dengan jelas maka maksud dari sosialisasi tersebut akan susah

dipahami oleh peserta didik, dan akan berimbas pada tahap kegiatan

selanjutnya.

Penulis menyusun kursi berdasarkan jumlah peserta didik pada hari

pelaksanaan, agar terlihat dan terhitung berapa jumlah peserta didik yang

tidak menghadiri acara sosialisasi tersebut, jika Penulis tidak melakukan

inovasi ini maka peserta didik menganggap bahwa acara sosialiasi ini

tergolong tidak penting.

Dari pelaksanaan yang mengandung nilai komitmen mutu, maka akan

membuat pekerjaan menjadi efektif dan efisien. Hal ini perlu diterapkan pada

diri ASN bahwa dalam melaksanakan suatu pekerjaan yangharus diselesaikan

hendaknya menerapkan nilai-nilai yang ada pada komitmen mutu.

Tantangan ketika penulis menerapkan nilai komitmen mutu pada

kegiatan ini adalah penulis harus menyiapkan hal-hal yang menarik perhatian

serta mudah diingat oleh peserta didik ketika penyampaian sosialisasi, dan
peserta didik menjadi terpengaruh dan menyadari bahwa bahasa Indonesia itu

sangat penting. Dan Tantangan dan hambatan dalam penerapan nilai

komitmen
mutu ini dalam kegiatan ini adalah memberikan pengumaman yang menjadi

hal baru di lingkungan kerja penulis. Rekan-rekan guru banyak yang merasa

bahwa ini terlalu formal, tapi untuk menjalankan komitmen mutu pelaksanaan

habituasi penulis merasa tertantang untuk melakukan sesuatu hal yang dinilai

membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

c. Nasionisme

Nilai-nilai nasionalisme telah diterapkan pada diri penulis sebagai

pelaksana aktualisasi dan juga pada diri peserta didik yang harus menyadari

bahwa bahasa Indonesia harus dipertahankan. Pada pelaksanaan aktualisasi

penulis menyusun rangakaian acara dengan memasukkan nilai-nalai

nasionalisme yaitu:

1) Menyanyikan lagu nasional (Indonesia Raya) memulai acara.

2) Menjelaskan atau menceritakan jasa para pahlawan untuk

mempertahan Indonesia dan sejarah bahasa Indonesia.

3) Mengucapkan ikrar sumpah pemuda pada akhir acara

Penulis memasukkan pada list acara sosialisasi yaitu menyanyikan lagu

nasional (Indonesia Raya) memulai acara, jika penulis tidak memulai dengan

menyanyikan lagu Indonesia Raya, maka akan berdampak sampai acara


sosialisasi bahasa selesai peserta didik tidak menghayati dan merasa bahasa

Nasional harus dipertahankan

Ketika penulis menyampaikan materi sosialisasi mengenai bahasa

Indonesia, juga menyampaikan materi mengenai perjuangan pahlawan dalam


mempertahankan bangsa Indonesia dan sejarah awal mulanya bahasa

Indonesia. Jika penulis tidak menyampaikan materi mengenai sejarah ini,

maka nilai nasionalisme tidak akan tersampaikan kepada peserta didik.

Tantangan pada kegiatan ini adalah penulis harus merincikan dan

menyusun draf acara lebih dahulu, dan memilih peserta didik yang terlibat

sebagai pengisi acara kemudian melatihnya.

5. Kegiatan V Pelaksanaan Gerakan Satu Hari Wajib Berbahasa

Indonesia di Sekolah.

a. Anti Korupsi

Penerapan nilai-nilai anti korupsi pada kegiatan ini adalah penulis

mencetak blanko penilaian secara pribadi dan dana pribadi, kerena penulis

beranggapan pencetakan blanko pemantauan adalah kepentingan pribadi

penulis. Jika penulis menggunakan alat dan ATK dari sekolah, maka ATK

milik sekolah akan habis dan tidak diperuntukkan dengan sewajarnya.

Jika tidak diterapkan nilai anti korupsi pada aktualisasi ini, maka

dengan mudahnya penulis mencetak segala apapun yang berhubungan dengan

aktualiasasi menggunakan fasilitas sekolah, dan ini akan merugikan banyak

pihak.

