Anda di halaman 1dari 8

KAJIAN STRATEGI PROMOSI KESEHATAN SANITASI TOTAL

BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI KELURAHAN KEJAWAN


PUTIH TAMBAK KOTA SURABAYA
Study Of The Health Promotion Strategy Of Community Led Total Sanitation (CLTS)
In Kejawan Putih Tambak Village Surabaya City

Joko Prayitno dan Sri Widati


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
widatisantoso@gmail.com

Abstrak : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan untuk mengubah perilaku menjadi
higienis dan saniter. Terdapat 5 pilar STBM yaitu stop BABS, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan makanan dan
minuman, pengelolaan sampah dan pengelolaan limbah rumah tangga. Fenomena yang terjadi di kelurahan
Kejawan Putih Tambak adalah masih terdapat 14 dari 1.697 rumah yang tidak memiliki jamban sehat dan masih
mengalirkan limbah cair rumah tangga langsung ke sungai. Penelitian ini mengkaji secara mendalam strategi
promosi kesehatan dalam program STBM di kelurahan Kejawan Putih Tambak. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dengan metode partisipatoris dan dianalisis secara deskriptif. Pencapaian lima pilar STBM di
kelurahan Kejawan Putih Tambak belum optimal yaitu pada pilar stop BABS dan pilar pengelolaan limbah cair
rumah tangga secara aman. Hambatan yang memengaruhi adalah belum adanya kebijakan dan komitmen yang
tegas bagi pelaku pembuangan feses ke sungai, tidak ada penegakan hukum serta belum ada komitmen untuk
mengupayakan iuran masyarakat yang di fasilitasi oleh pihak pemerintah dan swasta. Perlu dirancang strategi
baru berupa pemberian sanksi kepada pelaku BABS, penegakan hukum, peningkatan kesadaran masyarakat
serta komitmen untuk membangun instalasi air limbah komunal.
Kata Kunci : STBM, Jamban Sehat, Pemicuan

Abstract : Community-Led Total Sanitation (CTLS) is an approach to transform hygienic and sanitary behaviors.
There are five pillar of CLTS is Open Defecation Free (ODF), wash hand wih soap, food and beverage
management, waste management and management of household waste. The phenomenon that occurre in the
kelurahan Kejawan Putih Tambak is still there are 14 of 1.697 houses which do not have a healthy latrine and
drain household wastewater into the river. This study examined the health promotion strategy of the CTLS
program in kelurahan Kejawan Putih Tambak. This study is a qualitative research with participatory methode and
analyzed descriptively. CTLS has five pillars that need to be achieved by the community. In kelurahan Kejawan
Putih Tambak pillar of Open Defecation Free (ODF) and pillar of household liquid waste safe management have
not been achieved optimally. It is caused by the lack of a policy and there is no a firm commitment to the
perpetrators who dispose feces into the river. Moreover, there is no law enforcement as well and no commitment
to collect public dues facilitated by the government or private to create appropriate latrine. Therefore, it is
necessary to draft new strategies by giving sanction to open defecation perpetrators. making law enforcement,
improving community awareness and making commitment to build communal wastewater installation.
Keyword : CLTS, Healty Latrine, Triggering

PENDAHULUAN sembarangan (BABS), cuci tangan pakai sabun


(CTPS), pengelolaan makanan dan minuman,
Sanitasi merupakan salah satu aspek
mendasar hak asasi manusia. Mewujudkan hal pengamanan sampah serta pengamanan limbah
tersebut diperlukan pengkajian secara baik dan cair rumah tangga. Dari kelima pilar tersebut, pilar
benar serta memerhatikan faktor lain yang dapat pertama yaitu Stop BABS merupakan pilar utama
yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan
memengaruhi pelaksanaan sanitasi.
Pembangunan sanitasi yang dibiarkan dan masyarakat, karena masalah tersebut
diabaikan dapat menimbulkan dampak yang luas menyangkut masalah kesehatan lingkungan yang
terutama pada kesehatan (Kemenkes RI, 2014). akan berdampak luas terhadap kesehatan
Sanitasi juga merupakan tujuan nomor 6 pada era masyarakat serta penurunan kualitas lingkungan.
Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu Penurunan kualitas lingkungan dan sanitasi
merupakan satu masalah yang kompleks terjadi di
untuk memastikan akses universal air bersih dan
Indonesia termasuk Kota Surabaya. Seluruh
sanitasi bagi masyarakat. Perwujudan upaya
tersebut dilaksanakan melalui program Sanitasi kelurahan di kota Surabaya telah melaksanakan
Total Berbasis Masyarakat (STBM). Program program STBM (STBM Indonesia, 2017). Namun,
STBM terdiri dari 5 pilar yaitu stop buang air besar terdapat 12,4% penduduk yang masih melakukan
267
Joko Prayitno dan Sri Widati, Kajian Strategi Promosi Kesehatan 268

