Anda di halaman 1dari 11

TUGAS SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

SISTEM KEBUDAYAAN NASIONAL

DISUSUN OLEH:
BERLIANA

DIAN YUSTIKA RANI (1401114046)

MARWAH

NURUL ATIA

SYUKRI HANAFI

TRIA WULANDARI

YOHANDA RAHMADI

TRIA ARIZTA

ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat
karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Sistem
Kebudayaan Nasional”. Penulisan makalah ini kami buat untuk menyelesaikan tugas kelompok
Sistem Sosial Budaya di Indonesia di Universitas Riau.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen bidang study sistem sosial budaya di
Indonesia bapak Dr.Yasir M.Si yang telah membimbing dan mengajarkan kami. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan memberi wawasan dan pemahaman yang luas kepada pembaca
mengenai sistem kebudayaan nasional.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca.

Pekanbaru, Oktober 2015

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .......................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Keberagaman Budaya di Indonesia .............................2


2.2 Cara Pandang Terhadap Kebudayaan ..........................3
2.3 Proses Pembentukan Kebudayaan Indonesia ...............4
2.4 Integrasi Sosial dan Bentuk – bentuknya .....................6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..................................................................7

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................8


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebudayaan nasional sebagai sebuah identitas, kebudayaan yang dikemas dari berbagai
kebudayaan lokal yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Indonesia sebagai negara
kepulauan memiliki wilayah yang luas, dan kekayaan alam dengan keragaman hayati dan nabati,
Indonesia dikenal pula dengan keberagaman budayanya. Misalnya, di pulau sumatera terdapat
budaya : Aceh, batak ,minang, melayu, (deli, riau, jambi, palembang, bengkulu dll ). Pada
umumnya, masyarakat Indonesia menganut enam agama resmi, yaitu Islam, Katolik, Protestan,
Hindu, Buddha, dan Konghucu. Pembentukan identitas dan karakter bangsa sebagai sarana bagi
pembentukan pola pikir (mindset) dan sikap mental serta memajukan adab dan kemampuan
bangsa merupakan tugas utama dari pembangunan kebudayaan nasional.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan keberagaman budaya di Indonesia ?

2.Bagaimana cara pandang terhadap kebudayaan ?

3. Jelaskan proses pembentukan kebudayaan nasional ?

4. Jelaskan pengertian Integrasi sosial ?


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keberagaman Budaya di Indonesia

Pada umumnya, masyarakat Indonesia menganut enam agama resmi, yaitu Islam,
Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Semuanya hidup berdampingan dan diatur
dalam kerukunan hidup beragama. Ada 17.504 pulau yang tersebar diseluruh kedaulatan republik
Indonesia, terdiri atas 8.651 pulau yang bernama dan 8.853 pulau yang belum bernama (
Situmorang 2006 ). Suku bangsa dan etnis itu adakalanya menempati daerah atau wilayah dalam
sebuah provinsi dan ada kalanya menempati lintas provinsi. Contohnya etnis jawa, menempati
tiga provinsi, provinsi jawa tengah, jawa timur, dan daerah Istimewa yogyakarta. Disetiap daerah
tersebut terdapat pula sub-subtensi dengan subbudaya yang berbeda pula. Misalnya keunikan
budaya minang terlihat dari sistem kekerabatan menurut jalur ibu. Dalam sistem keluarga ibu
menjadi dasar penentuan nama keluarga. Ada pula suku bangsa minangkabau yang menempati
provinsi sumatra barat, sebagian provinsi jambi, dan bengkulu, yang memiliki budaya unik.
Mereka terkenal dengan pandai berdagang dan banyak menjadi sastrawan dan tokoh
kemerdekaan awal kemerdekaan Republik Indonesia.

Berdasarkan dari sudut pandang keagamaan, sebagian warga negara dengan jumlah mayoritas,
umat islam di Indonesia sangat memerhatikan kerukunan antar umat beragama.

