Anda di halaman 1dari 86

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Kesehatan Masyarakat Skripsi Sarjana

2019

Analisis Penyusunan Perencanaan


Tingkat Puskesmas di Puskesmas Matiti
Kecamatan Doloksanggul Kabupaten
Humbang Hasundutan Tahun 2017

Artha, Bintang Duma


Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/13297
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
ANALISIS PENYUSUNAN PERENCANAAN TINGKAT
PUSKESMAS DI PUSKESMAS MATITI KECAMATAN
DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG
HASUNDUTAN TAHUN 2017

SKRIPSI

Oleh

BINTANG DUMA ARTHA


NIM : 121000245

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ANALISIS PENYUSUNAN PERENCANAAN TINGKAT
PUSKESMAS DI PUSKESMAS MATITI KECAMATAN
DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG
HASUNDUTAN TAHUN 2017

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

BINTANG DUMA ARTHA


NIM : 121000245

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK

Perencanaan tingkat puskesmas merupakan proses penyusunan rencana tahunan


puskesmas untuk mengatasi permasalahan kesehatan di wilayah kerja puskesmas.
Perencanaan tingkat puskesmas yang disusun untuk mengakomodir kebutuhan
guna meningkatkan kemampuan dan cakupan pelayanan kesehatan secara terpadu
dan terintegrasi dengan permasalah. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menjelaskan bagaimana penyusunan rencana tahunan puskesmas
di Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan
pada tahun 2017. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Adapun informan dalam
penelitian ini yang berjumlah 8 orang. Hasil wawancara diolah berdasarkan
variabel yang diteliti dan disajikan dalam bentuk narasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penyusunan perencanaan tingkat puskesmas telah mengacu
sesuai dengan pedoman perencanaan tingkat puskesmas dari Depkes RI. Dimana
pada tahap persiapan, tahap analisis situasi, tahap penyusunan rencana usulan
kegiatan(RUK) dan penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) telah sesuai
dengan pedoman PTP dimana dalam pelaksanaannya telah melibatkan kerjasama
lintas sektor dalam mendukung penyelenggaraan program Puskesmas Matiti.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pelaksaan tahapan pada penyusunan
pelaksanaan perencanaan tingkat puskesmas di Puskesmas Matiti telah sesuai dan
mengacu pada pedoman PTP .

Kata Kunci : Perencanaan, Puskesmas, Pelayanan Kesehatan

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRACT

Health Center Level Planning is the process of preparing the annual plan of
health centers to address health problems in the health center working area.
Health Level Planning are prepared to accommodate the need to increase the
capabilities and coverage of health service in an integrated and integrated with
the problem. The purpose of this research was to determine how implemention
planning level health center (PTP) in Matiti Health Center Doloksanggul
Subdistrict Humbang Hasundutan District in 2017. This type of research was
qualitative research using purposive sampling technique. The informants in this
research which totalled 7 people. The results of the interview prepared by the
variables studied and presented in narrative form. The results of the study showed
that the preparation of health center level planning had referreded to in
accordance with the planning guidelines of health center level planning from the
MOH RI. Whereas in the preparation stage, the situation analysis phase, the stage
of the proposed activity proposal preparation (RUK) and the preparation of the
activity implementation plan (RPK) are in accordance with the PTP guidelines
which in its implementation have involved cross-sector cooperation in supporting
the implementation of the Matiti Health Center program. The conclusion of this
study is that the implementation of the stages in the preparation of the planning of
the puskesmas level at the Matiti Health Center is appropriate and refers to the
PTP guidelines.

Keywords: Planning, Health Center, Health Services

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat

dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis

Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas di Puskesmas Matiti

Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2017”

sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Dalam pelaksanaan

penyusunan penulisan ini banyak mengalami kesulitan-kesulitan dan hambatan,

namun penulis banyak menerima bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai

pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum., selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes., selaku Ketua Departemen Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan FKM USU dan selaku Dosen penguji II yang telah

memberikan dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. dr. Fauzi, SKM., selaku Dosen Pembimbing yang telah melungkan waktu

dan pikirannya dalam memberikan bimbingan, saran dan petunjuk kepada

penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. Dr. Juanita, S.E, M.Kes., selaku Dosen penguji I yang telah memberikan

saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Maya Fitria, SKM, M.Kes., selaku Dosen Pembimbing Akademik selama

penulis menempuh pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU

7. Staf Departemen Adiministrasi dan Kebijakan Kesehatan yang telah

banyak membantu penulis dalam menyelesaikan berkas-berkas penelitian

dengan tepat waktu.

8. Seluruh dosen dan staf di FKM USU yang telah memberikan ilmu kepada

penulis selama mengikuti pendidikan di FKM USU.

9. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan dan seluruh

staf yang telah membantu penulis dalam penelitian.

10. Kepala Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul dan seluruh staf yang

telah membantu penulis dalam penelitian.

11. Teristimewa untuk kedua orang tua saya ayah tercinta Pinondang Purba,

S.Pd dan ibu tercinta Purnama Sihombing, SH yang telah memberikan

dukungan, semangat dan doa kepada penulis selama ini, serta adik-adik

saya tercinta Margaretha Julyana Purba, Sondang Teresa Lasmarito Purba,

Surya Hamonangan Purba, Tulus Maruli Purba, Soaloon Benediktus Yogi

Purba.

Dalam penyelesaian skripsi ini, masih banyak kekurangan, oleh karena itu

penulis mengharapakan kritikan dan saran yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan skripsi ini. Demikianlah yang penulis dapat sampaikan, atas segala

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kesalahan dan kekurangannya penulis mohon maaf. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Oktober 2018

Bintang Duma Artha

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI i


HALAMAN PENGESAHAN ii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
RIWAYAT HIDUP xv

PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 5
Tujuan Penelitian 5
Manfaat Penelitian 6

TINJAUAN PUSTAKA 7
Perencanaan 7
Pengertian Perencanaan 7
Unsur Perencanaan 9
Puskesmas 9
Konsep Puskesmas 9
Fungsi Puskesmas 11
Perencanaan Tingkat Puskesmas 13
Konsep Perencanaan Tingkat Puskesmas 13
Ciri-ciri Perencanaan Tingkat Puskesmas 15
Tahap Penyusunan Perencanaan Puskesmas 16
Penyusunan Rencana Lima Tahunan 16
Landasan Teori 19
Penyusunan Rencana Tahunan 19
Kerangka Pikir 24

METODE PENELITIAN 26
Jenis Penelitian 26
Lokasi dan Waktu Penelitian 26
Informan Penelitian 26

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Definisi Konsep 27
Metode Pengumpulan Data 27
Metode Analisis Data 28

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 30


Gambaran Umum UPT Puskesmas Matiti 30
Visi dan Misi UPT Puskesmas Matiti Tahun 2017 31
Tujuan dan Sasaran 32
Karakteristik Informan 33
Perencanaan Tingkat Puskesmas 34
Pengetahuan Informan 34
Pengetahuan Informan tentang Adanya Perencanaan
Tingkat Puskesmas di Puskesmas Matiti 34
Pengetahuan Informan tentang Adanya Pedoman
Mengenai Perencanaan Tingkat Puskesmas di Puskesmas
Matiti 35
Pengetahuan Informan tentang Mekanisme dalam
Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas di
Puskesmas Matiti 37
Pengetahuan Informan tentang Adanya Tim Penyusun
Khusus dalam Perencanaan Tingkat Puskesmas (Tahap
Persiapan) di Puskesmas Matiti 39
Pengetahuan Informan tentang Apakah Puskesmas
Melakukan Pengumpulan Data Kinerja Puskesmas dalam
Menyusun Perencanaan Tingkat Puskesmas (Tahap
Analisa Situasi) 41
Pengetahuan Informan tentang Adanya Tahap Penyusunan
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dalam Perencanaan
Tingkat Puskesmas di Puskesmas Matiti 43
Pengetahuan Informan tentang Adanya Tahap Penyusunan
Pelaksanaan Kegiatan (RPK) dalam Perencanaan Tingkat
Puskesmas di Puskesmas Matiti 45
Pengetahuan Informan tentang Adanya Koordinasi dengan
Pihak Kecamatan atau Kelurahan dalam Penyusunan
Perencanaan Tingkat Puskesmas di Puskesmas Matiti 46
Pengetahuan Informan tentang Adanya Peran Serta
Masyarakat dalam Penyusunan Perencanaan Tingkat
Puskesmas 48
Ketersediaan Sarana dan Prasarana 51
Adanya Pelatihan Khusus Mengenai Penyusunan
Perencanaan Tingkat Puskesmas di Kabupaten Humbang
Hasundutan 51
Pengetahuan Informan tentang Format-Format yang
Digunakan dalam Penyusunan Perencanaan Tingkat 52

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Puskesmas di Puskesmas Matiti
Pengetahuan Informan tentang Adanya Manfaat atau
Keuntungan yang Diperoleh dari Pelaksanaan Penyusunan
Perencanaan Tingkat Puskesmas 54
Proses 56
Tahap Persiapan 56
Analisa Situasi 57
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) 58
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) 59

KESIMPULAN DAN SARAN 61


Kesimpulan 61
Saran 62

DAFTAR PUSTAKA 63
DAFTAR LAMPIRAN

xi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1 Distribusi Informan berdasarkan Karakteristik 33

xii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1 Kerangka Pikir Penelitian 24

xiii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Pedoman Wawancara 65

2 Surat Izin Penelitian 67

3 Pemberian Izin Penelitian oleh Dinas Kesehatan Kab.


68
Humbang Hasundutan

4 Surat Selesai Penelitian dari Puskesmas Matiti Kec.


69
Doloksanggul

5 Dokumentasi 70

xiv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Bintang Duma Artha, dilahirkan di Doloksanggul pada

tanggal 12 September 1994. Penulis beragama Kristen Protestan, anak pertama

dari enam bersaudara dari pasangan Bapak Pinondang Purba, S.Pd dan Ibu

Purnama M. Sihombing, SH.

Pendidikan formal dimulai di TK Santa Lusia Doloksanggul tahun 1997.

Pendidikan sekolah dasar di SD Santa Maria Doloksanggul tahun 1999-2006,

sekolah menengah pertama di SMP Santa Lusia Doloksanggul tahun 2006-2009,

sekolah menengah atas di SMAN 1 Doloksanggul tahun 2009-2012, selanjutnya

penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Medan, Oktober 2018

Bintang Duma Artha

xv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pendahuluan

Latar Belakang

Puskesmas memiliki andil yang cukup besar dalam mengentaskan

masalah kesehatan serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.

Karena dalam sistem pelayanan kesehatan kita, puskesmas berperan sebagai ujung

tombak yang didirikan hampir diseluruh pelosok tanah air agar dapat menjangkau

seluruh masyarakat. Dan kini, demi menjangkau seluruh masyarakat di wilayah

kerjanya, puskesmas telah diperkuat dengan adanya puskesmas pembantu dan

puskesmas keliling.

Puskesmas mempunyai kewenangan untuk melakukan pengelolaan

program kegiatannya, dalam menghadapi dan mengatasi masalah kesehatan yang

ada di wilayah kerjanya. Untuk itu perlu dukungan manajemen yang baik,

manajemen puskesmas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bekerja secara

sinergik yang meliputi perencanaan, penggerakan pelaksanaan serta

pengendalian, pengawasan dan penilaian. (Depkes, 2006)

Stoner mendefenisikan bahwa manajemen merupakan proses membuat

perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengedalikan berbagai usaha dari

anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk

mencapai sasaran. (Bangun, 2008)

Tujuan akhir pembangunan jangka panjang bidang kesehatan yaitu

masyarakat Indonesia yang sehat dan mandiri secara berkeadilan dipastikan akan

dapat terwujud, melalui pola penerapan manajemen puskesmas yang baik dan

benar oleh seluruh puskesmas di Indonesia. (Permenkes No.44, 2016)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2

Siklus manajemen puskesmas yang berkualitas merupakan rangkaian

kegiatan rutin yang berkesinambungan, yang dilaksanakan dalam

penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yang bermutu, yang harus dipantau

secara berkala dan teratur, diawasi dan dikendalikan sepanjang waktu, agar

kinerjanya dapat diperbaiki dan ditingkatkan dalam satu siklus “Plan-Do-Check-

Action” (P-D-A-C). (Permenkes, 2016).

Manajemen merupakan serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan kontrol. Mengutip Newman dalam Manullang

(2015) yang mengemukakan perencanaan adalah penentuan terlebih dahulu apa

yang akan dikerjakan dalam suatu kegiatan manajemen agar dapat mencapai

sasaran dan tujuan secara efektif dan efisien.

Perencanaan tingkat puskesmas merupakan salah satu kegiatan yang

diperlukan oleh setiap puskesmas dalam mengatasi masalah yang dihadapi di

daerahnya masing-masing. Perencanaan tingkat puskesmas disusun untuk untuk

mengakomodir kebutuhan guna meningkatkan kemampuan dan cakupan

pelayanan kesehatan secara terpadu dan terintegrasi dengan permasalahan yang

ada dilingkungan kerja puskesmas. Mengingat tugas puskesmas yaitu

melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan

kesehatan di wilayah kerjanya dalam mendukung kecamatan sehat (Permenkes

No.75, 2014).

Perencanaan tingkat puskesmas akan memberikan pandangan menyeluruh

terhadap semua tugas, fungsi, dan peranan yang akan dijalankan serta menjadi

tuntunan dalam proses pencapaian tujuan puskesmas secara efesien dan efektif.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

Pedoman pelaksanaan perencanaan tingkat puskesmas menegaskan dalam proses

pelaksanaan perencanaan tingkat puskesmas ada 4 (empat) tahapan yang

dilakukan yaitu tahap persiapan, tahap analisa situasi, tahap penyusunan Rencana

Usulan Kegiatan, dan tahap yang terakhir yaitu Rencana Pelaksanaan Kegiatan.

