Anda di halaman 1dari 35

MANAJEMEN KURIKULUM

Makalah

Disusun untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Dasar-dasar Manajemen Pendidikan

Dosen Pengampu : Nur Khikmah, M.Pd

Oleh :

1. Medy Nadirawati ( 1603096026)


2. Rizki Ananda Safitri (1603096027)
3. Dwi Sari Syahfitri (1603096028)
4. Estri Pujiati (1603096029)
5. Richa Zahrotun Nihar (1603096051)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2017

1
Abstrak

Manajemen kurikulum sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang


kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan
ketercapaian tujuan kurikulum. Kurikulum di Indonesia mengalami
perkembangan mulai dari sebelum kemerdekaan 1945 sampai kurikulum terbaru
yaitu kurikulum 2013.Paradigma kurikulum merupakan perangkat konsep yang
berhubungan satu sama lain secara logis membentuk suatu kerangka pemikiran
yang merupakan resultan dari antisipasi tentang sosok pribadi yang ingin
dihasilkan oleh lembaga pendidikan.Kurikulum diperlukan suatu perencanaan
untuk memilihan atau menetapkan tujuan organisasi dan penentuan strategi,
kebijaksaan proyek, yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.Fungsi kurikulum
dalam pendidikan tidak lain merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Pendidikan suatu bangsa dengan bangsa lain tidak akan sama karena setiap bangsa
dan negara mempunyai filsafat dan tujuan pendidikan tertentu yang dipengaruhi
oleh berbagai segi,baik segi agama, ideologi,kebudayaan,maupun kebutuhan
negara itu sendiri. Penguasaan konsep dasar yang baik memudahkan siswa
mengaplikasikan ilmunya kepada situasi dan kondisi yang lebih berkembang. Bila
struktur dikuasai, maka banyak hal yang berkaitan dengan disiplin ilmu akan
dapat dipahami maknanya.Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan
program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan
yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran
dalam satu periode jenjang pendidikan.Sistem pemantauan kurikulum merupakan
suatu sistem pengumpulan dan penerimaan informasi berdasarkan data yang tepat,
akurat dan lengkap tentang pelaksanaan kurikulum yang dilaksananakan secara
sangkil dan mangkus melalui langkah-langkah yang tepat. Tyler (1949)
mengemukakan evaluasi curriculum is the process for determining the degree to
which these changes in behavior are actually taing place.
Kata kunci: Manajemen kurikulum.

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu yang dimiliki oleh seorang manusia itu kuantitas dan kualitasnya
berbeda. Ilmu itulah yang dapat mengangkat derajat dan kehormatan
manusia. Ilmu dapat diperoleh dimana saja melalui proses pembelajaran.
Pada proses secara umum lebih menekankan pada pendidikan. Pendidikan
itu terfokus pada interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam upaya
membantu peserta didik dapat mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi
pendidikan itu dapat berlangsung secara formal seperti di sekolah atau
secara informal seperti pada keluarga, padamasyarakat maupun di
lingkungan. Dewasaini, ilmu danteknologi berkembang sangat pesat. Hal ini
juga akan berpengaruh terhadap kurikulum yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Kurikulum haruslah bisa mengikuti perkembangan ilmu dan
teknologi yang setiap saat selalu berkembang. Pelaksanaan proses interaksi
itu terutama di sekolah dilakukan secara berencana yaitu dengan dibuatnya
kurikulum. Kurikulum adalah hal yang sangat penting dan harus diketahui
oleh pendidik maupun calon pendidik.
Dengan pendidik mengetahui kurikulum, maka pelaksanaan
pembelajaran disekolah akan berlangsung dengan baik. Dalam hal ini
mengetahui tentang kurikulum saja tidaklah cukup. Pendidik maupun
peserta didik harus memahami tentang konsep dasar kurikulum, cara
mengorganisasikan kurikulum, dan melaksanakan kurikulum, dan
mengembangkan kurikulum. Untuk mengetahui dan memahami lebih
lengkap tentang kurikulum maka kami membuat makalah ini dengan
menggabungkan dari berbagai sumber. Diharapkan dengan demikian calon
pendidik atau pendidik dapat lebih memahami tentang apa yang dimaksud
dengan kurikulum. Dalam makalah ini akan dibahas tentang konsep dasar

3
kurikulum, pengorganisasian kurikulum, tata laksana kurikulum, dan
pengembangan kurikulum.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan yang dapat diambil adalah:
1. Apa pengertian manajemen kurikulum?
2. Bagaimana sejarah kurikulum di Indonesia?
3. Bagaimana paradigma dan perencanaan kurikulum?
4. Apa fungsi dan struktur kurikulum?
5. Bagaimana pengorganisasian kurikulum?
6. Bagaimana pelaksanaan kurikulum?
7. Bagaimana pemantauan dan evaluasi kurikulum?
8. Bagaimana pengembangan kurikulum?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Kurikulum


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan dan mengenai
tujuan, isis dan bahan-bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Menurut Saylor, Alexander, dan Lewis (1974)
kurikulum merupakan upaya sekolah untuk memengaruhi siswa agar dapat
belajar, baik dalam ruangan kelas maupun di luar sekolah. Jadi, manajemen
kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang
kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka
mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum.1

B. Sejarah Kurikulum di Indonesia


Dalam perjalanan sejarah sejak sebelum kemerdekaan hingga pasca
kemerdekaan kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan.
Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan
sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat
berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana
pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan
perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang
berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945,
perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan
dalam merealisasikannya. Berikut adalah sejarah perkembangan kurikulum
di Indonesia:2

1
Dr. Rusman M.Pd, Manajemen Kurikulum, Jakarta: Rajawai Pers, 2009, hlm. 3
2
WinaSanjaya, Dr., M.Pd, Kajian Kurikulum dan Pembelajaran, Sekolah PascaSarjana
Universitan Pendidikan Nasional, 2007, hlm.204-205.

5
Kurikulum Sistem Pendidikan Sebelum Kemerdekaan
Dalam masa penjajahan Belanda, ada sistem pendidikan dan
pengajaran yang berjalan dan berkembang. Pertama, sistem pendidikan
tradisional yang berbentuk padepokan dan pondok. Kedua, sistem
pendidikan dan pengajaran Kolonial yakni sistem pengajaran Barat yang di
bawa oleh Belanda. Ketiga, sistem pendidikan dan pengajaran yang bersifat
nasional yang dirintis oleh para pemimpin pergerakan nasional, khususnya
sistem perguruan Taman Siswa yang dikembangkan oleh Ki Hajar
Dewantara, sebagai reaksi terhadap sistem Kolonial yang tidak sesuai
dengan kebudayaan dan kebutuhan masyarakat dan bangsa Indonesia.

