Anda di halaman 1dari 16

AJARAN BHAKTI SEJATI DALAM RAMAYANA

“NAVAVIDHA BHAKTI : DASYA, SAKHYA DAN ATMANIVEDANAM”

OLEH :
KELOMPOK 4
XI MIPA 3
Corie Agung Patricia (01)
I Gusti Ayu Arya Pradnya Antari (02)
I Gede Paskha Yustiana (07)
I Kadek Eri Putra Sugihartawan (09)
I Ketut Agus Krisna Adiputra (10)
I Komang Krisna (11)
Ida Ayu Nyoman Prabaswari (18)
Luh Ari Umaningsih (24)
Ni Ketut Ayu Rachma Nanda Sapitri (29)

TAHUN AJARAN 2018/2019


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca sekalian.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bangli, Januari 2019

Penyusun
Daftar Isi

Kata Pengantar .......................................................................................................................i

Daftar Isi ................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................1
1.3 Manfaat ......................................................................................................................1
1.4 Tujuan ........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ajaran Dasya............................................................................................3


2.2 Contoh Penerapan Ajaran Dasya ...............................................................................
2.3 Pengertian Ajaran Sakhya ..........................................................................................
2.4 Contoh Penerapan Ajaran Sakhya .............................................................................
2.5 Pengertian Ajaran Atmanivedanam ...........................................................................
2.6 Contoh Peneraoan Ajaran Atmanivedanam ...............................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................


3.2 Saran ..........................................................................................................................

Daftar Pustaka ........................................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ajaran bhakti dalam agama Hindu mengajarkan umat manusia untuk bersembah sujud ke
hadapan yang dihormati “Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widi Wasa” beserta
manifestasi-Nya. Bhakti atau menyembah kepada-Nya dapat dilakukan secara abstrak dan juga
dengan mempergunakan nyasa/pratima berupa arca/mantra. Menyembah Tuhan dalam wujud
abstrak dapat dilakukan dengan menanggalkan pikiran kepada yang dihormati adalah amat
baik namun kesulitan, hambatan dan tantangan tetap ada, karena Tuhan tanpa wujud, kekal
abadi, dan tidak berubah-ubah.
Memuja Tuhan dalam wujud nyata seperti yang dilakukan oleh umat kebanyakan “yoga
biasa” diperlukan adanya sarana seperti pratima/aca, umat sedharma akan lebih mudah untuk
mewujudkan rasa bhaktinya, tetapi ini bukan berarti satu-satunya jalan yang terbaik bagi umat
semua.
Dalam Kitab Bhagavata Purana VII.52.23 menyebutkan terdapat 9 jenis bhakyi kehadapan
Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang disebut dengan istilah Navavidha
Bhakti, antara lain; Srawanam, Kirtanam, Smaranam, Padasevanam, Arcanam, Vandanam,
Dasya, Sakhya dan Atmanivedanam.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan latar belakang di atas penulis dapat menemukan batasan-batasan masalah, yaitu :
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan dasya dalam ajaran Ramayana?
1.2.2 Apa saja contoh penerapan ajaran dasya?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan sakhya dalam ajaran Ramayana?
1.2.4 Apa saja contoh penerapan ajaran sakhya?
1.2.5 Apa yang dimaksud dengan atmanivedanam dalam ajaran Ramayana?
1.2.6 Apa saja contoh penerapan ajaran atmanivedanam?
1.3 Manfaat
1.3.1 Sebagai siswa : menambah wawasan mengenai pengertian yang sebenarnya dan
mengetahui contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
1.3.2 Sebagai penulis : menambah wawasan mengenai pengertian yang sebenarnya dan
mengetahui contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari serta dapat
menginformasikan kepada sesama
1.3.3 Bagi pembaca : dapat mengetahui dan menambah wawasan tentang pengertian yang
sebenarnya dan mengetahui contoh penerapannya serta mengimplementasikannya
dalam kehidupan
1.4 Tujuan
Selain terdapat manfaat dari penyusunan makalah ini, ada juga tujuan penulis menyusun
makalah ini yaitu :
1.4.1 Untuk mengetahui arti sebenarnya dari ajaran navavidha bhakti yaitu dasya, sakhya dan
atmanivedanam dalam Ramayana.
1.4.2 Untuk mengetahui contoh penerapan dari bagian-bagian ajaran navavidha bhakti yaitu
dasya, sakhya dan atmanivedana dalam kehidupan sehari-hari.
1.4.3 Serta mampu mengkomunikasikan dan mengimplementasikan contoh penerapan ajaran
navavidha bhakti.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ajaran Dasya


