Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemerintah sedang genjar-genjarnya melaksanakan agenda reformasi
birokrasi, namun karena kurangnya pemahaman, atau masih kurangnya
sosialisasi, dan terbatasnya akses informasi “yang benar” akan reformasi
birokrasi sering menyebabkan terjadi bias pemahaman akan pengertian
reformasi birokrasi itu sendiri. Hal ini dapat disebabkan karena beragamnya
latar belakang ilmu pengetahuan para aparatur pemerintah yang menyebabkan
adanya perbedaan pemahaman akan defenisi reformasi birokrasi itu sendiri.
Ironisnya karena ketidakmengertian itu, kadang menyebabkan para aparatur
berjalan justru menjauhi nilai-nilai reformasi birokrasi bukannya
mendekatinya yang akhirnya merugikan banyak pihak diatas landasan
reformasi birokrasi.
Reformasi birokrasi merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan
perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama
menyangkut aspek-aspek kelembagaan, ketatalaksanaan dan sumber daya
manusia. Peningkatan kualitas pelayanan dan pengembangan sumber daya
manusia merupakan serangkaian kebijaksanaan yang berkesinambungan untuk
mewujudkan birokrasi yang modern.
Mewujudkan cita-cita bangsa dan negara sebagaimana diamanatkan dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (selanjutnya disebut UUD 1945)
melalui proses pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila,
dibutuhkan aparatur negara yang senantiasa konsisten dan konsekuen dalam
menghayati dan mengamalkan Pancasila dan UUD 1945, bersih, bertanggung
jawab, berorientasi ke masa depan, serta penuh pengabdian dan memiliki
kemampuan profesional dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan.
Untuk itu, aparatur negara, yaitu keseluruhan lembaga dan pejabat negara serta
pemerintahan negara yang meliputi aparatur kenegaraan dan aparatur
pemerintahan, harus dibangun sehingga sebagai abdi negara dan abdi
masyarakat mampu secara efisien dan efektif melaksanakan tugas dan

1
2

tanggung jawabnya atas penyelenggaraan negara dan pembangunan serta


senantiasa mengabdi dan setia kepada kepentingan, nilai-nilai, dan cita-cita
perjuangan bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pegawai Negeri Sipil (selanjutnya disebut dengan PNS) Indonesia sebagai
salah satu elemen personifikasi negara, telah diberikan keistimewaan untuk
perlindungan terhadap profesinya, tentu disamping peningkatan kompetensi
dan kualifikasi diri disahkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (selanjutnya disebut dengan UU ASN).1
Pegawai Negeri Sipil merupakan sumber daya manusia yang sangat besar
perannya dalam menentukan jalannya organisasi pemerintahan, karena PNS
merupakan salah satu faktor terpenting jalannya roda pemerintahan. Untuk
mendapatkan PNS yang mampu melaksanakan tugas-tugas umum
pemerintahan dan tujuan pembangunan yang baik maka diperlukan adanya
PNS yang mempunyai rasa tanggung jawab, memiliki keterampilan, keahlian
dan kemampuan melaksanakan kewajiban dan pekerjaannya dengan baik dan
benar maka diperlukan adanya pembinaan pegawai yang berkesinambungan,
sebagai perwujudan dari Peraturan Perundang-undangan yaitu Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran
Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041)
yang kemudian telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
Tentnag Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890),Undang-Undang Nomor 28 Tahun
1999 Tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3851), Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, dan
UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494) antara lain ditegaskan
bahwa peranan PNS adalah penting dan menentukan yaitu dalam

