2019
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/13297
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
ANALISIS PENYUSUNAN PERENCANAAN TINGKAT
PUSKESMAS DI PUSKESMAS MATITI KECAMATAN
DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG
HASUNDUTAN TAHUN 2017
SKRIPSI
Oleh
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Oleh
iv
Health Center Level Planning is the process of preparing the annual plan of
health centers to address health problems in the health center working area.
Health Level Planning are prepared to accommodate the need to increase the
capabilities and coverage of health service in an integrated and integrated with
the problem. The purpose of this research was to determine how implemention
planning level health center (PTP) in Matiti Health Center Doloksanggul
Subdistrict Humbang Hasundutan District in 2017. This type of research was
qualitative research using purposive sampling technique. The informants in this
research which totalled 7 people. The results of the interview prepared by the
variables studied and presented in narrative form. The results of the study showed
that the preparation of health center level planning had referreded to in
accordance with the planning guidelines of health center level planning from the
MOH RI. Whereas in the preparation stage, the situation analysis phase, the stage
of the proposed activity proposal preparation (RUK) and the preparation of the
activity implementation plan (RPK) are in accordance with the PTP guidelines
which in its implementation have involved cross-sector cooperation in supporting
the implementation of the Matiti Health Center program. The conclusion of this
study is that the implementation of the stages in the preparation of the planning of
the puskesmas level at the Matiti Health Center is appropriate and refers to the
PTP guidelines.
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
namun penulis banyak menerima bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai
kepada:
Sumatera Utara
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Kebijakan Kesehatan FKM USU dan selaku Dosen penguji II yang telah
4. dr. Fauzi, SKM., selaku Dosen Pembimbing yang telah melungkan waktu
vi
8. Seluruh dosen dan staf di FKM USU yang telah memberikan ilmu kepada
10. Kepala Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul dan seluruh staf yang
11. Teristimewa untuk kedua orang tua saya ayah tercinta Pinondang Purba,
dukungan, semangat dan doa kepada penulis selama ini, serta adik-adik
Purba.
Dalam penyelesaian skripsi ini, masih banyak kekurangan, oleh karena itu
kesempurnaan skripsi ini. Demikianlah yang penulis dapat sampaikan, atas segala
vii
viii
Halaman
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 5
Tujuan Penelitian 5
Manfaat Penelitian 6
TINJAUAN PUSTAKA 7
Perencanaan 7
Pengertian Perencanaan 7
Unsur Perencanaan 9
Puskesmas 9
Konsep Puskesmas 9
Fungsi Puskesmas 11
Perencanaan Tingkat Puskesmas 13
Konsep Perencanaan Tingkat Puskesmas 13
Ciri-ciri Perencanaan Tingkat Puskesmas 15
Tahap Penyusunan Perencanaan Puskesmas 16
Penyusunan Rencana Lima Tahunan 16
Landasan Teori 19
Penyusunan Rencana Tahunan 19
Kerangka Pikir 24
METODE PENELITIAN 26
Jenis Penelitian 26
Lokasi dan Waktu Penelitian 26
Informan Penelitian 26
ix
DAFTAR PUSTAKA 63
DAFTAR LAMPIRAN
xi
No Judul Halaman
xii
No Judul Halaman
xiii
1 Pedoman Wawancara 65
5 Dokumentasi 70
xiv
dari enam bersaudara dari pasangan Bapak Pinondang Purba, S.Pd dan Ibu
xv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pendahuluan
Latar Belakang
Karena dalam sistem pelayanan kesehatan kita, puskesmas berperan sebagai ujung
tombak yang didirikan hampir diseluruh pelosok tanah air agar dapat menjangkau
puskesmas keliling.
ada di wilayah kerjanya. Untuk itu perlu dukungan manajemen yang baik,
masyarakat Indonesia yang sehat dan mandiri secara berkeadilan dipastikan akan
dapat terwujud, melalui pola penerapan manajemen puskesmas yang baik dan
secara berkala dan teratur, diawasi dan dikendalikan sepanjang waktu, agar
yang akan dikerjakan dalam suatu kegiatan manajemen agar dapat mencapai
No.75, 2014).
terhadap semua tugas, fungsi, dan peranan yang akan dijalankan serta menjadi
tuntunan dalam proses pencapaian tujuan puskesmas secara efesien dan efektif.