Berpasrah diri memuja para bhatara-bhatari dan para dewa sebagai manifestasi Tuhan
“Dahsya”.
Berpasrah diri dihadapan para bhatara-bhatari sebagai pelindung dan para dewa sebagai
sinar suci Tuhan untuk memohon keselamatan dan sinarnya disetiap saat adalah sifat dan sikap
yang sangat baik. Dahsya, adalah bhakti dengan jalan mengabdi, pelayanan, dan cinta kasih
sayang dengan tulus ikhlas terhadap Tuhan.

Berpasrah diri dihadapan para bhatara-bhatari sebagai pelindung dan para dewa sebagai
sinar suci Tuhan untuk memohon keselamatan dan sinarnya disetiap saat adalah sifat dan sikap
yang sangat baik. Berpasrah diri adalah wujud dari sikap percaya secara penuh kehadapan
Tuhan. Berpasrah diri adalah sikap bertanggung jawab penuh kehadapan Tuhan akan segala
kemunginan yang terjadi. Berpasrah diri dapat melenyapkan segala keragu-raguan yang ada
pada setiap pribadi seseorang. Melaksanakan persembahyangan dengan baik adalah
merupakan salah satu wujud dari berpasrah diri. Setiap umat penting berpasrah diri kepada
Tuhan beserta dengan manifestasi-Nya karena beliau tidak akan mungkin menyengsarakan
umatnya.
Arah gerak vertikal dari bhakti ini masyarakat manusia dalam menjalani dan menata
kehidupannya, untuk selalu melatih diri dan secara tulus ikhlas untuk mengahturkan
mengabdikan, pelayanan kepada Tuhan, karena hanya kepada Beliaulah umat manusia dan
seluruh sekalian alam beserta isinya berpasrah diri memohon segalanya apa yang harapkan
untuk mencapai kebahagian di dunia dan di akhirat.

Arah gerak horizontal masyarakat manusia kepada sesama dan lingkungan hidupnya untuk
selalu mengabdi, memberikan pelayanan dan cinta kasih sayang dengan tulus ikhlas untuk
kepentingan bersama tentang kemanusiaan, kelestarian lingkungan hidup dan kedamaian di
tengah-tengah kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Dasya ini sangat dibutuhkan
oleh masyarakat manusia baik dilingkungan keluarga lebih-lebih dikehidupan sosial
kemasyarakatannya.
Dahsya artinya menganggap pujaannya sebagai tamu, majikan dan kita sebagai pelayan.
Dahsya meyakini bahwa tamu yang hadir dihadapannya atau yang ada ini adalah sebagai
perwujudan Tuhan. Didalam menempuh kehidupan yang tentunya sangat utama ini, jika kita
tidak menyadari “Dahsya”, sepertinya rasa bhakti yang kita miliki terhadap-Nya itu sangat
kecil dan hanya seberapa saja. Mestinya jika kita yakin bahwa kita adalah ciptaan-Nya, kita
juga harus bisa menyadari Tuhan itulah yang harus kita layani dan sembah. Pelayanan tulus
iklas dengan perasaan tunduk hati kepada Tuhan pahalanya sangat besar. Mulai saat ini kita
harus yakin bahwa apapun yang kita kerjakan dan apapun yang kita miliki itu semua adalah
dinikmati oleh Tuhan itu sendiri. Jadi dengan jalan bhakti terhadap-Nya kita bisa melakukan
pelayanan yang bersifat rohani.