1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
3

kedudukannya sebagai unsur Aparatur Negara, Abdi Negara dan Abdi


Masyarakat dengan tugas untuk menyelenggarakan pemerintahan dan
pembangunan dalam rangka tujuan nasional.
Sebagai sebuah sistem kepegawaian di Indonesia diatur dengan
UndangUndang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok Kepegawaian
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian. Dalam perkembangannya setelah dilakukan pengkajian
ketentuan ini sudah tidak sesuai dengan tuntunan nasional dan tantangan global
sehingga perlu dilakukan perubahan. Ketentuan yang berhasil dibentek dan
saat ini diberlakukan adalah UU ASN.2
Dalam mencapai tujuan negara sebagaimana dimaksud di atas diperlukan
ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik bersih dari praktik korupsi,
kolusi, nepotisme mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi
masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan
kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. ASN dalam
melaksanakan tugas tugas birokrasi diharapkan mampu meberikan pelayanan
publik dan/atau pelayanan administratif. Disamping pelaksanaan tugas
tersebut, ASN dituntut untuk mampu menjalankan tugas pemerintahan dalam
rangka penyelenggaraan fungsi umum pemerintah yang meliputi
pendayagunaan kelembagaan, kepegawaian,dan ketatalaksanaan.
Penataan kepegawaian menjadi semakin jauh kompetensinya dari yang
seharusnya dipunyai oleh aparatur pemerintah yang menjalankan tugas untuk
melayani rakyat.3 Untuk dapat menyelenggarakan tugas pelayanan
publik,tugas pemerintah dan tugas pembangunan tertentu, pegawai ASN harus
memiliki profesi dan menajemen ASN yang berdasarkan pada sistem yang
berlaku, baik mengani atau perbandingan antara kualifikasi, kompetensi dan
kinerja yang dibutuhkan oleh jabatan dengan kualifikasi, kompetensi,dan

2
Setia Bakti, Aparatur Sipil Negara sebagai Harapan Baru, diakses melalui
media elektronik http://www.boyyendratamin.com/2015/01/diakses tanggal 9 Oktober 2018.
3
Sri Martini, Setiajeng Kadarsih dan Tedi Sudrajat, 2012, Hukum Kepegawaian di Indonesia,
Jakarta: Sinar Grafika, hlm.1.
4

kinerja yang harus dimiliki dimiliki oleh ASN yang sejalan dengan tata kelola
pemerintahan yang baik.
Aparatur negara Republik Indonesia terdiri dari 4,7 juta pegawai Aparatur
Sipil Negara, 360.000 anggota Polri, dan 330.000 anggota TNI. Semuanya
merupakan modal bangsa dan negara yang harus selalu dijaga dengan baik,
dikembangkan dan dihargai. Manajemen sumber daya ASN merupakan salah
satu bagian penting dari pengelolaan pemerintahan negara yang bertujuan
untuk membantu dan mendukung seluruh sumber daya manusia aparatur sipil
negara untuk merealisasikan seluruh potensi mereka sebagai pegawai
pemerintah dan sebagai warga negara.4
Pegawai Negeri Sipil, adalah sebuah profesi dan sebuah pekerjaan. PNS
sama halnya dengan profesi lainnya seperti pengacara, akuntan publik, notaris,
pengusaha, konsultan, artis, wartawan, petani, buruh pabrik dan sebagainya.
Sebagaimana pengertian ASN yang termaktub dalam UU ASN.
Undang-Undang ASN Pasal 1 angka (3) yang disebut sebagai PNS yaitu
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan. Pegawai negeri bukan saja unsur aparat
negara tetapi juga merupakan abdi negara dan abdi masyarakat yang selalu
hidup ditengah masyarakat dan bekerja untuk kepentingan masyarakat, oleh
karena itu dalam pelaksanaan pembinaan pegawai negeri bukan saja di lihat
dan diperlakukan sebagai Aparatur Negara, tetapi juga di lihat dan
diperlakukan sebagai warga negara. Hal ini mengandung pengertian, bahwa
dalam melaksanakan pembinaan hendaknya sejauh mungkin diusahakan
adanya keserasian antara kepentingan dinas dan kepentingan pegawai negeri
sebagai perorangan, dengan ketentuan bahwa apabila ada perbedaan antara
kepentingan dinas dan kepentingan pegawai negeri sebagai perorangan, maka
kepentingan dinaslah yang harus di utamakan.
Berdasarkan uraian di atas merasa tertarik untuk menulis makalah
mengenai Hak dan Kewajiban Pegawai Negeri Sipil ( PNS ).