dilakukan yaitu tahap persiapan, tahap analisa situasi, tahap penyusunan Rencana
Usulan Kegiatan, dan tahap yang terakhir yaitu Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
puskesmas sebanyak 12 Unit Puskesmas, yang terdiri dari 3 Puskesmas rawat inap
Hasundutan yang berada di ibukota kabupaten ini. Dari hasil pengamatan pada
survey pendahuluan di puskesmas non rawat ini, ada beberapa hal yang ditemui
terkait hal perencanaan tingkat puskesmas. Salah satunya adalah ketika sedang
diberikan oleh dinas kesehatan. Jadi puskesmas dalam hal ini tidak ada melakukan
puskesmas yang menjadi rencana kerja tahunan yang tetap berpedoman pada
renstra yang ada. Jika menilik ke pernyataan staf dinas kesehatan tersebut, maka
hal ini menjadi sebuah masalah yang tidak bersesuaian dengan Pedoman
pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas dari Depkes RI. Dimana pada tahap
yang biasa disebut dengan POA (Plan Of Action) Puskesmas yang rutin dibuat
Sejak tahun 2012 belum pernah ada pelatihan khusus mengenai Perencanaan
Tingkat Puskesmas, selain karena keterbatasan dana hal itu juga disebabkan
sudah menjadi hal rutin yang dilaksanakan oleh semua puskesmas di kota Medan.
hasil penelitian sebelumnya ini maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
2017.
Manfaat Penelitian
Perencanaan
Pengertian perencanaan. Perencanaan adalah suatu kegiatan yang
menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan
menganalisis dan memahami sistem yang dianut, merumuskan tujuan umum dan
mengikatnya dalam suatu sistem pengawasan yang terus menerus sehingga dapat
dicapai hubungan yang optimal antara rencana yang dihasilkan dengan sistem
oleh para ahli, semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahapan
berikut :
secara kuantitatif akan penggunaan sumber daya-sumber daya secara efisien dan
efektif.
saat ini untuk pencapaian tujuan di waktu yang akan datang. Dengan pemahaman
posisi saat ini, rencana dapat dirumu skan untuk menggambarkan rencana
tujuan organisasi adalah faktor eksternal dan internal. Faktor-faktor tersebut perlu
tujuan
tersebut dan pemilihan alternatif terbaik di antara berbagai alternatif yang ada
(Bangun, 2008).
(Azwar, 1996) :
1. Rumusan Misi
2. Rumusan Masalah
4. Rumusan Kegiatan
5. Asumsi Perencanaan
6. Strategi Pendekatan
7. Kelompok Sasaran
8. Waktu
10. Biaya
Puskesmas
a. Paradigma sehat
b. Pertanggungjawaban wilayah
c. Kemandirian masyarakat
d. Pemerataan
kepercayaan.
lingkungan.
UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksankan Sistem
yang diperlukan.
Puskesmas
penanggulangan penyakit.
Sistem Rujukan.
untuk menggunakan sumber daya puskesmas secara berdaya guna dan berhasil
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang urut yang harus dilakukan
penyusunan rencana kegiatan Puskesmas pada tahun yang akan datang yang
dilakukan secara sistematis untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah kerja
Pembangunan(Musrenbang) yang disusun secara top down dan bottom up. Proses
2016).
tahunannya berdasarkan pada hasil evaluasi tahun sebelumnya dan mengacu pada
berkesinambungan
tidak hanya pada saat ini, tetapi juga pada masa yang akan datang.
Tujuan yang dimaksud dibedakan atas dua macam, yakni tujuan umum
yang berisikan uraian secara garis besar serta tujuan khusus yang berisikan
kelola, dalam arti wajar, logis, obyektif, jelas, runtun, fleksibel, serta telah
kesehatan pada setiap tahun pada satu periode akan dapat lebih terjamin,
Rencana Lima Tahunan yang telah ada. Penyusunan Rencana Lima Tahunan
c. Tim mempelajari :
Keluarga.
perencanaan Puskesmas.
dalam 4 tahun yang dimulai dari tahun N-5 sampai N-2 untuk setiap
Informasi Puskesmas.
b. Analisis data
(1) Survei Mawas Diri adalah kegiatan untuk mengenali keadaan dan
dimasyarakat.
masalah. Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Tahapan ini
dilaksanakan melalui:
a. Identifikasi Masalah
Rencana Lima Tahunan dilakukan setiap tahun, dan pada tengah periode lima
untuk meyesuaikan target akhir Rencana Lima Tahunan. Hal ini perlu dilakukan
mencapai target prioritas yang telah ditetapkan pada perencanaan lima tahunan
Landasan Teori
Kegiatan (RUK) untuk tahun mendatang (N+1) disusun pada bulan Januari tahun
berjalan (N) berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan tahun sebelumnya (N-
1. Tahap Persiapan
Keluarga
Puskesmas.