(Permenkes No.44, 2016)

Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki 10 kecamatan dengan jumlah

puskesmas sebanyak 12 Unit Puskesmas, yang terdiri dari 3 Puskesmas rawat inap

dan 9 puskesmas non rawat inap. Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul,

merupakan salah satu puskesmas yang terbesar di Kabupaten Humbang

Hasundutan yang berada di ibukota kabupaten ini. Dari hasil pengamatan pada

survey pendahuluan di puskesmas non rawat ini, ada beberapa hal yang ditemui

terkait hal perencanaan tingkat puskesmas. Salah satunya adalah ketika sedang

berbincang-bincang dengan salah seorang staf dinas kesehatan tentang

pelaksanaan perencanaan oleh puskesmas, mereka menjelaskan bahwa biasanya

puskesmas hanya tinggal menerima dan melaksankan program kerja yang

diberikan oleh dinas kesehatan. Jadi puskesmas dalam hal ini tidak ada melakukan

ataupun mengajukan perencanaan tingkat puskesmas tersebut. Namun dari pihak

Puskesmas Matiti memberikan pernyataan yang bertolakbelakang. Mereka

menyebutkan bahwa mereka melaksanakan penyusunan perencanaan tingkat

puskesmas yang menjadi rencana kerja tahunan yang tetap berpedoman pada

renstra yang ada. Jika menilik ke pernyataan staf dinas kesehatan tersebut, maka

hal ini menjadi sebuah masalah yang tidak bersesuaian dengan Pedoman

Perencanaan Tingkat Puskesmas yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

RI Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas. Demikianlah

kesenjangan yang ditemukan pada survey pendahuluan, yang akan dibuktikan

kebenarannya pada penelitian ini.

Menurut penelitian Arifin dkk(2015) di Puskesmas Tamamaung bahwa

perencanaan tingkat puskesmas yang disusun belum sepenuhnya sesuai dengan

pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas dari Depkes RI. Dimana pada tahap

analisis situasi di Puskesmas Tamamaung sudah sesuai dengan Pedoman

Perencanaan Tingkat Puskesmas. Pada tahap Rencana Usulan Kegiatan (RUK)

belum sesuai dalam mengakomodir pelaksanaan guna mengatasi permasalahan

yang dihadapi oleh Puskesmas Tamamaung serta rencana pelaksanaan kegiatan

(RPK) belum melibatkan kerjasama lintas sektor dalam mendukung dan

memadukan penyelenggaraan program di Puskesmas Tamamaung.

Menurut penelitian Dhewi (2012) di Puskesmas yang ada di kota Medan,

dari hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh informan telah mengetahui

adanya perencanaan tingkat puskesmas di Kota Medan. Puskesmas yang ada di

Kota Medan telah melaksanakan atau menyusun perencanaan tingkat puskesmas

yang biasa disebut dengan POA (Plan Of Action) Puskesmas yang rutin dibuat

setiap tahunnya sesuai dengan ketentuan 4 tahapan dalam Pedoman Perencanaan

Tingkat Puskesmas, yaitu tahap persiapan, analisis situasi, penyusunan rencana

usulan kegiatan(RUK), dan penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan(RPK).

Sejak tahun 2012 belum pernah ada pelatihan khusus mengenai Perencanaan

Tingkat Puskesmas, selain karena keterbatasan dana hal itu juga disebabkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

karena Puskesmas sudah memahami masalah perencanaan tingkat puskesmas dan

sudah menjadi hal rutin yang dilaksanakan oleh semua puskesmas di kota Medan.

Setelah melihat hasil survey pendahuluan dan membandingkannya dengan

hasil penelitian sebelumnya ini maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

kembali terhadap perencanaan tingkat puskesmas, khususnya bagaimana cara

puskesmas dalam menanggapi kebutuhannya dan mengatasi masalah kesehatan

yang berada diwilayah kerjanya. Apakah dilakukan penyusunan Perencanaan

Tingkat Puskesmas dan apakah tahapan kegiatan penyusunan Perencanaan

Tingkat Puskesmas tersebut sudah sesuai dengan Pedoman Perencanaan

Puskesmas yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 44 Tahun

2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas.

Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

bagaimana pen yusunan rencana tahunan puskesmas di Puskesmas Matiti

Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan pada Tahun 2017

Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

menjelaskan bagaimana penyusunan rencana tahunan puskesmas di Puskesmas

Matiti Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan pada Tahun

2017.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

Manfaat Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan kesehatan masyarakat khususnya dalam bidang Ilmu Administrasi

dan Kebijakan Kesehatan

1. Memberikan informasi kepada peneliti selanjutnya mengenai informasi ini

2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebgai masukan dalam

rangka meningkatkan fungsi perencanaan di Puskesmas Matiti dan Dinas

Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tinjauan Pustaka

Perencanaan
Pengertian perencanaan. Perencanaan adalah suatu kegiatan yang

berhubungan dengan penetapan tujuan, kebijaksanaan, membuat program-

program dan prosedur-prosdur, serta strategi yang dilakukan dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan perencanaan merupakan tugas dalam

pengambilan keputusan untuk memecahkan permasalaahan yang sedang dihadapi

organisasi (Bangun, 2008)

Undang-undang No.25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional menjelaskan perencanaan adalah suatu proses untuk

menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan

memperhitungkan sumber daya yang tersedia.

Newman (1959) mengatakan, perencanaan adalah penentuan terlebih

dahulu apa yang akan dikerjakan (Manullang, 2015)

Levey dan Loomba (1973) mengatakan, perencanaan adalah suatu proses

menganalisis dan memahami sistem yang dianut, merumuskan tujuan umum dan

tujuan khusus yang ingin dicapai, memperkirakan segala kemampuan yang

dimiliki, menguraikan segala kemungkinan yang dapat dilakukan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan, menganalisis efektivitas dari berbagai kemungkinan

tersebut, menyusun perincian selengkapnya dan kemungkinan yang terpilih, serta

mengikatnya dalam suatu sistem pengawasan yang terus menerus sehingga dapat

dicapai hubungan yang optimal antara rencana yang dihasilkan dengan sistem

yang dianut (Azwar, 1988)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

Walaupun terdapat perbedaan dari berbagai batasan yang dikemukakan

oleh para ahli, semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahapan

berikut :

Tahap 1. Menetapkan tujuan

Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang kebutuhan

organisasi. Dengan perumusan tujuan yang jelas, organisasi dapat menentukan

secara kuantitatif akan penggunaan sumber daya-sumber daya secara efisien dan

efektif.

Tahap 2. Merumuskan keadaan saat ini

Perlu mengetahui keadaan dan sumber daya-sumber daya yang tersedia

saat ini untuk pencapaian tujuan di waktu yang akan datang. Dengan pemahaman

posisi saat ini, rencana dapat dirumu skan untuk menggambarkan rencana

kegiatan lebih lanjut.

Tahap 3. Mengidentifiksi kemudahan-kemudahan dan hambatan-hambatan

Kemudahan-kemudahan dan hambatan-hambatan perlu di identifikasi

untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Faktor-faktor yang dapat membantu maupun penghambat dalam pencapaian

tujuan organisasi adalah faktor eksternal dan internal. Faktor-faktor tersebut perlu

diketahui karena pengaruhnya terhadap kegiatan di masa yang akan datang.

Tahap 4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai

tujuan

Tahap terakhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangan

berbagai alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan, penilaian alternatif-alternatif

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

tersebut dan pemilihan alternatif terbaik di antara berbagai alternatif yang ada

(Bangun, 2008).

Unsur perencanaan. Unsur-unsur yang terdapat dalam suatu perencanaan

(Azwar, 1996) :

1. Rumusan Misi

2. Rumusan Masalah

3. Rumusan Tujuan Umum dan Tujuan Khusus

4. Rumusan Kegiatan

5. Asumsi Perencanaan

6. Strategi Pendekatan

7. Kelompok Sasaran

8. Waktu

9. Organisasi dan Tenaga Pelaksana

10. Biaya

11. Metoda Penilaian dan Kriteria Keberhasilan

Puskesmas

Konsep puskesmas. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya

disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan dan upaya kesehatan

perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan

preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

di wilayah kerjanya (Permenkes, 2014).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada

masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan,

dan dituangkan dalam suatu sistem (Permenkes, 2014).

Upaya kesehatan masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah

setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah

dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga,

kelompok, dan masyarakat. Upaya Kesehatan Perseorangan yang selanjutya

disingkat UKP adalah suatu kegiatan yang dan/atau serangkaian kegiatan

pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,

penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan

memulihkan kesehatan perseorangan (Permenkes, 2014).

Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi :

a. Paradigma sehat

Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen

dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi

individu, keluarga, dan kelompok masyarakat.

b. Pertanggungjawaban wilayah

Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan

kesehatan di wilayah kerjanya.

c. Kemandirian masyarakat

Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

d. Pemerataan

Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses

dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil

tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agam, budaya, dan

kepercayaan.

e. Teknologi tepat guna

Pusekesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan

memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan

pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi

lingkungan.

f. Keterpaduan dan kesinambungan

Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan

UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksankan Sistem

Rujukan yang didukung oleh manajemen Puskesmas.

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk

mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka

mendukung terwujudnya kecamatan sehat (Permenkes, 2014).

Fungsi puskesmas. Dalam melaksanakan tugasnya, puskesmas

meyelenggarakan fungsi sebagai berikut ( Permenkes, 2014) :

a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama diwilayah kerjanya, untuk itu

Puskesmas berwenang untuk :

1) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis kebutuhan pelayanan

yang diperlukan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

2) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan

3) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan

masyarakat bidang kesehatan.

4) Menggerakan masyarakat untuk mampu megidentifikasi dan

menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan

masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain terkait.

5) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan

upaya kesehatan berbasis masyarakat

6) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia

Puskesmas

7) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan

8) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,

mutu, dan cakupan pelayanan kesehatan

9) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,

termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon

penanggulangan penyakit.

b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya, untuk itu

Puskesmas berwenang untuk :

1) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,

berkesinambungan, dan bermutu

2) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya

promotif dan preventif

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

3) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada

individu, keuarga, kelompok dan masyarakat

4) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan

keamanan dan keselamatan pasien, petugas, dan pengunjung

5) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif

dan kerja sama inter dan antar profesi

6) Melaksanakan rekam medis

7) Melaksanakan pencacatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan

akses Pelayanan Kesehatan

8) Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan

9) Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan

kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya, dan

10) Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan

Sistem Rujukan.

Perencanaan Tingkat Puskesmas

Konsep perencanaan tingkat puskesmas. Perencanaan puskesmas

merupakan inti kegiatan manajemen puskesmas, karena semua kegiatan

manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan. Dengan perencanaan

puskesmas memungkinkan para pengambil keputusan dan pimpinan puskesmas

untuk menggunakan sumber daya puskesmas secara berdaya guna dan berhasil

guna (Sulaeman, 2011).

Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang urut yang harus dilakukan

untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

ditentukan dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara berhasil guna

dan berdaya guna. Perencanaan Tingkat Puskesmas diartikan sebagai proses

penyusunan rencana kegiatan Puskesmas pada tahun yang akan datang yang

dilakukan secara sistematis untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah kerja

diwilayah kerjanya (Depkes, 2006).

Proses perencanaan Puskesmas harus terintegrasi ke dalam sistem

perencanaan daerah melalui forum Musyawarah Perencanaan

Pembangunan(Musrenbang) yang disusun secara top down dan bottom up. Proses

perencanaan Puskesmas akan mengikuti siklus perencanaan pembangunan daerah,

dimulai dari tingkat desa/kelurahan, selanjutnya disusun pada tingkat kecamatan

dan kemudian diusulkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota. Perencanaan

Puskesmas yang diperlukan terintegrasi dengan lintas sektor kecamatan, akan

diusulka melalui kecamatan ke pemerintah daerah kabupaten/ kota (Permenkes,

2016).

Puskesmas akan menyusun rencana 5 (lima) tahunan dan rincian rencana

tahunannya berdasarkan pada hasil evaluasi tahun sebelumnya dan mengacu pada

kebijakan kesehatan dari tingkat administrasi di atasnya, baik kabupaten/ kota,

provinsi, dan pusat. Untuk kepentingan penyusunan perencanaan Puskesmas,

perlu diselaraskan dengan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

dan program kesehatan nasional lainnya (Permenkes, 2016).

Ciri-ciri perencanaan tingkat puskesmas. Sulaeman (2011)

menguraikan secara sederhana beberapa ciri dari perencanaan tingkat puskesmas :

1. Perencanaan Puskesmas bagian dari manajemen Puskesmas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

Suatu perencanaan puskesmas yang baik adalah yang berhasil

menempatkan pekerjaan perencanaan sebagai bahan dari sistem

manajemen Puskesmas secara keseluruhan.

2. Perencanaan Puskesmas dilaksanakan secara terus-menerus dan

berkesinambungan

Perencanaan penting bagi pelaksanaan, yang apabila hasilnya telah dinilai

dilanjutkan dengan perencaan berikutnya.

3. Perencanaan Puskesmas berorientasi pada masa depan

Berorientasi pada masa depan artinya, hasil dari pekerjaan perencanaan

tersebut apabila dapat dilaksanakan akan mendatangkan berbagai kebaikan

tidak hanya pada saat ini, tetapi juga pada masa yang akan datang.

4. Perencanaan mampu menyelesaikan masalah

Penyelesaian masalah dan ataupun tantangan harus disesuaikan dengan

kemampuan puskesmas dalam arti, penyelesaian masalah ataupun

tantangan tersebut dilakukan secara bertahap dan harus tercermin pada

pentahapan perencanaan yang akan dilakukan.

5. Perencanaan puskesmas mempunyai tujuan

Tujuan yang dimaksud dibedakan atas dua macam, yakni tujuan umum

yang berisikan uraian secara garis besar serta tujuan khusus yang berisikan

uraian yang lebih spesifik.

6. Perencanaan Puskesmas bersifat mampu kelola

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

Suatu perencanaan Puskesmas yang baik adalah yang bersifat mampu

kelola, dalam arti wajar, logis, obyektif, jelas, runtun, fleksibel, serta telah

disesuaikan dengan sumber daya.

