Proposal Yelni
Proposal Yelni
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan perempuan dan kesehatan anak merupakan dasar yang penting dalam
perkembangan masyarakat. Hanya perempuan yang bisa hamil dan melahirkan anak (WHO,
2006). Namun saat ini masalah kesehatan perempuan (khususnya ibu) dan bayi di Indonesia
bukanlah gambar yang indah dipandang. Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Ratio) dan
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 249 per 100.000 kelahiran hidup. Di Sumatera Barat
angka kematian ibu tahun 2007 adalah 339 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih
tinggi dari target yang ditetapkan pada tahun 2009 sebesar 226 per 100.000 kelahiran hidup
dan diharapkan pada tahun 2015 penurunan AKI menjadi 102 orang per 100.000 kelahiran
hidup. (http:my.ideabagus.com/Aff.pht).
Menanti kelahiran bayi adalah saat yang mendebarkan bagi setiap pasangan,
walaupun setiap kali seorang bayi terlahir di muka bumi berarti menambah penduduk bumi.
Akan tetapi bagi pasangan yang belum mempunyai keturunan, bayi adalah berkah atau
sumber kebahagiaan yang tidak terelakan. Oleh sebab itu, kelahiran bayi menjadi momentum
Jumlah perkawinan yang terjadi di kota Padang sebanyak 49,44% dari 121.520
Pasangan Usia Subur (PUS) yang mengikut program Keluarga Berencana (KB) hanya
sebanyak 54,42% dimana yang memakai KB tradisional hanya sebanyak 4,56%. (Biro Pusat
Statistik, 2008)
1
Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk menurunkan AKI dan menekan jumlah
kelahiran karena 4 Terlalu (4T) yaitu terlalu muda dan terlalu tua untuk hamil, terlalu
dekatnya jarak kehamilan, serta terlalu banyaknya jumlah anak adalah dapat dicegah dengan
Secara umum persyaratan kontrasepsi ideal adalah sebagai berikut : aman, berdaya
guna, dapat diterima, terjangkau harganya oleh masyarakat, tidak mengganggu produksi Air
Susu Ibu (ASI) pada ibu menyusui, bila metode tersebut dihentikan penggunaannya klien
ditemukan rata-rata jarak kehamilan ibu yang menyusui adalah 24 bulan, sedangkan yang
tidak menyusui 11 bulan. Hormon yang mempertahankan laktasi bekerja menekan hormon
Salah satu kontrasepsi yang dapat digunakan pasca persalinan yaitu Metode
Amenorea Laktasi (MAL) yaitu kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara
eksklusif, artinya dengan metode ini haid tidak muncul teratur selama 24 minggu atau 6
bulan. 10% akan mengalami haid 10 minggu pasca salin, 20% pada 20 minggu, 60 % pada 30
minggu. Namun kehamilan jarang terjadi dalam 20 minggu pertama puerperium. Ibu yang
tidak menyusui bayinya selama lebih dari 3 bulan, mereka lebih mempunyai resiko hamil
lebih besar, karena lebih dari 80 % mengalami haid dan ovulasi pada minggu ke-10 setelah
Berdasarkan SDKI 1997 dan 2002 membuktikan bahwa perilaku pemberian ASI di
negeri ini tak menggembirakan. Pada tahun 1997 jumlah ibu yang menyusui bayinya
2
mencapai 96,3 %. Angka itu turun menjadi 95,9 % pada 2002. Sementara jumlah ibu yang
menyusui anaknya saat masa emas (satu jam pertama setelah kelahiran) hanya 3 %.
Pemberian ASI eksklusif (hanya ASI, tanpa tambahan susu formula dan bahan makanan lain)
selama enam bulan pertama pascalahir pada 1997 hanya 42,4 %, dan turun menjadi 39,5 %
Di Padang dilaporkan pada tahun 2009 dari 7.146 dari bayi yang lahir hanya 4.946
(69,2 %) yang mendapat ASI eksklusif. Berdasarkan target Indonesia sehat 2010 cakupan ini
diharapkan mencapai 80 %, sehingga pada tahun 2010 ini diharapkan ada peningkatan agar
target yang sudah ditetapkan dapat tercapai. (Dinas Kesehatan Kota Padang, 2009)
Berdasarkan data pada lampiran A pada Puskesmas Lubuk Kilangan kota padang
mengenai data kesehatan ibu dan anak, pencapaian ASI eksklusif yang terendah adalah di
Puskesmas Lubuk Kilangan sebanyak 36,5 %. Dari 20 Puskesmas di Kota Padang, angka
Pada tanggal 27 Juni 2010, 10 orang sampel yang penulis wawancara terdapat 7 orang
yang mengalami amenorea laktasi sedangkan 3 orang mendapatan haidnya segera setelah 40
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti
mengenai Hubungan Pemberian ASI eksklusif dengan Amenorea Laktasi di Wilayah Kerja
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: ”Apakah ada hubungan antara pemberian ASI
3
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu yang melakukan pemberian ASI secara
eksklusif.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Pendidikan
3. Bagi Puskesmas
Hasil ini diharapkan bermanfaat bagi puskesmas untuk tindakan lebih lanjut
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan
bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya dengan tata laksana
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam-
garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan
2. Komposisi ASI
ASI berbeda dengan susu sapi. Komposisi ASI pun ternyata tidak tetap dan
tidak sama dari waktu ke waktu. Komposisi ASI dari satu ibu pun berbeda-beda pada
hari-kehari, bahkan dari menit ke menit. ASI yang dikeluarkan pada 5 menit pertama
dinamakn foremilk. Foremilk mempunyai komposisi yang berbeda dengan ASI yang
keluar kemudian (hindmilk). Foremilk lebih encer. Hindmilk mengandung 4-5 kali lebih
banyak dibanding foremilk. Diduga hindmilk inilah yang mengenyangkan bayi (Roesli,
2005), yaitu:
5
a. Kolostrum
1) Disekresikan oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga atau
2) Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan mekonium usus bayi
yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima
makanan selanjutnya.
protein utama adalah globulin, sehingga dapat dengan ASI mature dimana
5) Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan ASI mature.
kolostrum.
7) Vitamin larut dalam lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air lebih
10) Lemaknya lebih banyak mengandung kolesterol dan lesitin dibandingkan ASI
mature.
11) Terdapat trypsin inhibitor yang akan menambah kadar antibodi pada bayi.
6
b. ASI Transisi/Peralihan
2) Disekresi dari hari ketiga sampai hari kesepuluh dari masa laktasi, tetapi ada
pula yang berpendapat bahwa ASI mature baru akan terjadi pada minggu ketiga
3) Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin
tinggi.
ASI yang disekresi pada hari kesepuluh dan seterusnya, yang dikatakan
komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa minggu ketiga
riboflaum, dan karotin.Tidak menggumpal bila dipanaskan dan volume 300-850 ml/24
jam
3. ASI Eksklusif
Yang dimaksud dengan dengan ASI eksklusif atau yang lebih tepat pemberian
ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain
seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat
seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim.
7
terbaru UNICEF bersama World Health Assembly (WHA) dan banyak negara lainnya
4. Manfaat ASI
a) Lemak
Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Sekitar 50 % kalori ASI
berasal dari lemak. Kadar lemak dalam ASI antara 3,5-4,5 %, walaupun
kadar lemak dalam ASI tinggi, tetapi mudah diserap oleh bayi. Karena
trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecah menjadi asam lemak dan
b) Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa, yang kadarnya paling tinggi
dibanding susu mamalia lain (7gr %). Laktosa mempunyai manfaat lain,
laktobasilusbifidus.
c) Protein
Protein dalam susu adalah kasein dan whey. Kadar protein ASI sebesar
0,9. 60% diantaranya adalah whey yang lebih mudah dicerna dibanding
kasein (protein utama susu sapi). Kecuali mudah dicerna, dalam ASI
terdapat dua macam asam amino yang tidak terdapat dalam susu sapi yaitu
8
Ginjal neonatus belum dapat mengkonsentrasikan air kemih dengan baik,
sehingga diperlukan susu dengan kadar garam dan mineral yang rendah.
ASI mengandung garam dan mineral lebih rendah dibandingkan susu sapi.
ASI mengandung zat besi yang mudah diserap dan lebih banyak (lebih
e) Vitamin
dengan jumlah yang cukup dan mudah diserap. Dalam ASI juga banyak
vitamin D
Bayi yang mendapat ASI lebih jarang menderita penyakit, karena zat proteksi
dalam ASI.
a) Laktobasillus Bitidus
asam asetat. Kedua asam ini menjadikan saluran pencernaan bersifat asam
9
untuk menyerang E-coli dan sebagian keluarga salmonela.
kemotaktik, yang bekerja bila diaktifkan oleh IgA dan IgE yang
yaitu secretory IgA, IgE, IgM, dan IgD. Dari semua imunoglobulin
Tidak menimbulkan alergi, pada bayi baru lahir sistem IgE belum
ini dan dapat menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini.
b) Meningkatkan Kecerdasan
optimal.
Hal ini karena selain sebagai nutrien yang ideal, dengan komposisi yang
10
Nutrien-nutrien khusus tersebut tidak terdapat atau hanya sedikit terdapat
Waktu menyusui kulit bayi akan menempel pada kulit ibu. Kontak kulit
yang dini ini akan sangat besar pengaruhnya pada perkembangan bayi
kelak. Walaupun seorang ibu dapat memberikan kasih sayang yang besar
Bayi yang mendapat ASI mempunyai kenaikan berat yang baik setelah
kemungkinan obesitas.
Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih
Kecuali itu ada anggapan bahwa kadar selenium yang tinggi dalam ASI
11
b. Manfaat ASI untuk ibu
tidak menyusui. Oleh karena menyusui memerlukan energi, maka tubuh akan
berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan
rata-rata jarak kehamilan ibu yang menyususi adalah 24 bulan, sedangkan yang
kesuburan.
3) Aspek psikologis
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat bagi bayi, tetapi juga unuk ibu.
Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan semua manusia..
B. Amenorea Laktasi
1. Pengertian
pemberian Air Susu Ibu secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa makanan
12
Metode Amenorea Laktasi pada dasarnya adalah suatu alogaritme yang
pola menstruasinya, membentuk kontrasepsi yang efektif. (Labbok et al, 1994 dalam
Gobbie, 2002).
angka kehamilan 6 bulan komulatif adalah 0,45 %. (Perez et al, 1992 dalam Gobbie,
2002)
2. Macam-macam Amenorea
a. Amenore Fisiologis, Pada masa sebelum pubertas, masa kehamilan, masa laktasi
3. Profil
1) Menyusui secara penuh (full breast feeding); lebih efektif bila pemberian ≥ 8 x
sehari.
2) Belum haid
13
4. Cara Kerja
yang tinggi selama kehamilan turun secara drastis. Tanpa menyusui, kadar gonadotropin
meningkat pesat, konsentrasi PRL kembali ke normal dalam waktu sekitar 4 minggu dan
pada minggu ke-8 pascapartum, sebagian besar wanita yang memberi susu formula pada
lama kemudian.
selama pengisapan sering terjadi dan pada setiap kali menyusui terjadi peningkatan
sekresi PRL secara akut. Walaupun konsentrasi Follicle Stimulating Hormone (FSH)
Hormone (LH) dalam darah tetap tertekan sepanjang periode menyusui. Yang penting,
pola pulsasi normal pelepasan LH mengalami gangguan dan inilah yang diperkirakan
yang menyusui bayinya secara penuh atau hampir penuh dan tetap amenore memiliki
kemungkinan kurang dari 2 % untuk hamil selama 6 bulan pertama setelah melahirkan.