Kurikulum Sistem Pendidikan Pasca Kemerdekaan3


1. Kurikulum 1947
Kurikulum yang lahir setelah Indonesia merdeka pada tahun 1947
disebut rencana pelajaran atau dalam bahasa Belanda leer plan. Perubahan
orientasi pendidikan lebih bersifat politis: dari orientasi pendidikan Belanda
kepada kepentingan nasional. Asas yang ditetapkan adalah Pancasila.
Rencana pelajaran 1947 merupakan pengganti seistem pendidikan colonial
Belanda dengan mengurangi pendidikan kecerdasan intelektual. Materi
pelajaran dihubungkan dengan kejadian dan kehidupan sehari-hari serta
memberikan perhatian terhadapa pendidikan kesehatan dan jasmani.
2. Kurikulum 1952
Kurikulum 1952 merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1947.
Kurikulm 1952 dinberi nama Rencana Pelajaran Teruarai 1952 yang
berfungsi membimbing para guru dalam kegiatan mengajar di Sekolah
Dasar. Di dalamnya tercantum jenis-jenis pelajaran yang harus menjadi
kegiatan murid dalam belajar di sekolah, seperti mata pelajaran Bahasa
Indonesia, Bahasa Daerah, Berhitug, Ilmu Hayat, Ilmu Bumi, Ilmu Alam

3
Prof. Dr. Sholeh Hidayat M.Pd, Pengembangan Kurikulum Baru, Bandung, Rodsda, hlm.
1-4.

6
dan Sejarah. Kurikulum ini sudah mengarah pada pendidikan nasional.
Dalam mengajar seorang guru mengajar satu mata pelajaran.
3. Kurikulum 1964
Di penghujung era pemerintahan Presiden Soekarno menjelang tahun
1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum Indonesia
yang diberi nama Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Pokok-
pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah
bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan
akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran
dipusatkan pada program Pancawardhana yang meliputi pengembangan
daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral. Mata pelajaran diklasifikasikan
dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik,
keprigelan (keterampilan), dan jasmani. Pendidikan dasar lebih menekankan
pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
4. Kurikulum 1968
Lahirnya kurikulum 1968 sebagai perubahan dari Kurikulum 1964
dipengaruhi oleh peubahan sistem politik dari pemerintah rezim Orde Lama
ke rezim pemerintahan Orde Baru. Kurikulum 1968 menggantikan Rencana
Pendidikan 1968 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Kurikulum
1968 melakukan perubahan struktur kurikulum dari Pancawardhana dengan
menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran menjadi keolmpok
pembinaan jiwa Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada
pelaksanaan UUD 1945 secara murni konsekuen. Titik berat kurikulum ini
pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang
pendidikan. Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa
pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila
sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan
jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan
diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta
mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.

7
5. Kurikulum 1975/1976
Pemabruan kelima terjadi dengan diterbitkanyya Kurikulum
1975/1976. Kurikulum 1975 untuk SD/SMP dan SMA dedangkan
Kurikulum 1976 untuk Sekolah Keguruan yaitu SPG dan Sekolah
Menengah Kejuruan (STM, SMEA).
6. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski
mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting.
Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”.
Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu,
mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).
Kurikulum 1984 ini berorientasi kepada tujuan instruksional. Didasari oleh
pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu
belajar yang sangat terbatas di sekolah harus benar-benar fungsional dan
efektif. Oleh karena itu, sebelum memilih atau menentukan bahan ajar, yang
pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa yang harus dicapai siswa.4
7. Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan
dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian
waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem
caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu
tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa
untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak. Tujuan pengajaran
menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan soal
dan pemecahan masalah.5

4
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/197607312001121
-ADE_SUTISNA/SEJARAH_PERKEMB.__KURIKULUM.pdf tanggal 12 September 2017
5
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/197607312001121
-ADE_SUTISNA/SEJARAH_PERKEMB.__KURIKULUM.pdf tanggal 12 September 2017

8
8. Kurikulum 2004 (KBK)
Kurikukum 2004 ini lebih dikenal dengan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada
pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas
tertentu sesuai dengan standar performance yang telah ditetapkan.
Pendidikan mengacu pada upaya penyiapan individu yang mampu
melakukan perangkat kompetensi yang telah ditentukan. Implikasinya
adalah perlu dikembangkan suatu kurikulum berbasis kompetensi sebagai
pedoman pembelajaran. Kurikulum Berbasis Kompetensi berorientasi pada:
(1) hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik
melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan (2)
keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhannya.
Tujuan yang ingin dicapai menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa
baik secara individual maupun klasikal.6
9. Kurikulum 2006 (KTSP)
Kurikulum 2006 ini dikenal dengan sebutan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan, muncullah
KTSP. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi
pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan
dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih
diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan
lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini
disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL),
standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran
untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti
silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan
(sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.
(TIAR) Tujuan KTSP ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta

6
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/197607312001121
-ADE_SUTISNA/SEJARAH_PERKEMB.__KURIKULUM.pdf tanggal 12 September 2017

9
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan
dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan
untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan
dan potensi yang ada di daerah. Tujuan Panduan Penyusunan KTSP ini
untuk menjadi acuan bagi satuan pendidikan SD/MI/SDLB,
SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalam penyusunan
dan pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan
pendidikan yang bersangkutan.7
10. Kurikulum 2013
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan
tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang
siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk
mengantisipasi perkembangan masa depan. Titik beratnya, bertujuan untuk
mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan
observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan),
apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi
pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan
dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam,
sosial, seni, dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita
memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik.
Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya
mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di
zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.8

7
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/197607312001121
-ADE_SUTISNA/SEJARAH_PERKEMB.__KURIKULUM.pdf tanggal 12 September 2017
8
http://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/alabadiyah/article/download/2792/20
62. Tanggal 12 September 2017