Tahap Penyusunan Perencanaan Puskesmas

Penyusunan rencana lima tahunan. Dengan adanya Rencana Lima

Tahunan Puskesmas, maka kelangsungan pelaksanaan kegiatan pelayanan

kesehatan pada setiap tahun pada satu periode akan dapat lebih terjamin,

walaupun terjadi pergantian pengelola dan pelaksanaan kegiatan di Puskesmas

maka diharapkan pengembangan program/ kegiatan tetap berjalan sesuai dengan

Rencana Lima Tahunan yang telah ada. Penyusunan Rencana Lima Tahunan

Puskesmas dilakukan pada setiap periode lima tahun, dengan tahap

pelaksanaannya sebagai berikut (Permenkes No.44, 2016) :

Tahap persiapan.Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat

dalam proses penyusunan Rencana Lima Tahunan Puskesmas agar memperoleh

kesamaan pandangan dan pengetahuan untuk melaksanakan tahap perencanaan.

Tahap ini dilakukan dengan cara :

a. Kepala Puskesmas membentuk tim Manajemen Puskesmas yang

anggotanya terdiri dari Tim Pembina Wilayah, Tim Pembina Keluarga,

Tim Akreditasi Puskesmas, dan Tim Sistem Informasi Puskesmas.

b. Kepala Puskesmas menjelaskan tentang Pedoman Manajemen

Puskesmas kepada tim agar dapat memahami pedoman tersebut demi

keberhasilan penyusunan Rencana Lima Tahunan Puskesmas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

c. Tim mempelajari :

1) Rencana Lima Tahunan dinas kesehatan kabupaten/ kota, yang

merupakan turunan dari Rencana Lima Tahunan dinas kesehatan

provinsi dan Rencana Lima Tahunan Kementerian Kesehatan.

2) Standar Pelayanan Minimal tingkat kabupaten/ kota

3) Target yang disepakati bersama dinas kesehatan kabupaten/ kota,

yang menjadi tanggung jawab Puskesmas.

4) Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan

Keluarga.

5) Penguatan Manajemen Puskesmas melalui Pendekatan Keluarga

6) Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) lainnya yang

dianggap perlu untuk diketahui oleh tim di dalam penyusunan

perencanaan Puskesmas.

Analisa situasi.Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi

mengenai keadaan dan mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi

Puskesmas, agar dapat merumuskan kebutuhan pelayanan dan pemenuhan

harapan masyarakat yang rasional sesuai dengan keadaan wilayah kerja di

Puskesmas. Tahap ini dilakukan dengan cara:

a. Mengumpulkan data kinerja Puskesmas

Puskesmas mengumpulkan dan mempelajari data kinerja dan

gambaran status kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas

dalam 4 tahun yang dimulai dari tahun N-5 sampai N-2 untuk setiap

des/ kelurahan. N menunjukkan tahun yang akan disusun. Data yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

dikumpulkan ditambahkan hasil evaluasi tengah periode (midterm

evaluation) dari dokumen laporan tahun berjalan (N-1). Adapun data

kinerja dan status kesehatan masyarakat diperoleh dari Sistem

Informasi Puskesmas.

b. Analisis data

Dalam rangka mendapatkan informasi sebagai landasan penyusunan

Rencana Lima Tahunan Puskesmas, dilaksanakan analisis data

Puskesmas, berdasarkan hasil analisis perhitungan IKS dan data

kesehatan lain yang telah dikumpulkan.

c. Analisis masalah dari sisi pandang masyarakat, yang dilakukan melalui

Survey Mawas Diri/ Community Self Survey (SMD/CSS)

(1) Survei Mawas Diri adalah kegiatan untuk mengenali keadaan dan

masalah yang dihadapi masyarakat, serta potensi yang dimiliki

masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut.

(2) Tahapannya dimulai dari pengumpulan data primer dan data

sekunder, pengolahan dan penyajian data masalah dan potensi yang

ada dan membangun kesempatan bersama masyarakat dan kepala

desa/ kelurahan, untuk bersama-sama mengatasi masalah kesehatan

dimasyarakat.

(3) Instrumen SMD/CSS disusun Puskesmas sesuai masalah yang

dihadapi dan masalah yang akan ditanggulangi Puskesmas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

Perumusan masalah. Dari hasil analisis data, dilaksanakan perumusan

masalah. Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Tahapan ini

dilaksanakan melalui:

a. Identifikasi Masalah

b. Menetapkan Urutan Prioritas Masalah

c. Mencari Akar Penyebab Masalah

d. Menetapkan Cara Pemecahan Masalah

Penyusunan rencana lima tahunan. Berdasarkan kesepakan cara

pemecahan masalah dapat dikembangkan program kegiatan dan ditentukan target

yang akan dicapai. Pengawasan dan pengendalian untuk pencapaian target

Rencana Lima Tahunan dilakukan setiap tahun, dan pada tengah periode lima

tahunan dilakukan evaluasi periode tengah lima tahun (Midterm evaluation),

untuk meyesuaikan target akhir Rencana Lima Tahunan. Hal ini perlu dilakukan

untuk mengakomodir perubahan kebijakan ataupun kebijakan yang baru, hasil

analisis trend pencapaian program, kemungkinan penambahan sumber daya dan

kemungkinan masalah kesehatan yang baru. Rincian pelaksanaan kegiatan dalam

mencapai target prioritas yang telah ditetapkan pada perencanaan lima tahunan

akan disusun dalam perencanan tahunan Puskesmas.

Landasan Teori

Penyusunan rencana tahunan. Penyusunan Rencana Tahunan

Puskesmas harus dilengkapi dengan usulan pembiayaan untuk kebutuhan rutin,

sarana, prasarana dan operasional Puskesmas. Penyusunan Rencana Usulan

Kegiatan (RUK) untuk tahun mendatang (N+1) disusun pada bulan Januari tahun

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

berjalan (N) berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan tahun sebelumnya (N-

1), dan diharapkan proses penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan di

Puskesmas pada akhir bulan Januari tahun berjalan (N).

Adapun tahapan penyusunan Rencana Tahunan Puskesmas seperti tahapan

penyusunan Rencana Lima Tahunan Puskesmas, yaitu (Permenkes, 2016) :

1. Tahap Persiapan

Langkah-langkah dalam tahap persiapan dilaksanakan seperti tahap

persiapan pada penyusunan Rencana Lima Tahunan Puskesmas. Pada

tahap ini tim mempelajari :

a. Rencana Lima Tahunan Puskesmas

b. Penjabaran tahunan rencana capaian target Standar Pelayanan Minimal

tingkat Kabupaten/ Kota

c. Target yang disepakati bersama Dinas keseharan kabupaten / kota,

yang menjadi tanggung jawab puskesmas.

d. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan

Keluarga

e. Penguatan Manajemen Puskesmas Melalui Pendekatan Keluarga

f. Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) lainnya yang dianggap

perlu untuk diketahui oleh tim di dalam penyusunan perencanaan

Puskesmas.

2. Analisa Situasi

a. Mengumpulkan data kinerja Puskesmas

b. Analisis data

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

c. Analisis masalah dari sisi pandang masyarakat, yang dilakukan melalui

Survey Mawas Diri/Community Self Survey (SMD/ CSS).

3. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dilaksanakan seperti pada penyusunan Rencana Lima

Tahunan Puskesmas.

4. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)

Penyusunan RUK diformulasikan setelah melalui tahapan diatas, bersama

dengan lintas sektor terkait dan didampingi oleh dinas kesehatan

kabupaten/ kota. Penyusunan RUK terintegrasi kedalam sistem

perencanaan daerah dan dalam tataran target pencapaian akses, target

kualita pelayanan, target pencapaian output dan outcome, serta

menghilangkan kondisi yang dapat menyebabkan kehilangan peluang dari

sasaran program untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang

seharusnya dapat dilaksanakan secara terintegrasi dalam satu pelaksanaan

(missed opportunity). Seperti cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan

(PN) dengan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), cakupan neonatal pertama

(KN1) dengan cakupan Imunisasi HB0, cakupan kunjungan neonatal 1

(KN1) dengan cakupan kunjungan nifas pertama (KF1), dan lain

sebagainya.

5. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)

Tahap penyusunan RPK dilaksanakan melalui pendekatan keterpaduan

lintas program dan lintas sektor dalam lingkup siklus kehidupan.

Keterpaduan penting untuk dilaksanakan mengingat adanya keterbatasan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

sumber daya di Puskesmas. Dengan keterpaduan tidak akan terjadi missed

opportunity, kegiatan Puskesmas dapat terselenggara secara efisien,

efektif, bermutu, dan target prioritas yang ditetapkan pada perencanaan

lima tahunan dapat tercapai.

Penyusunan RPK terintegrasi kedalam sistem perencanaan didaerah,

dengan tahapan :

a. Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui.

b. Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan RUK yang

diusulkan dan situasi pada saat penyusunan RPK.

c. Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang akan

dilaksanakan serta sumber daya pendukung menurut bulan dan lokasi

pelaksanaan.

d. Mengadakan Lokakarya Mini Bulanan Pertama untuk membahas

kesepakatan RPK.

e. Membuat RPK tahunan yang telah disusun dalam bentuk matriks

f. RPK dirinci menjadi RPK bulanan bersama dengan target

pencapaiannya, dan direncanakan kegiatan pengawasan dan

pengendaliannya.

g. RPK dimungkinkan untuk dirubah/ disesuaikan dengan kebutuhan saat

itu apabila dalam hasil analisis pengawasan da pengendalian kegiatan

bulanan dijumpai kondisi tertentu (bencana alam, konflik, Kejadian

Luar Biasa, perubahan kebijakan mendesak, dll) yang harus

dituangkan kedalam RPK.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

h. Untuk semua kegiatan yang akan dilaksanakan, agar dapat

dipertanggungjawabkan dengan baik, perlu didukung dokumen yang

relevan. Dengan tuntunan dokumen yang dibuat, dipastikan bahwa

kegiatan yang dimaksud dapat diselesaikan, sehingga sasaran dan

tujuan akan tercapai. Dokumen tersebut antara lain berupa:

1) Peraturan / Keputusan Kepala Puskesmas

2) Kerangka Acuan Kegiatan

3) Standar Operasional Prosedur

4) Dokumen lain yang dibutuhkan (Permenkes, 2016).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

Kerangka Pikir

Berdasarkan tujuan penelitian, maka yang menjadi fokus penelitian adalah

sebagai berikut :

Masukan Proses Keluaran


Perencanaan • Tahap Persiapan Tersusunnya
Tingkat • Tahap Analisa Perencanaan
Puskesmas Situasi Tingkat
• Tahap Puskesmas /
• Pengetahuan Penyusunan RUK Rencana Usulan
Sumber Daya • Tahap Kegiatan (RUK)
Manusia Penyusunan RPK
• Ketersediaan Tersusunnya
Sarana dan Perencanaan
Prasarana Tingkat
Puskesmas

Gambar 1. Kerangka pikir

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Metode Penelitian

Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif dengan tujuan

menggambarkan dan mengungkap (to describe and explore) secara menyeluruh

dan dalam tentang proses pelaksanaan penyusunan perencanaan tingkat

puskesmas di puskesmas Matiti kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang

Hasundutan. (Sutopo dan Arief, 2010)

Afrizal (2016) mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai metode

penelitian Ilmu-ilmu Sosial yang mengumpulkan dan menganalisis data berupa

kata-kata (lisan maupun tulisan) dan perbuatan-perbuatan manusia serta peneliti

tidak berusaha menghitung dan mengkuantifikasi data kualitatif yang telah

diperoleh.

Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten

Humbang Hasundutan dan Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul

Kabupaten Humbang Hasundutan.

Waktu penelitian. Waktu Penelitian adalah sejak Oktober 2016 sampai


dengan selesai.
Informan penelitian
Informan pada penelitian ini diperoleh dengan cara purposive (disengaja),

dan kriteria dari informan yang akan menjadi sumber informasi adalah setiap

orang yang terlibat dalam proses penyusunan perencanaan tingkat puskesmas

yaitu :

25

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

1. Staf Sekretariat Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan pada

Subbagian Program, Informasi dan Hubungan Masyarakat yang bertugas

dalam penyiapan dan koordinasi penyususnan rumusan program dan

informasi serta penatalaksanaan hubungan masyarakat yang menjadi

tanggung jawab Dinas Kesehatan Daerah (Permenkes, 2016)

2. Kepala Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang

Hasundutan

3. Staf puskesmas yang terlibat dalam pelaksanaan penyusunan Perencanaan

Tingkat Puskesmas

Definisi Konsep

1. Unsur masukan adalah hal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan

perencanaan tingkat puskesmas. Dalam penelitian ini unsur

masukannya adalah pengetahuan sumber daya manusia, ketersediaan

sarana dan prasarana (dana dan waktu).

2. Pengetahuan sumber daya manusia adalah domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dalam hal ini tindakan

pada sumber daya manusia.

3. Perencanaan Tingkat Puskesmas adalah proses penyusunan rencana

kegiatan Puskesmas pada tahun yang akan datang yang dilakukan

secara sistematis untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah

kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

4. Unsur proses adalah semua tahapan yang dilakukan dalam

Perencanaan Tingkat Puskesmas berupa tahap persiapan, tahap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

analisis situasi, tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan dan tahap

penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan.

5. Tahap persiapan adalah tahap awal dalam Perencanaan Tingkat

Puskesmas yakni mempersiapkan tim/ staf puskesmas yang terlibat

dalam proses Perencanaan Tingkat Puskesmas.

6. Tahap analisis situasi adalah tahap dimana tim melakukan

pengumpulan data untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan

dalam proses Perencanaan Tingkat Puskesmas.

7. Tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan adalah tahapan yang

bertujuan untuk mempertahankan kegiatan yang sudah dicapai dan

menyusun kegiatan yang baru.

8. Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan adalah tahapan

yang dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari dinas kesehatan

dan pemerintah daerah.

9. Unsur keluaran adalah hasil akhir dari kegiatan perencanaan tingkat

puskesmas yaitu tersusunnya perencanaan tingkat puskesmas.