2.2 Contoh Penerapan Ajaran Dasya


Dahsya, adalah bhakti dengan jalan mengabdi, pelayanan, dan cinta kasih sayang dengan
tulus ikhlas terhadap Tuhan. Mengabdi, pelayanan dan cinta kasih sayang dengan tulus ikhlas
dapat dilakukan dengan cara yaitu :
1. Mengabdi dalam bhakti ini artinya mampu berpasrah diri/menyerahkan diri sepenuhnya
kehadapan Tuhan dan mampu mempercayakan Tuhan sebagai solusi dari segala
permasalahan.
Dapat kita ambil contoh yaitu setiap siswa perlu berpasrah diri kepada gurunya,
karena tidak ada guru yang akan menelantarkan peserta didiknya. Demikian juga
sebaliknya, tidak ada siswa yang baik akan menyia-nyiakan gurunya dalam pembelajaran.
Membantu para guru di sekolah yang memberikan ilmunya dengan cara belajar yang tertib,
jujur, dan bertanggungjawab adalah cermin siswa yang baik.
Jika menjadi pegawai/karyawan memberikan pelayanan yang menyenangkan
penuh dedikasi terhadap yang membutuhkan jasa dan pelayanan yang menjadi tugas dan
tanggungjawabnya perlu juga berpasrah diri kepada atasannya, karena tidak ada atasan
yang baik yang akan menyengsarakan bawahannya.
2. Pelayanan, seperti misalnya contoh umum kita lihat pada asram-asram pemujaan Tuhan
itu sendiri dalam wujud personifikasi yang diyakini sebagai personalitas tertinggi Tuhan,
yang didalamnya terdapat orang-orang yang sedang melakukan pelayanan dan
mempelajari kitab sucinya. Kalau bisa kita telusuri pelayanan bhaktinya sangat tinggi
terhadap arca, guru kerohanian, penyembah Tuhan dll. Itulah perlu kita tingkatkan pada
masa hidup dijaman Kali Yuga ini.
Pelayanan ini juga memiliki pengertian mau melayani mereka yang memerlukan
pertolongan dengan penuh keikhlasan. Dapat kita lakukan di kehidupan sehari-hari. Misal
di zaman sekarang sering kita jumpai orang-orang tua (kakek/nenek) yang sering berjalan
sendirian, mereka ingin ke suatu tempat karena terhalang oleh jalan raya yang cukup ramai,
maka mereka harus menyebrangi jalan tersebut, terkadang para pengguna jalan raya
memiliki ego yang tinggi sehingga tidak mau mengalah kepada pengguna jalan lainnya.
Oleh karena itu merekapun taakut untuk menyebrangi jalan tersebut. Apabila kita
menjumpai kejadian seperti itu, kita sebagai yang lebih muda yang memiliki tubuh sehat
dan mampu menolong orang, maka marilah kita bantu mereka. Ini merupakan salah satu
wujud bhakyi yaitu dasya. Tidak hanya pada orang tua saja, anak kecil maupun sesame
juga harus kita tolong.

Contoh lain yaitu dapat kita lihat di setiap sekolah tentunya pasti erdapat ruang
yang khusus berfungsi untuk bimbingan konseling atau sering kita sebut dengan BK.
Disana tentunya ada seorang konselor yang mampu membantu kliennya dalam memcahkan
masalah. Maka ia sebagai seorang konselor sudah dapat dikatakan mampu menjalankan
wujud bhakti yaitu dasya.
3. Cinta kasih sayang dengan tulus ikhlas terhadap Tuhan.
Setalah kita dapat berpasrah diri dan mampu melakukan pelayanan tentunya kita
akan bisa memiliki rasa cinta kaish sayang dengan tulus ikhlas terhadap Tuhan. Karena
apabila kita sudah bisa berpasrah diri artinya kita mempercayai Tuhan itu ada dan mampu
menolong kita apabila kita dalam masalah. Yang kemudian kita sesame makhluk ciptaan
Tuhan akan saling tolong menolong, Tuhan saja mau menolong hambanya mengapa kita
sebagai ciptaan Tuhan tidak mau membantu sesama.
Apabila kedua hal tersebut sudah dapat dilakukan maka kita dapat dengan mudah
memberikan cinta kasih sayang kita kepada Tuhan yang terutama yang kemudian juga
saling memberikan kasih kepada sesama.