Selain itu terdapat juga efek oksitosin yaitu keluarnya hormon oksitosin dari
kelenjar hipofise posterior yang mengakibatkan kontraksi otot rahim untuk mencegah
timbulnya perdarahan pasca persalinan serta mempercepat involusi rahim. (Made, 1997
14
5. Indikator Menyusui Terhadap Kesuburan
a. Lamanya menyususi. Makin lama menyususi, makin lama amenorea dan makin
tertunda ovulasi.
b. Lama dan frekuensi menyusui. Inhibisi terhadap fungsi ovarium tergantung dari
kegiatan ini.
d. Waktu setelah melahirkan, makin lama waktu pasca persalinan maka kesuburan
e. Status gizi ibu yang bersangkutan. Ibu yang malnutrisi akan cenderung amenore
lebih lama.
f. Pengaruh geografis, budaya dan sosial ekonomi. Dalam penelitian multi senter
Untuk mendapatkan efek kontrasepsi yang baik dari peristiwa menyusui maka
Hanya memakai ASI saja untuk bayi selama 6 bulan pertama (exclusive breast
feeding)
Menyususi sesering dan selama mungkin siang malam sesuai keinginan bayi
(on demands)
15
Teruskan menyusui meskipun ibu atau bayinya sakit.
C. Kerangka Konsep
D. Hipotesis
duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian
tersebut. Setelah melalui hasil pembuktian dari hasil penelitian, maka hipotesis ini dapat
E. Definisi Operasional
No Variabel Defenisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
16
-tidak
memberikan ASI
eksklusif jika
jawaban benar <
3
2. Amenore Tidak terjadinya Kuesioner Angket Dikategorikan: Ordinal
Laktasi menstruasi oleh
karena praktek -amenore laktasi
menyusui jika jawaban
sehingga benar ≥ 2
kehamilan tidak
terjadi -tidak
mengalami
amenore laktasi
jika jawaban
benar < 2
BAB III
17
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif analitik dengan desain cross
sectional. Metode penelitian ini digunakan untuk melihat hubungan antara variabel
Penelitian ini telah dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Kurai Taji, Kec.
Pariaman Selatan, Kota Pariaman. Pada tanggal 10 November s/d 9 Desember 2011.
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Populasi
dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang bersalin pada Maret 2011 yang bertempat
tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Kurai Taji Pariaman dengan jumlah populasi 80
orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang akan diteliti
dan dianggap dapat mewakili seluruh populasi jika jumlah populasi 100 maka dapat
dengan jumlah sampel 80 orang yang didapatkan dari data imunisasi di Puskesmas
18
D. Jenis dan Sumber Data
1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden yang akan diberikan
kuesioner.
2. Data sekunder yaitu data yang didapat dari puskesmas dan studi kepustakaan.
yang dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh beberapa orang kader yang telah diberikan
Data yang telah dicatat menggunakan format pengumpulan data, diperiksa kembali
untuk memastikan data yang tercatat telah lengkap dan tidak ada kesalahan pada data
tersebut.
Data ibu yang bersalin diklasifikasikan menjadi ibu yang memberikan ASI eksklusif
dan ibu yang tidak memberi ASI eksklusif. Dan ibu mengalami amenorea laktasi dan
Data yang telah diberi kode dalam bentuk angka, kemudian dipindahkan ke dalam
master tabel.
19
4. Cleaning (membersihkan data)
Data yang telah terkumpul dalam master tabel diperiksa kembali dan tidak ditemukan
5. Tabulating
Data yang telah didapatkan dari pengolahan hasil analisa univariat dan analisa bivariat
Daftar Pustaka
20
Hartanto H.2004.Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan
21