10
C. Paradigma dan Perencanaan Kurikulum
Kurikulum pada dasarnya merupakan salah satu masukan instrumental
yang menjadi variabel bebas memengaruhi terhadap keberadaan keluaran
(produk) pendidikan. Keluaran (produk) itu sendiri ada dua dimensi, yaitu
dimensi visi dan dimensi struktural.
Paradigma kurikulum dapat dimaknai sebagai perangkat konsep yang
berhubungan satu sama lain secara logis membentuk suatu kerangka
pemikiran yang merupakan resultan dari antisipasi tentang sosok pribadi
yang ingin dihasilkan oleh lembaga pendidikan.9
Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan
organisasi dan penentuan strategi, kebijaksaan proyek, program, prosedur,
metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan.10
Perencanaan kurikulum juga disebut sebagai perencanaan
kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksud untuk membina siswa
kearah perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai sampai mana
perubahan-perubahan yang telah terjadi pada siswa.
Perencanaan kurikulum dijadikan sebagai pedoman yang berisi
petunjuk tentang jenis dan sumber peserta yang diperlukan, media
penyampaian, tindakan yang diperlukan, sumber biaya, tenaga, sarana yang
diperlukan, sistem kontrol, dan evaluasi untuk mencapai tujuan pendidikan.
(footnot) Arti penting perencanaan adalah memberikan kejelasan arah bagi
setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan
seefisien dan seefektif mungkin. Perencanaan kurikulum adalah usaha
sengaja dari kaum rencana yang akan menata kehidupan dalam pendidikan
yaitu peserta didik yang diharapkan dapat menjadi seutuhnya cerdas,
trampil, mandiri, kreatif, dan dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan
pembelajaran pendidikan. Dalam perencanaan kurikulum perkembangan

9
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan ( Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2014),
hlm.66
10
http/k3311020.blogspot.co.id/2013/05/makalah-manajemen-kurikulum.html?m=1

11
pesat di lingkungan anak yang akan dijadikan bahan belajar bagi peserta
didik hendaknya tidak menjadi merasa tertinggal oleh zamannya.
Bahan ajaran yang terdiri dari atas pengetahuan (deskriptif), nilai-nilai
(normatif), dan ketrampilan (skill) dipilih dan dipilah berdasarkan tujuan
yang hendak dicapai, berguna untuk menguasai disiplin ilmu yang relevan
dengan kebutuhan perencana, sesuai dengan kebutuhan peserta didik itu
sendiri.
Manfaat dari perencanaan kurikulum :
1. Membantu memanajemen untuk menyesuiakan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan.
2. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah
utama.
3. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran.
4. Membantu menempatkan tanggung jawab lebih tepat.
5. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi.
6. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian
organisasi.
7. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami.
8. Meminimumkan pekerjaan atau kegiatan yang tidak pasti.
9. Menghemat waktu, usaha dan dana.11

D. Fungsi dan Struktur Manajemen

Fungsi kurikulum dalam pendidikan tidak lain merupakan alat untuk


mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan suatu bangsa dengan bangsa lain
tidak akan sama karena setiap bangsa dan negara mempunyai filsafat dan
tujuan pendidikan tertentu yang dipengaruhi oleh berbagai segi,baik segi
agama,ideology,kebudayaan,maupun kebutuhan negara itu sendiri. Dengan
demikian :

11
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan ( Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2014),
hlm.67-68

12
a. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional
b. Kurikulum merupakan program yang harus dilaksanakan oleh guru
dan murid dalam proses belajar mengajar,guna mencapai tujuan-
tujuan itu
c. Kurikulum merupakan pedoman guru dan siswa agar terlaksana proses
belajar mengajar dengan baik dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan.

Bagi sekolah yang bersangkutan kurikulum mempunyai fungsi sebagai


berikut :

a. Sebagai alat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan


b. Sebagai pedoman mengatur segala kegiatan sehari-hari di sekolah
tersebut,fungsi ini meliputi :
1. Jenis program pendidikan yang harus dilaksanakan
2. Cara menyelenggarakan setiap jenis program pendidikan
3. Orang yang bertanggung jawab dan melaksanakan program
pendidikan

Kurikulum juga berfungsi sebagai alat kesinambungan pendidikan.


Yaitu bahwa sekolah pada tingkat atasnya harus mengetahui kurikulum
yang dipergunakan pada tingkat bawahnya sehingga dapat menyesuaikan
kurikulum yang diselenggarakannya.

Dengan adanya kurikulum pula ,suatu lembaga pendidikan berfungsi


untuk menyiapkan tenaga ahli. Misalnya, apabila sekolah tertentu diberi
wewenang mempersiapkan tenaga guru bagi sekolah yang memerlukan
tenaga guru tadi,baik mengenai isi,organisasi,maupun cara mengajar.

Ada pula fungsi kurikulum bagi guru. Dengan adanya kurikulum ,guru
tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum sesuai dengan
kurikulum yang berlaku,tetapi juga sebagai pengembang kurikulum dalam
rangka pelaksanaan kurikulum tersebut.

13
Bagi kepala sekolah kurikulum merupakan barometer atau alat
pengukur keberhasilan program pendidikan di sekolah yang dipimpinnya.
Kepala sekolah dituntut untuk menguasai dan mengontrol,apakah kegiatan
proses pendidikan yang dilaksanakan itu berpijak pada kurikulum yang
berlaku.

Bagi para pengawas(supervisor), fungsi kurikulum dapat dijadikan


sebagai pedoman ,patokan,atau ukuran dalam menetapkan yang mana
kurikulum yang memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha
pelaksanaan kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan.

Kemudian melalui kurikulum sekolah yang bersangkutan ,masyarakat


bisa mengetahui apakah pengetahuan,sikap,dan nilai serta keterampilam
yang dibutuhkan relevan atau tidak dengn kurikulum suatu sekolah.

Bagi pemakai(user) pula,kurikulum berfungsi dalam bagaimana


instansi atau perusahaan yang mempergunakan tenaga kerja yang baik
dalam arti kuantitas dan kualitas agar dapat meningkatkan produktivitas.

Struktur kurikulum Salah satu tujuan keluaran (output) pendidikan


adalah agar siswa menguasai pengetahuan dasar dalm bidang matematika ,
IPA,IPS,dan bahasa agar dapat berpikir dan berkelakuan(betindak) sesuai
dengan tuntutan masyarakat. Tujuan ini menyiratkan bahawa sekolah
sebagai suatu lembaga formal mentransmisikan dan mentransfer konsep-
konsep dasar ilmu dan pengetahuan dasar kepada siswa. Penguasaan konsep
dasar yang baik memudahkan siswa mengaplikasikan ilmunya kepada
situasi dan kondisi yang lebih berkembang. Bila struktur dikuasai ,maka
banyak hal yang berkaitan dengan disiplin ilmu akan dapat dipahami
maknanya.