Metode Pengumpulan Data


Wawancara mendalam. Wawancara mendalam adalah suatu wawancara

tanpa alternatif pilihan jawaban dan dilakukan untuk mendalami informasi dari

seorang informan. Taylor (1984) dalam Afrizal, menegaskan wawancara

mendalam perlu dilakukan berulang-ulang kali. Berulang kali berarti menanyakan

hal-hal yang berbeda kepada informan yang sama untuk tujuan klarifikasi

informasi yang sudah di dapat dalam wawancara sebelumnya atau mendalami hal-

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

hal yang muncul dalam wawancara yang telah dilakukan sebelumnya dengan

seorang informan (Afrizal, 2016)

Pengumpulan dokumen (tulisan-tulisan). Pengumpulan dokumen ini

mungkin dilakukan untuk mengecek kebenaran atau ketepatan informasi yang

diperoleh dengan melakukan informasi mendalam. Bukti-bukti tertulis tentu lebih

kuat dari informasi lisan untuk hal-hal tertentu, seperti janji-janji, peraturan-

peraturan, realisasi sesuatu atau respon pemerintah atau perusahaan terhadap

sesuatu (Afrizal, 2016)

Jenis dan sumber data. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

Data primer. Data primer yaitu keseluruhan data yang diperoleh dari

pengamatan langsung, wawancara langsung dengan informan dan mengacu pada

pedoman wawancara yang telah disusun berupa poin-poin pokok yang berkaitan

dengan proses pelaksanaan perencanaan tingkat puskesmas oleh Puskesmas Matiti

Kecamatan Doloksanggul dan Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang

Hasundutan.

Data sekunder. Data sekunder yaitu keseluruhan data yang diperoleh dari

catatan, dokumen, data dan lain sebaginya pada Dinas Kesehatan Kabupaten

Humbang Hasundutan dan Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul.

Metode Analisis Data


Menurut Miles dan Huberman dalam Afrizal(2016) metode analisis data

dalam penelitian kualitatif dilakukan secara siklus, dimulai dari tahap satu sampai

tiga, kemudian kembali ke tahap satu. Ketiga tahap itu, yakni :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

Tahap kodifikasi data. Merupakan tahap pekodingan terhadap data. Yang

dimaksud dengan pengkodingan data adalah peneliti memberikan nama atau

penamaan terhadap hasil penelitian. Hasil kegiatan tahap pertama adalah

diperolehnya tema-tema atau klasifikasi dari hasil penelitian. Tema-tema atau

klasifikasi itu telah mengalami penamaan oleh peneliti.

Tahap penyajian data. Adalah sebuah tahap lanjutan analisis di mana

peneliti menyajikan temuan penelitian berupa kategori atau pengelompokan.

Untuk menyajikan data lebih dianjurkan menggunakan matrik dan diagram

dibanding dengan menggunakan naratif karena penyajian akan lebih efektif.

Tahap penarikan kesimpulan/verifikasi. Merupakan tahap lanjutan

dimana peneliti menarik kesimpulan dari temuan data. Dan merupakan

interpretasi peneliti atas temuan dari suatu wawancara atau sebuah dokumen.

(Afrizal, 2016)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Hasil dan Pembahasan Penelitian

Gambaran Umum Unit Pelaksana Teknis(UPT) Puskesmas Matiti


Kecamatan Doloksanggul

Puskesmas Matiti terletak di Desa Matiti Kecamatan Doloksanggul

Kabupaten Humbang Hasundutan. Kecamatan Doloksanggul merupakan wilayah

kerja dari Puskesmas Matiti yang merupakan ibukota dari Kabupaten Humbang

Hasundutan. Kecamatan Doloksanggul memiliki satu kelurahan dan 27 desa yang

secara geografis terletak pada 2°9'-2°25' Lintang Utara dan 98°35'-98°45' Bujur

Timur dan di ketinggian 1300 – 1622 diatas permukaan laut, dengan luas wilayah

20.929,53 Ha.

Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Matiti sebagai berikut :

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pollung dan Baktiraja

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Onan Ganjang dan

Kecamatan Sijamapolang

3) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Parlillitan

4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Lintong Nihuta

Wilayah kerja Puskesmas Matiti terdiri dari 1(satu) kelurahan dengan

18(delapanbelas) desa. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Matiti

Kecamatan Doloksanggul adalah 33.846 jiwa, yang terdiri dari 16.350 jiwa laki-

laki dan 17.125 jiwa perempuan dengan tingkat kepadatan penduduk 117.356 jiwa

per kilometer persegi. Karakteristik dari Puskesmas Matiti ini sendiri adalah

Perdesaan, dengan waktu tempuh terlama menuju puskesmas kurang lebih

30menit. Kelurahan Doloksanggul menjadi wilayah kerja dengan penduduk

30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31

terbanyak yaitu sebanyak 6.396 jiwa yang terdiri dari 1.325 KK. Sedangkan untuk

wilayah kerja dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu Desa Sampean dengan

jumlah penduduk 519 jiwa yang terdiri dari 118KK.

Visi dan Misi UPT Puskesmas Matiti Tahun 2017

Visi. Mencapai Kecamatan Doloksanggul yang sehat menuju terwujudnya

Humbang Hasundutan yang sehat.

Misi. Adapun yang menjadi misi UPT Puskesmas Matiti Tahun 2017

adalah :

1. Menjadi penggerak pembangunan yang berwawasan kesehatan menuju

terwujudnya Kecamatan Doloksanggul yang sehat

a. Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah

kerja agar menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan

kesehatan.

b. Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari

penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerja

c. Mengutamakan pemeliharaan kesehatan (promotif) dan

pencegahan penyakit (preventif) tanpa mengabaikan pengobatan

(rehabilitatif).

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

Kecamatan Doloksanggul

a. Memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri

sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

b. Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan

termasuk pembiayaan.

c. Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan

program kesehatan.

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan

a. menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang

bermutu dan terjangkau.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

masyarakat beserta lingkungannya

a. memberikan pelayanan kesehata secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan, yaitu :

1) Pelayanan kesehatan perorangan

2) Pelayanan kesehatan masyarakat

Tujuan dan Sasaran

Tujuan. Sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan nasional yaitu

untuk meningkatkan kesehatan, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

keluarga dan masyarakat yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Matiti.

Sasaran. Sasaran upaya kesehatan/program kerja puskesmas adalah

individu, keluarga, dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerja

Puskesmas Matiti.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

Karakteristik Informan

Jumlah informan pada penelitian ini ada sebanyak 7 (tujuh) orang,

karakter masing-masing informan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1
Distribusi informan berdasarkan karakteristik
Jenis
Kelamin
Informan Umur (L/P) Pendidikan
Kabid/ Staf Perencanaan Dinas 45 Perempuan S1 Kesehatan
Kesehatan Kabupaten Humbang Masyarakat
Hasundutan
Kepala Puskesmas Matiti Kecamatan 37 Perempuan S1 Kedoteran
Doloksanggul
Promosi Kesehatan 29 Perempuan DIII
Keperawatan
Kesehatan Lingkungan 41 Perempuan DIII
Kebidanan
Kia-KB 48 Perempuan DIII
Kebidanan
Pelayanan Gizi 37 Perempuan DIII Gizi
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 34 Perempuan S1 Kesehatan
Menular Masyarakat

Dari tabel diatas terlihat bahwa informan dalam penelitian ini adalah

sebanyak 8 informan, yang terdiri dari 1(satu) informan Staf bidang perencanaan

dinas kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan, 1(satu) informan kepala

Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul, 5(lima) informan staf Puskesmas

Matiti dari setiap program esensial yang ikut serta dalam penyusunan perencanaan

tingkat puskesmas di Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

Perencanaan Tingkat Puskesmas

Pengetahuan informan. Pengetahuan informan yang menjadi sumber

daya manusia dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas ini merupakan

salah satu unsur penentu keberhasilan dalam kegiatan penyusunan perencanaan

ini.

Pengetahuan informan tentang adanya perencanaan tingkat puskesmas

di Puskesmas Matiti. Perencanaan Tingkat Puskesmas yang disusun melalui

pengenalan permasalahan yang tepat berdasarkan data yang akurat, serta diperoleh

dengan cara dan dalam waktu yang tepat, maka akan dapat mengarahkan upaya

kesehatan yang dilaksanakan Puskesmas dalam mencapai sasarn dan tujuannya.

(Permenkes No.44, 2016)

Hasil wawancara pengetahuan informan tentang adanya perencanaan

tingkat puskesmas di Puskesmas Matiti dijelaskan oleh kepala puskesmas sebagai

berikut :

“Orang puskesmas pasti tau PTP itu perencanaan tingkat


puskesmas yang kita susun untuk tahun yang akan datang, tentu kita
juga ada dan melaksanakan ptp itu yaa. Dan menyusun PTP ini
merupakan agenda rutin setiap tahun ya di puskesmas yang harus
dilakukan selalu dan biasanya diawal tahun. Karena namanya
perencanaan kan selalu jadi titik awal untuk bekerja, supaya semua
kegiatan kita keluarannya nantinya sesuai harapan dan
tujuan.”(Informan 2)

“Kalau PTP tentu saya tahulah, kan kalau dipuskesmas kita rutin
nyusunnya setiap tahun dek. Diperencanaan PTP itu biasanya kita
nyusunkan kegiatan atau program yang mau kita kerjakan buat
setahun kedepannya.”(informan 4)

“Perencanaan tingkat puskesmas pasti ada di semua puskesmas,


dan tidak hanya di kabupaten kita. Dimana saja di negara kita ini
setiap puskesmasnya pasti ada yang namanya PTP ini. Dan sejauh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

ini pelaksanaan dari penyusunan perencanaan tingkat puskesmas


tersebut sudah cukup baik saya rasa apalagi kalau Puskesamas
Matiti ya.”(Informan 1)

Berdasarkan pernyataan informan di atas dapat disimpulkan bahwa sumber

daya manusia di Puskesmas Matiti memiliki pengetahuan yang baik akan adanya

perencanaan tingkat puskesamas yang merujuk pada Pedoman Manajemen

Puskesmas yang ada pada Permenkes RI Nomor 44 Tahun 2016.

Berdasarkan penelitian Dhewi (2012) menyatakan bahwa semua

puskesmas yang ada di Kota Medan telah melaksanakan atau menyusun

perencanaan tingkat puskesmas yang biasa disebut POA(Plan Of Action)

Puskesmas yang rutin dibuat setiap tahunnya.

Perencanaan tingkat puskesmas atau yang kini disebut sebagai

perencanaan tahunan puskesmas merupakan langkah awal dalam memulai

rangkaian manajemen puskesmas yang disusun untuk mengatasi masalah

kesehatan di wilayah kerjanya agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal.

Pengetahuan informan tentang adanya pedoman mengenai

perencanaan tingkat puskesmas di Puskesmas Matiti. Pedoman mengenai

Perencanaan Tingkat Puskesmas diatur dalam Peraturan tentang Pedoman

Manajemen Puskesmas yang menjadi acuan untuk puskesmas se-Indonesia dalam

menyusun perencanaan tingkat puskesmas. Dan untuk masalah pedoman

Puskesmas Matiti tidak memiliki kendala dan sudah mengetahui tentang adanya

pedoman tersebut. Hasil wawancara tentang adanya pedoman PTP di Puskesmas

Matiti oleh Kepala Puskesmas dan salah satu staf sebagai berikut :

“ Kalau pedoman ada ya. Ada dia kebijakannya yang terbaru


nomor 44 tahun 2016 yang lalu. Itu pedoman kita buat menyusun

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

ptp ini, disana udah jeas dipaparkan semua-semuanya. Pokoknya


kebijakan itu isinya tentang manajemen pukesmas. Dan sebenarnya
kalau berbicara pedoman ini, isinya ga jauh bedalah dengan
pedoman ptp sebelum-sebelumnya. Soalnya toh tahapannya juga ga
jauh berbeda, masih sama mulai dari tahap persiapan yaa, tahap
analisa data-data, menentukan masalah terus buatkan RUK sama
RPK nya diakhir. Siklus setahun la itu dek. Yang penting itu mah
tetap keluarannya bagaimana nantinya dilapangan.”(Informan 2)

“Jelas ada pedomannnya, pedoman yang kita pakai itu yang terbaru
tahun 2016. Gak hanya untuk perencanaan aja ya tapi untuk seluruh
proses manajemen puskesmas lah. Kalau menurut saya masih sama
saja dengan pedoman sebelumnya ga jauh beda, dan ga ada
kesulitan untuk mengikuti yang baru. Tentu membantu ya ada
pedoman kita mengerti harus mengerjakan apa saja sesuai tahapan-
tahapan yang sudah ada itu tadi.”(Informan 6)

Berdasarkan pernyataan informan di atas dapat disimpulkan bahwa sumber

daya manusia di Puskesmas Matiti telah mengetahui tentang adanya pedoman

pelaksanaan penyusunan PTP yang dirangkum dengan pedoman manajemen

puskesmas yang sekarang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas.

Berdasarkan penelitian Dhewi(2012) semua informan yang diwawancari

pada Puskesmas di Kota Medan mengetahui adanya pedoman perencanaan tingkat

puskesmas di Kota Medan dan merupakan acuan dalam penyusunan perencanaan

tingkat puskesmas yang efektif.

Dapat disimpulkan, pengetahuan informan sebagai SDM(Sumber Daya

Manusia) dalam hal penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas dapat dikatakan

baik dengan didukung adanya pedoman baku yang dikeluarkan oleh menteri

kesehatan ini, sehingga sangat membantu dalam mengarahkan alur dari

perencanaan dan kegiatan manajemen itu sendiri. Dalam Permenkes No.44 Tahun

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

2016 ditegaskan bahwa pedoman manajemen puskesmas harus menjadi acuan

bagi Puskesmas dalam; menyusun rencana 5(lima) tahunan yang kemudian dirinci

kedalam rencana tahunan; menggerakkan pelaksanaan upaya kesehatan secara

efesien dan efektif, melaksanakan pengawasan, pengendalian dan penilaian

kinerja puskesmas; mengelola sumber daya secara efesien dan efektif; dan

menerapkan pola kepemimpinan yang tepat dalam menggerakkan, memotivatasi,

dan membangun budaya kerja yang baik serta bertanggung jawab untuk

menungkatkan mutu kinerjanya.

