PENYERAHAN OBAT
2019
TENTANG
PEDOMAN PENYIAPAN DAN PENYERAHAN OBAT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan farmasi atau kefarmasian menyiapkan dan mengeluarkan obat dalam lingkungan
yang bersih dan aman sesuai undang-undang, peraturan dan standar praktek prorfesional Rumah
sakit mengidentifikasi standar praktek bagi lingkungan penyiapan dan penyaluran obat yang
aman dan bersih. Obat yang disimpan dan dikeluarkan dari area di luar farmasi (misalnya unit
pelayanan pasien, harus memenuhi langkah- langkah yang sama dalam hal keamanan dan
kebersihan) Staf yang mempersiapkan produk campuran yang steril (seperti iv. dan epidural)
dilatih dalam prinsip-prinsip teknik aseptik. Demikian pula, tersedia lubang angin yang
bertudung dan digunakan bilamana dibutuhkan untuk praktek profesional (misalnya mencampur
obat cytotoxic).
B. Pengertian
1. Penyiapan obat
Dispensing sediaan steril harus dilakukan di Instalasi Farmast dengan teknik aseptik
untuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk dan melindung petugas dari paparan zat
berbahaya serta menghindari terjadinya kesalahan pemberian Obat.
2. Penyerahan obat
Kegiatan menyerahkan obat kepada pasien oleh staf farmasi. Pada saat penyerahan obat
tersebut juga disertai dengan penjelasan mengenai waktu minum efek samping obat, aturan
pakai dsb.
BAB II
RUANG LINGKUP
a. Pencampuran obat kemoterapi harus dilakukan didalam ruang yang bersih (clean room)
yang dilengkapi dengan cytotoxic handling drug safety cabinet dengan petugas yang
sudah terlatih dengan teknik aseptik serta menggunak an alat pelindung diri yang sesuai.
b. Pencampuran obat intravena, epidural. dan nutrisi parenteral serta pengemasan kembali
obat suntik harus dilakukan dalan ruang yang bersih (clean room) yang dilengkapi
dengan laminary airflow cabinet dan petugas yang telah terlatih dengan teknik aseptic
serta menggunakan alat pelindung yang sesuai.
c. Staf yang menyiapkan produk steril terlatih dengan prinsip penyiapan obat.
BAB III
KEBIJAKAN
Landasan Hukum
1) UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2) UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3) PP No. 72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi atau Alat kesehatan
4) Permenkes RI No. 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian diRumah Sakit
BAB IV
TATA LAKSANA
1. Penyiapan dan penyaluran obat
Staf yang terlibat dalam dispensing harus memelihara kebesihan pribadi dan harus
memakai pakaian dan/atau jas kerja putih dan bersih
Fasilitas fisik harus dipelihara dan bebas dari debu dan kotoran
Makanan dan minuman tidak boleh disimpan atau ditempatkan didaerah dispensingnya
dan dalam lemarı pendingin tempat penyimapanan obat
Alat dispensing yang digunakan untuk meracik, seperti lumpang serta alu, gelas takar,
timbangan dan anak timbangan, sendok obat, spatula, alat penghitung label/kapsul, papan
alas semua dalanm keadaan bersih dan kering
Lingkungan dispensing diatata untuk membuat daerah kerja yang aman, nyama dan
efisien
Obat dalam dan obat luar disimpan secara terpisah dalam rak, demıkian juga bahan kimia
padat dan cair agar terpisah dalam rak dan disusun menurut abjad
Obat yang dulu masuk lebih dulu keluar/FIFO (First In Fisrt Out)
Penyimpanan harus memperhatikan cahaya. suhu dan kelembapan untuk nempertahankan
mutu obat
2. Produk steril
Obat dipersiapkan dan disalurkan dalam area yang bersilh dan aman dengan perakatan
dan suppläi yang memadai
Untuk mencegah kontaminasi sediaan steril, stabilitas sediaan dan untukmenghindari
kesalahan pemberian obat pengen dalian dan keamanan penanganan obat sitostatika,