4
Naskah akademik Rancangan Undang-Undang Tentang Aparatur Sipil Negara, 2013, hlm. 1.
5

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan beberapa
permasalan, sebagai berikut:
1. Apa saja yang menjadi hak pegawai negeri sipil?
2. Apa yang menjadi kewajiban pegawai negeri sipil?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui hak-hak pegawai negeri sipil
2. Untuk mengetahui kewajiban pegawai negeri sipil

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah:
1. Memahami hak-hak pegawai negeri sipil
2. Memahami kewajiban pegawai negeri sipil
6

BAB II
TINJAUAN TEORETIS

Aparatur sipil negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja
pada instansi pemerintah. Pegawai ASN yaitu pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi
tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Sedangkan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka
waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
Pengertian hak ialah sesuatu yang mutlak bagi pemilik hak dan penggunaannya
tergantung kepada pemiliknya. Sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang harus
dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab.
7

BAB III
PEMBAHASAN

A. Hak-Hak Pegawai Negeri Sipil


Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki hak dan kewajiban yang diatur oleh
undang-undang. Sudah menjadi ketentuan akan ada hak dan kewajiban yang
mana hak dan kewajiban PNS sendiri sudah diatur dalam UU ASN. Hak PNS
yang mana diatur dalam Pasal 21 UU ASN, sebagai berikut :5
1. Gaji, tunjangan, dan fasilitas;
2. Cuti;
3. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4. Perlindungan; dan
5. Pengembangan kompetensi
Sementara PPPK berhak memperoleh :
1. Gaji dan tunjangan;
2. Cuti;
3. Perlindungan;.
4. Pengembangan kompetensi
Ketentuan lebih lanjut mengenai Hak PNS yaitu mengenai Gaji, Tunjangan,
dan Fasilitas terdapat di Pasal 79, Pasal 80 UU ASN. Untuk Hak PNS mengenai
Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari tua diatur di dalam Pasal 91, Perlindungan
diatur di dalam Pasal 92, dan Pengembangan Kompetensi diatur di dalam Pasal
69 UU ASN.
Berikut penjelasan hak pegawai negeri sipil:
1. Gaji, Tunjangan dan Fasilitas
Gaji adalah kompensasi dasar berupa honorarium sesuai dengan beban
kerja, tanggung jawab jabatan dan risiko pekerjaan yang ditetapkan oleh
peraturan perundang-undangan.Selain gaji, juga menerima tunjangan dan
fasilitas. Tunjangan meliputi tunjangan kinerja dan tunjangan kemahalan.
Tunjangan kinerja dibayarkan sesuai pencapaian kinerja. Tunjangan
kemahalan dibayarkan sesuai dengan tingkat kemahalan berdasarkan indeks

5
Pasal 21, 22 UU No 5 Tahun 2014
8

harga yang berlaku di daerah masing-masing. Pengaturan lebih lanjut terdapat


dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2015
Tentang Perubahan Ketujuh Belas Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7
Tahun 1977 Tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil. Terdapat dalam
lampiran makalah ini.
2. Cuti
Yang dimaksud dengan cuti PNS adalah keadaan tidak masuk kerja yang
diizinkan dalam jangkawaktu tertentu dan dikeluarkan/diberikan olehpejabat
yang berwenang seperti Pimpinan Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah
Non Kementerian, Sekretariat Lembaga Negara dan pejabat lain
yangditentukan oleh Presiden. 6
Cuti atau yang dalam bahasa inggris disebut dengan “leave” adalah
periode waktu ketika seseorang terbebas dari pekerjaan utamanya tetapi tidak
kehilangan pekerjaannhya tersebut. Sedangakan menurut Pasal 8 UU Pokok
Kepegawaian, yang dimaksud dengan cuti adalah tidak masuk kerja yang
diizinkan dalam waktu tertentu. Sedikit berbeda redaksinya, UU ASN cuti
adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam waktu tertentu.7
Peraturan yang mengatur Cuti PNS terdapat dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil, yaitu: a. cuti tahunan; b. cuti besar; c. cuti sakit; d. cuti
melahirkan; e. cuti karena alasan penting; f. cuti bersama; dan g. cuti di luar
tanggungan negara.8
a. Cuti Tahunan
Ketentuan tentang Cuti Tahunan, yakni :
1) Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1 (satu)
tahun secara terus menerus berhak atas cuti tahunan.
2) Lamanya cuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja.