Berikut struktur ilmu pengetahuan yang terdiri atas ide-ide pokok ilmu
yang mesti dipelajari oleh siswa secara utuh:

14
1. Ide pokok dapat lebih mudah diingat untuk jangka waktu yang cukup
lama

2. Memahami struktur pengetahuan akan memengaruhi cara berpikir


seseorang sepanjang hidupnya

3. Memahami ide-ide pokok suatu disiplin ilmu membuat seseorang


mempunyai pemahaman yang luas tentang suatu bidang

4. Memahami struktur ilmu pengetahuan akan membuat siswa mampu


mentransfer pada hal-hal lain pada situasi baru secara lebih luas

5. Dengan menguji kembali berbagai ide pokok dalam belajar maka


dapat diperkecil jurang pemisah anatar pengetahuan dasar dan
pengetahuan yang lebih luas (Bruner, 1960)

Untuk menunjang penguasaan ide-ide pokok maka dalam struktur


kurikulum harus diperhatikan setiap komponen pendukungnya, agar tujuan
pendidikan yang telah digariskan bersama dapat mencapai sasaran yang
tepat. Hilda Taba(1962) mengatakan bahwa kurikulum itu tersusun dari
seperangkat komponen yang saling berkaitan dan bertimbal balik,yaitu
tujuan pendidikan,isi(materi,metode,dan proses belajar mengajar),serta
evaluasi pembelajaran.

Ada beberapa criteria yang digunakan untuk menentukan isi


kurikulum, kriteria tersebut antara lain :

a. isi kurikulum harus sesuai,tepat dan bermakna bagi perkembangan


siswa

b. isi kurikulum harrus mencerminkan kenyataan sosial, artinya sesuai


dengan tuntutan hidup nyata dalam masyarakat

c. isi kurikulum dapat mencapai tujuan yang komperhensif,artinya


mengandung aspek-aspek intelektual,moral dan sosial secara
seimbang

15
d. isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan
uji,artinya tidak cepat lapuk hanya karena perubahan tuntutan hidup
sehari-hari

e. isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang


jelas,teori,prinsip,konsep yang terdapat di dalamnya bukan hanya
informasi factual

f. isi kurikulum harus dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan

E. Pengorganisasian kurikulum

Kurikulum adalah perangkat mat pelajaran dan program pendidikan


yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi
rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam
satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkata mata pelajaran ini
disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan
dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.

Pengertian dari kata organisasi itu sendiri adalah suatu kelompok


sosial yang bersifat tertutup yang diatur berdasarkan aturan tertentu yang
dipimpin oleh seorang pmpinan yang dapat melaksanakan bimbingan secara
teratur dan bertujuan. Dalam sebuah organisasi sangat diperlukan
melaksanakan proses manajemen,yakni :

1. organisasi perencanaan kurikulum,yang dilaksanakan oleh suatu


lembaga atau tim pengembang kurikulum

2. organisasi dalam rangka implementasi kurikulum, baik pada tingkat


daerah maupun pada tingkat sekolah atau satuan lembaga pendidikan
yang melaksanakan kurikulum

3. organisasi dalam tahap evaluasi kurikulum,yang melibatkan pihak-


pihak yang terkait dalam proses evaluasi sebuah kurikulum.

16
Secara akademik organisasi kurikulum dikembangkan dalam bentuk-
bentuk organisasi sebagai berikut :

1. Kurikulum mata ajar

Merupakan kurikulum yang terdiri dari sejumlah mata ajaran secara


terpisah(isolated subject). Disini sejumlah mata pelajaran diajarkan sendiri-
sendiri tanpa ada hubungan dengan mata pelajaran lainnya. Kurikulum ini
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang terpisah satu sama lain

b. setiap mata pelajaran seolah-olah tersimpan dalam kotak-kotak


tersendiri dan disampaikan pada anak didik pada waktu-waktu tertentu

c. kurikulum ini bertujuan pada penguasaan sejumlah ilmu pengetahuan

d. pelaksanaan dengan system guru mata pelajaran

e. para siswa sama sekali tidak dilibatkan dalam perencanaan kurikulum

2. Kurikulum yang berkorelasi dengan mata pelajaran

Kurikulum ini merupakan upaya untuk mengurangi kelemahan-


kelemahan sebagai akibat pemisah mata pelajaran. Prosedur yang ditempuh
adalah menyampaikan pokok-pokok yang saling berkorelasi guna
memudahkan peserta didik memahami pelajaran tertentu. Ciri-ciri
kurikulum ini adalah sebagai berikut :

a. Mata pelajaran dikorelasikan satu sama lain


b. Kurikulum ini telah mulai mengusahakan penyesuaian pelajaran
dengan minat dan kemampuan para siswa walaupun pelayanan
terhadap perbedaan individual masih sangat terbatas
c. Metode pencapaiannya adalah dengan menggunakan metode korelasi
meskipun masih banyak kendala dan hambatan yang dihadapi

17
d. Meskipun guru masih memegang peran aktif,aktifitas siswa juga
mulai dikembangkan

3. Kurikulum bidang studi

Dengan pengorganisasian kurikulum bidang study ini organisasi yang


berupa pengumpulan beberapa mata pelajaran yang sejenis serta memiliki
ciri-ciri yang sama dan dikorelasikan dalam satu bidang pengajaran. Cirri-
ciri umum yang terdapat dalam kurikulum bidang studi antara lain :

a. Kurikulum terdiri atas suatu bidang pengajaran yang di dalamnya


terdapat perpaduan sejumlah mata pelajaran yang sejenis dan memiliki
cirri-ciri yang sama

b. System penyampaiannya bersifat terpadu

c. Guru berperan selaku guru bidang studi

4. Kurikulum berintegrasi /terpadu

Ciri-ciri kurikulum ini adalah :

a. Berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi

b. Berdasarkan psikologi belajar gestalt atau organismik

c. Berdasarkan landasan sosiologi dan sosial-kultural

d. Berdasarkan kebutuhan dan tingkat perkembangan dan pertumbuhan


siswa

e. Ditunjang oleh semua mata pelajaran atau bidang studi yang ada

f. Peran guru sam aktifnya dengan murid

5. Core Curriculum (kurikulum inti)

Program kurikulum inti masalah adalah suatu program yang berupa


unit-unit masalah,dimana masalah-masalah diambil dari suatu mata

18
pelajaran tertentu,dan mata pelajaran lainnya diberikan melalui kegiatan-
kegiatan belajar dalam upaya memecahkan masalahnya. Kurikulum ini
disusun berdasarkan masalah dan kebutuhan siswa. Ciri-cirinya antara lain :

a. Inti pelajaran meliputi pengalaman-pengalaman yang penting untuk


pertumbuhan dan perkembangan semua siswa

b. Inti program berkenan dengan pendidikan umum untuk memperoleh


bermacam-macam hasil

c. Kegiatan dan pengalaman inti disusun dan diajarkan dalam bentuk


kesatuan

d. Inti program diselenggarakan dalaam jangka waktu yang lebih lama

6. Ecletic Program

Program ini adalah suatu program yang mencari keseimbangan


antara organisasi kurikulum yang terpusat pada mata pelajaran dan peserta
didik. Organisasi kurikulum adalah pola atau ingbentuk bahan pelajaran
yang disusun dan disampaikan kepada murid-murid. Organisasi kurikulum
ini merupakan suatu dasar yang penting sekali dalam pembinaan kurikulum
dan bertalian erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak dicapai.12