Pengetahuan informan tentang mekanisme dalam penyusunan

perencanaan tingkat puskesmas di Puskesmas Matiti. Mekanisme penyusunan

Perencanaan Tingkat Puskesmas terdiri dari beberapa tahap yang sistematis yang

tujuan akhirnya adalah tersusunnya Rencana Tahunan Puskemas. Hasil

wawancara pengetahuan informan tentang mekanisme dalam perencanaan tingkat

Puskesmas di Puskesmas Matiti sebagai berikut :

“Kalau mekanismenya itu biasanya kita dibentuk jadi satu tim


khusus dulu oleh kapus. Setelah itu kita mulailah mengumpulkan
data-data yang kita punya untuk diolah, supaya kita bisa melihat
masalah kesehatan dimasyarakat tadi yang akan dipilah lalu kita
cari yang jadi priorias kita. Setelah itu kita rangkum lagi semuanya
kita sesuaikan dengan target-target yang dari kabupaten sampai
nasional. Setelah itu kita susun nanti ke bentuk RUK untuk kita
serahkan ke dinas kesehatan biar disahkan nantinya disana sama
mereka. Kalau gambaran umumnya begitulah kira-kira setau
saya.”(Informan 3)
“Mekanismenya yaa, kalo tim kita disini sudah pada tahu semua itu.
Itu kan biasanya diakhir tahun setelah sudah masuk analisa data
dari semua program sama kebutuhan masyarakat, jadikan di PTP
itu disusunlah perencanaan tingkat puskesmas atau POA kami
bilangnya itu ada timnya tim PTP. Setelah itu, nanti berurut dari
bagian-bagian perencanaan di PTP, ke SMD kita susun dia PTP apa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

namanya perencanaan tingkat puskesmas, baru keluarlah nanti yang


namanya RUK, keluarlah RPK. Nah, itulah dia kan itulah alur
perencanaan. Udah paham kok kalo tim kita disini. Makanya kita
kan ga terlalu kesulitanlah memang kalo ptp, jadi lebih ringan dia
kerjanya.” (Informan 2)

“... ketika mereka udah ada usulan dari masyarakat melalui MMD
dibawakanlah itu ketika rapat lintas sektor, barulah nanti dia masuk
ke musrembang desakan diakhir tahun UMD-MMD, musrembang
desa bisa di awal tahun sama di akhir tahun di akhir tahun
anggaran berikutnya baru apalah nanti, kita tetap masuk di
musrembang desa, masuk lagi di musrembang kcamatan, dan nanti
pada akhirnya untuk usulan tingkat kabupaten di musrembang
kabupaten. Jadi kita tetap dampingi puskesmasnya. Pada
musrembang kabupaten tersebutlah kita membuat batasan dari
usulan-usulan yang diberikan puskesmas sesuai dengan pagu yang
sudah dipatronkan. Di musrembang kabupaten perencanaan ini
masih berbentuk RUK, seperti saya katakan tadi disanalah kita
membahas prioritas mana, anggaran mana, dan sampai sebatas
mana anggarannya.”(Informan 1)

Berdasarkan pernyataaan informan di atas dapat dilihat gambaran

pengetahuan informan tentang mekanisme dari penyusunan perencanaan tingkat

puskesmas itu sendiri, yang siklusnya sama dengan tahapan yang ada pada

pedoman manajemen puskesmas Permenkes No.44 tahun 2016. Jelas dipaparkan

oleh informan beberapa tahap proses penyusunan PTP guna mengakomodir

kebutuhan kesehatan masyarakat. Mekanisme PTP ini tidak hanya melibatkan

pihak Puskesmas Matiti saja, namun mereka tetap didampingi oleh pihak Dinas

Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan agar perencanaan itu nantinya tetap

sejalan dengan ketentuan-ketentuan yang ada.

Berdasarkan penelitian Dhewi(2012) , tidak semua mengetahui bagaimana

mekanisme perencanaan tingkat puskesmas di Kota Medan. Hanya staf puskesmas

yang kurang mengetahui, dan rata-rata kepala puskesmas sudah mengetahui

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

mekanisme PTP ini. Dia menjelaskan bahwa pengetahuan SDM akan mekanisme

penyusunan PTP sesuai pedoman masih dirasa kurang karena tidak adanya

pelatihan khusus PTP tersebut.

Berdasarkan peenyataan informan diatas dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan SDM tentang mekanisme penyusunan PTP ini cukup baik karena

mereka mampu memberikan sedikit gambaran dari rangkaian perencanaan itu

sendiri dan sangat pengetahuan tersebut mendukung dalam kelancaran dan

keberhasilan penyusunan PTP itu sendiri.

Pengetahuan informan tentang adanya tim penyusun khusus dalam

perencanaan tingkat puskesmas (tahap persiapan) di Puskesmas Matiti. Tahap

ini untuk mempersiapkan staf puskesmas yang terlibat dalam proses penyusunan

Perencanaan Tingkat Puskesmas agar memperoleh kesamaan pandangan dan

pengetahuan untuk melakukan tahap-tahap perencanaan. Tahap ini dimulai

dengan pembentukan tim oleh kepala puskesmas. (Permenkes, 2016)

Puskesmas Matiti dalam kegiatan menyusun perencanaan tingkat

puskesmas selalu mendahului dengan membentuk tim khusus untuk menyusun

perencanaan ini, yang dimana anggota tim nya terdiri dari staf puskesmas itu

sendiri. Hasil wawancara tentang adanya tahap persiapan dalam penyusunan PTP

dapat dilihat dari pernyataan kepala puskesmas sebagai berikut :

“... oh tentu ada ya, untuk menyusun perencanaan tingkat


puskesmas ini kita ada tim PTP(Perencanaan Tingkat Puskesmas)
namanya, yang selalu kita susun setiap akan memulai kegiatan
penyusunan PTP ini. Kita rapat mengumpulkan semua staf
puskesmas untuk persiapan menyusun PTP ini, tapi bidan desa tidak
termasuk yaa hanya staf puskesmas saja, setelah kita pilih timnya
langsung itu kita keluarkan SK khusus untuk PTP baru kita bisa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

memulai kegiatan penyusunan PTP ini. Kita butuh yang namanya


tim khusus ini, untuk mempermudah kita dalam menyamakan
pandangan dan arah supaya perencanaan yang kita susun nanti bisa
tepat sasaran sesuai harapan dan tujuan yang kita punya. Penting
ya mengerjakan ptp ini bersama-sama dengan tim yang dibentuk
tadi, biar keluaran atau hasil perencanaan kita nantinya bisa
mencapai target-target sesuai dengan kebutuhan yang kita lihat di
masyarakat.”(informan 2)

Dari pernyataan kepala pukesmas di atas diperoleh informasi bahwa

Puskesmas Matiti sebelum melakukan penyusunan perencanaan tingkat

puskesmas selalu mengumpulkan stafnya dalam sebuah tim khusus untuk

menyusun PTP tersebut.

Penelitian Dhewi(2012) dengan judul Analisis Perencanaan Tingkat

Puskesmas di Kota Medan, mengatakan bahwa pada dasarnya ada atau tidak staf

atau tim penyusun dalam perencanaan tingkat puskesmas tidak mempengaruhi

pelaksanaan penyusunan perencanaan tingkat puskesmas yang ada di Kota

Medan, semua tetap berjalan dengan baik.

Salah satu staf puskesmas yang menangani bagian kesling menjelaskan,

“...iya kalau untuk kegiatan menyusun PTP kita dibuatkan tim nya
dahulu sama kapus, setelah tim nya rampung SK kita dikeluarkan
khusus untuk menyusun PTP itu. Nah setelah itu kita akan rapat tim
sebelum diturunkan kelapangan untuk melihat kondisi kesehatan di
masyarakat yang memiliki potensi menjadi masalah kesehatan.
Saya rasa sangat penting ya menyusun PTP ini dalam sebuah tim
khusus begini, karena puskesmas ini kan memiliki banyak bidang
program untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat kita
yang banyak dan beragam ini. Harapan kita ya bagaimana biar bisa
semua terpenuhi di dalam perencanaan ini nantinya.”(informan 4)

Pernyataan staf puskesmas di atas menekankan penting adanya tim khusus

untuk ptp yang disusun pada tahap ini, agar perencanaan yang disusun nantinya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

dapat memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat yang beragam. Hal ini sejalan

dengan tujuan dari perencanaan tingkat puskesmas yaitu disusun untuk mengatasi

masalah kesehatan yang ada diwilayah kerjanya. Berdasarkan hasil wawancara

tersebut diperoleh informasi bahwa pengetahuan SDM di Puskesmas Matiti

tentang tahap persiapan dalam penyusunan rencana tingkat puskesmas ini cukup

baik dan sangat mendukung dalam penyusunan pererencanaan tersebut.

Pengetahuan informan tentang apakah puskesmas melakukan

pengumpulan data kinerja puskesmas dalam menyusun perencanaan tingkat

puskesmas (tahap analisa situasi). Tahap analisa situasi dimaksudkan untuk

memperoleh informasi mengenai keadaan dan mengientifikasi masalah kesehatan

yang dihadapi puskesmas, agar dapat merumuskan kebutuhan pelayanan dan

pemenuhan harapan masyarakat yang rasional sesuai dengan keadaan wilayah

kerja di puskesmas. Hasil wawanacara pengetahuan informan tentang adanya

tahap analisa situasi adalah sebagai berikut :

“....dasar kita dalam menyusun perencanaan ini data. Jadi setelah


kita kumpulkan semua data yang kita perlu baik itu data umum atau
pun data khusus semua hasil kinerja kita dari tahun sebelumnya,
lalu kita lihat darisana kebutuhan masyarakat itu apa saja. Semua
data kita itu terekap di simpus, kita lihat dari sana yaa semua hasil
kegiatan, semua data kunjungan disana kan sudah tertera. Setelah
kita lihat dan analisa kita pilah mana saja yang menjadi masalah
masyarakat. Kan itu pasti akan banyak muncul yang menjadi
kebutuhan mereka. Itu kita kumpulkan dalam satu kuesioner
nantinya, terus kita lempar kembali ke masyarakat untuk dijawab
oleh mereka, supaya kita bisa menarik yang menjadi prioritas
masalah mereka untuk kita bantu selesaikan dengan perencanaan
yang akan kita buat.” (Informan 2)

“...harus kita mengumpulkan datanya dulu ka mau nyusun program


kerja itu. Biasanya itu data hasil kinerja kita dari tahun lalu, terus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

hasil survey kita langsung dimasyarakat. Setelah kita kumpulkan


data yang perlu tadi kita baru kita bisa nyusun prioritas kerja kita
apa saja. Prioritas kerja itu sesuai dengan prioritas masalah yang
kita sudah kumpulkan dan pilih sesuai dengan data yang kita
peroleh. Jadi yang namanya analisis data, data yang kita punya
dipuskesmas saja tidak cukup yaa jadi bahan dan acuan nyusun ptp,
seperti yang saya bilang tadi kita perlu survey lagi kelapangan
biasanya kita bawa kuesioner. Siap itu kita melakukan analisa
situasi di puskesmas, lalu kita bawakanlah hasil data yang kita
analisa itu atau masalah yang kita peroleh kepada masyarakat buat
dirembukkan dalam SMD(Survey Mawas Diri) di
MMD(Musyawarah Masyarakat Desa) manalah yang akan
dikerjakan dan ditanggulangi puskesmas.”(Informan 4)

Berdasarkan pernyataan informan diatas dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan SDM di Puskesmas Matiti akan adanya tahap analisa situsi dalam

penyusunan perencanaan tingkat puskesmas cukup baik dan dalam

pelaksanaannya Puskesmas melakukan pengumpulan data kinerja puskesmas,

analisis data, dan analisis masalah dari sudut pandang masyarakat dengan Survey

Mawas Diri(SMD) yang mengacu pada pedoman Permenkes No.44 tahun 2016.

Berdasarkan penelitian Arifin(2015) tahap analisa situasi pada

perencanaan tingkat puskesmas di Puskesmas Tamamaung sudah sesuai dengan

Pedoman Perencanaan tingkat Puskesmas dimana pada tahap ini puskesmas

melakukan pengumpulan data puskesmas, analisis data, dan analisis masalah dari

sudut pandang masyarakat dengan Survey Mawas Diri(SMD).

Pernyataan informan di atas menggambarkan bahwa pelaksanaan analisa

situasi di Puskesmas Matiti sesuai dengan yang tercantum dalam Permenkes

No.44 tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas, dimana dalam

analisa situasi tahapan yang perlu dilakukan adalah mengumpulkan data kinerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

puskesmas, analisa data, kemudian analisis masalah dari sisi pandang masyarakat,

yang dilakukan melalui Survey Mawas Diri/Community Self Survey(SMD/CSS).

Pengetahuan informan tentang adanya tahap penyusunan rencana

usulan kegiatan (RUK) dalam perencanaan tingkat puskesmas di Puskesmas

Matiti. Penyusunan RUK diformulasikan setelah melalui tahapan diatas, bersama

dengan lintas sektor terkait dan didampingi oleh dinas kesehataan kabupaten/kota.