buang air sembarangan, membuang sampah di Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh
sungai dan memakai air sungai untuk keperluan pemerintah Kota Surabaya, belum mampu
rumah tangga. Belum semua masyarakat sadar mewujudkan lingkungan yang mendukung serta
untuk tidak BABS (STBM Indonesia, 2017). masyarakat yang universal melaksanakan lima
Kota Surabaya terbagi atas 31 kecamatan pilar program STBM. Berdasarkan studi
namun hanya 5 kecamatan dengan 49 (30,06 %) pendahuluan yang telah dilaksanakan serta data
Kelurahan dari 163 yang sudah bebas BABS pada yang sudah dipaparkan, maka perlu dilakukan
tahun 2017 (STBM Indonesia, 2017). Padahal pengkajian secara mendalam tentang strategi
tahun 2017 merupakan tahun terakhir untuk promosi kesehatan pada program STBM di
mewujudkan kota bebas BABS. Namun belum kelurahan Kejawan Putih Tambak kota Surabaya.
sampai setengah wilayah Kota Surabaya yang
sudah bebas BABS atau Open Defecation Free
METODE PENELITIAN
(ODF). Salah satu kelurahan yang belum ODF
adalah kelurahan Kejawan Putih Tambak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
Kelurahan ini memiliki akses jamban sehat dengan metode partisipatoris. Penelitian ini
95,79% dengan peningkatan 0,18% sejak bulan dilaksanakan di Kelurahan Putih Tambak
Januari hingga Oktober 2017 (STBM Indonesia, Kecamatan Mulyorejo kota Surabaya. Penelitian
2017). ini dilakukan pada bulan September sampai
Jamban sehat adalah jamban yang memiliki Oktober 2017. Metode pengumpulan data
bangunan penampung berupa septic tank atau penelitian ini meliputi data primer dan data
cubluk sehingga tidak langsung dibuang ke badan sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara
air atau ke tanah serta tidak mencemari mendalam terhadap informan dan observasi. Data
lingkungan (Kemenkes RI, 2014). Berdasarkan sekunder diperoleh dari dokumentasi dan studi
data Puskesmas Mulyorejo (2017) terdapat 1.683 kepustakaan baik dari data Kelurahan Kejawan
rumah yang sudah ODF dari total 1.697 rumah. Tambak Putih maupun data Puskesmas Mulyorejo.
Masih terdapat masyarakat kelurahan Kejawan Instrumen pengumpulan data berupa pedoman
Putih Tambak BABS. Masyarakat tersebut berada wawancara, dan catatan lapangan. Informan
pada 14 rumah yang sudah memiliki jamban leher yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
angsa namun tidak memilki septic tank sehingga Informan Utama (Staff Seksi Kesejahteraan
pembuangan jamban langsung dialirkan ke sungai. Rakyat kelurahan Kejawan Putih Tambak,
Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 14 rumah Pemegang program kesehatan masyarakat
tidak memiliki jamban sehat sesuai dengan Puskesmas Mulyorejo, Tokoh Masyarakat, Ketua
persyaratan yang berlaku. Data ini menujukkan Karang Taruna, dan Kader STBM di Kejawan
pencapaian pilar pertama STBM belum sesuai Putih Tambak) dan Informan Tambahan (Warga
dengan target kota Surabaya. kelurahan Kejawan Putih Tambak dan Sanitarian
Selain itu, di Kelurahan Kejawan Putih Puskesmas Mulyorejo). Pemilihan informan
Tambak tercatat 1.118 rumah yang mengalirkan menggunakan teknik purposive sampling.
limbah cair hasil rumah tangga (limbah deterjen Fokus penelitian ini adalah pada pendekatan
dan air bekas mandi atau cuci pakaian) melalui strategi promosi kesehatan yang terdiri dari
selokan dan perpipaan yang secara langsung beberapa variabel advokasi, bina suasana, dan
menuju sungai. Pembuangan limbah cair rumah pemberdayaan masyarakat. Klasifikasi
tangga yang tidak aman dapat menimbulkan masing-masing variabel di atas menggunakan
gangguan kesehatan (Wardana, 2005). Disisi lain, modifikasi teori implementasi yaitu keterlibatan,
pemerintah kota Surabaya telah mengeluarkan kepatuhan, administratif, dan dampak. Variabel
Peraturan Daerah nomor 2 tahun 2014 tentang advokasi meliputi kebijakan, komitmen, dana,
Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan disposisi publik, dan sarana prasarana. Variabel
Ketenteraman Masyarakat. Peraturan ini bina suasana meliputi koordinasi, sosialisasi
bertujuan agar tidak ada lagi masyarakat yang program, dan pelatihan. Variabel pemberdayaan
membuang air besar dan sampah sembarangan, masyarakat meliputi pemicuan. Sehingga variabel
serta tidak membuang limbah secara langsung ke yang akan diteliti berjumlah sembilan variabel.
sungai dan tempat umum lainnya. Sehingga Analisis data secara deskriptif dimulai dari reduksi
kegiatan yang dilaksanakan masyarakat tidak data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
menimbulkan dampak gangguan pada ketertiban Penelitian ini juga mengharapkan untuk
umum. Penjelasan pada peraturan ini, menciptakan strategi baru pada strategi promosi
mengharapkan terjadinya peningkatan sarana dan kesehatan program STBM di Kelurahan Kejawan
prasarana sanitasi serta perubahan perilaku Putih Tambak.