2. Analisa Situasi
b. Analisis data
3. Perumusan Masalah
Tahunan Puskesmas.
sebagainya.
dengan tahapan :
pelaksanaan.
kesepakatan RPK.
pengendaliannya.
Kerangka Pikir
sebagai berikut :
Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif dengan tujuan
diperoleh.
dan kriteria dari informan yang akan menjadi sumber informasi adalah setiap
yaitu :
25
Hasundutan
Tingkat Puskesmas
Definisi Konsep
tanpa alternatif pilihan jawaban dan dilakukan untuk mendalami informasi dari
hal-hal yang berbeda kepada informan yang sama untuk tujuan klarifikasi
informasi yang sudah di dapat dalam wawancara sebelumnya atau mendalami hal-
hal yang muncul dalam wawancara yang telah dilakukan sebelumnya dengan
kuat dari informasi lisan untuk hal-hal tertentu, seperti janji-janji, peraturan-
Jenis dan sumber data. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam
Data primer. Data primer yaitu keseluruhan data yang diperoleh dari
pedoman wawancara yang telah disusun berupa poin-poin pokok yang berkaitan
Hasundutan.
Data sekunder. Data sekunder yaitu keseluruhan data yang diperoleh dari
catatan, dokumen, data dan lain sebaginya pada Dinas Kesehatan Kabupaten
dalam penelitian kualitatif dilakukan secara siklus, dimulai dari tahap satu sampai
interpretasi peneliti atas temuan dari suatu wawancara atau sebuah dokumen.
(Afrizal, 2016)
kerja dari Puskesmas Matiti yang merupakan ibukota dari Kabupaten Humbang
secara geografis terletak pada 2°9'-2°25' Lintang Utara dan 98°35'-98°45' Bujur
Timur dan di ketinggian 1300 – 1622 diatas permukaan laut, dengan luas wilayah
20.929,53 Ha.
Kecamatan Sijamapolang
Kecamatan Doloksanggul adalah 33.846 jiwa, yang terdiri dari 16.350 jiwa laki-
laki dan 17.125 jiwa perempuan dengan tingkat kepadatan penduduk 117.356 jiwa
per kilometer persegi. Karakteristik dari Puskesmas Matiti ini sendiri adalah
30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31
terbanyak yaitu sebanyak 6.396 jiwa yang terdiri dari 1.325 KK. Sedangkan untuk
wilayah kerja dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu Desa Sampean dengan
Misi. Adapun yang menjadi misi UPT Puskesmas Matiti Tahun 2017
adalah :
kesehatan.
(rehabilitatif).
Kecamatan Doloksanggul
termasuk pembiayaan.
program kesehatan.
pelayanan kesehatan
berkesinambungan, yaitu :
untuk meningkatkan kesehatan, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
Puskesmas Matiti.
Karakteristik Informan
Tabel 1
Distribusi informan berdasarkan karakteristik
Jenis
Kelamin
Informan Umur (L/P) Pendidikan
Kabid/ Staf Perencanaan Dinas 45 Perempuan S1 Kesehatan
Kesehatan Kabupaten Humbang Masyarakat
Hasundutan
Kepala Puskesmas Matiti Kecamatan 37 Perempuan S1 Kedoteran
Doloksanggul
Promosi Kesehatan 29 Perempuan DIII
Keperawatan
Kesehatan Lingkungan 41 Perempuan DIII
Kebidanan
Kia-KB 48 Perempuan DIII
Kebidanan
Pelayanan Gizi 37 Perempuan DIII Gizi
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 34 Perempuan S1 Kesehatan
Menular Masyarakat
Dari tabel diatas terlihat bahwa informan dalam penelitian ini adalah
sebanyak 8 informan, yang terdiri dari 1(satu) informan Staf bidang perencanaan
Matiti dari setiap program esensial yang ikut serta dalam penyusunan perencanaan
ini.