Tantangan yang terjadi pada penerapan nilai ini adalah penulis harus
mengalokasikan dana pribadi untuk mencetak blanko pemantauan, karena jika

penulis tetap menggunakan milik sekolah, maka akan tergolong korupsi. Jika

penulis kkorupsi terhadap hal tersebut, maka akan menjadi beban bagi penulis
di masa yang akan datang. Sebab jika penulis korupsi, maka akan timbul rasa

bersalah dan menyesalinya. Sejatinya seorang pendidik harus mencermintkan

sikap terpuji.

b. Nasionalisme

Penerapan nilai-nilai nasionalisme pada kegiatan pelaksanaan Gerakan

Satu Hari Wajib Berbahasa Indonesia adalah:

1. Penulis memberi tahu kepada guru dan ketua kelas, agar tidak

membeda- bedakan dalam menilai kesalahan bahasa saat berkomunikasi.

2. Penulis mengajarkan kepada peserta didik, apabila salah atau tidak

menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi maka bertanggung

jawab untuk melaksanakan sanksi yang diberikan.

Penulis memberi tahu kepada guru dan ketua kelas, agar tidak

membeda- bedakan dalam menilai kesalahan bahasa saat berkomunikasi,

bahwa siapapun yang melanggar harus dicatat diblanko pemantauan dan akan

mendapatkan sanksi. Dampak jika tidak terlaksananya sikap ini maka aturan

Gerakan Satu Hari Wajib Berbahasa Indonesia tidak akan terlaksana secara

maksimal, karena akan menimbulkan kecurangan dan kecemburuan sosial.

Penulis mengajarkan kepada peserta didik, apabila salah atau tidak

menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi maka bertanggung


jawab untuk melaksanakan sanksi yang diberikan. Hal ini perlu diajarkan

kepada peserta didik, untuk selalu bertanggung jawab atas apa yang

dilakukan. Penulis berharap nilai nasionalisme dengan nilai tanggung jawab

dapat
diterapkan pada masalah apapun, tidak hanya pada penerimaan sanksi

kesalahan berbahasa.

Jika penerapan nilai nasionalisme ini tidak diterapkan pada diri peserta

didik, maka akan berdampak tidak akan menjadi pribadi yang bertanggung

jawab terhadap segala hal. Nilai ini juga perlu diterapkan pada diri seorang

ASN untuk menjadi ASN yang profesional.

Tantangan penerapan nilai nasionalisme pada tahapan ini adalah

sebelum penulis memberitahu kepada guru dan ketua kelas untuk tidak

membeda-bedakan, maka terlebih dahulu penulislah yang mempunyai sifat

tersebut.

c. Akuntabilitas

Penerapan nilai-nilai akuntabilitas pada kegiatan ini adalah penulis

tepat waktu atau bertanggung jawab dalam merekap hasil pemantauan yaitu

pada malam selasa, karena akan memberikan sanksi pada hari Selasa. Jika

penulis tidak tepat waktu, maka pelaksanaan Sanki tidak berjalan dengan

baik, dan peserta didik akan menganggap program ini tidak memiliki aturan

yang kuat.

Tahapan merekap hasil pemantauan perminggu penulis harus bersikap

adil, tepat waktu, dan tanggung jawab. sebab ketiga itu merupakan salah satu

indikator dari nilai dasar akuntabilitas. Selain itu pelaksanaan merekap blanko
harus bersifat transparan dalam melakukan penialain. Peserta didik boleh saja

berkomentar atau meminta kejelasan jika penulis melakukan kesalahan dalam

penghitungan.
Tantangan yang dirasakan penulis untuk melaksanakan nilai

akuntabilitas pada kegiatan ini adalah penulis harus berani meminta blanko

pemantaua kepada guru dan ketua kelas pada hari senin di jam pelajaran

terakhir, dan penulis harus pandai memanajemen waktu agar pekerjaan

merekap blanko pemantauan tepat waktu.

6. Kegiatan VI Evaluasi

a. Akuntabilitas

Penerapan nilai-nilai akuntabilitas pada kegiatan ini adalah nilai tanggung

jawab dan tiliti, yaitu:

1) Setelah penulis selesai melaksanakan progam selama 4 minggu,

penulis bertanggung jawab membuat hasil rekapitulasinya.

2) Penulis bertanggung jawab menyampaikan kepada kepala sekolah

laporan hasil pencapaian program Gerakan Satu Hari Wajib berbahasa

Indonesia.

3) Penulis membuat laporan hasil pencapaian secara teliti sesuai dengan

hasil reapitulasi blanko pemantauan.

Penerapan nilai-nilai akuntabilitas pada kegiatan ini terlaksana dengan

baik dan berdampak positif. Setelah penulis selesai melaksanakan progam


selama 4 minggu, penulis bertanggung jawab membuat hasil rekapitulasinya

dan juga melaporkan kepada kepala sekolah terhadap realisasi atas program

yang dilaksankan berupa laporan hasil pencapaian. Dampak jika tidak

terlaksananya nilai ini adalah tidak akan terjalin kerja sama yang baik antara

penulis dengan
kepala sekolah, dan penulis dianggap tidak mampu menyelesaikan program ini

dengan baik, dan akan dinilai sebagai ASN yang tidak bertanggung jawab.