sanitasi masyarakat yang lebih baik.
HASIL DAN PEMBAHASAN pembinaan masyarakat dalam mewujudkan
kelurahan bebas BABS. Penyuluhan STBM yang
Gambaran Kondisi Sanitasi di Kelurahan
Kejawan Putih Tambak dilaksanakan oleh pihak Puskesmas Mulyorejo
mampu meningkatkan respon masyarakat. Pada
Kelurahan Kejawan Putih Tambak memiliki awalnya masyarakat di Kelurahan Kejawan Putih
luas wilayah 1,13 Km2 yang memiliki 4 RW. Tambak memiliki perilaku untuk BAB di sungai
Kelurahan ini terdiri dari 1.697 rumah yang telah sekitar daerah tempat tinggal mereka. Namun
memiliki jamban namun belum semuanya pihak kelurahan bersama Puskesmas Mulyorejo
merupakan jamban sehat. Dari total rumah melakukan berbagai upaya kesehatan sanitasi.
tersebut hanya 1.683 rumah yang termasuk dalam Upaya tersebut berupa pemicuan STBM yang
jamban sehat. Rumah tersebut menggunakan menjadikan masyarakat paham terhadap dampak
jamban dengan model leher angsa. Kelebihan BAB sembarang serta mempunyai rasa malu dan
jamban leher angsa adalah baik digunakan untuk takut untuk BAB Sembarangan. Hal ini sesuai
masyarakat kota karena memenuhi syarat dengan cuplikan wawancara berikut :
keindahan, tidak bau, dan aman untuk anak-anak “Dulu masyarakat tidak merespon dengan baik
(Entjang, 2000). Selain itu, terdapat 14 rumah program ini. Namun setelah ada pemicuan itu
tidak memiliki jamban sehat. Rumah tersebut masyarakat sudah banyak yang malu dan sadar lah
terdiri dari 6 rumah yang didirikan di tanah legal mas” (Informan 2, 39 tahun)
dan 8 rumah berdiri di tanah ilegal. Terdapatnya Timbulnya rasa malu dan takut setelah
rumah yang berdiri di tanah ilegal menjadi pemicuan akan membuat masyarakat mau
hambatan untuk mewujudkan kelurahan yang melakukan perubahan perilaku stop BABS
bebas BABS. Masyarakat pemilik rumah tidak (Kemenkes RI, 2015). Melalui upaya tersebut
ingin membangun fasilitas jamban sehat karena serta adanya pendampingan dari kader dan
mereka menganggap akan menjadi sebuah usaha Puskesmas mengharapkan masyarakat mampu
yang sia-sia jika rumah mereka dibongkar oleh melakukan upaya stop BABS. Meskipun belum
pemilik yang legal. mencapai target 100% di Kelurahan Kejawan
Dalam mewujudkan kelurahan bebas BABS, Putih Tambak. Keadaan pencapaian tersebut
kelurahan bekerjasama dengan pihak swasta juga dipengaruhi oleh komitmen dari
telah membangun 14 jamban komunal. Jamban pemerintahan. Kelurahan Kejawan Putih Tambak
komunal adalah bangunan jamban keluarga (5-6 belum memiliki komitmen untuk mewujudkan
keluarga) yang menggunakan satu septic tank kelurahan ODF. Hal ini terjadi kerena belum
serta dibangun di luar rumah agar dapat adanya tindak lanjut kepada masyarakat yang
dimanfaatkan bersama-sama (STBM Indonesia belum memiliki jamban sehat. Sesuai dengan
2017). Pada awal dibangun, masyarakat sangat cuplikan wawancara berikut :
banyak yang menggunakan jamban ini. Namun “Kami akui untuk masalah ini belum ada
karena kondisi yang kotor dan tidak terawat komitmen yang baik. Namun tetap kami mencoba
membuat masyarakat tidak menggunakan dan merangkul masyarakat” (Informan 1, 36 tahun)
kembali BAB di jamban yang tidak sehat. Selain Belum terdapatnya komitmen tersebut
data tentang akses jamban sehat, juga diketahui menyebabkan sebagian masyarakat tidak ingin
data sarana air bersih masyarakat. Berdasarkan membangun jamban sehat. Selain itu terdapat
data tersebut diketahui sebagian besar warga yang membangun rumah di tanah ilegal
masyarakat (1.358 rumah) menggunakan sarana sehingga merasa tidak perlu untuk membangun
air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum jamban sehat. Dalam permasalah tanah ilegal ini,
(PDAM). PDAM merupakan solusi bagi pemerintah kelurahan juga belum memberikan
masyarakat untuk mendapatkan air bersih tindakan lebih lanjut agar masyarakat mau
terutama masyarakat perkotaan (Juniarto, 2016). membangun jamban sehat dengan septic tank.
Masyarakat di kelurahan ini juga masih Berikut cuplikan wawancara dengan informan
memanfaatkan sumber air bersih dari sumur bor utama :
dan sumur gali. “Sing akeh gurung onok jambane iku yo omah
nang tanah e Pakuwon (tanah ilegal) ki mas, wong e
Strategi Promosi Kesehatan STBM di ra gelem masang (jamban) mas. Wedi omah e
Kelurahan Kejawan Putih Tambak dibongkar ngono” (Informan 5, 36 tahun)
Strategi Advokasi STBM meliputi kebijakan, Dalam pelaksanaan program ini dana yang
disposisi publik, komitmen, dana, dan sarana digunakan berasal dari Bantuan Operasional
prasarana di Kelurahan Kejawan Putih Tambak Kesehatan (BOK) serta swadaya dari masyarakat.
belum maksimal. Pada bidang kebijakan belum Selain itu juga terdapat dana dari pihak swasta
terdapat dukungan kebijakan tertulis terkait upaya untuk membangun sarana dan prasarana STBM.
Joko Prayitno dan Sri Widati, Kajian Strategi Promosi Kesehatan 270