pengenalan permasalahan yang tepat berdasarkan data yang akurat, serta diperoleh
dengan cara dan dalam waktu yang tepat, maka akan dapat mengarahkan upaya
berikut :
“Kalau PTP tentu saya tahulah, kan kalau dipuskesmas kita rutin
nyusunnya setiap tahun dek. Diperencanaan PTP itu biasanya kita
nyusunkan kegiatan atau program yang mau kita kerjakan buat
setahun kedepannya.”(informan 4)
daya manusia di Puskesmas Matiti memiliki pengetahuan yang baik akan adanya
Puskesmas Matiti tidak memiliki kendala dan sudah mengetahui tentang adanya
Matiti oleh Kepala Puskesmas dan salah satu staf sebagai berikut :
“Jelas ada pedomannnya, pedoman yang kita pakai itu yang terbaru
tahun 2016. Gak hanya untuk perencanaan aja ya tapi untuk seluruh
proses manajemen puskesmas lah. Kalau menurut saya masih sama
saja dengan pedoman sebelumnya ga jauh beda, dan ga ada
kesulitan untuk mengikuti yang baru. Tentu membantu ya ada
pedoman kita mengerti harus mengerjakan apa saja sesuai tahapan-
tahapan yang sudah ada itu tadi.”(Informan 6)
baik dengan didukung adanya pedoman baku yang dikeluarkan oleh menteri
perencanaan dan kegiatan manajemen itu sendiri. Dalam Permenkes No.44 Tahun
bagi Puskesmas dalam; menyusun rencana 5(lima) tahunan yang kemudian dirinci
kinerja puskesmas; mengelola sumber daya secara efesien dan efektif; dan
dan membangun budaya kerja yang baik serta bertanggung jawab untuk
Perencanaan Tingkat Puskesmas terdiri dari beberapa tahap yang sistematis yang
“... ketika mereka udah ada usulan dari masyarakat melalui MMD
dibawakanlah itu ketika rapat lintas sektor, barulah nanti dia masuk
ke musrembang desakan diakhir tahun UMD-MMD, musrembang
desa bisa di awal tahun sama di akhir tahun di akhir tahun
anggaran berikutnya baru apalah nanti, kita tetap masuk di
musrembang desa, masuk lagi di musrembang kcamatan, dan nanti
pada akhirnya untuk usulan tingkat kabupaten di musrembang
kabupaten. Jadi kita tetap dampingi puskesmasnya. Pada
musrembang kabupaten tersebutlah kita membuat batasan dari
usulan-usulan yang diberikan puskesmas sesuai dengan pagu yang
sudah dipatronkan. Di musrembang kabupaten perencanaan ini
masih berbentuk RUK, seperti saya katakan tadi disanalah kita
membahas prioritas mana, anggaran mana, dan sampai sebatas
mana anggarannya.”(Informan 1)
puskesmas itu sendiri, yang siklusnya sama dengan tahapan yang ada pada
pihak Puskesmas Matiti saja, namun mereka tetap didampingi oleh pihak Dinas
mekanisme PTP ini. Dia menjelaskan bahwa pengetahuan SDM akan mekanisme
penyusunan PTP sesuai pedoman masih dirasa kurang karena tidak adanya
pengetahuan SDM tentang mekanisme penyusunan PTP ini cukup baik karena
ini untuk mempersiapkan staf puskesmas yang terlibat dalam proses penyusunan
perencanaan ini, yang dimana anggota tim nya terdiri dari staf puskesmas itu
sendiri. Hasil wawancara tentang adanya tahap persiapan dalam penyusunan PTP
Puskesmas di Kota Medan, mengatakan bahwa pada dasarnya ada atau tidak staf
“...iya kalau untuk kegiatan menyusun PTP kita dibuatkan tim nya
dahulu sama kapus, setelah tim nya rampung SK kita dikeluarkan
khusus untuk menyusun PTP itu. Nah setelah itu kita akan rapat tim
sebelum diturunkan kelapangan untuk melihat kondisi kesehatan di
masyarakat yang memiliki potensi menjadi masalah kesehatan.