2.3 Pengertian Ajaran Sakhya


Bersahabat dengan Tuhan
“Sukhya”.

Sakhya, artinya adalah memperlakukan pujaannya/Tuhan sebagai sahabat dan keluarga.


Disini kalau kita cari intinya sekali bahwa jika kita menganggap Tuhan itu adalah teman atau
keluarga, pasti rasa hormat dan bhakti yang kita miliki menjadi lebih besar. Ini menumbuhkan
rasa senang dan rasa memiliki yang sangat besar terhadap-Nya. Dengan rasa senang dan rasa
memiliki Tuhan, kita akan terus menerus setiap saat akan memuja keagungan dan kemurahan
beliau.
Kita akan merasa lebih dekat dengan-Nya, jadi jika hal ini kita aplikasikan, Tuhan itu akan
disadari selalu ada didalam kegiatan keseharian kita. Penerapan semua jalan Navavidha Bhakti
ini bisa menjadi proses penyatuan atau proses kembalinya kita ke asal semula yaitu Tuhan.
Sukhya, adalah bhakti dengan jalan kasih persahabatan, mentaati hukum dan tidak merusak
sistem hukum. Baik arah gerak vertikal dan horizontal, baik dalam kehidupan matrial dan
spiritual (jasmani dan rohani) masyarakat manusia agar selalu berusaha melatih diri untuk
tidak merusak sistem hukum, dan selalu dijalan kasih persahabatan.
Sakhya ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita untuk menumbuhkan karakter.
Ketuhanan mulai dari lingkungan keluarga dan selanjutnya dapat dijadikan sebagai modal
dasar guna mewujudkan kesalahan dan keharmonisan sosial dalam kehidupan sosial
kemasyarakatannya.

2.4 Contoh Penerapan Ajaran Sakhya


Menjalin persahabatan misalnya; dalam ajaran Catur Paramitha disebutkan maitri yaitu:
manusia tidak bisa hidup tanpa adanya orang lain karena manusia adalah makluk sosial. Untuk
itu kita harus mencari dan menpunyai banyak teman sebagai sahabat. Bersahabatlah dengan
orang-orang yang memiliki sifat mulia seperti: susila, pintar, dan saling mengasihi dan
menyayangi, suka menolong dan sifat-sifat baik lainnya. Sehingga dalam hidup ini nyaman,
damai, dan tenang.
Pada saat sahabat kita sedang kesusahan ataupun mengalami masalah tentunya kita sebagai
sahabat sejati yang setidaknya mengerti perasaan sahabat kita, sepatutnya kita harus menolong
mereka yaitu contoh saat sahabat kita mulai melakukan hal-hal negatif atau hal-hal yang tidak
sesuai dengan ajaran agama maka kita sebagai sahabat sejatinya haruslah mampu memberikan
pertolongan dengan cara memberikan nasihat-nasihat yang dapat membuat mereka sadar
bahwa apa yang sedang dilakukan itu adalah salah.
Selain orang tua sebagai penasihat, kita sebagai sahabat juga bisa memberikan nasihat-
nasihat. Tetapi menjadi sahabat sejati yang mampu memberikan nasihat atau teguran apabila
sahabat kita melakukan kesalahan tidaklah mudah kita sebagai sahabat harus mampu menahan
diri agar tidak mudah terpengaruh/ikut terjerumus ke dalam hal yang salah ataupun tidak
mudah menyerah apabila sahabat kita selalu membangkang apabila nasihat kita tidak di
dengarkan.