perlu dibuat suatu prosedur baku pencampuran obat sitostaika di rumah sakit
Untukk mencegah kontaminasi sediaan steril, pengendalian dan keamanan penanganan
obat sitostatika, petugas yang menangani agar dibekali dengan pelatihan prinsip-prinsip
teknik aseptik dan penanganan obat sitostatika
Untuk mencegah kontaminasi sediaan steril, pengendalian dan keamanan penanganan
obat sitostatika, petugas harus terlindungi dan paparan dan dilengkapi dengan alat
pelindung diri sesuai dengan standar yang telah ditetapkan mulai dari proses
pencampuran. distribusi. pemberian kepada pasien serta pembuangan limbah sitostatika,
serta dilakukan dalam ruang khusus yang dilengkapi dengan lemari pencampuran (BSC
atau Biological Safety Cabet)
Penanganan sediaan steril dan sitostatika dilakukan secara aseptis dalam kemasan siap
pakai sesuai kebutuhan pasien
Setiap obat yang dikeluarkan dari kemasan asli, kemudian disiapkan untuk disalurkan
dalam wadah yang berbeda dan tidak segera diberikan. maka obat yang disiapkan harus
diberi label dengan mencantumkan
Nama Pasien
Nomor Rekam Medis
Ruang Perawatan
Komposisi Obat
Rute Pemberian
Tanggal dan Waktu Penyiapan
Tanggal dan Waktu Kadaluarsa
Suhu Penyimpanan
3. Pendistribusian/ Penyaluran
Sistem distribusi di unit pelayanan dapat dilakukan dengan cara
a. Sistem Persediaan Lengkap di Ruangan (floor stock)
1) Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
untuk persediaan di ruang rawat disiapkan dan dikelola oleh InstalasI Farmasi
2) Sediaan Famasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang disimpan di
ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah yang sangat dibutuhkan.
3) Dalanm kondisi sementara dimana tidak ada petugas famasi yang mengelola (di
atas jam kerja) maka pendistribusiannya didelegasikan kepada penanggung jawab
ruangan.
4) Setiap hari dilakukan serah terima kembali pengelolaan obat floor stock kepada
petugas famasi dari penanggung jawab ruangan.
5) Apoteker harus menyediakan informasi. peringatan dan kemungkinan interaksi
Obat pada setiap jenis Obat yang disediakan di floor stock.
b. Sistem Resep Perorangan
Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
berdasarkan Resep perorangan/pasien rawat jalan dan rawat inap melalui Instalasi
Farmasi.
c. Sistem Unit Dosis
Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
berdasarkan Resep perorangan yang disiapkan dalam unit dosis tunggal atau ganda, untuk
penggunaan satu kali dosıs pasien Sistem unit dosis Ini digunakan untuk pasien rawat
inap
d. Sistem Kombinasi Sistem pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan. dan Bahan
Medis Habis Pakai bagi pasien rawat inap dengan menggunakan kombinasi a + b atau b +
c atau a + c.
4. Persyaratan Sumber Daya Manusia
A. Apoteker.
Setiap apoteker yang melakukan persiapan/ peracikan sediaan steril harus memenuhi
beberapa syarat sebagai berikut:
Memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang penyiapan dan pengelolaan komponen
sediaan steril termasuk prinsip teknik aseptis.
Memiliki kemampuan membuat prosedur tetap setiap tahapan pencampuran sediaan
steril.
Apoteker yang melakukan pencampuran sediaan steril sebaiknya selalu meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan.
B. Tenaga Ketarmasian (Asssten Apoteker D3 Farmasi)
Tenaga kefarmasian membantu apoteker dalam melakukan pencampuran sediaan steril.
Petugas yang melakukan pencampuran sediaan steril harus sehat dan khusus untuk
penanganan sediaan sitostatika petugas tidak sedang merencanakan kehamilan, tidak hamil
maupun menyusui.
C. Perawat
Yaitu perawat yang diberikan delegasi oleh Apoteker
Ruangan dan Peralatan
Dalam melakukan pencampuran sedian steril diperlukan ruangan dan peralatan khusus
untuk menjaga sterilitas produk yang dihasilkan dan menjamin keselamatan petugas dan
lingkungannya.
A. Ruangan
1. Tata letak ruang
2. Jenis ruangarn
Pencamnpuran sediaan steril memerlukan ruangan khusus dan terkontrol. Ruangan ini terdiri
dari:
a. Ruang persiapanRuangan yang digunakan untuk administras1 ian peny 1apan alat kesehatan
dan bahan obat (etiket, pelabelan, penghitungan dosis dan voiume cairan).
b. Ruang cuci tangan dan ruang ganti pakaian
Sebelum masuk ke ruang antara, petugas harus mencuci tangan.
ganti pakaian kerja dan memakai alat pelindung diri (APD)
c. Ruang antara (Ante room)
Petugas yang akan masuk ke ruang steril melalui suatu ruang antara
d. Ruang steril (Clean room)
Ruangan steril harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1) Jumlah partikel berukuran 0,5 mikron tidan lebih dan 350.000 partikei
2) Jumlah jasad renik tidak lebih dari 100 per meter kubik udara
3) Suhu 18-22°C
4) Kelembaban 35-- 50%
5) Di lengkapi High Eficiency Particulate Air (HEPA) Filter
6) Tekanan udara di dalam ruang lebih positif dari pada tekanan idara di luar ruangan
7) Pass box adalah tempat masuk dan keluarnva alat kesehatan dan bahan obat sebelum
dan sesudah dilakukan pencampuran. Pass box ini terletak di antara ruang persiapan dan
ruang steril.
B. Persyaratan Peralatan
Peralatan yang harus dimiliki untuk melakukan pencampuran sediaan steril meputi:
1. Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan dalam pencampuran sediaan steril meliputi :
a. Baju Pelindung ini sebaiknya terbuat dari bahan yang impermeable (tidak tembus cairan)
tidak melepaskan serat kain, dengan lengan panjang, bermanset dan tertutup di bagian depan.
b. Sarung tangan yang dipilih harus memiliki permeabilitas yang minimal sehingga dapat
memaksimalkan perlindungan bagi petugas dan cukup panjang untuk menutup pergelangan
tangan. Sarung tangan terbuat dari latex dan tidak berbedak (powder free)
Khusus untuk penanganan sediaan sitostatika harus mengyunakan dua lapis
c. Kacamata pelindungHanya digunakan pada saat penangaian sediaan sitostatika
d. Masker disposable
2. Laminar Air flow (LAF) mempuny ai Sistem penyariugan ganda yang memiliki efisiensi
tingkat tinggi, sehingga dapat berfungsi sebagai:
- Penyaring bakteri dan bahan-bahan eksogen di udara.
- Menjaga alıran udara yang konstan diluar lingkungan.
- Mencegah masuknya kontaminan ke dalam LAF.
Terdapat dua tipe LAF yang digunakan pada pencampuran sediaan steril:
C. Aliran Udara Horizontal (Horizontal Air /Flow).
Aliran udara langsung menuju ke depan, selingga petugas tidak terlindungi dari partikel
ataupun uap yang berasal dari ampul atau vial. Alat ini digunakan untuk pencampuran obat
steril non sitostatika.
D. Aliran Udara Vertikal (Vertical Air Flow).
Aliran udara langsung mengalır kebawah dan jauh dari petugas sehingga memberikan
lingkungan kerja yang lebih aman.
Untuk penanganan sediaan sitostatika mengeunakan LAF vertical Biological Safety Cabinet
(BSC) kelas II dengan syarat tekanan udara di dalam BSC harus lebih negatif dari pada
tekanan di ruangan.
C. Teknik Aseptis
Langkah - langkah pencanmpuran sediaan steril secara aseptis adalah
1. Petugas harus mencuci tangan
2. Petugas harus menggunakan APD
3. Masukkan semua bahan melalui Pass Box
4. Proses pencampuran dilakukan di dalam LAF- BSC
5. Petugas melepas APD setelah selesai kegiatan
D. Kondisi khusus
Jika tidak ada fasilitas LAF - BSC untuk pencampuran sediaan steril maka perludiperhatikan hal
- hal sebagai berikut:
A. Ruangan
Pilih ruang yang paling bersih, khusus untuk pengerjaan sediaan steril saja.
Seluruh pintu dan jendela harus selalu tertutup
Tidak ada bak cuci
Tidak ada rak atau papan tulis yang permanen
Lantai didesinfeksi setiap hari dengan menggunak an hypoclorite 100 ppm
Dinding mudah dibersihkan
Meja kerja harus jauh dari pintu
B. Cara kerja
1. Pakai Alat Pelindung Diri (APD)
2. Bersihkan meja kerja dengan benar (dengan aquadest kemudian alcohol 70%)
3. Tutup permukaan meja kerja dengan alas kemoterapi siapkan seiuruh peralatan
4. Seka seluruh alat kesehatan dan wadah obat sebelum digunakan dengan alkohol 70%
5. Lakukan pencampuran secara aseptis
6. Seka seluruh alat kesehatan dan wadah obat sesudah digunakan dengan alkohol 70%
7. Buang seluruh bahan yang terkontaminasi kedalam kantong tertutup
8. Bersihkan area kerja dengan mencuci dengan detergen dan bilas dengan aquadest ulangi
3 kali, terakhir bilas dengan alcohol 70 %
9. Buang seluruh kassa ke dalam kantong tertutup tempatkan ada kantong buangan
10. . Tanggalkan pakaian pelindung
D. Penyimpanan
Penyimpanan sediaan steril non sitostatika setelah dilakukan pencampuran tergantung pada
stabilitas masing-masing obat.
Kondisi khusus penyimpanan:
1. Terlindung darı cahaya langsung dengan menggunakan kertas karbon/kantong plastik warna
hitam atau aluminium foil.
2. Suhu penyimpanan 2- 8°C disimpan di dalam lemari pendingin (bukan freezer)
E. Distribusi
Proses distribusi dilakukan sesuai SOP pengiriman sediaan steril yang telah dilakukan
pencampuran harus terjamin sterilitas dan stabilitasnya dengan persyaratan:
1. Wadah
Tertutup rapat dan terlindung cahaya.
Untuk obat yang harus dipertahankan stabilitasnya pada suhu tertentu, ditempatkan
dalam wadah yang mampu menjaga konsistensi suhunya.
2. Waktu Pengiriman
Prioritas pengiriman untuk obat-obat yang waktu stabiltasnya pendek.
BABV
DOKUMENTASI
Bukti pelaksanaan Rumah Sakit menetapkan dan melaksanakan proses untuk membatasi jika
diperlukan jumkah resep atau junlah pemesanan obat yang dilakukan staf medis
SPK dan RKK staf medis yang berwenang membuat atau menulis resep
Direktur,
TENTANG
KESERAGAMAN SISTEM PENYIAPAN DAN PENYERAHAN OBAT
DIREKTUR RUMAH SAKIT AISIYAH PARIAMAN
Menimbang : a. bahwa semua resep/permintaan obat dan in struksi pengobatan ditelaah
ketepatannya
b. bahwa keseragaiman sistem penyiapan dan penyerahan obat perlu
ditetapkan dengan keputusan Direktur.
Mengingat : 1. UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan UU
2. No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Permenkes RI No. 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Rumah Sakit
4. SK Komisaris Utama No 001/PT-SH/V/2018 tentang SOTK Rumah Sakit
RS Aisyiyah Pariaman
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama : Keputusan Direktur RS ‘Aisyiyah Pariaman tentang keseragaman
sistempenyiapan dan penyerahan obat
Kedua : Keseragaman sistem penyiapan dan penyerahan obat sebagaimana terlampir
pada lampiran keputusan ini
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan akan
dilakukan perubahan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan.
Ditetapkan di Padang
Pada tanggal 11 April 2018
Direktur,
Direktur,