Hasil wawancara pengetahuan tentang adanya tahap penyusunan Rencana Usulan

Kegiatan(RUK) pada perencanaan tingkat puskesmas di Puskesmas Matiti adalah

sebagai berikut :

“... tahap penyusunan RUK pasti ada, ini tahap setelah kita
merumuskan masalah atau prioritas maslah kita setelah kita
melakukan analisa situasi yang mengolah data dan SMD-MMD
sebelumnya. Karena RUK ini kan isinya jenis kegiatan-kegiatan dan
program-program yang kita susun berdasarkan prioritas masalah
yang kita pilih setelah tahapan yang panjang. Pokoknya ini RUK
kita rancang sesuai dengan kebutuhan masyakat tadi. Untuk
menyusun draft RUK ini kita biasa kerjakan pada Lokmin pertama
(Lokakarya Mini bulan pertama). Draft yang kita susun kita lakukan
penyesuaian lagi di musrembangdes (Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Desa), terus di musrembang kecamatan, terus final
draft RUK yang terakhir nanti di musrembang kabupaten/kota.
Kalau di desa musrembang itu biasa di akhir bulan pertama, yang di
kecamatan minggu kedua di bulan kedua(Februari), kalau
musrembang kabupaten itu di bulan ketiga. Disana nanti
disesuaikan rencana usulan yang kita buat dengan rencana
pembangunan daerah jadi harus sejalan dan juga penentuan batas
anggaran yang bisa diusulkan. Namanya usulan kita pasti banyak,
tapi perlu dipilah-pilah lagi sesuai dengan kemampuan sumber daya
yang ada sama prioritas yang udah kita tetapkan tadi.”(Informan 2)

“...kita tentukan dulu prioritas masalah kita apa-apa saja. Sesuai


dengan itu, baru kita bisa susun draft untuk RUK kita. Apa-apa saja
rencana yang akan kita programkan untuk mengatasi masalah yang
tadi. Jadi biasanya dari setiap bidang program kita buat list

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

tawaran program yang mau kita kerjakan lalu kita satukan dengan
tawaran program dari bidang lain dan kita susun jadi satu di format
RUK yang udah ada. Itulah nanti dirembukkan lagi di desa,
kelurahan, di kecamatan sama di kabupaten. Karena draft yang kita
susun itu masih perlu dipertimbangkan dan disesuaikan
anggarannya dengan anggaran perencanaan pembangunan daerah
yang lain.” (Informan 3)

Berdasarkan pernyataan informan diatas diperoleh informasi bahwa

pengetahuan SDM di Puskesmas Matiti dalam penyusunan RUK di Puskesmas

Matiti sudah baik dan rencana usulan kegiatannya cukup baik dalam

mengakomodir kebutuhan masyarakat dan mengatasi permasalahan yang dihadapi

oleh Puskesmas Matiti. Dan alur penyusunan RUK ini pun mengacu pada

pedoman manajemen yang berlaku.

Pernyataan informan di atas juga memberikan informasi, bahwa dalam

penyusunan recana usulan kegiatan (RUK) Puskesmas Matiti selalu melibatkan

lintas sektor terkait dan selalu mendapat pendampingan dari dinas kesehatan

Kabupaten Humbang Hasundutan dalam setiap kegiatan musrembang

(musyawarah rencana pembangunan). Mengingat bahwa Puskesmas merupakan

unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota, maka keberhasilan

penyelenggaraan puskesmas untuk menyelesaikan masalah prioritas kesehatan

tidak lepas dari tanggung jawab dinas kesehatan kabupaten/kota.

Berdasarkan penelitian Arifin (2015) pada tahap penyusunan Rencana

Usulan Kegiatan (RUK) di Puskesmas Tamamaung belum sesuai dalam

mengakomodir pelaksanaan guna mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh

Puskesmas Tamamaung.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

Berdasarkan penelitian Dhewi (2012) pengetahuan SDM tentang adanya

penyusunan rencana usulan kegiatan di Kota Medan sangat baik dan dalam

pelaksanaannya sudah sesuai dengan pedoman yang berlaku dan RUK yang

tersusun memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat di Kota Medan.

Pengetahuan informan tentang adanya tahap penyusunan rencana

pelaksanaan kegiatan (RPK) dalam perencanaan tingkat puskesmas di

Puskesmas Matiti. Tahap penyusunan RPK dilaksanakan melalui pendekatan

keterpaduan lintas program dan lintas sektor dalam lingkup siklus kehidupan.

Keterpaduan penting untuk dilaksanakan mengingat adanya keterbatasan sumber

daya di Puskesmas. Hasil wawancara dengan informan tentang adanya tahap

penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) di Puskesmas Matiti adalah

sebagai berikut:

“...RPK itu wajib, disini namanya PoA(Plan of Action) jadi itu


garis-garis besar dari kegiatan-kegiatan yang akan kita lakukan
dalam satu tahun kedepan. RPK inilah hasil akhir yang udah fix dari
RUK yang kita susun di tahun sebelumya. Udah diketok palulah
sama pemerintah kabupaten, kita susunlah RPK untuk satu tahun ini
yang biasanya di akhir tahun atau di awal tahun RPK itu, biasanya
sebelum lokmin yang pertama. Karena di lokmin bulan pertama kita
udah harus menyusun RPK bulanan kita untuk bulan Januari itu.
Disinalah kita mengatur penanggung jawab untuk tiap-tiap kegiatan
dan jadwal-jadwalnya.” (Informan 2)

“...kalau RPK itu kita punya yaa, kalo buat RPK 2017 itu kita udah
susun di awal tahun, berbarengan dengan penyusunan RUK buat
tahun 2018. Sistemnya gitu, jadi buat RPK 2018 nanti kita udah
nyusun RUK buat tahun 2019. Jadi nanti itu awal tahun biasanya
kita udah harus nyusun RPK tahunan, jadi bisa langsung buat RPK
buat buat Januari itu. Beda bulan beda RPK lah dek... biasanya
RPK kita susunnya di minlok(minilokakarya) bulanan, jadi kita
sekalian evaluasi kegiatan bulan sebelumnya.” (Informan 5)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

Berdasarkan pernyataan informan di atas dapat diperoleh informasi bahwa

pengetahuan SDM akan adanya tahapan penyusunan RPK cukup baik dan dalam

pelaksanaan penyusunan juga telah mengacu pada pedoman yang berlaku.

Diperoleh informasi waktu penyusunan RPK tahunan di Puskesmas Matiti adalah

pada awal tahun sebelum pelaksanaan lokakaryamini yang pertama. Dan untuk

RPK bulanan akan disusun pada pelaksanaan minlok tiap bulan.

Berdasarkan hasil penelitian Dhewi(2012) penyusunan rencana kegiatan

Puskesmas di Kota Medan sangat baik sekali, semua puskesmas yang

diwawancarai mengatakan bahwa penyusunannya sudah sesuai prosedur dimana

hal ini menunjukkan pengetahuan SDM akan tahap penyusunan RPK ini baik dan

sangat mendukung keberhasilan penyusunan RPK tersebut.

Pengetahuan informan tentang adanya koordinasi dengan pihak

kecamatan atau kelurahan dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas

di Puskesmas Matiti. Penyebab masalah kesehatan dapat disebabkan antara lain

faktor lingkungan (termasuk sosial-ekonomi-budaya), perilaku masyarakat,

pelayanan kesehatan, keadaan demografi dan faktor keturunan. Oleh karena itu,

untuk memecahkan masalah kesehatan dibutuhkan kerjasama antara sektor

kesehatan dengan sektor-sektor lain yang terkait dengan penyebab terjadinya

masalah kesehatan.

Untuk menumbuhkan semangat kerjasama antar sektor yang terkait dalam

pembangunan kesehatan diperlukan upaya penggalangan dan peningkatan

kerjasama lintas sektoral, agar diperoleh hasil yang optimal. Hasil wawancara

dengan informan tentang adanya koordinasi dengan pihak kecamatan atau

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

kelurahan dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas di Puskesmas Matiti

adalah sebagai berikut :

“...pasti adalah namanya koordinasi dengan pihak kecamatan atau


lurah, karena yang namanya penyusunan perencanaan ini dia kan
wajib lintas sektor. Biar semua kegiatan yang direncanakan sukses
sesuai dengan target dan tujuan di awal tadi, dan dari pihak kita
selalu itu ikut dalam setiap kegiatan musrembang untuk
mendampingi pihak puskesmas.”(informan 1)

“...ada ya kalau koordinasi tapi sesekali saja, namanya kita


menyusun perencanaan kesehatan untuk masyarakat di wilayah
kerja yang sama di satu kecamatan ini. Jadi perlu sekai yang
namanya koordinasi dengan pihak kecamatan maupun pihak
kelurahan. ” (Informan 4)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan dari pihak

dinas kesehatan kabupaten, dan salah satu staf puskesmas dapat diperoleh

informasi bahwa dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas di Puskesmas

Matiti ini ada koordinasi dengan pihak pemerintah daerah serta lintas sektor

lainnya melalui kegiatan musrembang (musyawarah rencana pembangunan) baik

di desa/keluaran, kecamatan, hingga di kabupaten. Demi mendukung

penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang lebih optimal oleh Puskesmas

Matiti.

Peraturan Menteri Kesehatan No.44 Tahun 2016 tentang Pedoman

Manajemen Puskesmas menjelaskan bahwa peran pemerintah daerah sangat besar

dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan di masyarakat, oleh karenanya

Puskesmas perlu mencari dukungan dari pemerintah daerah yang dimulai dari

tingkat desa/kelurahan, kecamatan, dan kabupaten/kota. Proses perencanaan

Puskesmas harus terintegrasi kedalam sistem perencanaan daerah melalui forum

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

Musyawarah Perencanaan Pembangunan(Musrembang) yang disusun secara top

down dan bottom-up.

Proses perencanaan Puskesmas akan mengikuti siklus perencanaan

pembangunan daerah, dimulai dari tingkat desa/kelurahan, selanjutnya disusun

pada tingkat kecamatan dan kemudian diusulkan ke dinas kesehatan

kabupaten/kota. Perencanaan puskesmas yang diperlukan terintegrasi dengan

lintas sektor kecamatan, akan diusulkan melalui kecamatan ke pemerintah daerah

kabupaen/kota.

Berdasarkan hasil penelitian Arifin (2015) tahap penyusunan rencana

pelaksanaan kegiatan (RPK) di Puskesmas Tamamaung belum sesuai dengan

pedoman yang ada karena belum melibatkan kerjasama lintas sektor dalam

mendukung dan memadukan penyelenggaraan program di Puskesmas

Tamamaung itu, sehingga hasil keluaran pelayanannya kurang optimal.

Pengetahuan informan tentang adanya peran serta masyarakat dalam

penyusunan perencanaan tingkat puskesmas. Pada tahapan penyusunan

perencanaan tingkat puskesmas ini, peran masyarakat sangat penting khususnya

pada tahap analisa situasi, untuk kegiatan analisis masalah dari sisi pandang

masyarakat yang dilakukan melalui Survey Mawas Diri/Community Self Survey

(SMD/CSS). Survey Mawas Diri adalah kegiatan untuk mengenali keadaan dan

masalah yang dihadapi masyarakat, serta potensi yang dimiliki masyarakat untuk

mengatasi masalah tersebut. Agar masyarakat dapat digerakkan untuk berperan

secara aktif memperkuat upaya-upaya perbaikan, sesuai batas kewenangannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

Hasil wawancara tentang adanya peran serta masyarakat dalam

penyusunan perencanaan tingkat puskesmas ini adalah sebagai berikut :

“... Perencanaan itu harus usulan dari masyarakat, masuk ke MMD,


masuk lagi ke musrembang desa, masuk musrembang kecamatan,
masuk musrembang kabupaten, masuk ke renja, masuk lagi ke
renstra, pokoknya itu sudah sangat tersistem kalau disini. Jadi tentu
masyarakat punya peran serta dalam menyusun perencanaan
ini.”(informan 1)

“...ada, itu lah kita masuk di MMD setelah selesai musrembang


desa. Kalau namanya MMD musyawarah masyarakat desa itu udah
kumpul semua disitu masyarakat, kita tanya lagi di musyawarah
masyarakat desa itu, kita kasih tahulah kalo kuesioner tadi
berdasarkan PTP itu. Diurutkanlah rankingnya itu berdasarkan
USG (Urgency, Seriousness, Growth) yang udah dikerjakan sama
orang puskesmas sebelumnya. Dan di setiap desa itu berbeda-beda
masalahnya, jadi kami juga berharap dari masyarakat desa juga
dapat membantu memberi solusinya. Misalnya begini, dokter
datanglah kalian tiap hari ini, karena kami dihari itunya rame.
Kenapa imunisasinya disenin dokter, kami berladangnya dihari itu.
Dihari minggu kami bisa ngumpul dokter, nah itulah contoh solusi
dari mereka (disini masyarakat memberi perannya dalam memberi
saran demi menunjang keberhasilan program yang di rencanakan).
Jadi kita terima aspirasi mereka, kita atur ulang jadwal
posyandunya ke hari minggu. Ada lagi dari MMD ini puskesmas
mendapat inovasi baru, yaa sama hal nya dengan tadi memang
sumbangan pemikiran dari masyarakat. Kayak yang baru-baru ini
kami mengolah ragam tanam-tanaman disini supaya bermanfaat
sama masyarakat. Jadi itu diberdayakan lah bidan desanya sama
kadernya, jadi setiap hari mereka lah yang mengantarkan ke
puskesmas hasil olahan yang berupa minuman tadi supaya ada buat
yang datang. Itulah contoh inovasi yang kita dapat dari masyarakat
kita.”(Informan 2)

Berdasarkan pernyataaan informan di atas diperoleh informasi bahwa

pengetahuan informan tentang peran serta masyarakat dalam penyusunan

perencanaan tingkat puskesmas itu cukup baik. Dan dalam pelaksanaannya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

dilapangan feedback yang Puskesmas Matiti terima dari masyarakat sangat

positif dan sangat membantu mereka dalam proses penyusunan perencanaan

tingkat puskesmas tersebut. Sehingga perencanaan yang dihasilkan efektif dan

efisien. Dan diperoleh informasi juga bahwa dalam SMD tim Puskesmas Matiti

selalu melibatkan masyarakat dalam analisa situasi guna mendapat prioritas

masalah yang akan menjadi acuan dalam penyusunan perencanaan tingkat

puskesmas.