Pada saat kita membantu sabahat kita dan mengetahui apa permasalahannya, kita tidak
boleh memiliki perasaan untuk menjauhi sahabat kita karena permaalah itu, tetapi kita harus
tetap membantu sahabat kita. Jika kita bisa melakukan itu barulah kita dapat dikatakan sebagai
sahabat yang sejati/setia sahabat yang selalu bersama-sama baik dalam suka maupun duka.
Dan mampu menerima kekurangan dan kelebihan sahabat kita.

2.5 Pengertian Ajaran Atmanivedanam


Berpasrah total kepada Tuhan
“Atmanividanam”.
Atmanividanam adalah bhakti dengan jalan berlindung dan penyerahan diri secara tulus
ikhlas kepada Tuhan. Arah gerak vertikal dan horizontal dari bhakti ini masyarakat kita selalu
berpasrah diri dengan kesadaran dan keyakinan yang mantap untuk selalu berjalan di jalan
Tuhan, berlindung dan penyerahan diri secara tulus ikhlas kepada Tuhan, sesama dan
lingkungan hidupnya atau kepada ibu pertiwi, baik dalam kehidupan duniawi (nyata) maupun
kehidupan sunya (niskala). Atmanivedanam ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat manusia
baik dalam kehidupan sosial dan kehidupan spiritualnya.
Atmanividanam yang artinya bhakti dengan kepasrahan total kepada Tuhan. Tahapan ini
adalah tahapan terakhir dalam ajaran suci Navavidha Bhakti. Dalam perjalanan kehidupan
manusia pada zaman Kali Yuga ini, jalan Atmanividanam yang dianggap sulit untuk
diaplikasikan karena kuatnya ikatan material yang mengikat dirinya. Mulailah kita melakukan
pelayanan dan mempersembahkan apapun yang kita miliki, kita terima, nikmati dan lain-lain
itu hanya untuk-Nya. Karena hanya beliaulah yang pada akhirnya sebagai penikmat segalanya.
Baik itu adalah kebahagiaan dan penderitaan kita harus bisa mempersembahkannya untuk-
Nya.

2.6 Contoh Penerapan Ajaran Atmanivedanam

Atmanividanam adalah bhakti dengan jalan berlindung dan penyerahan diri secara tulus
ikhlas kepada Tuhan. Memberikan pelayanan misalnya; Memberikan pelayanan dari masing-
masing pribadi yang terbaik kepada sesama. Sebagian orang menyebutnya bahwa hidup ini
untuk pelayanan (sevanam). Dalam konteks pelayanan ini, tugas kita adalah memberikan
bantuan kepada sesama untuk meringankan bebannya, baik pendidikan, ekonomi, kesehatan,
dan sebagainya. Terwujudnya Doa yang diucapkan tentu menjadi harapan kita bersama untuk
meringankan sesama. Pelayanan sebagaimana ditegaskan dalam kitab suci Rgveda, sebagai
berikut;
Svasti na indro vrddhaúravàh
svasti nah pùsà viúvavedàh.
svasti nas tàrksyo aristanemih
svasti no brhaspatir dadhàtu.

Terjemahan:
‘Sang Hyang Indra yang berjaya, Sang Hyang Pusan Yang Maha Kuasa,
Garuda yang bersayap kuat dan Brhaspati yang berpengetahuan tinggi,
semoga memberkahi kami dengan kesejahteraan’ (Yajurveda XXV. 19)’

Rasa hormat, sujud bakti, sikap welas asih, dan ilmu pengetahuan yang kita miliki akan
bermanfaat dalam hidup ini dan kelak apabila dapat kita amalkan dengan sungguh-sungguh
untuk kebahagiaan dan kesejahtraan sesama. Lakukanlah demi tegaknya dharma.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka

Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Edisi Revisi 2017 Kurikulum 2013
http://niwayanmariaseh.blogspot.com/2014/10/nawa-widha-baktinawa-widha-bhakti-nawa.html
http://rah-toem.blogspot.com/2017/01/bagian-bagian-nawa-widha-bhakti-materi.html
https://www.scribd.com/document/368524128/Bhakti-Sejati-Dalam-Ramayana

Anda mungkin juga menyukai