Tabel 1. jamban sehat dan upaya setelah pelatihan berupa


Karakteristik Informan Utama dan Tambahan pembentukan kepengurusan program STBM di
Informan Umur Pekerjaan kelurahan. Akhir dari pelatihan ini akan diserahkan
Staff Seksi kembali kepada masyarakat, untuk dapat
Kesejahteraan Rakyat
Informan 1 36 membangun jamban sendiri maupun
kelurahan Kejawan
Putih Tambak menggunakan bantuan pihak swasta.
Pemegang program “Dulu 2014 sama 2015 udah ada kegiatan
Informan 2 39 Promosi Kesehatan sosialisasi STBM ini sama pelatihan juga ke kita
Puskesmas Mulyorejo waktu itu” (Informan 3, 34 tahun)
Informan 3 34 Tokoh Masyarakat Berdasarkan strategi bina suasana dapat
Informan 4 26 Ketua Karang Taruna diketahui bahwa kegiatan koordinasi, sosialisasi
Kader STBM di
Informan 5 36 dan pelatihan telah dilaksanakan di kelurahan
Kejawan Putih Tambak
Informan 6 Warga kelurahan Kejawan Putih Tambak. Hal ini juga diakui oleh
32
(Tambahan) Kejawan Putih Tambak sanitarian Puskesmas Mulyorejo. Berikut cuplikan
Informan 7 Sanitarian Puskesmas wawancaranya :
29
(Tambahan) Mulyorejo “Memang sudah kita laksanakan, waktu itu kita
sama Dinkes terus sama orang APPSANI langsung
Sarana prasarana yang sudah terwujud dulu mulai dari kumpul sama semua sektor terkait
yaitu jamban komunal. namun berdasarkan abis itu mulai sosialisasi sama pelatihan buat
observasi, kondisi jamban ini sangat kotor dan kader-kader STBM ini” (Informan 7, 29 tahun)
masyarakat jarang memanfaatkannya. Terdapat Strategi Pemberdayaan Masyarakat Program
tempat cuci tangan pakai sabun, dan Saluran STBM di Kelurahan Kejawan Putih Tambak
Pembuangan Air Limbah (SPAL). Sarana
Pemberdayaan Masyarakat STBM di
prasarana yang sudah terwujud yaitu jamban
Kelurahan Kejawan Putih Tambak dengan
komunal. namun berdasarkan observasi, kondisi
menggunakan metode pemicuan belum maksimal.
jamban ini sangat kotor dan masyarakat jarang Pemicuan adalah cara untuk mendorong
memanfaatkannya. Selain itu, juga sudah terdapat
perubahan perilaku higiene dan sanitasi individu
tempat cuci tangan pakai sabun, dan Saluran
atau masyarakat atas kesadaran sendiri dengan
Pembuangan Air Limbah (SPAL).
menyentuh perasaan, pola pikir, perilaku, dan
Strategi Bina Suasana Program STBM di kebiasaan individu atau masyarakat (Kemenkes
Kelurahan Kejawan Putih Tambak RI, 2014). Tujuan akhir dari metode ini adalah
Strategi bina suasana program STBM untuk mengubah perilaku masyarakat agar tidak
meliputi koordinasi, sosialisasi dan pelatihan di BAB sembarangan serta meningkatkan personal
higiene agar dapat menjaga diri dari berbagai
Kelurahan Kejawan Putih Tambak sudah
maksimal. Sosialisasi STBM telah melibatkan macam penyakit.
“Metode pemicuan adalah proses memicu
tokoh masyarakat serta kader STBM. Dalam hal
masyarakat agar menumbuhkan rasa takut jijik bila
ini program STBM disosialisasikan kepada BAB sembarangan. Kalo kita karena nggak ada
pemerintahan RW, RT serta tokoh kunci dalam lapangan luas jadi pelaksanaanya di balai RW”
setiap RW di Kelurahan Kejawan Putih Tambak. (Informan 7, 29 tahun).
Sosialisasi ini bertujuan agar program ini dapat Pemicuan yang dilakukan dengan
segera tersampaikan kepada setiap lapisan mencontohkan segelas air minum kemudian diberi
masyarakat. rambut yang terkontaminasi dengan feses.
Kegiatan koordinasi dilaksanakan bersama Masyarakat juga diajak menyaksikan langsung
berbagai pihak seperti puskesmas, kelurahan, keadaan buangan feses yang terdapat di sekitar
kecamatan, Babinsa, Bhabinkamtibmas, tokoh lingkungan. Cara ini merangsang rasa jijik
masyarakat, tokoh agama, dan kader STBM. masyarakat untuk tidak lagi BAB sembarangan.
Setiap 3 bulan dilaksanakan koordinasi tentang Kondisi pilar stop buang air besar sembarangan di
pencapaian dan hambatan pada program STBM Kelurahan Kejawan Putih Tambak belum 100%
selanjutnya juga dilaksanakan pelatihan guna ODF karena masih ada rumah yang belum
memastikan pelaksanaan kegiatan STBM. memiliki septic tank sehingga mengalirkan
Pelatihan STBM sudah pernah dilaksanakan di langsung buangan ke sungai.
Kelurahan Kejawan Putih Tambak. Sasaran “Iya disini sek onok yang ndak punya septic
pelatihan adalah pihak pemerintahan RW, RT dan tank iku mas, yo kita kadang udah ingetin. Tapi yo
Kader STBM. Narasumber berasal dari Dinas angel mas. Dek e onok WC ne tapi dibuang ke kali
langsung mas” (Informan 4, 26 tahun)
Kesehatan, Puskesmas Mulyorejo dan pihak
swasta yaitu PT APPSANI. Pada pelatihan ini, Pasca dilakukan pemicuan, pihak terkait
materi yang disampaikan berupa cara pembuatan melakukan survei rumah untuk memantau
perkembangan perubahan perilaku BAB Masyarakat yang tidak memiliki septic tank
sembarangan pada kegiatan “grebek jentik”. mengalirkan buangan jambannya langsung ke