Kemudian penulis membuat laporan hasil pencapaian secara teliti sesuai

dengan hasil reapitulasi blanko pemantauan. Jika penulis tidak teliti pada

pembuatan laporan hasil pencapaian, maka akan berdampak kekeliruan dan

tidak akan dimengerti oleh kepala sekolah. Untuk menunjang ketelitian

tersebut penulis menggunakan aplikasi microsof excel.

Tantangan yang dihadapi adalah harus membiasakan diri untuk tertib

administrasi. Hal ini dilakukan untuk pertanggungjawaban bahwa kegiatan data

yang disampaikan kepada kepala sekolah menjadi lengkap dan real.

b. Komitmen Mutu

Penerapan Nilai komitmen mutu pada kegiatan ini adalah nilai inovasi

dan efektif pada penggunaan waktu, yaitu pada saat penulis merekap blanko

pemantauan dengan memanfaatkan teknologi dengan aplikasi microsof excel

sebagai wujud inovasi. Dengan menggunakan aplikasi tersebut, juga dapat

mempersingkat waktu pengerjaan. Dari pelaksanaan yang mengandung nilai

komitmen mutu, maka akan membuat pekerjaan menjadi efektif dan efisien.

Hal ini perlu diterapkan pada diri ASN bahwa dalam melaksanakan suatu

pekerjaan yang harus diselesaikan hendaknya menerapkan nilai-nilai yang ada

pada komitmen mutu.


Tantangan yang dihadapi penulis untuk menerapakan nilai komitmen

mutu pada tahapan ini adalah penulis harus menunggu listrik PLN hidup agar

bisa menggunakan laptop untuk pengerjaan rekapitulasi blanko pemantauan.

7. Kegiatan VII Pembuatan Laporan Aktualiasi

a. Etika Publik

1) Penulis meminta saran menganai laporan aktualisasi dengan

kepala sekolah dengan sikap dan bertutur dengan sopan serta

menghormatinya.

2) Penulis mengucapkan terima kasih kepada kepala sekolah

karena telah memberikan izin untuk melaksanakan aktualiasasi.

Penulis berdiskusi dan meminta saran mengenai laporan aktualisasi

dengan kepala sekola, dengan bertutur secara sopan dan santun. Jika tidak

bertutur dengan sopan dan santun, maka kepala sekolah akan enggan untuk

memberi tanggapan terhadap laporan yang telah dibuat. Dan ini akan

berimbas pada kesempurnaan laporan hasi aktualiasasi penulis.

Setelah selesai berdiskusi mengenai rancangan kegiatan yang akan

dilaksanakan, dengan tutur bahasa yang sopan penulis meminta kepala

sekolah untuk menandatangai surat izin pelaksanaan aktualisasi, kemudian

penulis megucapkan terima kasih kepada kepala sekolah, karena telah

memberikan izin dan memberikan arahan kepada penulis. Jika penulis berkata

tidak sopan atau seperti memerintah beliau, bahkan tidak berterima kasih
maka akan berdampak penulis tidak memiliki etika saat berbicara kepada

atasan, dan ini menyalahi aturan sebagai ASN yang profesional.


Penerapan nilai etika publik memang sangat perlu ada pada diri

seoarang ASN, karena akan menggambarkan sikap dan etika ASN tersebut.

Untuk itu perilaku yang sopan dan santun baik melalu ucapan dan tingkah

laku perlu diperhatikan.

Tantangan dan hambatan ketika penulis menerapkan nilai etika publik

pada kegiatan ini adalah penulis harus berlapang dada dan menerima semua

saran yang diberikan oleh kepala sekolah demi kesempurnaan laporan

aktualiasasi dan bertanggung jawab untuk memperbaiki sesuai saran yang

diberikan.

b. Komitmen Mutu

Penerapan nilai-nilai komitmen mutu pada kegiatan ini adalah tanggung

jawab dalam peyelesaian laporan hasil aktualisasi dengan tepat waktu.

Penulis memperlihatkan kesiapan penulis membuat laporan sesuai dengan

arahan yang diberikan kepala sekolah. Dengan demikian, kepala sekolah akan

merasa senang dan dihargai oleh penulis.