6
Pasal 79, 80 UU No.5 Tahun 2014
7
Diakses melalui: http://ainamulyana.blogspot.co.id/2015/01/peraturan-tentang-cuti-pegawai-
negeri.html diakses tanggal 9 Oktober 2018).
8
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil
9

3) Cuti tahunan tidak dapat dipecah-pecah hingga jangka waktu yang


kurang dari 3 (tiga) hari kerja.
4) Untuk mendapatkan cuti tahunan Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat
yang berwenang memberikan cuti.
5) Cuti tahunan diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang
memberikan cuti.
6) Cuti tahunan yang akan dijalankan ditempat yang sulit
perhubungannya, maka jangka waktu cuti tahunan tersebut dapat
ditambah untuk paling lama 14 (empat belas) hari.
Cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan,
dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 (delapan
belas) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan.
Cuti tahunan yang tidak diambil lebih dari 2 (dua) tahun berturut-turut,
dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24 (dua puluh
empat) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan.
Namun, berdasarkan Pasal 7 dinyatakan bahwa (1) Cuti tahunan dapat
ditangguhkan pelaksanaannya oleh pejabat yang berwenang memberikan
cuti paling lama 1 (satu) tahun, apabila kepentingan dinas mendesak. (2)
Cuti tahunan yang ditangguhkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dapat diambil dalam tahun berikutnya selama 24 (dua puluh empat) hari
kerja termasuk cuti tahunan yang sedang berjalan. Khusus PNS yang
menjadi guru pada sekolah dan dosen pada perguruan tinggi yang
mendapat liburan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku,
tidak berhak atas cuti tahunan (Pasal 8).
b. Cuti Besar
1) Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangya 6 (enam)
tahun secara terus menerus berhak atas cuti besar yang lamanya 3 (tiga)
bulan;
2) Pegawai Negeri Sipil yang menjalani cuti besar tidak berhak lagi atas
cuti tahunannya dalam tahun yang bersangkutan;
10

3) Untuk mendapatkan cuti besar, PNS yang bersangkutan mengajukan


permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan
cuti;
4) Cuti besar diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang
memberikan cuti.
5) Cuti besar dapat digunakan oleh PNS yang bersangkutan untuk
memenuhi kewajiban agama.
Namun, sesuai Pasal 11 Cuti besar dapat ditangguhkan
pelaksanaannya oleh pejabat yang berwenang untuk paling lama 2 (dua)
tahun, apabila kepentingan dinas mendesak. Selama menjalankan cuti
besar, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan menerima penghasilan
penuh kecuali tunjangan kinerja dan tunjangan sertifikasi/profesi.
c. Cuti Sakit
1) Setiap Pegawai Negeri Sipil yang menderita sakit berhak atas cuti
sakit.
2) Pegawai Negeri Sipil yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari
berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan, bahwa ia harus
memberitahukan kepada atasannya.
3) Pegawai Negeri Sipil yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan
14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan harus mengajukan
permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang
memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter.
4) Pegawai Negeri Sipil yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas)
hari berhak cuti sakit, dengan ketentuan bahwa PNS yang
bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada
pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat
keterangan dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
5) Surat keterangan dokter antara lain menyatakan tentang perlunya
diberikan cuti, lamanya cuti dan keterangan lain yang dipandang
perlu.
11

6) Cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diberikan untuk


waktu paling lama 1 (satu) tahun.
7) Jangka waktu cuti sakit sebagaimana dimaksud ayat (5) dapat
ditambah untuk paling lama 6 (enam) bulan apabila dipandang perlu
berdasarkan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh Menteri
Kesehatan.
8) Pegawai Negeri Sipil yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam
jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dan atau ayat (6),
harus diuji kembali kesehatannya oleh dokter yang ditunjuk oleh
Menteri Kesehatan.
9) Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan, Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan belum sembuh dari penyakitnya, maka ia
diberhentikan dengan hormat dari jabatannya karena sakit dengan
mendapat uang tunggu berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
10) Pegawai Negeri Sipil wanita yang mengalami gugur kandungan
berhak atas cuti sakit untuk paling lama 1 1/2 (satu setengah) bulan.
Untuk mendapatkan cuti sakit mengalami gugur kandungan, Pegawai
Negeri Sipil wanita yang bersangkutan mengajukan permintaan secara
tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan
melampirkan surat keterangan dokter atau bidan.
11) Pegawai Negeri Sipil yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh
karena menjalankan tugas kewajibannya sehingga ia perlu
mendapatkan perawatan berhak atas cuti sakit sampai ia sembuh dari
penyakitnya.
12) Selama menjalankan cuti sakit, PNS yang bersangkutan menerima
penghasilan penuh kecuali tunjangan kinerja dan tunjangan
sertifikasi/profesi.
13) Cuti sakit bagi Pegawai Negeri Sipil yang sakit selama 1 (satu) atau 2
(dua) hari cukup dicatat oleh pejabat yang mengurus kepegawaian.
Sedangkan bagi PNS yang sakit lebih dari 2 (dua) hari diberikan
secara tertulis oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti.
12