Saya rasa sangat penting ya menyusun PTP ini dalam sebuah tim
khusus begini, karena puskesmas ini kan memiliki banyak bidang
program untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat kita
yang banyak dan beragam ini. Harapan kita ya bagaimana biar bisa
semua terpenuhi di dalam perencanaan ini nantinya.”(informan 4)
untuk ptp yang disusun pada tahap ini, agar perencanaan yang disusun nantinya
dapat memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat yang beragam. Hal ini sejalan
dengan tujuan dari perencanaan tingkat puskesmas yaitu disusun untuk mengatasi
tentang tahap persiapan dalam penyusunan rencana tingkat puskesmas ini cukup
pengetahuan SDM di Puskesmas Matiti akan adanya tahap analisa situsi dalam
analisis data, dan analisis masalah dari sudut pandang masyarakat dengan Survey
Mawas Diri(SMD) yang mengacu pada pedoman Permenkes No.44 tahun 2016.
melakukan pengumpulan data puskesmas, analisis data, dan analisis masalah dari
analisa situasi tahapan yang perlu dilakukan adalah mengumpulkan data kinerja
puskesmas, analisa data, kemudian analisis masalah dari sisi pandang masyarakat,
dengan lintas sektor terkait dan didampingi oleh dinas kesehataan kabupaten/kota.
sebagai berikut :
“... tahap penyusunan RUK pasti ada, ini tahap setelah kita
merumuskan masalah atau prioritas maslah kita setelah kita
melakukan analisa situasi yang mengolah data dan SMD-MMD
sebelumnya. Karena RUK ini kan isinya jenis kegiatan-kegiatan dan
program-program yang kita susun berdasarkan prioritas masalah
yang kita pilih setelah tahapan yang panjang. Pokoknya ini RUK
kita rancang sesuai dengan kebutuhan masyakat tadi. Untuk
menyusun draft RUK ini kita biasa kerjakan pada Lokmin pertama
(Lokakarya Mini bulan pertama). Draft yang kita susun kita lakukan
penyesuaian lagi di musrembangdes (Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Desa), terus di musrembang kecamatan, terus final
draft RUK yang terakhir nanti di musrembang kabupaten/kota.
Kalau di desa musrembang itu biasa di akhir bulan pertama, yang di
kecamatan minggu kedua di bulan kedua(Februari), kalau
musrembang kabupaten itu di bulan ketiga. Disana nanti
disesuaikan rencana usulan yang kita buat dengan rencana
pembangunan daerah jadi harus sejalan dan juga penentuan batas
anggaran yang bisa diusulkan. Namanya usulan kita pasti banyak,
tapi perlu dipilah-pilah lagi sesuai dengan kemampuan sumber daya
yang ada sama prioritas yang udah kita tetapkan tadi.”(Informan 2)
tawaran program yang mau kita kerjakan lalu kita satukan dengan
tawaran program dari bidang lain dan kita susun jadi satu di format
RUK yang udah ada. Itulah nanti dirembukkan lagi di desa,
kelurahan, di kecamatan sama di kabupaten. Karena draft yang kita
susun itu masih perlu dipertimbangkan dan disesuaikan
anggarannya dengan anggaran perencanaan pembangunan daerah
yang lain.” (Informan 3)
Matiti sudah baik dan rencana usulan kegiatannya cukup baik dalam
oleh Puskesmas Matiti. Dan alur penyusunan RUK ini pun mengacu pada
lintas sektor terkait dan selalu mendapat pendampingan dari dinas kesehatan
Puskesmas Tamamaung.
penyusunan rencana usulan kegiatan di Kota Medan sangat baik dan dalam
pelaksanaannya sudah sesuai dengan pedoman yang berlaku dan RUK yang
keterpaduan lintas program dan lintas sektor dalam lingkup siklus kehidupan.
sebagai berikut:
“...kalau RPK itu kita punya yaa, kalo buat RPK 2017 itu kita udah
susun di awal tahun, berbarengan dengan penyusunan RUK buat
tahun 2018. Sistemnya gitu, jadi buat RPK 2018 nanti kita udah
nyusun RUK buat tahun 2019. Jadi nanti itu awal tahun biasanya
kita udah harus nyusun RPK tahunan, jadi bisa langsung buat RPK
buat buat Januari itu. Beda bulan beda RPK lah dek... biasanya
RPK kita susunnya di minlok(minilokakarya) bulanan, jadi kita
sekalian evaluasi kegiatan bulan sebelumnya.” (Informan 5)
pengetahuan SDM akan adanya tahapan penyusunan RPK cukup baik dan dalam
pada awal tahun sebelum pelaksanaan lokakaryamini yang pertama. Dan untuk
hal ini menunjukkan pengetahuan SDM akan tahap penyusunan RPK ini baik dan
pelayanan kesehatan, keadaan demografi dan faktor keturunan. Oleh karena itu,
masalah kesehatan.
kerjasama lintas sektoral, agar diperoleh hasil yang optimal. Hasil wawancara
dinas kesehatan kabupaten, dan salah satu staf puskesmas dapat diperoleh
Matiti ini ada koordinasi dengan pihak pemerintah daerah serta lintas sektor
Matiti.