Hal ini tidak sejalan dengan pernyataan pejabat dinas kesehatan pada

survey awal penelitian bulan Februari di tahun 2017 yang menyatakan bahwa

sistem perencanaan tingkat puskesmas di semua puskesmas di Humbang

Hasundutan itu “top-down” saja. Dia menegaskan bahwa SDM-nya di puskesmas

tidak memiliki kecakapan pengetahuan dalam penyusunan perencanaan tingkat

puskesmas, sehingga yang terjadi setiap tahunnya adalah puskesmas tinggal

menerima rangkaian kegiatan yang disusun oleh dinas kabupaten, hal ini

dilakukan oleh pihak dinas demi mencapai target-target yang sudah ditetapkan

oleh pemerintah daerah tingkat dua.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dan ke salah satu puskesmas

yakni Puskesmas Matiti diperoleh informasi bahwa dalam pelaksanaannya sistem

yang dianut dalam perencanaan tingkat puskesmas ini adalah “top-down” dan

“bottom-up” sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada buku pedoman petunjuk

manajemen puskesmas. Dan hal ini tidak sesuai dengan pernyataan yang

diberikan oleh pejabat di dinas kesehatan tersebut. (Permenkes No.44, 2016).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

Ketersediaaan Sarana dan Prasarana

Adanya pelatihan khusus mengenai penyusunan perencanaan tingkat

puskesmas di Kabupaten Humbang Hasundutan. Pelatihan Perencanaan

Puskesmas pada hakikatnya termasuk dalam Pelatihan manajemen puskesmas.

Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan kinerja

Puskesmas yang berkualitas secara optimal dan pengelolaan sumber daya dan

upaya Puskesmas agar dapat terlaksana secara maksimal.(Permenkes No.44

Tahun 2016) Hasil wawancara dengan Informan tentang adanya pelatihan khusus

mengenai penyusunan perencanaan tingkat puskesmas di Kabupaten Humbang

Hasundutan adalah sebagai berikut :

"..kalau pelatihannya di tingkat kabupaten belum ada ya sampai


sekarang. Adanya itu masih di tingkat nasional saja, dan dari
kementerian kesehatan RI langsung. Jadi pelatihan ini bukan asal-
asalan karena seperti yang saya bilang barusan, pelatihannya ini
tingkat nasional. Yang terakhir ini mereka mengadakannya di Batam
kalau saya tidak salah, setelah sebelumnya di Jakarta. Jadi dari
seluruh puskesmas yang ada di kabupaten kita ini setengah itu udah
pelatihan manajemen puskesmas. Yang diberangkatkan itu kan
kepala puskesmas wajib dan salah satu kepala tata usaha atau staf
puskesmas. Jadi mereka itu sudah dilatih kebijakan baru Kepmenkes
No.44 Tahun 2016 yang tentang Manajemen Puskesmas itu tadi, kan
basic-nya disana buat masalah perencanaan ini. Puskesmas Matiti
ikut kok pelatihan ini, tapi perwakilan aja. Kalau di kabupaten kita
belum mampu lah buat pelatihan manajemen ini, belum mumpuni ya
istilahnya sumber daya yang kita punya untuk melaksanakan
pelatihan seperti ini.” (Informan 1)

“...Pelatihan ada kok, tapi kalau yang kau tanya di tingkat


kabupaten kita belum adalah sampai sekarang. Pelatihan yang
belakangan ini kemaren kami kesana, saya sama satu orang staf
saya diadakannya di Batam ya. Pelatihannya itu kemaren tingkat
nasional jadi se-Indonesia yang ikut, pelatihan manajemen

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

puskesmas namanya, kan perencanaan bagian dari manajemen.”


(Informan 2)

“...sepertinya kurasa ga ada lah pernah pelatihan kalau di tingkat


kabupaten masih kayak yang kau bilang. Tapi setauku kemarin itu
kalau enggak salah dokter berangkatnya ke Batam buat pelatihan
manajemen mewakili puskesmas kita ini. (Informan 3)

Berdasarkan pernyataan informan di atas dapat diperoleh informasi bahwa

selama ini tidak ada pelatihan khusus di tingkat kabupaten untuk penyusunan

perencanaan tingkat puskesmas ini. Informasi yang diperoleh dari pihak dinas

kesehatan kabupaten adalah bahwa untuk melakukan pelatihan manajemen ini

sumber daya yang dimiliki belum mumpuni, dan karena dari kementerian selalu

mengadakan pelatihan manajemen ini.

Pengetahuan informan tentang format-format yang digunakan dalam

penyusunan perencanaan tingkat puskesmas di Puskesmas Matiti. Format-

format yang digunakan dalam penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas sudah

diatur semuanya dalam Permenkes No.44 Tahun 2016 untuk mempermudah

Puskesmas dalam penyusunan perencanaan tersebut. Hasil wawancara tentang

apakah ada format-format yang digunakan dalam penyusunan perencanaan tingkat

puskesmas adalah sebagai berikut :

“ ada kita pakai format. Itu sudah diatur dari sananya dan sudah
ketentuan ya. Formatnya bukan cuman Puskesmas Matiti yang
pakai, tapi semua puskesmas dimana saja di Indonesia dek. Yang
terbaru itu formatnya ada di peraturan yang tadi kita bilang, yang
isinya pedoman manajemen itu dek. pokoknya semua sudah diatur,
kita tinggal ikutin aja.”(Informan 2)

“ kurang taulah aku dek masalah format yang kau maksud ini
gimana, karena sama aja rasaku dari tahun ke tahun cara kita
menyusun rencana tahunan puskesmas ini. Itu semua formatnya
selalu seperti tabel yang sudah ada rincian jenis kegiatan apa saja,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


53

apa tujuaannya, apa yang jadi indikator,berapa target yang harus


kita capai sama perincian semua biayanya kita tinggal susun dan
sesuaikan sama kondisi di puskesmas. Dan udah kayak gitu setau
saya bentuknya dari tahun ke tahun. Jadi saya melihat ga da format-
format khususnya.”(infoman 5)

Berdasarkan pernyataan informan diatas dan observasi yang dilakukan di

Puskesmas Matiti, diperoleh informasi bahwa adapun format-format yang

digunakan dalam penyusunan perncanaan tingat puskesmas di Puskesmas Matiti

ini mengacu pada peraturan dan pedoman manajemen puskesmas. Dan dari hasil

observasi matriks yang digunakan oleh puskesmas sudah sesuai dengan pedoman

yang terdiri dari 12 variabel kolom.

Format dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas sendiri sudah

diatur dalam Permenkes No.44 Tahun 2016. Untuk Tahap Analisa situasi ada

diagram sebab-akibat dari Ishikawa(Fishbone) dan Pohon Masalah. Untuk RUK

dan RPK sendiri diberikan matriks yang nantinya berisikan kegiatan Puskesmas.

Matriks tersebut terdiri dari 12 kolom rincian sebagai berikut; Upaya Kesehatan,

Kegiatan, Tujuan, Sasaran, Target Sasaran, Penanggung jawab, Kebutuhan

Sumber Daya, Mitra Kerja, Waktu Pelaksanaan, Kebutuhan Anggaran, Indikator

Kinerja, dan Sumber Pembiayaan. Matriks tersebut dapat dikembangkan sesuai

dengan kebutuhan dan kebijakan daerah tapi tanpa mengurangi variabel kolom

yang ada.

Pengetahuan informan tentang adanya manfaat atau keuntungan yang

diperoleh dari pelaksanaan penyusunan perencanaan tingkat puskesmas.

Dengan perencanaan tingkat puskesmas memugkinkan para pengambil keputusan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

dan pimpinan puskesmas untuk menggunakan sumber daya puskesmas secara

berdaya guna dan berhasil guna.(Sulaeman, 2011)

Hasil wawancara dengan Informan tentang manfaat ataupun keuntungan

yang diperoleh dari pelaksanaan penyusunan perencanaan tingkat puskesmas di

Puskesmas Matiti adalah sebagai berikut :

“.. kalau kita membicarakan manfaat tentunya banyak sekali ya,


intinya sih semuanya kegiatan lebih terstruktur dan penggunaan
sumber dayanya lebih efektif dan efisien.”(Informan 1)

“...manfaat yang kita bisa dapat, segala macam kegiatan yang ada
di puskesmas pelaksanaannya jadi lebih teratur ya pastinya
terutama dalam pelaksanaanya nanti. Kita jadi lebih terjadwal dan
terarah kegiatannya, semua target yang kita buat pun bisa tercapai
dan memuaskan.” (Informan 4)

“...manfaat yang kita dapat itu banyak dek, namanya rencana kerja.
Garis awal kita melangkah ya di rencana ini, kalau rencana udah
tersusun dengan baik, kita sangat terbantu dalam kegiatan
pelaksanaannya nanti kalau tidak ada hambatannya. Lebih
terkoordinir dengan baik , karena begitu banyaknya program yang
kita punya semua bisa kerja sesuai dengan tugasnya masing-
masing” (Informan 7)

Berdasarkan pernyataan informan di atas diperoleh informasi tentang

manfaat yang diperoleh dengan adanya penyusunan perencanaan tingkat

puskesmas di puskesmas Matiti yaitu semua pelaksanaan kegiatan menjadi lebih

terstruktur dan terkoordinir. Sehingga penggunaan sumber daya yang ada menjadi

lebih efektif dan efisien.

Berdasarkan penelitian Dhewi(2012) juga mengemukakan hal yang sama,

dimana manfaat yang diperoleh Puskesmas di Kota Medan dengan adanya

perencanaan tingkat puskesmas adalah semua kegiatan yang ada di puskesmas

dapat terlaksana dengan baik dan teratur.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


55

Proses. Proses dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas ini

terdiri dari 4(empat) tahapan yang dimana terdiri dari tahap persiapan, tahap

analisa situasi, tahap penyusunan rencana usulan kegiatan(RUK), dan tahap

penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan( RPK).

Tahap persiapan. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti,

yang dilakukan oleh Puskesmas Matiti dalam tahap persiapannya adalah meliputi;

“....kita adakan rapat dan mengumpulkan semua staf puskesmas


untuk persiapan menyusun PTP,tapi bidan desa tidak ikut serta.
Setelah itu kita pilih timnya langsung dan kita keluarkan SK khusus
untuk PTP, baru kita bisa memulai kegiatan penyusunan PTPnya.
Inilah yang jadi tahap awal dalam menyusun PTP ini, kita buatkan
timnya kita berikan pengarahan sesuai peraturan dan kebijakan
yang berlaku termasuklah itu pedoman tadi. Kita juga pelajari lagi
rencana lima tahunan, SPMnya kita sama target-target yang mau
kita capai....” (informan 2)

Berdasarkan pernyataan informan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam

tahap persiapan yang merupakan tahap pertama dalam penyusunan PTP ini pihak

Puskesmas melakukan persiapan dengan membentuk tim khusus yang terdiri dari

staf puskesamas, dan melakukan pembekalan kepada anggota tim khusus tersebut

berupa peninjauan peraturan dan pedoman yang berlaku serta mempelajari renstra,

Raperda, dan target yang harus dicapai oleh puskesamas.

Hasil wawancara mendalam ini menggambarkan proses persiapan yang

dilakukan oleh pihak puskesmas dan sesuai dengan Permenkes No.44 tahun 2016

tentang pedoman Manajemen Puskesmas. Dimana dalam peraturan tersebut

dipaparkan, bahwa dalam tahap pesiapan hal-hal yang perlu dilakukan diantaranya

adalah; Kepala puskesmas membentu tim khusus, lalu tim khusus tersebut

mempelajari pedoman dan peraturan yang berlaku dan meninjau kembali

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


56

peraturan lima tahun, renstra dan pareda yang berlaku, SPM, target yang akan

dicapai puskesmas, Pedoman Umum Program Indonesia Sehata dengan

Pendekatan Keluarga, dan NSPK yang dianggap perlu.

Analisa situasi. Proses Analisa Situasi ini merupakan tahap untuk

memperoleh informasi mengenai keadaan dan mengindetifikasi masalah

kesehatan yang dihadapi puskesmas, agar dapat merumuskan kebutuhan pelayan

dan pemenuhan harapan masyarakat yang rasional sesuai dengan keadaan wilayah

kerja Puskesamas. Hasil wawancara tentang proses analisa situasi dalam

penyusunan perencanaan tingkat puskesmas di Puskesmas Matiti adalah sebagai

berikut :

“....dasar kita dalam menyusun perencanaan ini data, jadi kalau


ditahap analisa situasi ini kita lebih ke pengumpulan semua data-
data yang kita perlu buat menyusun perencanan ini. Seperti data
kinerja kita dari tahun yang sebelumnya. biasanya semua data itu
terekap di simpus, kita lihat disana semua hasil kegiatan kita, dan
semua data-data kunjungan yang ada....” (informan 2)

Berdasarkan pernyataan informan yang merupakan Kepala Puskesmas

Matiti di atas menerangkan bahwa dalam tahap analisa situasi yang menjadi

langkah awalnya adalah data-data kinerja puskesmas yang dikumpulkan dalam

simpus yang nantinya akan dijadikan dalam pertimbangan penyusunan rumusan

masalah.

“....lalu setelah semua data yang kita perlukan terangkum, kita


lanjutkan dengan analisis data, dalam analisis data ini kita
mengolah semua data yang sudah kita rangkum yang kita perlukan
sebagai acuan kita dalam menyusun perencanaan tingkat
puskesamas ini. Disini kita olah data untuk memperoleh masalah-
masalah yang nanti kita bakal urutin untuk bisa memudahkan kita
menentukan mana yang akan jadi prioritas kita”(informan 3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


57

Berdasarkan pernyataan informan di atas diperoleh informasi bahwa dalam

tahap analisa situasi ini setelah pengumpulan data ada yang namanya analisa data

untuk membantu tim ptp dalam menemukan apa-apa saja yang menjadi masalah

dalam wilayah kerjanya, dan dalam tahap analisa situasi ini merupakan proses

yang kedua.