d. Cuti Bersalin
Ketentuan Cuti Bersalin yakni
1) Untuk persalinan anaknya yang pertama, kedua, ketiga, PNS wanita
berhak atas cuti bersalin.
2) Untuk persalinan anaknya yang keempat dan seterusnya, kepada
Pegawai Negeri Sipil wanita diberikan cuti diluar tanggungan Negara.
3) Lamanya cuti-cuti bersalin adalah 1 (satu) bulan sebelum dan 2 (dua)
bulan sesudah persalinan.
4) Untuk mendapatkan cuti bersalin, Pegawai Negeri Sipil wanita yang
bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat
yang berwenang memberikan cuti.
5) Cuti bersalin diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang
memberikan cuti.
6) Selama menjalankan cuti bersalin Pegawai Negeri Sipil wanita yang
bersangkutan menerima penghasilan penuh.
e. Cuti Karena Alasan Penting
Cuti Karena Alasan Penting adalah cuti karena :
1) ibu, bapak, isteri/suami, anak, adik, kakak, mertua atau menantu sakit
keras atau meninggal dunia;
2) salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam huruf a
meninggal dunia dan menurut ketentuan hukum yang berlaku PNS yang
bersangkutan harus mengurus hakhak dari anggota keluarganya yang
meninggal dunia itu;
3) melangsungkan perkawinan yang pertama;
4) alasan penting lainnya yang ditetapkan kemudian oleh Presiden.
Ketentuan Cuti Karena Alasan Penting
1) Pegawai Negeri Sipil berhak atas cuti karena alasan penting;
2) Lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh pejabat yang
berwenang memberikan cuti untuk paling lama 2 (dua) bulan.
3) Untuk mendapatkan cuti karena alasan penting, PNS yang
bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis dengan
13

menyebutkan alasan-alasannya kepada pejabat yang berwenang


memberikan cuti.
4) Cuti karena alasan penting diberikan secara tertulis oleh pejabat yang
berwenang memberikan cuti.
5) Dalam hal yang mendesak, sehingga PNS yang bersangkutan tidak
dapat menunggu keputusan dari pejabat yang berwenang memberikan
cuti, maka pejabat yang tertinggi ditempat PNS yang bersangkutan
bekerja dapat memberikan izin sementara untuk menjalankan cuti
karena alasan penting.
6) Pemberian izin sementara harus segera diberitahukan kepada pejabat
yang berwenang memberikan cuti oleh pejabat yang memberikan izin
sementara.
7) Pejabat yang berwenang memberikan cuti setelah menerima
pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) memberikan cuti
karena alasan penting kepada PNS yang bersangkutan.
8) Selama menjalankan cuti karena alasan penting, Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan menerima penghasilan penuh (kecuali tunjangan
kinerja dan tunjangan sertifikasi/profesi)
f. Cuti Bersama
1) Presiden dapat menetapkan cuti bersama.
2) Cuti bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mengurangi
hak cuti tahunan. (3) PNS yang karena Jabatannya tidak diberikan hak
atas cuti bersama, hak cuti tahunannya ditambah sesuai dengan jumlah
cuti bersama yang tidak diberikan.
3) Cuti bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Presiden.
g. Cuti Di Luar Tanggungan Negara
Ketentuan Cuti Di Luar Tanggungan Negara, yakni
1) Kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangya
5 (lima) tahun secara terus menerus karena alasan-alasan pribadi yang
penting dan mendesak dapat diberikan cuti diluar tanggungan negara.
14