Puskesmas perlu mencari dukungan dari pemerintah daerah yang dimulai dari
kabupaen/kota.
pedoman yang ada karena belum melibatkan kerjasama lintas sektor dalam
pada tahap analisa situasi, untuk kegiatan analisis masalah dari sisi pandang
(SMD/CSS). Survey Mawas Diri adalah kegiatan untuk mengenali keadaan dan
masalah yang dihadapi masyarakat, serta potensi yang dimiliki masyarakat untuk
efisien. Dan diperoleh informasi juga bahwa dalam SMD tim Puskesmas Matiti
puskesmas.
Hal ini tidak sejalan dengan pernyataan pejabat dinas kesehatan pada
survey awal penelitian bulan Februari di tahun 2017 yang menyatakan bahwa
menerima rangkaian kegiatan yang disusun oleh dinas kabupaten, hal ini
dilakukan oleh pihak dinas demi mencapai target-target yang sudah ditetapkan
yang dianut dalam perencanaan tingkat puskesmas ini adalah “top-down” dan
“bottom-up” sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada buku pedoman petunjuk
manajemen puskesmas. Dan hal ini tidak sesuai dengan pernyataan yang
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan kinerja
Puskesmas yang berkualitas secara optimal dan pengelolaan sumber daya dan
Tahun 2016) Hasil wawancara dengan Informan tentang adanya pelatihan khusus
selama ini tidak ada pelatihan khusus di tingkat kabupaten untuk penyusunan
perencanaan tingkat puskesmas ini. Informasi yang diperoleh dari pihak dinas
sumber daya yang dimiliki belum mumpuni, dan karena dari kementerian selalu
“ ada kita pakai format. Itu sudah diatur dari sananya dan sudah
ketentuan ya. Formatnya bukan cuman Puskesmas Matiti yang
pakai, tapi semua puskesmas dimana saja di Indonesia dek. Yang
terbaru itu formatnya ada di peraturan yang tadi kita bilang, yang
isinya pedoman manajemen itu dek. pokoknya semua sudah diatur,
kita tinggal ikutin aja.”(Informan 2)
“ kurang taulah aku dek masalah format yang kau maksud ini
gimana, karena sama aja rasaku dari tahun ke tahun cara kita
menyusun rencana tahunan puskesmas ini. Itu semua formatnya
selalu seperti tabel yang sudah ada rincian jenis kegiatan apa saja,
ini mengacu pada peraturan dan pedoman manajemen puskesmas. Dan dari hasil
observasi matriks yang digunakan oleh puskesmas sudah sesuai dengan pedoman
diatur dalam Permenkes No.44 Tahun 2016. Untuk Tahap Analisa situasi ada
dan RPK sendiri diberikan matriks yang nantinya berisikan kegiatan Puskesmas.
Matriks tersebut terdiri dari 12 kolom rincian sebagai berikut; Upaya Kesehatan,
dengan kebutuhan dan kebijakan daerah tapi tanpa mengurangi variabel kolom
yang ada.
“...manfaat yang kita bisa dapat, segala macam kegiatan yang ada
di puskesmas pelaksanaannya jadi lebih teratur ya pastinya
terutama dalam pelaksanaanya nanti. Kita jadi lebih terjadwal dan
terarah kegiatannya, semua target yang kita buat pun bisa tercapai
dan memuaskan.” (Informan 4)
“...manfaat yang kita dapat itu banyak dek, namanya rencana kerja.
Garis awal kita melangkah ya di rencana ini, kalau rencana udah
tersusun dengan baik, kita sangat terbantu dalam kegiatan
pelaksanaannya nanti kalau tidak ada hambatannya. Lebih
terkoordinir dengan baik , karena begitu banyaknya program yang
kita punya semua bisa kerja sesuai dengan tugasnya masing-
masing” (Informan 7)
terstruktur dan terkoordinir. Sehingga penggunaan sumber daya yang ada menjadi
terdiri dari 4(empat) tahapan yang dimana terdiri dari tahap persiapan, tahap
yang dilakukan oleh Puskesmas Matiti dalam tahap persiapannya adalah meliputi;
tahap persiapan yang merupakan tahap pertama dalam penyusunan PTP ini pihak
Puskesmas melakukan persiapan dengan membentuk tim khusus yang terdiri dari
staf puskesamas, dan melakukan pembekalan kepada anggota tim khusus tersebut
berupa peninjauan peraturan dan pedoman yang berlaku serta mempelajari renstra,
dilakukan oleh pihak puskesmas dan sesuai dengan Permenkes No.44 tahun 2016
dipaparkan, bahwa dalam tahap pesiapan hal-hal yang perlu dilakukan diantaranya
adalah; Kepala puskesmas membentu tim khusus, lalu tim khusus tersebut
peraturan lima tahun, renstra dan pareda yang berlaku, SPM, target yang akan
dan pemenuhan harapan masyarakat yang rasional sesuai dengan keadaan wilayah
berikut :
Matiti di atas menerangkan bahwa dalam tahap analisa situasi yang menjadi
masalah.
tahap analisa situasi ini setelah pengumpulan data ada yang namanya analisa data
untuk membantu tim ptp dalam menemukan apa-apa saja yang menjadi masalah
dalam wilayah kerjanya, dan dalam tahap analisa situasi ini merupakan proses
yang kedua.
“.... prioritas kerja itu sesuai dengan prioritas masalah yang kita
sudah kumpulkan dan pilih sesuai dengan data yang kita peroleh.
Data yang kita punya di puskesamas saja tidak cukup yaa jadi
bahan dan acuan untuk nyusun ptp, kita butuh data dan fakta yang
medukung juga, seperti yang saya katakan tadi kita perlu survey lagi
kelapangan bawa kuesioner. Setelah itu kita analisalah data yang
kita peroleh, dan kita bawakan lagi ke masyarakat buat
dirembukkan dalam SMD(Survey Mawas Diri) manalah yang akan
diangkat jadi prioritas dalam program-program yang akan buat di
puskesmas....”(informan 3)
masalah dari sisi pandang masyarakat, yang dilakukan melalui Survey Mawas
merupakan proses atau tahapan yang terakhir dalam tahap analisa situasi ini.
Dimana puskesmas dapat menemukan yang akan menjadi prioritas masalah untuk
ini diformulasikan setelah tahapan diatas, bersama dengan lintas sektor terkait
proses dalam RUK, dimana setelah melakukan analisa situasi dan diperoleh yang
menyusun rencana usulan kegiatan yang berisikan kegiatan dan program untuk
mengatasi masalah yang ada tadi. Setiap kegiatan yang disusun tersebut
menetapkan besarnya anggaran sumber daya yang akan digunakan sesuai dengan
rencana pelaksanaan Kegiatan ini adalah proses yang terakhir dalam siklus
puskesmas dalam proses RPK ini melakukan peninjauan kembali ke RUK yang
telah disetujui untuk dipelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui,
diusulkan dan situasi pada saat penyusunan RUK. Adapun yang merupakan
tahapan dalam proses penyusunan RPK ini antara lain; mempelajari alokasi
kegiatan dan biaya yang sudah disetujui, membandingkan alokasi kegiatan yang
alur proses penyusunan RPK di Puksesmas Matiti ini sesuai dengan alur yang
Kesimpulan
1. Dari 7(tujuh) informan yang terdiri dari 1(satu) informan dari staf
selama tahun 2016 hingga tahun 2017. Selain karena keterbatasan dana,
hal itu juga disebabkan karena perencanaan sudah menjadi hal yang biasa
dengan baik.
60
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
61
pada pedoman petunjuk manajemen puskemas. Dan hal ini tidak sesuai
Saran
agar lebih optimal lagi berdasarkan besarnya masalah yang dihadapi dan
kemampuan sumberdaya yang ada, dengan tetap membina peran serta masyarakat
Gitosudarmo, I., & Mulyono, A.(1996). Prinsip dasar manajemen (Edisi Ketiga).
Yogyakarta: BPFE.
62
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
63
Sutopo, A.H., & Arief.(2010). Terampil mengolah data kualitatif dengan Nvivo.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
64
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
65
Lampiran 5. Dokumentasi