Selain memperhatikan kondisi tempat sungai. Bantuan fisik berupa jamban sehat dari
penampungan di setiap rumah masyarakat juga pemerintah dan pihak swasta kepada masyarakat
diupayakan untuk melakukan pengecekan
terhadap kondisi jamban sehat. belum mampu untuk mencapai kelurahan Bebas
“Kalau ada program ke rumah-rumah selalu kita BABS. Pelatihan, pemicuan, sosialisasi serta
upayakan agar di cek jambannya juga pas grebek penyuluhan yang telah dilakukan juga belum
jentik tiap jum’at juga gitu” (Informan 7, 29 tahun) mampu untuk mewujudkan kelurahan ODF karena
Selain hal tersebut, masyarakat di kelurahan masyarakat merasakan tidak perlunya
Kejawan Putih Tambak telah mandiri membangun septic tank sebab telah memiliki
melaksanakan program STBM lainnya, seperti jamban sendiri. Masyarakat juga merasa rugi
melaksanakan cuci tangan pakai sabun, untuk membangun karena mengeluarkan biaya
mengelola makanan dan minuman secara aman, serta harus membongkar beberapa bagian rumah.
dan mengelola sampah secara aman. Namun, Hambatan-hambatan tersebut yang menyebabkan
pembuangan limbah cair rumah tangga masih sulitnya tercapai kelurahan yang Bebas BABS
langsung di buang ke sungai. atau ODF.
“Rata-rata semua rumah disini buang limbah “Masalah iki angel mas, wong-wong iki yo ra
kayak gitu ya langsung ke sungai ini mas. Dekat juga gelem bangun jamban. Dek e wes onok kan WC ne
soalnya” (Informan 6, 32 tahun) tapi diguak nang kali. Disuruh bangun, onok ae
alasane. Ndak mau bongkar rumah lah, ndak onok
Pada permasalahan ini, belum terdapat duit lah, macem-macem mas” (Informan 5, 36 tahun)
upaya serius dari pemerintah dan masyarakat.
Pengkajian lebih dalam tentang belum
Pada pengelolaan limbah cair rumah tangga
terwujudnya pilar pertama STBM di kelurahan ini
belum terdapat kebijakan pemerintah serta
berhubungan dengan strategi advokasi. Pada
masyarakat untuk mengatasinya.
strategi advokasi, menunjukkan belum adanya
“Selama ini memang belum ada pembahasan
khusus untuk ini. Tapi kita juga selalu mengupayakan kebijakan tertulis tentang upaya pembinaan
yang terbaik mas” (Informan 1, 36 tahun) masyarakat dalam mewujudkan kelurahan Bebas
BABS. Selain itu juga masih lemahnya komitmen
Gambaran Pelaksanaan Program Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM) di dari semua pihak di Kelurahan Kejawan Putih
Kelurahan Kejawan Putih Tambak Tambak. Menurut Sidjabat (2012) konsistensi
komitmen ODF di suatu kelurahan dapat
Stop Buang Air Besar Sembarangan dipertegas melalui kebijakan yang jelas. Kebijakan
Stop BAB sembarangan adalah kondisi tersebut melalui penetapan sanksi pada
ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak masyarakat yang masih buang air besar
lagi melakukan perilaku buang air besar sembarangan atau belum memiliki septic tank.
sembarangan yang berpotensi menyebarkan “Kadang kita (Puskesmas) merasa jalan
penyakit (Kemenkes RI, 2014). Kondisi capaian sendirian mas, jadi perlu diperbaiki komitmen lagi.
Dibikin regulasi yang menjelaskan peran
Stop BABS di Kelurahan Kejawan Putih Tambak
masing-masing gitu mas” (Informan 2, 39 tahun)
saat ini masih belum mencapai 100%. Kondisi
capaian ini hanya meningkat 0,18% sejak bulan Adanya hal tersebut, diharapkan dapat
Januari hingga Oktober 2017 (Puskesmas mencapai kelurahan Kejawan Putih Tambak yang
Mulyorejo, 2107). Dinas Kesehatan Kota Bebas BABS. Wujud dari sanksi tersebut dengan
Surabaya mengharapkan Kelurahan Kejawan cara menetapkan denda atas tindakan membuang
Putih Tambak dapat menjadi kelurahan Bebas feses ke sungai. Tindakan tersebut sebagai upaya
BABS di pertengahan tahun 2017. Hal ini peringatan tegas untuk mengubah perilaku
disebabkan hanya tinggal beberapa rumah saja masyarakat. Dan juga perlu dilaksanakan sanksi
yang belum memiliki jamban sehat. administrasi untuk masyarakat yang belum
“Sebenarnya kelurahan ini sudah harus memiliki jamban sehat. Realisasinya adalah
Bebas BABS di pertengahan 2017. dulu orang masyarakat tidak dapat melakukan segala macam
dinas yang udah ngomong suruh wujudin, tapi ya urusan administrasi di kelurahan, RW dan RT.
mau gimana” (Informan 7, 29 tahun) Tujuannya agar masyarakat memprioritaskan
Pada dasarnya sudah terjadi peningkatan untuk membangun jamban sehat.
perubahan perilaku masyarakat untuk tidak lagi “Harusnya dibikin semacem aturan buat
BAB sembarangan. Hal ini dibuktikan dengan sanksi ben nggak onok kasus-kasus serupa koyok
ngene mas (Informan 4, 26 tahun)
tercapainya kepemilikan jamban di setiap rumah.
Selain itu, perlu dilaksanakan penegakan
Namun belum semua rumah memiliki jamban
hukum (law enforcement) untuk merealisasikan
sehat karena tidak memiliki septic tank.
sanksi tersebut. Sebagaimana telah ditetapkan
Joko Prayitno dan Sri Widati, Kajian Strategi Promosi Kesehatan 272