F. Pelaksanaan Kurikulum
1. Perkembangan Konsepsi Kurikulum di Indonesia
Kurikulum yang dibuat oleh Pemerintah Pusat adalah kurikulum
standar yang berlaku secara nasional. Sekolah dibolehkan memperdalam
kurikulum artinya apa yang diajarkan boleh dipertajam dengan aplikasi yang
bervariasi. Demikian juga sekolah dibolehkan memodifikasi kurikulum,
artinya yang diajarkan boleh dikembangkan agar lebih kontekstual d
anselaras dengan karakteristik peserta didik. Perubahan kurikulum yang
berbasiskompetensi (KBK) merupakan salah satu usaha peningkatan mutu

12
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan ( Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2014), hlm.

19
pendidikan dan ini sesuai dengan yang direkomendasikan oleh Bank Dunia
(Depdiknas, 2003). KBK mencakup sejumlah kompetensi dan seperangkat
tujuan pembelajaran yang pencapaiannya berupa perilaku atau ketrampilan
peserta didik sebagai suatu criteria pembelajaran. Anonim (2002)
membuatdefinisi KBK sebagai seperangkat rencana pengaturan tentang
kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian , KBM dan
pemberdayaan sumber daya pendidikan. Dalam KBK mencakup 2 inovasi
yaitu : (1) berfokusp ada standar kompetensi dan hasil belajar, (2)
mendesentralisasikan pengembangan silabus dan
pelaksanaannya.Kemampuan dan ketrampilan apa yang ingin dicapai siswa
menjadi tujuan utama pembelajaran, ini yang membedakannya dengan
kurikulum berbasis materi (content-based curriculum) yang lebih
mendorong guru untuk hanya mengejar selesinya penyampaian materi.13

Sedangkan kurikulum 2006, sebagai kurikulum terakhir yang


diberlakukan pemerintah sebagaipanduanpelaksanaanpendidikan di
Indonesia adalah penyempurnaan dari kurikulum 2004 yang sempat dikenal
KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang pelaksanaannya sama seperti
kurikulum 1994 bahwa semuanya dipandu secara sentralistik oleh
Departemen Pendidikan Nasional, maka dari itu dengan diberlakukannya
kurikulum 2006 beralih di serahkan kepada sekolah, itu sebabnya dikenal
dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Terdapat 4 poin
standar pengelolaan sekolah yaitu :

1. Standar Proses Pengelolaan Kurikulum


2. Standar Kualifikasi Staf Pendidik
3. Standar Sarana / Prasarana
4. Standar Pengelolaan sekolah

Mengenai kualitas pendidikan seperti yang diharapkan bisa


diindikasikan oleh UAN, sebetulnya masyarakat akan bisa menilai sendiri

13
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014),
hal. 79

20
bagaimana kualitas sekolah dari pola manajemen yang diterapkan sekolah
tersebut. Saat manajemen sekolah dikondisikan untuk seoptimal mungkin
memenuhi keempat poin standard pengelolaan, dengan berjalannya waktu
peserta didik dan orang tua akan menentukan sendiri dan lembaga
pendidikan mana yang memenuhi syarat dan menjawab kebutuhan mereka
berdasarkan kualitas pelayanannya. Pihak yang paling tepat menilai kualitas
pemberi jasa pendidikan adalah sebetulnya para konsumennya sendiri.
Depdiknas dapat memosisikan diri menjadi fasilitator untuk memfokuskan
diri membantu sekolah sekolah yang kurang dalam hal sumber daya dan
kemampuan manajerialnya agar mampu mencapai standard kompetensi
yang ditetapkan. Sebetulnya ini adalah salah satu esensi dari otonomi
pendidikan yang dulu digaungkan sekolah.14

Pengembangan kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan


pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada
tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup Kompetensi Sikap,
Pengetahuan dan Keterampilan secara terpadu.Implementasi Kurikulum
2013 diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013-2014 melalui
pelaksanaan terbatas khusunya bagi sekolah-sekolah yang sudah siap
melaksanakan kurikulum 2013. Pada tahap pertama yaitu Tahun Ajaran
2013/2014, Kurikulum 2013 akan dilaksanakan secara terbatas untuk kelas I
dan IV SD/MI, kelas VII SMP/MTs, dan kelas X SMA/SMK/MA.
Selanjutnya pada Tahun Ajaran 2015/2016 diharpakan kurikulum 2013
telah dilaksanakan diseluruh kelas I sampai dengan kelas XII.

Menjelang implementasi Kurikulum 2013, peenyiapan tenaga


kependidikan sebagai pelaksana kurikulum di lapangan perlu dipersiapkan
dengan baik, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pendidikan
dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan (BPSDMPK PUSPENDIK
BALITBANG DAN DIREKTOR JENDERAL TEKNINS) menyiapkan

14
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014),
hal. 82

21
strategi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi kepala sekolah,
pengawas, dan guru. Pada tahun 2013 pelatihan akan dilakukan bagi
pengawas, kepala sekolah SD/SMP/SMA/SMK, dan guru kelas I dan IV
SD, guru kelas VII SMP untuk mata pelajaran, dan guru kelas X SMA /
SMK untuk 3 mata pelajaran. Pengawas mempunyai peran yang strategi
suntuk mengawal dan mendampingi guru. Supervisi merupakan salah satu
tugas pengawas, dalam mengawal kesuksesan kurikulum 2013 efektifitas
supervise harus ditingkatkan, yaitu supervise manajerial, sipervisi
akademik. Supervisi akademik meliputi supervise kunjungan kelas dan
supervise klinis.

2. Tahapan Pelaksanaan Kurikulum


a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini kurikulum dijabarkan sampai menjadi rencana


pengajaran (RP). Untuk itu perlu dilakukan tahapan sebagai berikut:

a) Menjabarkan GBPP menjadi AMP (Analisis Mata Pelajaran)


b) Sekolah harus menghitung hari kerja efektif dan jam pelajaran efektif
untuk setiap mata pelajaran,menghitung libur, hari untuk ulangan dan
hari-hari tidak efektif
c) Menyusun program tahunan (Prota)
d) Menyusun program caturwulan (Proca)
e) Program satuan pelajaran (PSP)
f) Rencana pengajaran (RP).15

Mengingat semua penting maka kepala sekolah harus selalu intens


mengontrol pelaksanaannya.