Penerapan nilai komitmen mutu terlaksana dengan baik, karena apabila

penulis tidak menerapkannya maka akan berdampak pada tidak percayanya

kepala sekolah kepada penulis, dan menganggap penulis tidak bertanggung

jawab dalam penyelsaian laporan aktualisasi.

Tantangan dan hambatan penulis dalam menerapkan nilai komitmen


mutu adalah penulis haruslah pandai mengatur waktu agar laporan siap pada

waktu yang disepakati dengan kepala sekolah.


e. Anti Korupsi

Penerapan nilai-nilai anti korupsi yang terkandung pada kegiatan ini

adalah :

3) Penulis berkosultasi dan meminta saran dengan kepala sekolah

mengenai laporan, pada jam istirahat proses pembelajaran (tidak korupsi

waktu).

4) Penulis mencetak atau mengeprint laporan aktualisasi secara pribadi

dan dan dana pribadi.

Penulis melakukan konsultasi mengenai laporan aktualisasi pada jam

istirahat, hal ini tentunya akan bersifat efisien dan tidak mengganggu proses

belajar-mengajar di kelas. Apabila penulis berkonsultasi pada jam

pembelajaran, maka penulis tergolong pada korupsi waktu, yang akan

berdampak tidak efektifnya pembelajaran di kelas dan peserta didik akan

merasa dirugikan.

Ketika penulis mencetak atau mengeprint laporan aktualisasi untuk

berkonsultas, penulis mencetak secara pribadi. Jika penulis mencetak

menggunakan dana sekolah maka penulis melakukan korupsi, karena ini

untuk kepentingan pribadi penulis.

Tantangan atau hambatan pada penerapan nilai anti korupsi pada

kegiatan ini adalah penulis harus mengeprint atau mencetak pergi ke

kecamatan atau menunggu listrik hidup, apa yang hendak didiskusikan


dengan kepala sekolah.
B. Realisasi Aktualisasi Dan Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi

1. Kegiatan I

Pelaksanaan konsultasi dengan kepala sekolah tentang Pembuatan

Alokasi Waktu Khusus Untuk Pelaksanaan Wudhu dan Sholat Dhuha

di SMP Negeri 16 Satap Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu

Provinsi Riau.

a) Kegiatan berkonsultasi kepada kepala sekolah mengenai

program yang akan dilaksanakan, penulis sudah berkontribusi

terhadap misi sekolah nomor 2 yaitu menjalin kerja sama yang

harmonis antar warga sekolah

b) Dengan adanya rangakaian berdiskusi dengan kepada

sekolah, program yang dilaksanakan penulis mendapat dukungan dan

diketahui oleh kepada sekolah dan penulis mudah untuk melakukan

setiap kegiatan yang dikerjakan.

c) Penulis berkomitmen agar tetap menjalin komunikasi yang

baik kepada kepala sekolah baik pada pelaksanaan habituasi maupun

setelahnya untuk menciptakan kekompakan terhadap organisasi.

2. Kegiatan II
Pelaksanaan musyawarah dengan seluruh guru terkait program

Pembuatan Alokasi Waktu Khusus Untuk Pelaksanaan Wudhu dan

Sholat Dhuha di SMP Negeri 16 Satap Tambusai Utara

Kegiatan bermusyawarah kepada seluruh guru di SMP Negeri 16

Satap Tambusai Utara, penulis sudah berkontribusi terhadap misi sekolah

nomor 2 yaitu menjalin kerja sama yang harmonis antar warga sekolah.
a) Dengan melakukan kegiatan ini berdampak diketahui dan

didikung oleh seluruh guru di lingkungan penulis bertugas, dan

penulis menjadi mudah untuk melakukan di setiap tahapan kegiatan,

terkhusus pada tahap pelaksanaan Gerakan Satu Hari Wajib Berbahasa

Indonesia yang dilaksankan setiap hari Senin.

b) Penulis berkomiten untuk tetap menjalin komunikasi yang

baik kepada seluruh guru-guru baik pada habituasi maupun setalah

pelaksanaan habituasi.

3. Kegiatan III

Pembuatan Papan Slogan sebagai Atribut Pendukung

a) Dengan pembuatan atribut dan papan slogan sesuai dengan

misi sekolah nomor 4 yaitu Mengembangkan bidang ilmu

pengetahuan Sumber Daya Manusia (SDM) berdasarkan minat,

bakat, dan potensi yang dimiliki.

b) Dengan melakukan kegiatan penbuatan papan slogan sebagai

atribut pendukung pada pecapaian misi sekolah yaitu minat, bakat,

dan potensi yang dimiliki, karena dalam membuat slogan ada

beberapa kegiatan yang dijalankan menggunakan aspek keterampilan

yang berhubungan dengan minat dan bakat, dengan berbagai

keterbatasan penulis diharapkan mampu memberikan kontribusinya

terhadap sekolah, khususnya dalam pelaksanaan kegiatan Gerakan


Satu Hari Wajib Berbahasa Indonesia.
c) Penulis berkomiten untuk terus menembangkan minat dan

bakat yang dimiliki dan juga menggali potensi peserta didik agar dapat

menemukan bibit-bibit unggul peserta didik di segala bidang.

4. Kegiatan IV

Sosialiasasi “Satu Hari Wajib Berbahasa Indonesia” dan pentingnya

menggunakan bahasa Indonesia.

a) Dengan melaksanakan sosialisasi yang kreatif, santai dan

ramah anak, maka berkontribusi mewujudkan misi sekolah yakni

nomor Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan serta

menjalin kerjasama yang harmonis antar warga sekolah,

masyarakat dan lembaga lain yang terkait. Serta visi nomor 3

menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan

menumbuhkan kesadaran terhadap pentingnya menggunakan bahasa

Indonesia pada ruang publik terutama di sekolah.

b) Dengan adanya kegiatan sosialisasi pentingnya menggunakan

bahasa Indonesia di lingkungan sekolah ini, secara tidak langsung

memberikan dampak pada visi dan misi sekolah. Pada kegiatan

sosialisasi ini memberikan arahan dan bimbingan agar peserta didik

mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar di

lingkungan sekolah.

c) Penulis berkomitmen untuk dapat ikut berperan serta dalam

kegiatan di sekolah sehingga apa yang menjadi visi dan misi


sekolah dapat
terwujud yaitu membimbing secara aktif dan mendorong potensi baik

rekan guru maupun peserta didik.

5. Kegiatan V

Pelaksanaan Gerakan Satu Hari Wajib Berbahasa Indonesia di

Sekolah.

a) Dengan melaksanakan gerakan Satu Hari Wajib Berbahasa

Indonesia yang dilakukan pada setiap hari Senin, telah mendukung

misi sekolah nomor 5, yakni Membina kemandirian peserta didik

melalui kegiatan pembiasaan, kewirausahaan dan pengembangan diri

yang terencana dan berkesenambungan.

b) Dengan adanya pelaksanaan Gerakan Wajib Berbahasa

Indonesia, maka menjadikan pembiasaan terhadap peserta didik untuk

selalu berbahasa Indonesia di lingkungan sekolah, dan menjadikan

peserta didik disiplin terhadap peraturan yang telah ditetapkan.

c) Penulis berkomitmen untuk terus melaksanakan pembiasaan

kepada peserta didik dalam penggunaan bahasa Indonesia di ruang

publik khususnya di lingkungan sekolah.


6. Kegiat

an VI

Evaluasi

a) Dengan penulis melaksanakankegiatan kegiatan evaluasi,

sebagai wujud memaksimalkan pelaksanaan kegiatan Gerakan Satu

Hari Wajib
Berbahasa Indonesia, maka penulis telah berkonstribusi

terhadap misi sekolah nomor 2 yakni Mengoptimalkan proses

pembelajaran dan bimbingan.

b) Dengan dilaksanakannya evaluasi terhadap pelaksaan

gerakan Satu Hari Wajib Berbahasa Indonesia, berdampak

program ini terlaksana dengan optimal karena peserta didik

merasa takut untuk diberikan sanki.

c) Penulis berkomitmen untuk terus mengoptimalkan

semua kegiatan yang digagas oleh sekolah agar menghasilkan

suatu yang maksimal, Sehingga diharapkan apa yang menjadi visi

dan misi sekolah dapat tercapai dengan baik,

7. Kegiatan

VII

Pembuatan

Laporan

a) Dengan selesainya pembuatan laporan aktualisasi,

maka berkontribusi terhadap misi sekolah nomor 4 yaitu

Mengembangkan bidang ilmu pengetahuan.

b) Pembuatan laporan aktualiasasi berdampak pada


pengambangan ilmu pengetahuan, yakni kegiatan yang telah

dilaksankan akan tercantum rapi menjadi sebuah laporan.

Laporan tersebut akan bermanfaat menjadi arsip sekolah dan

referensi untuk melaksanakan kegiatan lainnya demi perubahan

yang positif terhadap sekolah.

c) Penulis berkomitmen untuk selalu menerapkan dan

disiplin terhadap pembuatan laporan, demi penunjang arsip

sekolah dan referensi bacaan bagi banyak orang.

Anda mungkin juga menyukai