oleh pemerintah daerah kota Surabaya dalam semua tingkat Sekolah Dasar (SD) sederajat
Peraturan Daerah Kota Surabaya nomor 2 tahun hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat.
2014 agar pelanggar dapat diberikan sanksi.
Pengelolaan Makanan dan Minuman Rumah
“Sebenarnya kita ada Perda tapi belum
Tangga
terealisasi dengan baik. Kalo hukumnya jalan, pasti
bisa kita capai kelurahan Bebas BABS ini” (Informan Pengelolaan makanan dan minuman rumah
1, 36 tahun) tangga adalah melakukan kegiatan pengelolaan
Terhambatnya capaian status ODF juga terhadap air minum dan makanan di rumah tangga.
diakibatkan masyarakat yang belum memahami Tujuannya untuk memperbaiki dan menjaga
sepenuhnya pentingnya penggunaan septic tank kualitas air serta sumber air yang akan digunakan
dalam pengelolaan buang air besar . Hal ini juga untuk air minum. Selain itu, untuk menerapkan
erat kaitannya dengan peran dari tokoh prinsip higiene sanitasi pangan dalam proses
masyarakat. Pelatihan dan pengarahan yang telah pengelolaan makanan di rumah tangga
diberikan sebelumnya, ditujukan untuk melakukan (Kemenkes RI, 2014).
pendampingan pada masyarakat demi Upaya ini merupakan pilar 3 dari program
terwujudnya kelurahan Bebas BABS (Yimam dkk, STBM. Kelurahan Kejawan Putih Tambak telah
2014). membudayakan perilaku mencuci bahan makanan
sebelum diolah menggunakan air bersih, selektif
Cuci Tangan Pakai Sabun
dalam memilih bahan makanan. Masyarakat
Praktik mencuci tangan sangat penting untuk sudah selektif untuk memilih daging dan mie yang
mewujudkan personal hygiene serta mampu tidak berformalin serta bakso yang tidak
memberikan barrier terhadap infeksi. Hal tersebut mengandung boraks. Masyarakat juga telah
terbukti dengan adanya penelitian Trikora dan menyimpan bahan makanan dan makanan olahan
Siwiendrayanti (2015) menjelaskan bahwa praktik di tempat tertutup atau menggunakan tudung saji.
mencuci tangan berhubungan dengan kejadian Untuk air minum, semua masyarakat
diare. Selain itu, Peltzer dan Pengpid (2014) juga menggunakan air minum isi ulang dan terdapat
menunjukkan bahwa kebersihan tangan menjadi masyarakat yang merebus air untuk dikonsumsi
faktor pencegah berbagai risiko kesehatan pada (Puskemas Mulyorejo, 2017). Dengan
siswa remaja di empat negara ASEAN. Budaya terwujudnya budaya pengelolaan makanan dan
cuci tangan pakai sabun (CTPS) di Kelurahan minuman yang baik menunjukkan masyarakat
Kejawan Putih Tambak sangat sulit untuk diukur. telah memiliki pengetahuan dan tindakan yang
Hal ini disebabkan praktik yang berada didalam baik tentang sanitasi makanan dan minuman.
kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai hal Selain itu, penyuluhan STBM serta demo masak
tersebut, maka perlu membangun komitmen makanan sehat dan bergizi kepada semua
individu untuk mewujudkan budaya cuci tangan masyarakat di Kelurahan Kejawan Putih Tambak.
pakai sabun. Pengetahuan yang cukup tentang sanitasi
“Kita nggak mampu kayaknya kalau harus makanan dan minuman, sangat memengaruhi
melihat perilaku ini di masyarakat. Jadi semua harus
upaya higiene pada pengolah makanan,
dari kesadaran sendiri” (Informan 2, 39 tahun).
keamanan proses pengolahannya, serta kualitas
Budaya CTPS di kelurahan ini diupayakan makanan yang dihasilkan (Ningsih, 2014).
melalui kegiatan sosialisasi. Sosialisasi CTPS
Pengamanan Sampah Rumah Tangga
sering dilaksanakan pada berbagai pertemuan
seperti pertemuan pihak sekolah dengan wali Pengamanan sampah rumah tangga
murid, PKK serta posyandu. Selain itu, praktik merupakan pilar 4 STBM. Setiap rumah di
bersama CTPS sering dilakukan di tingkat sekolah kelurahan Kejawan Putih Tambak sudah memiliki
baik PAUD maupun sekolah dasar. Kegiatan ini gantungan sampah. Gantungan sampah
merupakan kerjasama Dinas Kesehatan, merupakan solusi pada permasalahan sampah
Puskesmas serta sektor lain untuk mewujudkan rumah tangga (Irhas, 2017). Gantungan sampah
masyarakat yang berbudaya CTPS. Pelaksanaan dapat menghindari sampah dari gangguan hewan.
sosialisasi atau penyuluhan STBM juga selalu Penggunaan gantungan sampah bertujuan untuk
dilaksanakan oleh pihak Puskesmas Mulyorejo. menjaga lingkungan hidup dan kesehatan
Sasaran adalah semua masyarakat di kelurahan masyarakat (Presiden Republik Indonesia, 2012).
Kejawan Putih Tambak. Kegiatan ini dilaksanakan Sampah yang terdapat pada gantungan akan
langsung di sekolah, posyandu, serta pada diambil oleh pihak kebersihan setiap pagi hari.
kegiatan lainnya. Pelaksanaan sosialisasi STBM Terdapatnya gantungan sampah merupakan
telah dilaksanakan pada bulan September di upaya masyarakat bersama pihak pemerintahan
kelurahan. Setiap bulan masyarakat rutin
membayar iuran kebersihan yang dipungut oleh
masing-masing anggota RW. Selain itu, juga telah mampu memutus mata rantai penularan penyakit
terdapat tempat penampungan sementara (TPS). (Kemenkes RI (2014). Masyarakat sudah memiliki
Tempat penampungan sampah merupakan saluran pembuangan air limbah rumah tangga
hasil dari iuran warga serta bantuan dari beberapa namun, tidak memiliki Instalasi Pengelolaan Air
pihak swasta yang bekerjasama dengan pihak Limbah (IPAL) sehingga limbah disalurkan
kelurahan dan Puskesmas. Kebiasaan langsung ke sungai. Strategi pemberdayaan yang
masyarakat dalam melakukan pengamanan telah dilaksanakan adalah pungumpulan dana
terhadap sampah rumah tangga juga sudah baik. yang berasal dari swadaya masyarakat
Masyarakat memasukkan sampahnya ke dalam digunakan untuk mewujudkan pembangunan
kantong plastik dan telah sadar untuk meletakkan penambahan bak penampungan limbah secara
sampah ke TPS. Selanjutnya, telah terdapat komunal. Namun, upaya ini belum dapat berjalan
program bank sampah. Program ini merupakan dengan baik.
kerjasama antara mahasiswa Fakultas Teknik Sulitnya membangun komitmen masyarakat
Lingkungan dari Institut Teknologi Sepuluh untuk sadar mengeluarkan iuran demi
November (ITS) dengan PKK kelurahan Kejawan kenyamanan bersama serta sulitnya mencari
Putih Tambak. Dengan adanya program ini, lokasi yang tepat untuk membangun bak
masyarakat sudah sangat sadar bahwa sampah penampungan. Hal tersebut menjadi masalah baru
yang dihasilkan dapat menjadi uang dan tabungan. dalam strategi ini. Kesadaran dan komitmen
Program ini merupakan program yang sudah masyarakat dalam pengamanan pembuangan air
berjalan selama 2 tahun. Berdasarkan hal tersebut, limbah harus dibangun atas dasar pemahaman
kelurahan Kejawan Putih Tambak mendapatkan yang benar tentang pentingnya pengelolaan air
prestasi sebagai kelurahan kreatif dan sadar limbah (Ling, 2012).
sampah pada tahun 2016 dan 2017. “Sudah pernah kita ngumpulin biaya rencana
“Benar, kita punya bank sampah dan aktif terus mau buat bak buat limbah itu mas, tapi karena
insyaAllah. Ini berkat kerjasama juga sama ITS udah mandek di iuran ya sampe sekarang ndak ada”
2 tahun lalu” (Informan 1, 36 tahun) (Informan 3, 34 tahun)