15
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014),
hal. 84

22
b. Tahap Pengorganisasian dan Koordinasi

Pada tahap ini kepala sekolah mengatur pembagian tugas mengajar,


penyusunan jadwal pelajaran dan jadwal kegiatan ekstrakurikuler sebagai
berikut :

a) Pembagian tugas mengajar dan tugas lain perlu dilakukan secara


merata sesuai dengan bidang keahlian dan minat guru.
b) Penyusunan jadwal pelajaran diupayakan agar guru mengajar
maksimal 5 hari/ minggu.
c) Penyusunan jadwal pola kegiatan perbaikan dan pengayaan secara
normal tiap mata pelajaran.
d) Penyusunan jadwal kegiatan ekstrakurikuler
e) Penyusunan jadwal penyegaran guru
c. Tahap Implementasi

Tugas utama kepala sekolah adalah melakukan supervise dengan


tujuan untuk membantu guru untuk menemukan kesulitan yang dihadapai.

d. Tahap Pengendalian

Paling tidak ada aspek yang perlu diperhatikan yaitu :

1. Kepala Sekolah perlu mengingatkan guru bahwa evaluasi memiliki


tujuan ganda yakni untuk mengetahui ketercapaian tujuan
pembelajaran khusus dan mengetahui kesulitan siswa.
2. Hasil evaluasi harus benar-benar dimanfaatkan guru untuk
memperbaiki kegiatan pembelajaran.16
3. Peranan Guru dalam Pelaksanaan Kurikulum

Guru berwenang menjabarkan kurikulum kedalam silabus.


Pengembangan ini hendaknya mendasarkan pada beberapa hal yakni :

16
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014),
hal. 86

23
isi, konsep, keterampilan, masalah serta minat siswa. Peran guru
dalam pembelajaran pada konteks KBK menurut Sanjaya adalah:

1.) Fasilitator 5.) Motivator

2.) Manager 6.) Organisator

3.) Demonstrator 7.) Evaluator

4.) Administrator

Guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya


terhadap proses dan hasil belajar, bahkan sangat menentukan berhasil
tidaknya peserta didik dalam belajar. Dengan KTSP guru dituntut
untuk membuktikan profesionalismenya dan rencana pelaksanaan
pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar yang telah digali oleh
peserta didik. Karena guru sangat sentral peranannya dalam kegiatan
pembelajaran maka guru sendiri harus meningkatkan proses
pembelajarannya. Keberhasilan atau kegagalan implementasi
kurikulum di Sekolah bergantung pada guru karena guru merupakan
kunci yang menetukan dan menggerakkan komponen di Sekolah.
Tugas guru bukan mencurahkan dan menyuplai peserta didik dengan
berbagai ilmu pengetahuan. Tetapi mereka berfungsi sebagai
motivator, mediator, fasilitator pembelajaran. Karena guru sangat
sentral perannya dalam kegiatan pembelajaran, maka guru itu sendiri
harus terus meningkatkan proses pembelajaran. Berikut diantara
saran-saran kepada guru demi meningkatkan kualitas mereka dalam
melaksanakan kurikulum :

a. Menggunakan buku petunjuk guru dan buku peserta didik dan


bahan pembantu lainnya secara efektif.
b. Mengembangkan metodologi dan tehnik pembelajaran yang
bervariasi dan fleksibel sesuai dengan tujuan.

24
c. Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. dll.17

G. Pemantauan dan Evaluasi Kurikulum


1. Pemantauan Kurikulum
Sistem pemantauan kurikulum adalah suatu sistem pengumpulan dan
penerimaan informasi berdasarkan data yang tepat, akurat dan lengkap
tentang pelaksanaan kurikulum yang dilaksananakan secara sangkil dan
mangkus melalui langkah-langkah yang tepat.
Ciri-ciri pemantauan kurikulum adalah: a) Pemantauan berdasarkan
multi indikator; b) Pelaksanaan secara sangkil dan mangkus; c)
Dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu secara terus menerus di
lapangan; d) Pemantauan adalah tenaga yang berpengalaman dalam
bidangnya.
Secara umum pemantauan kurikulum bertujuan untuk mempercepat
pengumpulan dan penerimaan informasi yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan dalam mengatasi permaalahan pemantauan
kurikulum.
Sasaran yang hendak dicapai dalam pemantauan kurikulum adalah
a. Persiapan pelaksanaan kurikulum yang meliputi lahan, sarana dan
prasarana, tenaga, jadwal dan waktu, biaya, dan unsur penunjang
lainnya.
b. Pelaksanaan kurikulum yang terdiri dari program kegiatan,
metode/prosedur, diklat, media pendidikan, bimbingan dan pelayanan,
penilaian, permasalahan dan hambatan, sumber-sumber materi ajaran,
serta penggunaan lainnya.
c. Hasil pelaksanaan kurikulum atau hasil diklat, yang terdiri dari jumlah
lulusan dan kualitas lulusan dan produktivitas serta dampak program
pendidikan.

17
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014),
hal. 88

25
d. Tindak lanjut pemanfaatan diklat, yang terdiri dari penempatan dan
penyebarluasan lulusan, bidang tugas lokasi, pada lembaga apa, siapa
pembina/pengawasannya, tempat tinggalnya, respons masyarakat dan
lain-lain.

Aspek-aspek yang dipantau

Indikator input:
 Target populasi
a. Jenis sasaran yang telah dicapai
b. Jumlah sasaran yang telah dicapai
c. Kualitas yang telah dicapai
 Peserta diklat
a. Cara belajar (hasil tes formatif dan sumatif)
b. Prestasi belajar (hasil tes formatif dan sumatif)
c. Motivasi dan semangat belajar
d. Keaktifan dan inisiatif
e. Kepatuhan dan disiplin
f. Kreativitas
g. Produk benda yang dihasilkan
h. Hambatan dan kesulitan yang dihadapi
 Tenaga Pengajar/Pelatih
a. Pelaksanaan tanggung jawab dan tugasnya
b. Kualifikasi dan identifikasi personal
c. Kemampuan kemasyarakatan
d. Kemampuan kepribadian
e. Kemampuan profesional
f. Loyalitas terhadap atasan
 Media pengajaran
a. Jenis media yang digunakan
b. Cara penggunaan media
c. Pengadaan media