“.... prioritas kerja itu sesuai dengan prioritas masalah yang kita
sudah kumpulkan dan pilih sesuai dengan data yang kita peroleh.
Data yang kita punya di puskesamas saja tidak cukup yaa jadi
bahan dan acuan untuk nyusun ptp, kita butuh data dan fakta yang
medukung juga, seperti yang saya katakan tadi kita perlu survey lagi
kelapangan bawa kuesioner. Setelah itu kita analisalah data yang
kita peroleh, dan kita bawakan lagi ke masyarakat buat
dirembukkan dalam SMD(Survey Mawas Diri) manalah yang akan
diangkat jadi prioritas dalam program-program yang akan buat di
puskesmas....”(informan 3)

Berdasarkan pernyataan informan di atas diperoleh informasi yang

menerangkan puskesmas dalam tahap analisa situasi ini melakukan analisis

masalah dari sisi pandang masyarakat, yang dilakukan melalui Survey Mawas

Diri/Community Self Survey (SMD/CSS). Sesuai dengan yang tercantum dalam

pedoman manajemen puskesmas pada Permenkes No.44 Tahun 2016, ini

merupakan proses atau tahapan yang terakhir dalam tahap analisa situasi ini.

Dimana puskesmas dapat menemukan yang akan menjadi prioritas masalah untuk

perencanaan yang akan disusun.

Penyusunan rencana usulan kegiatan(RUK). Tahap penyusunan RUK

ini diformulasikan setelah tahapan diatas, bersama dengan lintas sektor terkait

dengan didampingi oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Hasil wawancara

tentang bagaimana proses penyusunan rencana usulan kegiatan(RUK) di

Puskesmas Matiti ini adalah sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


58

“.....RUK ini berisikan jenis kegiatan-kegiatan dan program-


program yang kita susun berdasarkan prioritas masalah yang kita
pilih setelah tahapan yang panjang. RUK ini dirancang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat tadi. Untuk menyusun draft RUK ini
biasa kita kerjakan pada Lokmin pertama (Lokakarya Mini bulan
pertama). RUK ini nantinya diakhirnya akan dibawakan dalam
musrembang kabupaten yang mana akan disesuaikan dengan
rencana pembangunan daerah agar sejalan dan juga disana kita
bahas batas anggaran yang bisa diusulkan. Namanya usulah kita
pasti banyak, tapi perlu dipilah-pilah sesuai dengan kemampuan
sumber daya yang ada dan prioritas masalah yang
dihadapai..”(informan 2)

Berdasarkan pernyataan informan diatas, dapat dilihat pemaparan tahapan

proses dalam RUK, dimana setelah melakukan analisa situasi dan diperoleh yang

menjadi prioritas masalah, selanjutnya adalah penentuan masalah baru bisa

menyusun rencana usulan kegiatan yang berisikan kegiatan dan program untuk

mengatasi masalah yang ada tadi. Setiap kegiatan yang disusun tersebut

disesuaikan kembali dalam musrembang di setiap tingkatan yang gunanya adalah

menetapkan besarnya anggaran sumber daya yang akan digunakan sesuai dengan

rencana pembangunan daerah yang ada agar tetap sejalan.

Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan (RPK). Tahap penyusunan

rencana pelaksanaan Kegiatan ini adalah proses yang terakhir dalam siklus

penyusunan perencanaan tahunan puskesmas. Tahapan ini adalah penyusunan

kembali RUK setelah disahkan oleh pemerintah daerah. Hasil wawancara

mengenai proses dalam penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) ini

adalah sebagai berikut :

“.....kalau disini namanya PoA(Plan of Action) itulah RPK, inilah


hasil akhir yang udah fix dari RUK yang kita sudah susun
sebelumnya. Kalau proses menyusunanya itu biasa kita di awal
tahun lah, sebelum lokmin yang pertama. Itulah yang namanya RPK
tahunan, nanti setiap bulan kita akan pecah lagi jadi RPK bulanan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


59

untuk sekalian mengevaluasi pelaksanaan dari bulan sebelumnya


mana saja target yang belu tercapai bagamana kita mengcover
nanti, gitulah kira-kira yang kita kerjain kalau di RPK ini..”
Berdasarkan pernyataan informan di atas diperoleh informasi bahwa,

puskesmas dalam proses RPK ini melakukan peninjauan kembali ke RUK yang

telah disetujui untuk dipelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui,

membandingkan kembali alokasi kegiatan yang disetujui dengan RUK yang

diusulkan dan situasi pada saat penyusunan RUK. Adapun yang merupakan

tahapan dalam proses penyusunan RPK ini antara lain; mempelajari alokasi

kegiatan dan biaya yang sudah disetujui, membandingkan alokasi kegiatan yang

disetujui pada saat penyusunann RPK, menyusun rancangan awal, mengadakan

minilokakarya bulanan pertama, membuat RPK tahunan dalam bentuk matriks,

RPK dirinci menjai RPK bulanan bersama dengan target pencapaiaanya.

(Permenkes No.44, 2016)

Bersadarkan pernyataan informan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam

alur proses penyusunan RPK di Puksesmas Matiti ini sesuai dengan alur yang

tertera dalam pedoman manajemen puskesmas Permenkes No.44 tahun 2016.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
1. Dari 7(tujuh) informan yang terdiri dari 1(satu) informan dari staf

Subbagian Program, Informasi dan Hubungan Masyarakat Dinas

Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan, 1(satu) informan Kepala

Puskesmas Matiti, 5(lima) informan staf puskesmas dari setiap program

essensial yang diwawancarai, semuanya telah mengetahui tentang

perencanaan tingkat Puskesmas.

2. Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan belum pernah

mengadakan pelatihan khusus mengenai perencanaan tingkat puskesmas

selama tahun 2016 hingga tahun 2017. Selain karena keterbatasan dana,

hal itu juga disebabkan karena perencanaan sudah menjadi hal yang biasa

dan rutin dilaksanakan oleh puskesmas, khususnya Puskesmas Matiti.

3. Dalam menyusun perencanaan tingkat puskesmas pada puskesmas yang

diteliti, semua sudah mengacu pada Pedoman Perencanaan Tingkat

Puskesmas. Dengan ketentuan 4 tahapan dalam Perencanaan Tingkat

Puskesmas, yaitu tahap persiapan, analisa situasi, penyusunan rencana

usulan kegiatan, dan penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan. Dan

keempat tahapan tersebut sudah dilaksanakan oleh Puskesmas Matiti

dengan baik.

4. Dalam pelaksanaannya sistem yang dianut dalam perencanaan tingkat

puskesmas di Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul adalah ”top

down” dan “bottom-up” sesuai dengan acuan ketentuan yang terdapat

60
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
61

pada pedoman petunjuk manajemen puskemas. Dan hal ini tidak sesuai

dengan pernyataan yang diberikan oleh pejabat Dinas Kesehatan

Kabupaten Humbang Hasundutan pada survey awal penelitian terdahulu.

(Permenkes No.44, 2016)

Saran

Kepada Puskesmas Matiti diharapkan mampu mempertahankan kinerjanya

dalam menyusun rencana kegiatan tahunannya serta mampu meningkatkannya

agar lebih optimal lagi berdasarkan besarnya masalah yang dihadapi dan

kemampuan sumberdaya yang ada, dengan tetap membina peran serta masyarakat

dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Afrizal.(2016).Metode penelitian kualitatif: Sebuah upaya mendukung


penggunaan penilitian kualitatif dalam berbagai disiplin ilmu. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Arifin,R.T., Darmawansyah, & Nurhayani.(2015). Analisa pelaksanaan
perencanaan tingkat puskesmas di Puskesmas Tamamaung Kota
Makassar (Skripsi). Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Azwar, A.(1988). Pengantar administrasi kesehatan (Edisi Ketiga). Jakarta:
Binarupa Aksara.
Bangun, W.(2008). Intisari manajemen. Bandung: Rafika Aditama.
Departemen Kesehatan RI. (2006). Pedoman perencanaan tingkat puskesmas.
Jakarta: Anonim.

Departemen Kesehatan RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang puskesmas. Jakarta: Anonim.

Departemen Kesehatan RI. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang pedoman manajemen
puskesmas, Jakarta: Anonim.

Departemen Kesehatan RI. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 49 Tahun 2016 tentang pedoman teknis
pengorganisasian dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota, Jakarta:
Anonim.

Dhewi, S.B.(2012). Analisis perencanaan tingkat puskesmas di Kota Medan


Tahun 2012 (Skripsi). Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Sumatera Utara, Medan.

Gitosudarmo, I., & Mulyono, A.(1996). Prinsip dasar manajemen (Edisi Ketiga).
Yogyakarta: BPFE.

Manullang, M.(2015). Dasar-dasar manajemen. Yogyakarta: Gajah Mada


University Press.

Muninjaya G.(2004). Manajemen kesehatan (Edisi Kedua). Jakarta: EGC.

Peraturan Pemerintah. (1945). Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945. Jakarta: Anonim.

62
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
63

Peraturan Pemerintah. (2004).Undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang


sistem perencanaan pembangunan nasional. Jakarta: Anonim.

Peraturan Pemerintah. (2009).Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang


kesehatan. Jakarta: Anonim.

Sulaeman, E.S.(2011). Manajemen kesehatan teori dan praktik di puskesmas.


Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Sutopo, A.H., & Arief.(2010). Terampil mengolah data kualitatif dengan Nvivo.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 1. Pedoman Wawancara

Pedoman Wawancara Analisis Pelaksanaan Perencanaan Tingkat Puskesmas


Matiti Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2017
I. Identitas Informan
1. Nama :
2. Usia : tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki/ Perempuan
4. Pendidikan Terakhir :
5. Asal Instansi :
6. Tanggal Wawancara :

II. Daftar Pertanyaan


A. Pertanyaan untuk Kabid/ seksi Perencanaan dan Program Dinas
Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan
1. Apakah Bapak/ Ibu mengetahui perencanaan tingkat
Puskesmas di Kabupaten Humbang Hasundutan?
2. Bagaimana menurut Bapak/ Ibu mengenai perencanaan tingkat
puskesmas?
3. Sejauh mana keterlibatan petugas Dinas Kesehatan dalam
perencanaan tingkat puskesmas, apakah ada pedoman dalam
perencanaan itu?
4. Apakah seluruh puskesmas yang ada di Kabupaten Humbang
Hasundutan sudah melakukan perencanaan tingkat puskesmas?
5. Apakah Bapak/ Ibu mengetahui mekanisme perencanaan
tingkat puskesmas?
6. Apakah puskesmas yang telah melakukan perencanaan tingkat
puskesmas sudah mengikuti tahapan-tahapn yang ada dalam
Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas?
7. Apakah menurut Bapak/ Ibu perencaan tingkat puskesmas itu
sangat penting dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan
kegiatan yang ada di puskesmas?
8. Apakah perencanaan tingkat puskesmas yang dilakukan di
Kabupaten Humbang Hasundutan pada pelaksanaannya sudah
sesuai dengan Buku Pedoman Perencanaan Tingkat
Puskesmas?
9. Apakah Dinas Kesehatan sudah mengadakan pelatihan-
pelatihan dalam perencanaan tingkat puskesmas?
10. Bagaimana bentuk pengawasan dari Dinas Kesehatan dalam
perencanaan tingkat puskesmas untuk seluruh puskesmas yang
ada di kabupaten Humbang Hasundutan?

B. Pertanyaan untuk Kepala Puskesmas


1. Apakah Bapak/ Ibu mengetahui adanya perencaan tingkat
puskesmas?

64
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
65

2. Apakah Bapak/ Ibu mengetahui adanya pedoman perencaan


tingkat puskesmas?
3. Apakah Bapak/ Ibu mengetahui mekanisme dan tahap-tahap
dalam perencanaan tingkat puskesmas?
4. Apakah Bapak/ Ibu sudah membentuk tim penyusun
perencanaan tingkat puskesmas?
5. Apakah Bapak/ Ibu sudah memberikan penjelasan tentang
pedoman perencanaan tingkat puskesmas kepada tim
penyusun?
6. Dalam penyusunan perencanaan apakah tim penyusun
perencanaan tingkat puskesmas melakukan kerjasama dengan
pihak Kecamatan / Badan Penyantun Puskesmas?
7. Bagaimana koordinasi yang dilakukan dengan pihak
Kecamatan/ Kelurahan dalam penyusunan perencanaan tingkat
puskesmas?
8. Apakah Bapak/ Ibu mengalami kesulitan dalam penyusunan
perencanaan tingkat puskesmas?
9. Apakah menurut Bapak/ Ibu perencanaan tingkat puskesmas itu
sangat penting dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan
kegiatan yang ada di puskesmas?
10. Apa keuntungan/ manfaat yang didapat bila melakukan
penyusunan perencanaan tingkat puskesmas?

C. Pertanyaan untuk Staf Puskesmas selaku Tim Penyusun


Perencanaan Tingkat Puskesmas
1. Apakah Bapak/ Ibu mengetahui adanya perencanaan tingkat
puskesmas?
2. Sejauh mana Bapak/ Ibu mengetahui perencanaan tingkat
puskesmas?
3. Apakah Bapak/ Ibu mengetahui mekanisme dan tahap-tahap
dalam perencanaan tingkat puskesmas?
4. Apakah Bapak/ Ibu pernah mengikuti pelatihan khusus
tentang perencanaan tingkat puskesmas?
5. Dimana Bapak/ Ibu mendapat pelatihan tentang perencanaan
tingkat puskesmas?
6. Apakah Bapak/ Ibu mengalami kesulitan dalam penyusunan
perencanaan tingkat puskesmas?
7. Apa keuntungan/ manfaat yang didapat bila melakukan
penyusunan perencanaan tingkat puskesmas?
8. Apakah Bapak/ Ibu dalam penyusunan perencanaan sudah
sesuai dengan pedoman perencanaan tingkat puskesmas?
9. Bagaimana peran serta masyarakat dalam penyusunan
perencanaan tingkat puskesmas?
10. Apakah menurut Bapak/ Ibu perencanaan tingkat puskesmas
itu sangat penting dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan
kegiatan yang ada di puskesmas?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


66

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


67

Lampiran 3. Pemberian Izin Penelitian oleh Dinas Kesehatan Kab. Humbang


Hasundutan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


68

Lampiran 4. Surat Selesai Penelitian dari Puskesmas Matiti Kecamatan


Doloksangggul

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


69

Lampiran 5. Dokumentasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai