Makalah Sistem Kebudayaan Nasional
Makalah Sistem Kebudayaan Nasional
DISUSUN OLEH:
BERLIANA
MARWAH
NURUL ATIA
SYUKRI HANAFI
TRIA WULANDARI
YOHANDA RAHMADI
TRIA ARIZTA
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat
karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Sistem
Kebudayaan Nasional”. Penulisan makalah ini kami buat untuk menyelesaikan tugas kelompok
Sistem Sosial Budaya di Indonesia di Universitas Riau.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen bidang study sistem sosial budaya di
Indonesia bapak Dr.Yasir M.Si yang telah membimbing dan mengajarkan kami. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan memberi wawasan dan pemahaman yang luas kepada pembaca
mengenai sistem kebudayaan nasional.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
Kebudayaan nasional sebagai sebuah identitas, kebudayaan yang dikemas dari berbagai
kebudayaan lokal yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Indonesia sebagai negara
kepulauan memiliki wilayah yang luas, dan kekayaan alam dengan keragaman hayati dan nabati,
Indonesia dikenal pula dengan keberagaman budayanya. Misalnya, di pulau sumatera terdapat
budaya : Aceh, batak ,minang, melayu, (deli, riau, jambi, palembang, bengkulu dll ). Pada
umumnya, masyarakat Indonesia menganut enam agama resmi, yaitu Islam, Katolik, Protestan,
Hindu, Buddha, dan Konghucu. Pembentukan identitas dan karakter bangsa sebagai sarana bagi
pembentukan pola pikir (mindset) dan sikap mental serta memajukan adab dan kemampuan
bangsa merupakan tugas utama dari pembangunan kebudayaan nasional.
PEMBAHASAN
Pada umumnya, masyarakat Indonesia menganut enam agama resmi, yaitu Islam,
Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Semuanya hidup berdampingan dan diatur
dalam kerukunan hidup beragama. Ada 17.504 pulau yang tersebar diseluruh kedaulatan republik
Indonesia, terdiri atas 8.651 pulau yang bernama dan 8.853 pulau yang belum bernama (
Situmorang 2006 ). Suku bangsa dan etnis itu adakalanya menempati daerah atau wilayah dalam
sebuah provinsi dan ada kalanya menempati lintas provinsi. Contohnya etnis jawa, menempati
tiga provinsi, provinsi jawa tengah, jawa timur, dan daerah Istimewa yogyakarta. Disetiap daerah
tersebut terdapat pula sub-subtensi dengan subbudaya yang berbeda pula. Misalnya keunikan
budaya minang terlihat dari sistem kekerabatan menurut jalur ibu. Dalam sistem keluarga ibu
menjadi dasar penentuan nama keluarga. Ada pula suku bangsa minangkabau yang menempati
provinsi sumatra barat, sebagian provinsi jambi, dan bengkulu, yang memiliki budaya unik.
Mereka terkenal dengan pandai berdagang dan banyak menjadi sastrawan dan tokoh
kemerdekaan awal kemerdekaan Republik Indonesia.
Berdasarkan dari sudut pandang keagamaan, sebagian warga negara dengan jumlah mayoritas,
umat islam di Indonesia sangat memerhatikan kerukunan antar umat beragama.
Pengaruh budaya terhadap lingkungan merupakan budaya yang dikembangkan oleh manusia
akan berpengaruh pada lingkungan tempat kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan
memancarkan suatu ciri khas dari masyarakatnya yang tampak dari luar artinya orang asing.
Usaha untuk menjelaskan perilaku manusia sebagai perilaku budaya dalam kaidah dengan
lingkungannya. Pendekatan yang saling berhubungan dengan psikologi lingkungan adalah
pendekatan sistem yang melihat rangkaian sistematik antara beberapa subsistem yang ada dalam
melihat kenyataan lingkungan total.
Beberapa variabel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan:
Kebudayaan nasional sebagai identitas nasional, dibentuk oleh dua kata, yaitu “identitas” dan
“nasional” ,identitas dapat diartikan sebagai ciri, tanda atau jati diri, sedangkan nasional dalam
konteks ini berarti kebangsaan. Lahirnya identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dilepaskan
dari dukungan faktor objektif, yaitu faktor-faktor yang berkaitan dengan geografis ekologis dan
demografis serta faktor subjektif, yaitu faktor historis, politik, sosial dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa itu.
Alat musik tradisional yang merupakan alat musik khas Indonesia memiliki banyak ragam dari
berbagai daerah di Indonesia, tetapi banyak pula dari alat musik tradisional Indonesia “dicuri”
oleh negara lain untuk kepentingan penambahan budaya dan seni musiknya. Seni pantun,
gurindam, dan sebagainya dari berbagai daerah seperti pantun melayu dan pantun lainnya, sering
dipergunakan dalam acara tertentu, yaitu pentas seni.
2.3 Proses Pembentukan Kebudayaan Nasional
Pada awal Indonesia merdeka, identitas nasional ditandai oleh bentuk fisik dan kebijakan
umum bagi seluruh rakyat Indonesia, diantaranya adalah penghormatan terhadap sang saka
merah putih, lagu kebangsaan Indonesia raya, bahasa nasional, pembentukan TKR yang
kemudian menjadi TNI, PNS, sistem pendidikan nasional, sistem hukum nasional, sistem
perekonomian nasional, sistem pemerintahan, dan sistem birokrasi nasional. Ada dua hal dalam
proses pembentukan kebudayaan nasional diantaranya :
Faktor yang mendorong terbentuknya kebudayaan adalah faktor internal dan faktor eksternal.
Integrasi sosial akan berhasil apabila setiap individu dan masyarakat mampu mengendalikan
perbedaan dan konflik yang ada pada kehidupan bermasyarakat. Dan setiap masyarakat
berusaha mengembangkan sikap toleransi, persamaan, tolong - menolong, elegan dan
demokratis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem kebudayaan nasional secara hakiki terdiri atas semua budaya yang terdapat
diwilayah Republik Indonesia. Tanpa kebudayaan itu, tidak ada kebudayaan nasional.
Kebudayaan nasional merupakan realitas karena kesatuan nasional merupakan bentuk
nyatanya.
Kemajuan teknologi mengakibatkan interaksi budaya berjalan semakin intensif dan
terbuka. Globalisasi budaya menyebabkan perubahan pola gaya hidup, bahkan nilai –
nilai dan tatanan kehidupan manusia. Dalam era globalisasi budaya, ada tiga aspek
kehidupan yang berubah dan cenderung terus berubah yaitu budaya makan, budaya
berbusana atau berpakaian, dan budaya memenuhi kesenangan hidup. Dalam era
globalisasi budaya anak – anak, generasi muda, dan kaum dewasa kini tidak lagi
mempunyai rasa ketertarikan dan minat budaya asli Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad setiawan. 1998. Perilaku birokrasi dalam pengaruh paham kekuasaan jawa. Pustaka
pelajar offset.