26
d. Pemeliharaan dan perawatan media
 Prosedur penilaian
a. Instrumen masalah yang dihadapi peserta
b. Pelaksanaan penilaian
c. Pelaporan hasil penilaian
 Bimbingan kepada peserta
a. Kategori masalah yang dihadapi peserta
b. Alat pengumpul data
c. Teknik bimbingan

Indikator Output

 Jumlah lulusan: kategori, jenjang, jenis kelamin, kelompok usia


 Kualitas kemampuan lulusan
 Produk benda/barang.
Program kegiatan pemantauan kurikulum adalah kegiatan pemantauan
yang direncanakan sesuai dengan program pendidikan pada masing-masing
kategori.Pelaksanaan pemantauan kurikulum dapat dilaksanakan dengan
cara:
 Cara-cara rutin, yaitu dengan mempelajari dan menelaah laporan-
laporan tertulis yang telah diterima sebelumnya.
 Cara langsung, yakni dengan cara mengirimkan petugas ke lembaga
yang sedang melaksanakan kurikulum.
 Pertemuan melalui wahana komunikasi sosial yang ada.
Hasil informasi/data diperoleh melalui pemantauan dapat dimanfaatkan
dalam bentuk:
a. Bagi pemimpin, dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat
keputusan kebijakan pendidikan selanjutnya.
b. Bagi pengembang kurikulum, dapat digunakan sebagai bahan untuk
mengadakan usaha-usaha perbaikan kurikulum.

27
c. Bagi pengawas, dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan
bimbingan dan bantuan kepada para pelaksana kurikulum sehingga
terjadi peningkatan proses belajar-mengajar.
d. Bagi pelaksana kurikulum, dapat digunakan sebagai bahan balikan
untuk perbaikan prosedur dan peningkatan hasil selanjutnya.

Petugas yang berhak melakukan pemantauan kurikulum yaitu:

a. Tenaga struktur, yang terdiri dari pejabat eselon II dan para pejabat
eselon III.
b. Tenaga fungsional, yakni tenaga guru/dosen/widyaiswara sesuai dengan
bidangnya.
c. Tenaga ahli (misalnya konsultan) atas persetujuan kepala lembaga
pendidikan
d. Satuan tugas yang ditugaskan oleh kepala lembaga pendidikan.

Petugas yang melakukan pemantauan kurikulum bertugas sebagai:

a. Mengumpulkan informasi tentang pelaksanaan kurikulum dengan


menggunakan instrumen pengumpulan data tertentu.
b. Menerima informasi dari para pelaksana kurikulum di lapangan.
c. Membantu/membimbing pelaksana kurikulum dalam memecahkan
masaalah-masalah kurikulum yang mereka hadapi yang perlu
disegerakan/dipercepat penyelesaiannya.
d. Menganalisis data/informasi dan menyusunnya dalam suatu laporan
sesuai dengan format pelaporan.
e. Ikut serta dalam kegiatan-kegiatan dalam rangka pemantauan wahana
komunikasi sosial khususnya yang berkenaan dengan pelaksanaan dan
pengembangan kurikulum.

28
2. Evaluasi Kurikulum
a. Pengertian Evaluasi Kurikulum
Tyler (1949) mengemukakan evaluasi curriculum is the process for
determining the degree to which these changes in behavior are actually taing
place. Pengertian yang dikemukakan Tyler tersebut merupakan pengertian
awal dari evaluasi kurikulum. Evaluasi berfokus pada upaya umtuk
menentukan tingkat perubahan yang terjadi pada hasil belajar. Untuk
menentukan tingkat terjadinya perubahan tentu saja harus ada perbandingan.
Perbandingan perubahan yang paling penting dalam hal ini adalah
perbandingan antara kemampuan awal yang dimiliki peserta didik sebelum
mengikuti suatu proses pendidikan dengan kemampuan sesudah peserta
didik mengikuti proses pendidikan tersebut. Oleh karena itu, bagi seorang
evaluator pengetahuan tentang kemampuan awal peserta didik adalah
sesuatu yang penting.18
b. Tujuan Evaluasi Kurikulum
Secara mendasar tujuan suatu pekerjaan evaluasi kurikulum dan
evaluasi lainnya bersifat praktis. Tujuan tersebut dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
 Menyediakan informasi mengenai pelaksanaan pengembangan dan
pelaksanaan suatu kurikulum sebagai masukkan bagi pengambilan
keputusan.
 Menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalan suatu kurikulum serta
faktor-faktor yang berkontribusi dalam suatu lingkungan tertentu.
 Mengembangkan berbagai alternatif pemecahan masalah yang dapat
digunakan dalam upaya perbaikan kurikulum.
 Memahami dan menjelaskan karakteristik suatu kurikulum dan
pelaksanaan suatu kurikulum.

18
Soekartawi, Monitoring dan Evaluasi Proyek Pendidikan, ( Jakarta: PT Dunia Pustaka
Jaya, 1995),hlm.223-227

29
Keempat tujuan evaluasi kurikulum yang dikemukakan diatas
berbeda-beda satu sama lainnya. Keempat tujuan evaluasi yang
dikemukakan di atas bukanlah merupakan suatu keutuhan dan harus
digunakan oleh setiap kegiatan evaluasi kurikulum. Keempat tujuan tersebut
di atas terpisah dan suatu kegiatan evaluasi dapat memilih salah satu tujuan
atau gabungan dari beberapa tujuan tersebut.

c. Fungsi Evaluasi Kurikulum


Dalam tulisannya yang sudah klasik dan banyak dikutip orang yaitu
Metodology of Evaluation, Scriven (1967) memformulasikan fungsi
evaluasi dalam istilah formatif dan sumatif. Formatif adalah fungsi evaluasi
untuk memberikan informasi dan pertimbangan yang berkenaan dengan
upaya untuk memperbaiki suatu kurikulum (curriculum improvement).
Fungsi sumatif adalah fungsi kurikulum untuk memberikan pertimbangan
terhadap hasil pengembangan kurikulum.

H. Pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum ialah mengarahkan kurikulum sekarang ke
tujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruh yang
sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dari dalam sendiri, dengan
harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa depannya dengan baik.
Untuk dapat pencapaian harapan yang mampu mencapai itupun perlu
adanya berbagai faktoryang mendukung, yaitu sesuatu yang harus di
kembangkan dan siapa yang akan mengembangkannya.
Sesuai dengan definisi kurikulum, sesuatu program pendidikan yang
akan dikembangkan berisi :
a. Berbagai program pendidikan yang berisi kegiatan pendidikan dan
pengajaran.
b. Sesuatu yang dirancang, direncanakan, dan diprogramkan secara
sistematis.
c. Tujuan pendidikan.

