OLEH :
KELOMPOK 4
XI MIPA 3
Corie Agung Patricia (01)
I Gusti Ayu Arya Pradnya Antari (02)
I Gede Paskha Yustiana (07)
I Kadek Eri Putra Sugihartawan (09)
I Ketut Agus Krisna Adiputra (10)
I Komang Krisna (11)
Ida Ayu Nyoman Prabaswari (18)
Luh Ari Umaningsih (24)
Ni Ketut Ayu Rachma Nanda Sapitri (29)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca sekalian.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Berpasrah diri dihadapan para bhatara-bhatari sebagai pelindung dan para dewa sebagai
sinar suci Tuhan untuk memohon keselamatan dan sinarnya disetiap saat adalah sifat dan sikap
yang sangat baik. Berpasrah diri adalah wujud dari sikap percaya secara penuh kehadapan
Tuhan. Berpasrah diri adalah sikap bertanggung jawab penuh kehadapan Tuhan akan segala
kemunginan yang terjadi. Berpasrah diri dapat melenyapkan segala keragu-raguan yang ada
pada setiap pribadi seseorang. Melaksanakan persembahyangan dengan baik adalah
merupakan salah satu wujud dari berpasrah diri. Setiap umat penting berpasrah diri kepada
Tuhan beserta dengan manifestasi-Nya karena beliau tidak akan mungkin menyengsarakan
umatnya.
Arah gerak vertikal dari bhakti ini masyarakat manusia dalam menjalani dan menata
kehidupannya, untuk selalu melatih diri dan secara tulus ikhlas untuk mengahturkan
mengabdikan, pelayanan kepada Tuhan, karena hanya kepada Beliaulah umat manusia dan
seluruh sekalian alam beserta isinya berpasrah diri memohon segalanya apa yang harapkan
untuk mencapai kebahagian di dunia dan di akhirat.
Arah gerak horizontal masyarakat manusia kepada sesama dan lingkungan hidupnya untuk
selalu mengabdi, memberikan pelayanan dan cinta kasih sayang dengan tulus ikhlas untuk
kepentingan bersama tentang kemanusiaan, kelestarian lingkungan hidup dan kedamaian di
tengah-tengah kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Dasya ini sangat dibutuhkan
oleh masyarakat manusia baik dilingkungan keluarga lebih-lebih dikehidupan sosial
kemasyarakatannya.
Dahsya artinya menganggap pujaannya sebagai tamu, majikan dan kita sebagai pelayan.
Dahsya meyakini bahwa tamu yang hadir dihadapannya atau yang ada ini adalah sebagai
perwujudan Tuhan. Didalam menempuh kehidupan yang tentunya sangat utama ini, jika kita
tidak menyadari “Dahsya”, sepertinya rasa bhakti yang kita miliki terhadap-Nya itu sangat
kecil dan hanya seberapa saja. Mestinya jika kita yakin bahwa kita adalah ciptaan-Nya, kita
juga harus bisa menyadari Tuhan itulah yang harus kita layani dan sembah. Pelayanan tulus
iklas dengan perasaan tunduk hati kepada Tuhan pahalanya sangat besar. Mulai saat ini kita
harus yakin bahwa apapun yang kita kerjakan dan apapun yang kita miliki itu semua adalah
dinikmati oleh Tuhan itu sendiri. Jadi dengan jalan bhakti terhadap-Nya kita bisa melakukan
pelayanan yang bersifat rohani.
Contoh lain yaitu dapat kita lihat di setiap sekolah tentunya pasti erdapat ruang
yang khusus berfungsi untuk bimbingan konseling atau sering kita sebut dengan BK.
Disana tentunya ada seorang konselor yang mampu membantu kliennya dalam memcahkan
masalah. Maka ia sebagai seorang konselor sudah dapat dikatakan mampu menjalankan
wujud bhakti yaitu dasya.
3. Cinta kasih sayang dengan tulus ikhlas terhadap Tuhan.
Setalah kita dapat berpasrah diri dan mampu melakukan pelayanan tentunya kita
akan bisa memiliki rasa cinta kaish sayang dengan tulus ikhlas terhadap Tuhan. Karena
apabila kita sudah bisa berpasrah diri artinya kita mempercayai Tuhan itu ada dan mampu
menolong kita apabila kita dalam masalah. Yang kemudian kita sesame makhluk ciptaan
Tuhan akan saling tolong menolong, Tuhan saja mau menolong hambanya mengapa kita
sebagai ciptaan Tuhan tidak mau membantu sesama.
Apabila kedua hal tersebut sudah dapat dilakukan maka kita dapat dengan mudah
memberikan cinta kasih sayang kita kepada Tuhan yang terutama yang kemudian juga
saling memberikan kasih kepada sesama.
Pada saat kita membantu sabahat kita dan mengetahui apa permasalahannya, kita tidak
boleh memiliki perasaan untuk menjauhi sahabat kita karena permaalah itu, tetapi kita harus
tetap membantu sahabat kita. Jika kita bisa melakukan itu barulah kita dapat dikatakan sebagai
sahabat yang sejati/setia sahabat yang selalu bersama-sama baik dalam suka maupun duka.
Dan mampu menerima kekurangan dan kelebihan sahabat kita.
Atmanividanam adalah bhakti dengan jalan berlindung dan penyerahan diri secara tulus
ikhlas kepada Tuhan. Memberikan pelayanan misalnya; Memberikan pelayanan dari masing-
masing pribadi yang terbaik kepada sesama. Sebagian orang menyebutnya bahwa hidup ini
untuk pelayanan (sevanam). Dalam konteks pelayanan ini, tugas kita adalah memberikan
bantuan kepada sesama untuk meringankan bebannya, baik pendidikan, ekonomi, kesehatan,
dan sebagainya. Terwujudnya Doa yang diucapkan tentu menjadi harapan kita bersama untuk
meringankan sesama. Pelayanan sebagaimana ditegaskan dalam kitab suci Rgveda, sebagai
berikut;
Svasti na indro vrddhaúravàh
svasti nah pùsà viúvavedàh.
svasti nas tàrksyo aristanemih
svasti no brhaspatir dadhàtu.
Terjemahan:
‘Sang Hyang Indra yang berjaya, Sang Hyang Pusan Yang Maha Kuasa,
Garuda yang bersayap kuat dan Brhaspati yang berpengetahuan tinggi,
semoga memberkahi kami dengan kesejahteraan’ (Yajurveda XXV. 19)’
Rasa hormat, sujud bakti, sikap welas asih, dan ilmu pengetahuan yang kita miliki akan
bermanfaat dalam hidup ini dan kelak apabila dapat kita amalkan dengan sungguh-sungguh
untuk kebahagiaan dan kesejahtraan sesama. Lakukanlah demi tegaknya dharma.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Edisi Revisi 2017 Kurikulum 2013
http://niwayanmariaseh.blogspot.com/2014/10/nawa-widha-baktinawa-widha-bhakti-nawa.html
http://rah-toem.blogspot.com/2017/01/bagian-bagian-nawa-widha-bhakti-materi.html
https://www.scribd.com/document/368524128/Bhakti-Sejati-Dalam-Ramayana