2) Cuti diluar tanggungan Negara dapat diberikan untuk paling lama 3


(tiga) tahun.
3) Jangka waktu cuti diluar tanggungan Negara dapat diperpanjang
paling lama 1 (satu) tahun apabila ada alasan-alasan penting untuk
memperpanjangnya.
4) Cuti diluar tanggungan Negara mengakibatkan PNS yang
bersangkutan dibebaskan dari jabatannya, kecuali cuti diluar
tanggungan Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2).
5) Jabatan yang menjadi lowong karena pemberian cuti diluar
tanggungan Negara dengan segera dapat diisi.
6) Untuk mendapatkan cuti diluar tanggungan Negara, PNS yang
bersangkutan mengajukan permintaan tertulis kepada pejabat yang
berwenang memberikan cuti disertai dengan alasan-alasannya.
7) Cuti diluar tanggungan Negara, hanya dapat diberikan dengan surat
keputusan pejabat yang berwenang memberikan cuti setelah mendapat
persetujuan dari Kepala Badan Administrasi Kepegawain Negara.
8) Selama menjalankan cuti diluar tanggungan Negara, PNS yang
bersangkutan tidak berhak menerima penghasilan dari Negara.
9) Selama menjalankan cuti diluar tanggungan Negara tidak
diperhitungkan sebagai masa kerja PNS.
10) Pegawai Negeri Sipil yang tidak melaporkan diri kembali kepada
instansi induknya setelah habis masa menjalankan cuti diluar
tanggungan Negara diberhentikan dengan hormat sebagai PNS.
11) Pegawai Negeri Sipil yang melaporkan diri kembali kepada instansi
induknya setelah habis menjalankan cuti diluar tanggungan Negara,
maka:
a) apabila ada lowongan ditempatkan kembali
b) apabila tidak ada lowongan, maka pimpinan instansi yang
bersangkutan melaporkannya kepada Kepala Badan Administrasi
kepegawaian Negara untuk kemungkinan ditempatkan pada
instansi lain ;
15

c) Apabila penempatan dimaksud dalam huruf b tidak mungkin, maka


Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan diberhentikan dari
jabatannya karena kelebihan dengan mendapatkan hak-hak
kepegawaian menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Jaminan Pensiunan dan Hari Tua
Jaminan Pensiun PNS (JP PNS) adalah "jaminan berupa manfaat pensiun
PNS sebagai bentuk perlindungan kesinambungan penghasilan hari tua, hak,
dan penghargaan atas pengabdian PNS".9 Jaminan Hari Tua PNS (JHT PNS)
adalah "Jaminan berupa manfaat tabungan PNS yang bersifat sukarela
sebagai bentuk perlindungan kesinambungan penghasilan hari tua, hak, dan
penghargaan atas pengabdian PNS".
Ketentuan jaminan adalah sebagai berikut:
a. PNS yang berhenti bekerja berhak atas jaminan pensiun dan jaminan hari
tua PNS sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Jaminan pensiun PNS dan jaminan hari tua PNS diberikan sebagai
perlindungan kesinambungan penghasilan hari tua, sebagai hak dan
sebagai penghargaan atas pengabdian PNS.
c. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mencakup jaminan pensiun dan jaminan hari tua yang diberikan
dalam program jaminan sosial nasional.
d. Sumber pembiayaan jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS berasal
dari pemerintah selaku pemberi kerja dan iuran PNS yang bersangkutan.
Jaminan pensiun diberikan kepada
a. PNS yang diberhentikan dengan hormat karena meninggal dunia;
b. PNS yang diberhentikan dengan hormat atas permintaan sendiri apabila
telah berusia 45 (empat puluh lima) tahun dan masa kerja paling sedikit 20
(dua puluh) tahun;

9
http://www.gajibaru.com/2015/11/jaminan-pensiun-dan-jaminan-hari-tua-pns.html/diakses
tanggal 9 Oktober 2018.
16

c. PNS yang diberhentikan dengan hormat karena mencapai Batas Usia


Pensiun apabila telah memiliki masa kerja untuk pensiun paling sedikit 10
tahun;
e. PNS yang diberhentikan dengan hormat karena perampingan organisasi
atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pensiun dini apabila telah
berusia paling sedikit 50 (lima puluh) tahun dan masa kerja paling sedikit
10 (sepuluh) tahun;
f. PNS yang diberhentikan dengan hormat karena dinyatakan tidak dapat
bekerja lagi dalam Jabatan apapun karena keadaan jasmani dan/atau rohani
yang disebabkan oleh dan karena menjalankan kewajiban Jabatan tanpa
mempertimbangkan usia dan masa kerja; atau
g. PNS yang diberhentikan dengan hormat karena dinyatakan tidak dapat
bekerja lagi dalam Jabatan apapun karena keadaan jasmani dan/atau rohani
yang tidak disebabkan oleh dan karena menjalankan kewajiban Jabatan
apabila telah memiliki masa kerja untuk pensiun paling singkat 4 (empat)
tahun.
Pemberian pensiun bagi PNS dan pensiun janda/duda PNS ditetapkan
oleh Presiden atau PPK setelah mendapat pertimbangan teknis Kepala BKN.
4. Perlindungan
Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa:
a. jaminan kesehatan;
b. jaminan kecelakaan kerja;
c. jaminan kematian; dan
d. bantuan hukum.
Perlindungan berupa jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, dan
jaminan kematian sebagaimana dimaksud mencakup jaminan sosial yang
diberikan dalam program jaminan sosial nasional. Sedangkan bantuan hukum
berupa pemberian bantuan hukum dalam perkara yang dihadapi di pengadilan
terkait pelaksanaan tugasnya.
17