Kegiatan bank sampah sudah mandiri karena Strategi Baru Program Sanitasi Total
pelaksanannya dikelola langsung oleh masyarakat Berbasis Masyarakat (STBM) di Kelurahan
di Kelurahan Kejawan Putih Tambak. Selain Kejawan Putih Tambak
penjualan sampah, juga telah dilaksanakan Berdasarkan hasil dan pembahasan pada
pelatihan untuk mengelola sampah menjadi pilar STBM di atas, maka perlu dirancang strategi
kerajinan. Dari hasil sampah yang dikumpulkan baru. Tujuannya adalah untuk memperlancar
masyarakat, tercipta berbagai jenis kerajinan upaya implementasi masing-masing pilar STBM di
tangan yang mempunyai nilai jual. Melalui hal ini, Kelurahan Kejawan Putih Tambak. Strategi yang
sampah yang dikumpulkan akan langsung diolah, dibentuk merupakan hasil diskusi dan
sehingga setiap minggu sampah yang terkumpul musyawarah yang dilakukan oleh informan
akan langsung direduksi dan diolah. Setelah bersama pihak-pihak terkait. Pihak tersebut
berbentuk kerajinan, sampah olahan dijual ke adalah Puskesmas, kelurahan, babinsa, serta
pihak ITS atau langsung ke masyarakat yang Bhabinkamtibmas. Musyawarah tersebut
sudah melakukan pemesanan sebelumnya. Selain dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2017.
itu, hasil karya masyarakat di Kelurahan Kejawan Strategi yang dihasilkan juga telah disetujui
Putih Tambak juga dipamerkan serta bersama dengan semua sektor yang ikut serta
disosialisasikan dalam kegiatan Kampung Kreatif dalam perencanaan strategi tersebut. Strategi
di Kota Surabaya. Pemanfaatan bank sampah yang dihasilkan berupa upaya untuk menerapkan
dirasa sangat baik bagi masyarakat di Kelurahan sanksi. Hal tersebut dilakukan untuk mencapai
Kejawan Putih Tambak terutama oleh kelompok memberikan sanksi bagi pelaku yang mengalirkan
PKK. Masyarakat bersama-sama saling menjaga pembuangan feses ke sungai. Selanjutnya,
agar tidak ada pembuangan sampah mewujudkan law enforcement dengan meminta
sembarangan. bantuan dan komitmen tertulis dari Satuan Polisi
Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga Pamong Praja (SATPOL PP) kecamatan.
Peningkatan kesadaran semua lapisan
Pengamanan limbah cair rumah tangga masyarakat tentang pentingnya melaksanakan
adalah melakukan kegiatan pengolahan limbah STBM dalam kehidupan sehari-hari. Upaya
cair di rumah tangga yang berasal dari sisa tersebut dengan menyebarluaskan surat edaran
kegiatan mencuci, kamar mandi dan dapur yang yang dibuat oleh pihak pemerintah kelurahan
memenuhi standar baku mutu kesehatan sesuai dengan Peraturan Walikota Surabaya.
lingkungan dan persyaratan kesehatan yang Melakukan upaya untuk penambahan bak
Joko Prayitno dan Sri Widati, Kajian Strategi Promosi Kesehatan 274