30
d. Beberapa sistem atau komponen-komponen penunjang.
Dalam pengembangan kurikulum, yang mengembangkannya adalah
orang-orang yang terkait dengan masalah kurikulum yaitu :
a. Pihak produsen : Berbagai ahli yang sesuai atau yang ada pada
lembaga pendidikan.
b. Pihak konsumen : Dapat di ambil dari narasumber yang berada pada
berbagai perusahaan, perindustrian, bank, dan sebagainya.
c. Pihak ahli yang relevan : Pedagogi, psikologi, filosof, sosiologi,
metodologi, teknologi pendidikan, ahli bidang studi yang dapat pada
kurikulum yang sedang disusun.
d. Pihak guru : Beberapa guru senior yang memenuhi syarat. 19

Tujuan dari pengembangan kurikulum itu sendiri adalah :


1. Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
2. Meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak,
dan kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta meningkatankan kualitas dirinya sebagai manusia.
3. Mengenal, menyikapai, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan
teknologi serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku
ilmiah yang kritis, kreatif, dan mandiri.
4. Meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan, dan
kemampuan mengekspresiasi keindahan dan harmoni.
5. Meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan
kesadaran hidup sehat.20

19
Prof. Drs. H. Dakir, Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Rineka
Cipta: 2010), hlm. 91-95
20
https://dokumen.tips/documents/tujuan-pengembangan-kurikulum.html

31
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tentang manajemen kurikulum pada makalah
ini, maka dapat diambil kesimpulan :
1. Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan
kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik
dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum.
2. Sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia di mulai dari
kurikulum sistem pendidikan sebelum kemerdekaan sampai kurikulum
sistem pendidikan pasca kemerdekaan yang mana di dalamnya terdiri
dari kurikulum 1947, kurikulum 1952, kurikulum 1964, kurikulum
1968, kurikulum 1975/1976, kurikulum 1984, kurikulum 1994,
kurikulum 2004 (KBK), kurikulum 2006 (KTSP), kurikulum 2013.
3. Paradigma kurikulum dapat dimaknai sebagai perangkat konsep yang
berhubungan satu sama lain secara logis membentuk suatu kerangka
pemikiran yang merupakan resultan dari antisipasi tentang sosok
pribadi yang ingin dihasilkan oleh lembaga pendidikan.
Perencanaan kurikulum adalah usaha sengaja dari kaum rencana yang
akan menata kehidupan dalam pendidikan yaitu peserta didik yang
diharapkan dapat menjadi seutuhnya cerdas, trampil, mandiri, kreatif,
dan dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan pembelajaran
pendidikan. Dalam perencanaan kurikulum perkembangan pesat di
lingkungan anak yang akan dijadikan bahan belajar bagi peserta didik
hendaknya tidak menjadi merasa tertinggal oleh zamannya.
4. Fungsi kurikulum dalam pendidikan tidak lain merupakan alat untuk
mencapai tujuan pendidikan.. Struktur ilmu pengetahuan yang terdiri
atas ide-ide pokok ilmu yang mesti dipelajari oleh siswa secara utuh:

32
 Ide pokok dapat lebih mudah diingat untuk jangka waktu
yang cukup lama
 Memahami struktur pengetahuan akan memengaruhi cara
berpikir seseorang sepanjang hidupnya
 Memahami ide-ide pokok suatu disiplin ilmu membuat
seseorang mempunyai pemahaman yang luas tentang suatu
bidang
 Memahami struktur ilmu pengetahuan akan membuat siswa
mampu mentransfer pada hal-hal lain pada situasi baru secara
lebih luas
 Dengan menguji kembali berbagai ide pokok dalam belajar
maka dapat diperkecil jurang pemisah anatar pengetahuan
dasar dan pengetahuan yang lebih luas (Bruner, 1960)
5. Secara akademik organisasi kurikulum dikembangkan dalam bentuk-
bentuk organisasi yaitu : Kurikulum mata ajar, Kurikulum yang
berkorelasi dengan mata pelajaran, Kurikulum bidang studi,
Kurikulum berintegrasi /terpadu, Core Curriculum (kurikulum inti),
Ecletic Program
6. Kurikulum yang dibuat oleh Pemerintah Pusat adalah kurikulum
standar yang berlaku secara nasional. Sekolah dibolehkan
memperdalam kurikulum artinya apa yang diajarkan boleh dipertajam
dengan aplikasi yang bervariasi.
7. Sistem pemantauan kurikulum adalah suatu sistem pengumpulan dan
penerimaan informasi berdasarkan data yang tepat, akurat dan lengkap
tentang pelaksanaan kurikulum yang dilaksananakan secara sangkil
dan mangkus melalui langkah-langkah yang tepat. pemantauan
kurikulum bertujuan untuk mempercepat pengumpulan dan
penerimaan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan
dalam mengatasi permaalahan pemantauan kurikulum. Evaluasi
berfokus pada upaya umtuk menentukan tingkat perubahan yang
terjadi pada hasil belajar.

33
8. Pengembangan kurikulum ialah mengarahkan kurikulum sekarang ke
tujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruh
yang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dari dalam sendiri,
dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa depannya
dengan baik. Dalam pengembangan kurikulum, yang
mengembangkannya adalah orang-orang yang terkait dengan masalah
kurikulum yaitu : pihak, pihak konsumen, pihak ahli yang relevan dan
pihak guru

B. Saran
Dengan berbagai uraian di atas tentunya tidak lepas dari berbagai
kekurangan baik dari segi materi, teknik penulisan dan sebagainya, untuk
itu sangat diharapkan saran maupun kritikkan yang membangun dalam
perbaikan makalah selanjutnya. Baik dari dosen pembimbing maupun
rekan-rekan mahasiswa.

34
DAFTAR PUSTAKA

Dakir. 2010.Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.

Mustari,Mohamad. 2014. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada


Rusman. 2009. Manajemen Kurikuum.. Jakarta: Rajawai Pers.
Sholeh Hidayat. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: Rodsda.

Soekartawi. 1995. Monitoring dan Evaluasi Proyek Pendidikan.Jakarta: PT Dunia


Pustaka Jaya.

Wina Sanjaya. 2007. Kajian Kurikulum dan Pembelajaran, Sekolah Pasca


Sarjana Universitan Pendidikan Nasional. Bandung.

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/19760731
2001121-ADE_SUTISNA/SEJARAH_PERKEMB.__KURIKULUM.pdf
tanggal 12 September 2017
http://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/alabadiyah/article/download/
2792/2062 Tanggal 12 September 2017

https://dokumen.tips/documents/tujuan-pengembangan-kurikulum.html

35

Anda mungkin juga menyukai