Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan benda yang amat dibutuhkan makhluk hidup di muka
bumi ini, oleh sebab itu hal-hal yang berkaitan dengan masalah air patut
dicermati lebih lanjut. Khusus untuk air tanah yang merupakan sumber air
bersih bagi sebagian penduduk Indonesia masalah pemanfaatan dan konsevasi
air tanah harus mendapat penangan yang layak dari yang berwenang.
Salah satu parameter penting air tanah dalam pemanfaatan maupun
konsevasinya adalah kualitas air tanah. Dalam tulisan ini akan dicoba cara-cara
yang sederhana, cepat, murah, dan akurat untuk mengetahui kualitas air tanah
di suatu tempat dengan mengamati beberapa parameter kimia terkandung (daya
listrik, zat padat terlarut, kandungan besi, mangan, dan nitrogen). Uji
laboratorium terhadap air tanah, sesuai dengan Peraturan Pemerintahan No. 82
Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air,
untuk bahan baku air minum disyaratkan sebanyak 45 unsur atau parameter
kimia yang harus diuji. Hal ini tentu memberatkan bagi para pengguna air tanah,
disamping biaya yang cukup mahal untuk uji laboratorium, anggapan bahwa air
tanah selalu mempunyai kualitas baik merupakan alasan bagi pada umumnya
para pengguna air untuk tidak melakukan uji laboratorium.
Air sangat penting bagi kehidupan, baik manusia, hewan maupun
tumbuhan. Seluruh proses metabolisme dalam tubuh makhluk hidup
berlangsung dalam media air. Air dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk
berbagai keperluan seperti keperluan rumah tangga, pertanian, sampai industri.
Air sebagai pelarut universal, memiliki kemampuan untuk melarutkan berbagai
zat, mulai fasa gas dari udara, fasa cair dari berbagai larutan, fasa padat dan juga
mikroorganisme. Oleh karena itu air banyak sekali mengandung berbagai zat
terlarut maupun tidak terlarut, sehingga air sangat sukar diperoleh dalam
keadaan murni. Apabila kandungan berbagai zat tersebut tidak mengganggu
kesehatan manusia, maka air dianggap bersih. Air dikatakan tercemar apabila
terdapat gangguan terhadap kualitas air, dimana kandungan berbagai zat sudah
melebihi ambang batas. Ambang batas kadar zat dalam air berbeda-beda untuk
jenis air sesuai peruntukannya. Misalnya kadar zat untuk air minum berbeda
ambang batasnya dengan kadar suatu zat untuk industri. Hal ini telah diatur
oleh pemerintah atau pihak berwenang yang telah dibakukan dalam sebuah surat
keputusan.
Maka sangat dibutuhkan seorang geologist perlu memahami mengenai
bidang hidrogeologi yaitu salah satunya kimia air dengan baik kerana bukan
hanya eksplorasi saja yang perlu diketahui oleh seorang geologist tetapi bidang
seperti hidrogeologi sangat dibutuhkan. Ada beberapa parameter yang perlu dan
dibutuhkan dalam penganalisaan kualitas air yang didapat apakah tercemar
ataupun tidak semua tergantung aspek yang terjadi, beberapa analisis yang
digunakan dalam praktikum ini yaitu analisis diagram diagram stiff dan diagram
piper.

1.2 Tujuan
1. Untuk melacak sistem aliran air tanah.
2. Untuk menguji kelayakan minum/konsumsi.

1.3 Alat dan Bahan


1.3.1 Alat
1. Lembar kerja.
2. Alat tulis.
3. Penggaris.
4. Clipboard.
1.3.2 Bahan
1. Lembar diagram stiff.
2. Lembar diagram piper.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di
bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang
keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang
luas serta pemulihannya sulit dilakukan (Kodoatie, 2012).
Air tanah (Groundwater) adalah nama untuk menggambarkan air yang
tersimpan di bawah tanah dalam batuan yang permeabel. Periode
penyimpanannya dapat berbeda waktunya bergantung dari kondisi geologinya
(beberapa minggu–tahun). Pergerakan air tanah dapat muncul ke permukaan,
dengan manifestasinya sebagai mata air (spring) atau sungai (river).
Air hujan yang meresap ke bawah permukaan tanah dalam bentuk
penelusan maupun peresapan, dalam perjalanannya membawa unsur-unsur
kimia. Komposisi kimia air tanah ini memberikan beberapa pengaruh terhadap
berbagai kegiatan pemanfaatannya seperti pertanian, industri maupun domestik.
Komposisi zat terlarut dalam air tanah dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat)
kelompok Hehanussa (2006), yaitu unsur utama (major constituents), dengan
kandungan 1,0-1000 mg/l, yakni natrium, kalsium, magnesium, bikarbonat,
sulfat, klorida, silika. Unsur sekunder (secondary constituents), dengan
kandungan 0,01-10 mg/l, yakni besi, strountium, kalium, kabornat, nitrat,
florida, boron. Unsur minor (minor constituents), dengan kandungan 0,0001-0,1
mg/l, yakni atimon, aluminium, arsen, barium, brom, cadmium, krom, kobalt,
tembaga, germanium, jodium, timbal, litium, mangan, molibdiunum, nikel, fosfat,
rubidium, selenium, titanium, uranium, vanadium, seng. Unsur langka (trace
constituents), dengan kandungan biasanya kurang dari 0,001 mg/l, yakni
berilium, bismut, cerium, cesium, galium, emas, indium, lanthanum, niobium,
platina, radium, ruthenium, scandium, perak, thalium, tharium, timah, tungsten,
yttrium, zircon.
Hasil analisis kimia air tanah sering disajikan dalam bentuk diagram,
disesuaikan dengan maksud dari analisis kimia tersebut. Misalnya untuk
mengetahui pemberian nama jenis air tanah, biasanya digunakan Diagram
Segitiga Piper. Untuk memetakan wilayah yang mempunyai jenis air tanah sama,
digunakan Diagram Stiff, juga dikenal Diagram Bar Vertikal, Diagram Vertikal,
Diagram Vektor, Diagram Lingkaran, Diagram Schoeller semilog, yang masing-
masing mempunyai kelebihan sendiri-sendiri di dalam menggambarkan hasil
analisisnya untuk maksud tertentu (Rachwibowo, 2010).
Kualitas air tanah ditentukan oleh tiga sifat utama, yaitu: sifat fisik, kimia,
dan sifat biologi/bakteriologi. Warna air tanah disebabkan oleh zat yang
terkandung di dalamnya, baik berupa suspensi maupun terlarut, bau air tanah
dapat disebabkan oleh zat atau gas yang mempunyai aroma yang terkandung
dalam air, rasa air tanah ditentukan oleh adanya garam atau zat yang terkandung
dalam air tersebut, baik yang tersuspensi maupun yang terlarut, Kekentalan air
dipengaruhi oleh partikel yang terkandung di dalamnya. Semakin banyak yang
dikandung akan semakin kental. Di samping itu apabila suhunya semakin tinggi
maka kekentalannya akan semakin kecil (encer), Kekeruhan air disebabkan oleh
adanya tidak terlarutkan zat yang dikandung. Sebagai contoh adalah adanya
partikel lempung, lanau, juga zat organik ataupun mikroorganisme, Suhu air juga
merupakan sifat fisik dari air. Suhu ini dipengaruhi oleh keadaan sekeliling,
seperti musim, cuaca, siang-malam, tempat ataupun lokasinya (Todd, 1980).
Termasuk dalam sifat kimia adalah kesadahan, jumlah garam terlarut
(total dissolved solids atau TDS), daya hantar listrik (electric conductance atau
DHL), keasaman, dan kandungan ion. Kandungan biologi di dalam air diukur
terutama dengan banyaknya bakteri coli. Untuk standar air minum ada batas
maksimum kandungan coli yang diperbolehkan. Akibat adanya aktivitas
antropogenik yang sangat tinggi, contohnya dalam industri logam dan kimia,
industri pertambangan, dan penggunaan pupuk. maka kemungkinan adanya
kontaminan anorganik dalam tanah sangat besar dalam bentuk garam terlarut.
Selain itu bentuk gas juga terlarut dalam tanah, seperti nitrogen, karbondioksida,
metana, oksigen, dan hidrogen sulfida. Namun juga perlu diketahui bahwa
aktivitas manusia juga memungkinkan sebagai penyebab munculnya zat
pencemar dalam tanah, terutama senyawa xenobiotic (Suharyadi, 1984).
Secara alamiah, tanah dan air tanah mengandung mikroorganisme.
Variasi jenis dan jumlahnya sangat beragam, tergantung kondisi, lokasi, dan
faktor alam lainnya. Tanah sendiri merupakan lingkungan hidup bagi jutaan
mikroorganisme, seperti misalnya bakteri, virus, jamur, protozoa dan nematoda,
sedangkan air tanah, selain dibutuhkan untuk kehidupan mikroorganisme, juga
merupakan medium untuk pergerakan mikroorganisme tersebut. Banyak di
antara mikroorganisme tersebut bersifat patogen baik terhadap manusia maupun
makhluk hidup lainnya. Konsentrasi berlebihan dari mikroorganisme biasanya
merupakan akibat kontaminasi.
3.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini praktikan menganalisa kimia air berdasarkan
metode grafik stiff dan piper dengan unsur kimia yang telah ditetapkan. Pada
diagram piper didapatkan 24 data, dimana unsur kimia nya yaitu Ca 2+, Mg2+, Fe,
K+, Na+, CO3-, HCO3-, Cl, SO4-.
Kualitas airtanah sangat berhubungan dengan kondisi kimia, fisika dan
biologi air. Parameter ini dipengaruhi oleh kondisi gelogi suatu wilayah. Dalam
penelitian ini, terdapat dua lokasi pengambilan sampel airtanah, yang dianalisis
mengenai kandngan kimia air, dengan mengetahui kandungan kimia air ini,
dapat digunakan beberapa cara analisis, seperti metode klasifikasi Kurlov,
diagram stiff, dan diagram trilinear piper. Masing-masig metide analisis memiliki
tujuan, dan hasil untuk mendapatkan paramerter yang berbeda dari air tanah.
Metode stiff digunakan untuk mengetahui penyebaran ion yang paling
banyak, baik kation maupun anion. Manfaatnya adalah dapat membantu
visualisasi air dari aliran air yang dapat diperkirakan, sehingga dapat diketahui
pula komposisi ion pada perubahan tubuh air. Namun kekurangannya adalah
hanya dapat dianalisa per plot ion-ionnya. Metode piper diketahui dengan
mengeplotkan seluruh ion pada diagram diamond-shaped field. Dengan begitu
akan diketahui fasies air tanah.
Dari data yang ada didapatkan berdasarkan literatur yang didapat hasil
dari ploting dimana kekerasan karbonat lebih dari 90% dengan sifat kimia
airtanah didominasi oleh alkali tanah dan asam lemah. Sedangkan pada ploting
lainnya didapatkan hasil kekerasan non karbonat akali lebih dari 90%, dengan
sifat kimia air tanah didominasi oleh alkali dan asam kuat. Pada diagram piper
kation terdapat airtanah dengan komposisi unsur yang didominasi oleh alkali
tanah seperti Na+K (Natrium Kalium), Ca (Calsium), dan Mg (Magnesium).Selain
itu juga asam lemah berupa anion seperti HCO3+CO3 (Asam Karbonat
Bikarbonat), dan juga Cl (Clorida) dan SO4 (Sulfat). Pada diagram piper kation ini
unsur yang mendominasi berupa unsur karbonat berupa HCO 3+CO3, dengan
konsentrasi lebih dari 90%. Hal tersebut menunjukkan bahwa air tanah pada
lokasi ini merupakan air dengan komposisi larutan karbonat dan biasanya air
dengan komposisi tersebut terdapat pada daerah yang banyak batugampingnya
dengan morfologi berupa bentuk lahan karst.
Sedangkan pada diagram piper anion terdapat air tanah dengan komposisi
unsur yang didominasi oleh alkali seperti Na+K (Natrium Kalium), Ca (Calsium),
dan Mg (Magnesium). Selain itu juga terdapat asam kuat seperti Cl (Clorida) dan
SO4 (Sulfat) serta asam lemah berupa anion seperti HCO3+CO3 (Asam Karbonat
Bikarbonat). Pada diagram piper kation ini unur yang mendominasi berupa unsur
non karbonat berupa Na+K, dengan konsentrasi lebih dari 90%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa air tanah pada lokasi ini merupakan air dengan komposisi
larutan non karbonat dan biasanya air dengan komposisi tersebut terdapat pada
daerah yang banyak terdapat unsur ataupun batuan vulkaniknya dengan
morfologi berupa daerah vulkanik. Pada data diagram stiff Dari data yang ada
didapatkan hasil dimana kekerasan karbonat lebih dari 90% dengan sifat kimia
airtanah didominasi oleh alkali tanah dan asam lemah dan didapatkan hasil
kekerasan non karbonat akali lebih dari 90%, dengan sifat kimia air tanah
didominasi oleh alkali dan asam kuat.
Banyak hal-hal yang perlu diperbaiki dalam penganalisaan praktikan
pada praktikum kali ini karena kesalahan dalam ploting garis terutama pada
diagram piper, banyak versi dalam ploting setiap garis pada diagram yang
membuat praktikan bingung sehingga hasil yang didapat sangat kurang akurat,
jadi praktikan membandingkan hasil ploting praktikan dengan literatur yang
sudah ada. Pada diagram stiff praktikan tidak begitu kesusahan dalam
memplotingnya ini karena diagram ini sangat mudah dan praktis, adapun nilai
yang telah didapatkan dari beberapa unsur kimia yaitu Na (10,5), K (0,5), Ca (6),
Mg (3,5), Fe (3), Cl (5), HCO3 (10,5), SO4 (5,5) dan CO3 (20). Pada diagram stiff
selanjutnya didapatkan nilai beberapa unsur kimia yaitu yaitu Na (0), K (1), Ca
(0), Mg (0), Fe (5), Cl (0,2), HCO3 (4), SO4 (2) dan CO3 (6,5).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Metode stiff digunakan untuk mengetahui penyebaran ion yang paling
banyak, baik kation maupun anion. Manfaatnya adalah dapat membantu
visualisasi air dari aliran air yang dapat diperkirakan, sehingga dapat
diketahui pula komposisi ion pada perubahan tubuh air.
2. Dilihat dari kegunannya kimia air memang sangat bermanfat dalam
kehidupan namun terkadang pula dari manfaat yang dihasilkan tersebut
muncul pula hal yang tidak diinginkan yang akan merusak misalnya
pencemaran air atau dampak lain yang merugikan bagi kehidupan .Air
yang dikonsumsi oleh masyarakat harus memenuhi syarat kesehatan
karena air merupakan media paling baik untuk berkembangnya
mikroorganisme. Pengolahan air untuk memperoleh air yang memenuhi
persyaratan perlu dilakukan.

4.2 Saran
Praktikum kali ini berjalan lancar dan diharapkan untuk praktikum
selanjutnya agar para praktikan lebih memahami materi yang akan di
praktikumkan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Kodoatie, R. 2012. Tata Ruang Air Tanah. Yogyakarta: ANDI.


Todd, D. 1980. Groundwater Hydrology. New York: John Wiley and Sons.
Hehanussa, P. 2006. Sumber Daya Air di Pulau Kecil, Riset Geologi dan
Pertambangan, Jilid 8, no.1. Bandung: Puslitbang Geoteknologi, LIPI.
Rachwibowo, P. 2010. Material Kulit Bumi Mineral, Tanah dan Batuan. Semarang:
Teknik Geologi Universitas Diponegoro.
Suharyadi. 1984. Geohidrologi. Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Gadjah
Mada.

Anda mungkin juga menyukai