penampungan limbah cair rumah tangga komunal. Irhas. (2017) Tiang Gantungan Sampah : Solusi
Kegiatan ini dilakukan melalui swadaya atau iuran Untuk Sampah Rumah Tangga. Jurnal
Lingkungan Vol. 5 nomor 2 tahun 2017. Jakarta.
masyarakat, bantuan pemerintahan dan bantuan
Juniarto, D. K. (2016). Studi Deskriptif Tentang
pihak swasta. Kualitas Pelayanan Penanganan Keluhan
Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum kota
KESIMPULAN DAN SARAN Surabaya. Jurnal Kebijakan dan Manajemen
Publik Vol. 4 nomor 2 tahun 2016 ISSN
Strategi advokasi program STBM yang sudah 2303-3411. Universitas Airlangga. Surabaya.
dilaksanakan di Kelurahan Kejawan Putih Tambak Kemenkes RI. (2014). Permenkes RI nomor 3 Tahun
belum maksimal pada pilar stop BABS dan 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat. Menteri Kesehatan RI, Jakarta.
pengelolaan limbah cair rumah tangga. Hal ini
Kemenkes RI. (2015). Pedoman Pelaksanaan
disebabkan belum adanya kebijakan dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Jakarta.
komitmen yang kuat bagi pelaku yang membuang Ling, T., M, Dana. S, Bostam., and L, Nyanti. (2012).
feses ke sungai. Selain itu, belum tersedia bak Domestic Wastewater Quality and Pollutant
penampungan limbah rumah tangga. Loadings from Urban Housing Areas. Iranica
Journal of Energy & Environment. 3 (2):
Pada strategi bina suasana sudah maksimal 129-133.
dengan dilaksanakan sosialisasi program, Nawawi, H. (2012). Manajemen Strategik Organisasi
koordinasi, dan pelatihan. Selain itu, juga terdapat Non Profit Bidang Pemerintahan. Yogyakarta:
keterlibatan semua sektor. Strategi pemberdayaan Gadjah Mada University Press.
masyarakat juga belum maksimal pada pilar stop Ningsih, R. (2014). Penyuluhan Hygiene Sanitasi
Makanan dan Minuman, Serta Kualitas
BABS dan pengelolaan limbah cair rumah tangga. Makanan yang Dijajakan Pedagang di
Pemberdayaan masyarakat melalui pemicuan Lingkungan SDN kota Samarinda. Jurnal
juga belum cukup untuk mendapatkaan status Kesehatan Masyarakat (KEMAS) Vol. 10 nomor
kelurahan bebas BABS. Selain itu, belum 1 tahun 2014. Diakses dari
https://www.googlw.co.id/url?sa=t&source=web
optimalnya swadaya masyarakat untuk
&rct=j&url=https://journal.unnes.ac.id/artikel_nju
menyediakan sarana septic tank dan bak /kemas/3071&ved=0ahUKEwjyvurS&KzXahXIF
penampungan limbah cair. Sehigga, perlu pQKHZdfAYQFggkMAA&usg=AOvVaw0FQwqj
dilakukan : (1) upaya penerapan sanksi melalui KAnt_-SEWYfm3n
denda maupun sanksi secara administrasi bagi Peltzer dan Pengpid. (2014). Oral and hand hygiene
behaviour and risk factors among in-school
pelaku pembuang feses ke sungai. (2) adolescents in four Southeast Asian countries.
mewujudkan law enforcement agar sanksi yang International Journal of Environmental
dikeluarkan juga dapat terealisasi (3) peningkatan Research and Public Health Vol. 11 nomor 3
kesadaran masyarakat melalui upaya Maret 2014.
Peraturan Walikota Surabaya. (2014). Peraturan
penyebarluasan surat edaran yang dibuat oleh
Daerah kota Surabaya nomor 2 tahun 2014
pihak pemerintah kelurahan tentang jamban sehat tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum
(4) serta upaya penambahan bak pengelolaan dan Ketentraman Masyarakat. Walikota
limbah cair rumah tangga komunal melalui Surabaya. Surabaya.
swadaya atau iuran masyarakat bantuan Puskesmas Mulyorejo. (2017). Data Akses Jamban
Sehat dan Akses Air Bersih tahun 2017.
pemerintahan dan bantuan pihak swasta yang
Surabaya.
difasilitasi pemerintah kelurahan. Presiden Republik Indonesia. (2012). Peraturan
Pemerintah RI Nomor 81 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
DAFTAR PUSTAKA Sampah Sejenis Rumah Tangga. Jakarta.
Anderson. (1979). Public Policy Making. New York: Sidjabat, E. (2012). Partisipasi Masyarakat Desa
Holt Rinehart and Winston. dalam Implementasi Strategi Nasional Sanitasi
Depkes RI. (2009). Pedoman Perilaku Hidup Bersih Total Berbasis Masyarakat di Kabupaten
dan Sehat di Rumah Tangga. Departemen Grobogan. Tesis. Universitas Indonesia.
Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan Tahun Jakarta.
2009. Jakarta. STBM Indonesia (2017). Capaian Kepemilikan
Dinkes Surabaya. (2015). Rencana Stategis Dinas Jamban Sehat Tahun 2017. Monitoring dan
Kesehatan kota Surabaya Tahun 2016 - 2021. Evaluasi. diakses dari
Surabaya. stbm-indonesia.org/monev/
Daniel. (2014). Latrine utilization and associated Trikora, E., dan A, Siwiendrayanti. (2015). Hubungan
factors among people living in rural areas of Praktik Cuci Tangan, Kriteria Pemilihan Warung
Denbia district, Northwest Ethiopia, 2013, a Makan Langganan dan Sanitasi Warung
cross-sectional study. The Pan African Medical dengan Kejadian Diare pada Mahasiswa
Journal Vol. 10 nomor 1 tahun 2014. Universitas Negeri Semarang. Unnes Journal of
Entjang, I. (2000). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Public Health Vol. 4 nomor 1 tahun 2015.
Bandung : PT. Citra Adtya Bakti. Universitas Negeri Semarang. Semarang
Wardhana, W.M. (2005). Dampak Pencemaran
Lingkungan. Penerbit Andi : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai