Manajemen Kurikulum
Manajemen Kurikulum
Makalah
Oleh :
SEMARANG
2017
1
Abstrak
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu yang dimiliki oleh seorang manusia itu kuantitas dan kualitasnya
berbeda. Ilmu itulah yang dapat mengangkat derajat dan kehormatan
manusia. Ilmu dapat diperoleh dimana saja melalui proses pembelajaran.
Pada proses secara umum lebih menekankan pada pendidikan. Pendidikan
itu terfokus pada interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam upaya
membantu peserta didik dapat mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi
pendidikan itu dapat berlangsung secara formal seperti di sekolah atau
secara informal seperti pada keluarga, padamasyarakat maupun di
lingkungan. Dewasaini, ilmu danteknologi berkembang sangat pesat. Hal ini
juga akan berpengaruh terhadap kurikulum yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Kurikulum haruslah bisa mengikuti perkembangan ilmu dan
teknologi yang setiap saat selalu berkembang. Pelaksanaan proses interaksi
itu terutama di sekolah dilakukan secara berencana yaitu dengan dibuatnya
kurikulum. Kurikulum adalah hal yang sangat penting dan harus diketahui
oleh pendidik maupun calon pendidik.
Dengan pendidik mengetahui kurikulum, maka pelaksanaan
pembelajaran disekolah akan berlangsung dengan baik. Dalam hal ini
mengetahui tentang kurikulum saja tidaklah cukup. Pendidik maupun
peserta didik harus memahami tentang konsep dasar kurikulum, cara
mengorganisasikan kurikulum, dan melaksanakan kurikulum, dan
mengembangkan kurikulum. Untuk mengetahui dan memahami lebih
lengkap tentang kurikulum maka kami membuat makalah ini dengan
menggabungkan dari berbagai sumber. Diharapkan dengan demikian calon
pendidik atau pendidik dapat lebih memahami tentang apa yang dimaksud
dengan kurikulum. Dalam makalah ini akan dibahas tentang konsep dasar
3
kurikulum, pengorganisasian kurikulum, tata laksana kurikulum, dan
pengembangan kurikulum.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan yang dapat diambil adalah:
1. Apa pengertian manajemen kurikulum?
2. Bagaimana sejarah kurikulum di Indonesia?
3. Bagaimana paradigma dan perencanaan kurikulum?
4. Apa fungsi dan struktur kurikulum?
5. Bagaimana pengorganisasian kurikulum?
6. Bagaimana pelaksanaan kurikulum?
7. Bagaimana pemantauan dan evaluasi kurikulum?
8. Bagaimana pengembangan kurikulum?
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
Dr. Rusman M.Pd, Manajemen Kurikulum, Jakarta: Rajawai Pers, 2009, hlm. 3
2
WinaSanjaya, Dr., M.Pd, Kajian Kurikulum dan Pembelajaran, Sekolah PascaSarjana
Universitan Pendidikan Nasional, 2007, hlm.204-205.
5
Kurikulum Sistem Pendidikan Sebelum Kemerdekaan
Dalam masa penjajahan Belanda, ada sistem pendidikan dan
pengajaran yang berjalan dan berkembang. Pertama, sistem pendidikan
tradisional yang berbentuk padepokan dan pondok. Kedua, sistem
pendidikan dan pengajaran Kolonial yakni sistem pengajaran Barat yang di
bawa oleh Belanda. Ketiga, sistem pendidikan dan pengajaran yang bersifat
nasional yang dirintis oleh para pemimpin pergerakan nasional, khususnya
sistem perguruan Taman Siswa yang dikembangkan oleh Ki Hajar
Dewantara, sebagai reaksi terhadap sistem Kolonial yang tidak sesuai
dengan kebudayaan dan kebutuhan masyarakat dan bangsa Indonesia.
3
Prof. Dr. Sholeh Hidayat M.Pd, Pengembangan Kurikulum Baru, Bandung, Rodsda, hlm.
1-4.
6
dan Sejarah. Kurikulum ini sudah mengarah pada pendidikan nasional.
Dalam mengajar seorang guru mengajar satu mata pelajaran.
3. Kurikulum 1964
Di penghujung era pemerintahan Presiden Soekarno menjelang tahun
1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum Indonesia
yang diberi nama Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Pokok-
pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah
bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan
akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran
dipusatkan pada program Pancawardhana yang meliputi pengembangan
daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral. Mata pelajaran diklasifikasikan
dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik,
keprigelan (keterampilan), dan jasmani. Pendidikan dasar lebih menekankan
pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
4. Kurikulum 1968
Lahirnya kurikulum 1968 sebagai perubahan dari Kurikulum 1964
dipengaruhi oleh peubahan sistem politik dari pemerintah rezim Orde Lama
ke rezim pemerintahan Orde Baru. Kurikulum 1968 menggantikan Rencana
Pendidikan 1968 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Kurikulum
1968 melakukan perubahan struktur kurikulum dari Pancawardhana dengan
menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran menjadi keolmpok
pembinaan jiwa Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada
pelaksanaan UUD 1945 secara murni konsekuen. Titik berat kurikulum ini
pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang
pendidikan. Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa
pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila
sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan
jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan
diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta
mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.
7
5. Kurikulum 1975/1976
Pemabruan kelima terjadi dengan diterbitkanyya Kurikulum
1975/1976. Kurikulum 1975 untuk SD/SMP dan SMA dedangkan
Kurikulum 1976 untuk Sekolah Keguruan yaitu SPG dan Sekolah
Menengah Kejuruan (STM, SMEA).
6. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski
mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting.
Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”.
Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu,
mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).
Kurikulum 1984 ini berorientasi kepada tujuan instruksional. Didasari oleh
pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu
belajar yang sangat terbatas di sekolah harus benar-benar fungsional dan
efektif. Oleh karena itu, sebelum memilih atau menentukan bahan ajar, yang
pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa yang harus dicapai siswa.4
7. Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan
dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian
waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem
caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu
tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa
untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak. Tujuan pengajaran
menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan soal
dan pemecahan masalah.5
4
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/197607312001121
-ADE_SUTISNA/SEJARAH_PERKEMB.__KURIKULUM.pdf tanggal 12 September 2017
5
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/197607312001121
-ADE_SUTISNA/SEJARAH_PERKEMB.__KURIKULUM.pdf tanggal 12 September 2017
8
8. Kurikulum 2004 (KBK)
Kurikukum 2004 ini lebih dikenal dengan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada
pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas
tertentu sesuai dengan standar performance yang telah ditetapkan.
Pendidikan mengacu pada upaya penyiapan individu yang mampu
melakukan perangkat kompetensi yang telah ditentukan. Implikasinya
adalah perlu dikembangkan suatu kurikulum berbasis kompetensi sebagai
pedoman pembelajaran. Kurikulum Berbasis Kompetensi berorientasi pada:
(1) hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik
melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan (2)
keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhannya.
Tujuan yang ingin dicapai menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa
baik secara individual maupun klasikal.6
9. Kurikulum 2006 (KTSP)
Kurikulum 2006 ini dikenal dengan sebutan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan, muncullah
KTSP. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi
pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan
dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih
diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan
lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini
disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL),
standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran
untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti
silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan
(sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.
(TIAR) Tujuan KTSP ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta
6
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/197607312001121
-ADE_SUTISNA/SEJARAH_PERKEMB.__KURIKULUM.pdf tanggal 12 September 2017
9
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan
dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan
untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan
dan potensi yang ada di daerah. Tujuan Panduan Penyusunan KTSP ini
untuk menjadi acuan bagi satuan pendidikan SD/MI/SDLB,
SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalam penyusunan
dan pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan
pendidikan yang bersangkutan.7
10. Kurikulum 2013
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan
tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang
siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk
mengantisipasi perkembangan masa depan. Titik beratnya, bertujuan untuk
mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan
observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan),
apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi
pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan
dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam,
sosial, seni, dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita
memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik.
Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya
mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di
zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.8
7
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/197607312001121
-ADE_SUTISNA/SEJARAH_PERKEMB.__KURIKULUM.pdf tanggal 12 September 2017
8
http://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/alabadiyah/article/download/2792/20
62. Tanggal 12 September 2017
10
C. Paradigma dan Perencanaan Kurikulum
Kurikulum pada dasarnya merupakan salah satu masukan instrumental
yang menjadi variabel bebas memengaruhi terhadap keberadaan keluaran
(produk) pendidikan. Keluaran (produk) itu sendiri ada dua dimensi, yaitu
dimensi visi dan dimensi struktural.
Paradigma kurikulum dapat dimaknai sebagai perangkat konsep yang
berhubungan satu sama lain secara logis membentuk suatu kerangka
pemikiran yang merupakan resultan dari antisipasi tentang sosok pribadi
yang ingin dihasilkan oleh lembaga pendidikan.9
Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan
organisasi dan penentuan strategi, kebijaksaan proyek, program, prosedur,
metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan.10
Perencanaan kurikulum juga disebut sebagai perencanaan
kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksud untuk membina siswa
kearah perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai sampai mana
perubahan-perubahan yang telah terjadi pada siswa.
Perencanaan kurikulum dijadikan sebagai pedoman yang berisi
petunjuk tentang jenis dan sumber peserta yang diperlukan, media
penyampaian, tindakan yang diperlukan, sumber biaya, tenaga, sarana yang
diperlukan, sistem kontrol, dan evaluasi untuk mencapai tujuan pendidikan.
(footnot) Arti penting perencanaan adalah memberikan kejelasan arah bagi
setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan
seefisien dan seefektif mungkin. Perencanaan kurikulum adalah usaha
sengaja dari kaum rencana yang akan menata kehidupan dalam pendidikan
yaitu peserta didik yang diharapkan dapat menjadi seutuhnya cerdas,
trampil, mandiri, kreatif, dan dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan
pembelajaran pendidikan. Dalam perencanaan kurikulum perkembangan
9
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan ( Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2014),
hlm.66
10
http/k3311020.blogspot.co.id/2013/05/makalah-manajemen-kurikulum.html?m=1
11
pesat di lingkungan anak yang akan dijadikan bahan belajar bagi peserta
didik hendaknya tidak menjadi merasa tertinggal oleh zamannya.
Bahan ajaran yang terdiri dari atas pengetahuan (deskriptif), nilai-nilai
(normatif), dan ketrampilan (skill) dipilih dan dipilah berdasarkan tujuan
yang hendak dicapai, berguna untuk menguasai disiplin ilmu yang relevan
dengan kebutuhan perencana, sesuai dengan kebutuhan peserta didik itu
sendiri.
Manfaat dari perencanaan kurikulum :
1. Membantu memanajemen untuk menyesuiakan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan.
2. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah
utama.
3. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran.
4. Membantu menempatkan tanggung jawab lebih tepat.
5. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi.
6. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian
organisasi.
7. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami.
8. Meminimumkan pekerjaan atau kegiatan yang tidak pasti.
9. Menghemat waktu, usaha dan dana.11
11
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan ( Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2014),
hlm.67-68
12
a. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional
b. Kurikulum merupakan program yang harus dilaksanakan oleh guru
dan murid dalam proses belajar mengajar,guna mencapai tujuan-
tujuan itu
c. Kurikulum merupakan pedoman guru dan siswa agar terlaksana proses
belajar mengajar dengan baik dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan.
Ada pula fungsi kurikulum bagi guru. Dengan adanya kurikulum ,guru
tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum sesuai dengan
kurikulum yang berlaku,tetapi juga sebagai pengembang kurikulum dalam
rangka pelaksanaan kurikulum tersebut.
13
Bagi kepala sekolah kurikulum merupakan barometer atau alat
pengukur keberhasilan program pendidikan di sekolah yang dipimpinnya.
Kepala sekolah dituntut untuk menguasai dan mengontrol,apakah kegiatan
proses pendidikan yang dilaksanakan itu berpijak pada kurikulum yang
berlaku.
Berikut struktur ilmu pengetahuan yang terdiri atas ide-ide pokok ilmu
yang mesti dipelajari oleh siswa secara utuh:
14
1. Ide pokok dapat lebih mudah diingat untuk jangka waktu yang cukup
lama
15
d. isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan
uji,artinya tidak cepat lapuk hanya karena perubahan tuntutan hidup
sehari-hari
E. Pengorganisasian kurikulum
16
Secara akademik organisasi kurikulum dikembangkan dalam bentuk-
bentuk organisasi sebagai berikut :
a. terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang terpisah satu sama lain
17
d. Meskipun guru masih memegang peran aktif,aktifitas siswa juga
mulai dikembangkan
e. Ditunjang oleh semua mata pelajaran atau bidang studi yang ada
18
pelajaran tertentu,dan mata pelajaran lainnya diberikan melalui kegiatan-
kegiatan belajar dalam upaya memecahkan masalahnya. Kurikulum ini
disusun berdasarkan masalah dan kebutuhan siswa. Ciri-cirinya antara lain :
6. Ecletic Program
F. Pelaksanaan Kurikulum
1. Perkembangan Konsepsi Kurikulum di Indonesia
Kurikulum yang dibuat oleh Pemerintah Pusat adalah kurikulum
standar yang berlaku secara nasional. Sekolah dibolehkan memperdalam
kurikulum artinya apa yang diajarkan boleh dipertajam dengan aplikasi yang
bervariasi. Demikian juga sekolah dibolehkan memodifikasi kurikulum,
artinya yang diajarkan boleh dikembangkan agar lebih kontekstual d
anselaras dengan karakteristik peserta didik. Perubahan kurikulum yang
berbasiskompetensi (KBK) merupakan salah satu usaha peningkatan mutu
12
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan ( Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2014), hlm.
19
pendidikan dan ini sesuai dengan yang direkomendasikan oleh Bank Dunia
(Depdiknas, 2003). KBK mencakup sejumlah kompetensi dan seperangkat
tujuan pembelajaran yang pencapaiannya berupa perilaku atau ketrampilan
peserta didik sebagai suatu criteria pembelajaran. Anonim (2002)
membuatdefinisi KBK sebagai seperangkat rencana pengaturan tentang
kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian , KBM dan
pemberdayaan sumber daya pendidikan. Dalam KBK mencakup 2 inovasi
yaitu : (1) berfokusp ada standar kompetensi dan hasil belajar, (2)
mendesentralisasikan pengembangan silabus dan
pelaksanaannya.Kemampuan dan ketrampilan apa yang ingin dicapai siswa
menjadi tujuan utama pembelajaran, ini yang membedakannya dengan
kurikulum berbasis materi (content-based curriculum) yang lebih
mendorong guru untuk hanya mengejar selesinya penyampaian materi.13
13
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014),
hal. 79
20
bagaimana kualitas sekolah dari pola manajemen yang diterapkan sekolah
tersebut. Saat manajemen sekolah dikondisikan untuk seoptimal mungkin
memenuhi keempat poin standard pengelolaan, dengan berjalannya waktu
peserta didik dan orang tua akan menentukan sendiri dan lembaga
pendidikan mana yang memenuhi syarat dan menjawab kebutuhan mereka
berdasarkan kualitas pelayanannya. Pihak yang paling tepat menilai kualitas
pemberi jasa pendidikan adalah sebetulnya para konsumennya sendiri.
Depdiknas dapat memosisikan diri menjadi fasilitator untuk memfokuskan
diri membantu sekolah sekolah yang kurang dalam hal sumber daya dan
kemampuan manajerialnya agar mampu mencapai standard kompetensi
yang ditetapkan. Sebetulnya ini adalah salah satu esensi dari otonomi
pendidikan yang dulu digaungkan sekolah.14
14
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014),
hal. 82
21
strategi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi kepala sekolah,
pengawas, dan guru. Pada tahun 2013 pelatihan akan dilakukan bagi
pengawas, kepala sekolah SD/SMP/SMA/SMK, dan guru kelas I dan IV
SD, guru kelas VII SMP untuk mata pelajaran, dan guru kelas X SMA /
SMK untuk 3 mata pelajaran. Pengawas mempunyai peran yang strategi
suntuk mengawal dan mendampingi guru. Supervisi merupakan salah satu
tugas pengawas, dalam mengawal kesuksesan kurikulum 2013 efektifitas
supervise harus ditingkatkan, yaitu supervise manajerial, sipervisi
akademik. Supervisi akademik meliputi supervise kunjungan kelas dan
supervise klinis.
15
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014),
hal. 84
22
b. Tahap Pengorganisasian dan Koordinasi
d. Tahap Pengendalian
16
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014),
hal. 86
23
isi, konsep, keterampilan, masalah serta minat siswa. Peran guru
dalam pembelajaran pada konteks KBK menurut Sanjaya adalah:
4.) Administrator
24
c. Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. dll.17
17
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014),
hal. 88
25
d. Tindak lanjut pemanfaatan diklat, yang terdiri dari penempatan dan
penyebarluasan lulusan, bidang tugas lokasi, pada lembaga apa, siapa
pembina/pengawasannya, tempat tinggalnya, respons masyarakat dan
lain-lain.
Indikator input:
Target populasi
a. Jenis sasaran yang telah dicapai
b. Jumlah sasaran yang telah dicapai
c. Kualitas yang telah dicapai
Peserta diklat
a. Cara belajar (hasil tes formatif dan sumatif)
b. Prestasi belajar (hasil tes formatif dan sumatif)
c. Motivasi dan semangat belajar
d. Keaktifan dan inisiatif
e. Kepatuhan dan disiplin
f. Kreativitas
g. Produk benda yang dihasilkan
h. Hambatan dan kesulitan yang dihadapi
Tenaga Pengajar/Pelatih
a. Pelaksanaan tanggung jawab dan tugasnya
b. Kualifikasi dan identifikasi personal
c. Kemampuan kemasyarakatan
d. Kemampuan kepribadian
e. Kemampuan profesional
f. Loyalitas terhadap atasan
Media pengajaran
a. Jenis media yang digunakan
b. Cara penggunaan media
c. Pengadaan media
26
d. Pemeliharaan dan perawatan media
Prosedur penilaian
a. Instrumen masalah yang dihadapi peserta
b. Pelaksanaan penilaian
c. Pelaporan hasil penilaian
Bimbingan kepada peserta
a. Kategori masalah yang dihadapi peserta
b. Alat pengumpul data
c. Teknik bimbingan
Indikator Output
27
c. Bagi pengawas, dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan
bimbingan dan bantuan kepada para pelaksana kurikulum sehingga
terjadi peningkatan proses belajar-mengajar.
d. Bagi pelaksana kurikulum, dapat digunakan sebagai bahan balikan
untuk perbaikan prosedur dan peningkatan hasil selanjutnya.
a. Tenaga struktur, yang terdiri dari pejabat eselon II dan para pejabat
eselon III.
b. Tenaga fungsional, yakni tenaga guru/dosen/widyaiswara sesuai dengan
bidangnya.
c. Tenaga ahli (misalnya konsultan) atas persetujuan kepala lembaga
pendidikan
d. Satuan tugas yang ditugaskan oleh kepala lembaga pendidikan.
28
2. Evaluasi Kurikulum
a. Pengertian Evaluasi Kurikulum
Tyler (1949) mengemukakan evaluasi curriculum is the process for
determining the degree to which these changes in behavior are actually taing
place. Pengertian yang dikemukakan Tyler tersebut merupakan pengertian
awal dari evaluasi kurikulum. Evaluasi berfokus pada upaya umtuk
menentukan tingkat perubahan yang terjadi pada hasil belajar. Untuk
menentukan tingkat terjadinya perubahan tentu saja harus ada perbandingan.
Perbandingan perubahan yang paling penting dalam hal ini adalah
perbandingan antara kemampuan awal yang dimiliki peserta didik sebelum
mengikuti suatu proses pendidikan dengan kemampuan sesudah peserta
didik mengikuti proses pendidikan tersebut. Oleh karena itu, bagi seorang
evaluator pengetahuan tentang kemampuan awal peserta didik adalah
sesuatu yang penting.18
b. Tujuan Evaluasi Kurikulum
Secara mendasar tujuan suatu pekerjaan evaluasi kurikulum dan
evaluasi lainnya bersifat praktis. Tujuan tersebut dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
Menyediakan informasi mengenai pelaksanaan pengembangan dan
pelaksanaan suatu kurikulum sebagai masukkan bagi pengambilan
keputusan.
Menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalan suatu kurikulum serta
faktor-faktor yang berkontribusi dalam suatu lingkungan tertentu.
Mengembangkan berbagai alternatif pemecahan masalah yang dapat
digunakan dalam upaya perbaikan kurikulum.
Memahami dan menjelaskan karakteristik suatu kurikulum dan
pelaksanaan suatu kurikulum.
18
Soekartawi, Monitoring dan Evaluasi Proyek Pendidikan, ( Jakarta: PT Dunia Pustaka
Jaya, 1995),hlm.223-227
29
Keempat tujuan evaluasi kurikulum yang dikemukakan diatas
berbeda-beda satu sama lainnya. Keempat tujuan evaluasi yang
dikemukakan di atas bukanlah merupakan suatu keutuhan dan harus
digunakan oleh setiap kegiatan evaluasi kurikulum. Keempat tujuan tersebut
di atas terpisah dan suatu kegiatan evaluasi dapat memilih salah satu tujuan
atau gabungan dari beberapa tujuan tersebut.
H. Pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum ialah mengarahkan kurikulum sekarang ke
tujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruh yang
sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dari dalam sendiri, dengan
harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa depannya dengan baik.
Untuk dapat pencapaian harapan yang mampu mencapai itupun perlu
adanya berbagai faktoryang mendukung, yaitu sesuatu yang harus di
kembangkan dan siapa yang akan mengembangkannya.
Sesuai dengan definisi kurikulum, sesuatu program pendidikan yang
akan dikembangkan berisi :
a. Berbagai program pendidikan yang berisi kegiatan pendidikan dan
pengajaran.
b. Sesuatu yang dirancang, direncanakan, dan diprogramkan secara
sistematis.
c. Tujuan pendidikan.
30
d. Beberapa sistem atau komponen-komponen penunjang.
Dalam pengembangan kurikulum, yang mengembangkannya adalah
orang-orang yang terkait dengan masalah kurikulum yaitu :
a. Pihak produsen : Berbagai ahli yang sesuai atau yang ada pada
lembaga pendidikan.
b. Pihak konsumen : Dapat di ambil dari narasumber yang berada pada
berbagai perusahaan, perindustrian, bank, dan sebagainya.
c. Pihak ahli yang relevan : Pedagogi, psikologi, filosof, sosiologi,
metodologi, teknologi pendidikan, ahli bidang studi yang dapat pada
kurikulum yang sedang disusun.
d. Pihak guru : Beberapa guru senior yang memenuhi syarat. 19
19
Prof. Drs. H. Dakir, Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Rineka
Cipta: 2010), hlm. 91-95
20
https://dokumen.tips/documents/tujuan-pengembangan-kurikulum.html
31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tentang manajemen kurikulum pada makalah
ini, maka dapat diambil kesimpulan :
1. Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan
kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik
dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum.
2. Sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia di mulai dari
kurikulum sistem pendidikan sebelum kemerdekaan sampai kurikulum
sistem pendidikan pasca kemerdekaan yang mana di dalamnya terdiri
dari kurikulum 1947, kurikulum 1952, kurikulum 1964, kurikulum
1968, kurikulum 1975/1976, kurikulum 1984, kurikulum 1994,
kurikulum 2004 (KBK), kurikulum 2006 (KTSP), kurikulum 2013.
3. Paradigma kurikulum dapat dimaknai sebagai perangkat konsep yang
berhubungan satu sama lain secara logis membentuk suatu kerangka
pemikiran yang merupakan resultan dari antisipasi tentang sosok
pribadi yang ingin dihasilkan oleh lembaga pendidikan.
Perencanaan kurikulum adalah usaha sengaja dari kaum rencana yang
akan menata kehidupan dalam pendidikan yaitu peserta didik yang
diharapkan dapat menjadi seutuhnya cerdas, trampil, mandiri, kreatif,
dan dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan pembelajaran
pendidikan. Dalam perencanaan kurikulum perkembangan pesat di
lingkungan anak yang akan dijadikan bahan belajar bagi peserta didik
hendaknya tidak menjadi merasa tertinggal oleh zamannya.
4. Fungsi kurikulum dalam pendidikan tidak lain merupakan alat untuk
mencapai tujuan pendidikan.. Struktur ilmu pengetahuan yang terdiri
atas ide-ide pokok ilmu yang mesti dipelajari oleh siswa secara utuh:
32
Ide pokok dapat lebih mudah diingat untuk jangka waktu
yang cukup lama
Memahami struktur pengetahuan akan memengaruhi cara
berpikir seseorang sepanjang hidupnya
Memahami ide-ide pokok suatu disiplin ilmu membuat
seseorang mempunyai pemahaman yang luas tentang suatu
bidang
Memahami struktur ilmu pengetahuan akan membuat siswa
mampu mentransfer pada hal-hal lain pada situasi baru secara
lebih luas
Dengan menguji kembali berbagai ide pokok dalam belajar
maka dapat diperkecil jurang pemisah anatar pengetahuan
dasar dan pengetahuan yang lebih luas (Bruner, 1960)
5. Secara akademik organisasi kurikulum dikembangkan dalam bentuk-
bentuk organisasi yaitu : Kurikulum mata ajar, Kurikulum yang
berkorelasi dengan mata pelajaran, Kurikulum bidang studi,
Kurikulum berintegrasi /terpadu, Core Curriculum (kurikulum inti),
Ecletic Program
6. Kurikulum yang dibuat oleh Pemerintah Pusat adalah kurikulum
standar yang berlaku secara nasional. Sekolah dibolehkan
memperdalam kurikulum artinya apa yang diajarkan boleh dipertajam
dengan aplikasi yang bervariasi.
7. Sistem pemantauan kurikulum adalah suatu sistem pengumpulan dan
penerimaan informasi berdasarkan data yang tepat, akurat dan lengkap
tentang pelaksanaan kurikulum yang dilaksananakan secara sangkil
dan mangkus melalui langkah-langkah yang tepat. pemantauan
kurikulum bertujuan untuk mempercepat pengumpulan dan
penerimaan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan
dalam mengatasi permaalahan pemantauan kurikulum. Evaluasi
berfokus pada upaya umtuk menentukan tingkat perubahan yang
terjadi pada hasil belajar.
33
8. Pengembangan kurikulum ialah mengarahkan kurikulum sekarang ke
tujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruh
yang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dari dalam sendiri,
dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa depannya
dengan baik. Dalam pengembangan kurikulum, yang
mengembangkannya adalah orang-orang yang terkait dengan masalah
kurikulum yaitu : pihak, pihak konsumen, pihak ahli yang relevan dan
pihak guru
B. Saran
Dengan berbagai uraian di atas tentunya tidak lepas dari berbagai
kekurangan baik dari segi materi, teknik penulisan dan sebagainya, untuk
itu sangat diharapkan saran maupun kritikkan yang membangun dalam
perbaikan makalah selanjutnya. Baik dari dosen pembimbing maupun
rekan-rekan mahasiswa.
34
DAFTAR PUSTAKA
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/19760731
2001121-ADE_SUTISNA/SEJARAH_PERKEMB.__KURIKULUM.pdf
tanggal 12 September 2017
http://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/alabadiyah/article/download/
2792/2062 Tanggal 12 September 2017
https://dokumen.tips/documents/tujuan-pengembangan-kurikulum.html
35