5. Pengembangan Potensi
Pengembangan Kompetensi dilakukan dengan berdasarkan kualifikasi,
kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan Instansi Pemerintah.10
B. Kewajiban Pegawai Negeri Sipil
Kewajiban PNS adalah segala sesuatu yang wajib dikerjakan atau boleh
dilakukan oleh setiap aparatur berdasarkan sesuatu peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Berdasarkan Pasal 23 UU ASN menjelaskan mengenai
kewajiban Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai
ASN adalah Pegawai Negeri Sipil, sebagai berikut:
1. Setia dan taat pada Pancasila, UUD 1945 dan Pemerintah yang sah.
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik didalam maupun diluar kedinasan
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.11
Sedangkan kewajiban ini diatur lebih lanjut di dalam Pasal 3 Peraturan
Pemerintah yaitu PP No 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS.
1. mengucapkan sumpah/janji PNS
2. mengucapkan sumpah/janji jabatan
3. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila ,UUD-RI 1945,NKRI dan
Pemerintah.
4. menaati segala ketentuan peraturan perundang- undangan.

10
Pasal 69 UU No. 5 Tahun 2014
11
Pasal 23 UU No. 5 Tahun 2014
18

5. melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS denga penuh


pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab
6. menjujung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS
7. mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang,
dan /atau golongan;
8. memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus
dirahasiakan;
9. bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan
negara;
10. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal
yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama
di bidang keamanan, keuangan dan materiil;
11. masuk kerja dan menaati jam kerja
12. mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan
13. menggunakan dan memelihara barang- barang milik negara dengan sebaik-
baiknya;
14. memberikan pelayanan sebaik – baiknya kepada masyarakat;
15. membimbing bawahan dalam melaksankan tugas;
16. memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier;
17. menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
19

BAB IV
KESIMPULAN

Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki hak- hak yang harus dipenuhi yang
diatur oleh undang-undang. Diantara hak PNS adalah gaji, tunjangan, dan fasilitas;
cuti; jaminan pensiun dan jaminan hari tua; perlindungan; dan pengembangan
kompetensi, sementara PPPK tidak mendapat jaminan hari tua.
Kewajiban PNS adalah segala sesuatu yang wajib dikerjakan atau boleh
dilakukan oleh setiap PNS berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan
yang berlaku, dimana kewajiban ini diatur di dalam Pasal 23 UU ASN dan Pasal 3
PP No. 53 Tahun 2010, diantaranya adalah Setia dan taat pada Pancasila, UUD
1945 dan Pemerintah yang sah. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang,
bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan
negara;melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal
yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama di
bidang keamanan, keuangan dan materiil; dll.
20

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku
Sri Martini, Setiajeng Kadarsih dan Tedi Sudrajat, Hukum Kepegawaian di
Indonesia, Sinar Grafika : Jakarta.
B. Peraturan Perundang – undangan
Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil
C. Sumber Elektronik
http://www.gajibaru.com/2015/11/jaminan-pensiun-dan-jaminan-hari-tua-
pns.html <diakses tanggal 9 Oktober 2018>.
Setia Bakti. Aparatur Sipil Negara sebagai Harapan Baru,
http://www.boyyendratamin.com/2015/01/ <diakses tanggal 9
Oktober 2018>
http://wikipns.com/macam-macam-cuti-pns/ <diakses tanggal 9 Oktober
2018>.
http://ainamulyana.blogspot.co.id/2015/01/peraturan-tentang-cuti-pegawai-
negeri.html <diakses tanggal 9 Oktober 2018>.
D. Sumber Lain
Naskah akademik Rancangan Undang-Undang Tentang Aparatur Sipil Negara,
Tahun 2013.

Anda mungkin juga menyukai