Pengaruh budaya terhadap lingkungan merupakan budaya yang dikembangkan oleh manusia
akan berpengaruh pada lingkungan tempat kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan
memancarkan suatu ciri khas dari masyarakatnya yang tampak dari luar artinya orang asing.
Usaha untuk menjelaskan perilaku manusia sebagai perilaku budaya dalam kaidah dengan
lingkungannya. Pendekatan yang saling berhubungan dengan psikologi lingkungan adalah
pendekatan sistem yang melihat rangkaian sistematik antara beberapa subsistem yang ada dalam
melihat kenyataan lingkungan total.
Beberapa variabel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan:

1. Physical environment, menunjuk pada lingkungan natural seperti: temperatur, curah


hujan, iklim, wilayah geografis, flora dan fauna.
2. Cultural social environment, meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta proses sosialisasi
seperti norma-norma, adat-istiadat dan nilai-nilai.
3. Environmental orientasion and Representasion, mengacu pada persepsi dan kepercayaan
kognitif yang berbeda-beda pada setiap masyarakat mengenai lingkungannya.
4. Environmental behavior and proses, meliputi bagaimana masyarakat menggunakan
lingkungan dalam hubungan sosial.
5. Out carries product, meliputi hasil tindakan manusia seperti membangun rumah,
komunitas, kota beserta usaha-usaha dalam memodifikasi lingkungan fisik seperti budaya
pertanian dan iklim.

Kebudayaan nasional sebagai identitas nasional, dibentuk oleh dua kata, yaitu “identitas” dan
“nasional” ,identitas dapat diartikan sebagai ciri, tanda atau jati diri, sedangkan nasional dalam
konteks ini berarti kebangsaan. Lahirnya identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dilepaskan
dari dukungan faktor objektif, yaitu faktor-faktor yang berkaitan dengan geografis ekologis dan
demografis serta faktor subjektif, yaitu faktor historis, politik, sosial dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa itu.

2.2 Cara Pandang Terhadap Kebudayaan

Meskipun beragam, pada dasarnya kebudayaan Indonesia terbentuk dan di pengaruhi


oleh kebudayaan besar lainnya, seperti kebudayaan tionghoa, kebudayaan india, dan kebudayaan
arab. Kebudayaan tionghoa masuk dan memengaruhi kebudayaan Indonesia karena interaksi
perdagangan antara pedagang tionghoa dan nusantara.

Alat musik tradisional yang merupakan alat musik khas Indonesia memiliki banyak ragam dari
berbagai daerah di Indonesia, tetapi banyak pula dari alat musik tradisional Indonesia “dicuri”
oleh negara lain untuk kepentingan penambahan budaya dan seni musiknya. Seni pantun,
gurindam, dan sebagainya dari berbagai daerah seperti pantun melayu dan pantun lainnya, sering
dipergunakan dalam acara tertentu, yaitu pentas seni.
2.3 Proses Pembentukan Kebudayaan Nasional

Pada awal Indonesia merdeka, identitas nasional ditandai oleh bentuk fisik dan kebijakan
umum bagi seluruh rakyat Indonesia, diantaranya adalah penghormatan terhadap sang saka
merah putih, lagu kebangsaan Indonesia raya, bahasa nasional, pembentukan TKR yang
kemudian menjadi TNI, PNS, sistem pendidikan nasional, sistem hukum nasional, sistem
perekonomian nasional, sistem pemerintahan, dan sistem birokrasi nasional. Ada dua hal dalam
proses pembentukan kebudayaan nasional diantaranya :

1. Bangsa Yang Pluralistik Dan Multikultural


Dalam kehidupan sehari hari berbagai kebudayaan saling melengkapi dan saling mengisi,
bahkan mampu saling menyesuaikan dalam hidup sehari hari. Setiap suku bangsa memiliki
hambatan budaya masing – masing yang berbeda – beda antara suku bangsa yang satu
dengan yang lainnya.
Banyak wacana mengenai bangsa Indonesia sebagai masyarakat yang multikultural, yaitu
menekan pentingnya memberikan kesempatan bagi berkembangnya masyarakat
multikultural yang masing – masing harus diakui haknya untuk mengembangkan dirinya
memalui kebudayaan mereka ditanah asal leluhur mereka. Walaupun masyarakat
multikultural harus dihargai potensi dan haknya untuk mengembangkan diri sebagai
pendukung kebudayaannya. Dengan demikian, membangun dirinya dan membangun tanah
leluhurnya berarti juga membangun bangsa dan tanah air tanpa merasakannya sebagai
beban, namun karena ikatan kebersamaan dan saling bekerja sama.

2. Mutualisme dan Kerja Sama Sinergis


Dalam kaitan dengan mutualisme, menempatkan integritas dan solidaritas nasional dalam
masyarakat bukanlah suatu hal yang mustahil. Menurut Sri-Edi Swasono, “Pluralisme
Indonesia tergambar dari dimilikinya tidak kurang dari 470 suku bangsa dan 19 daerah
hukum adat Yang mula – mula disusun oleh Van Vollenhoven ( Ter Haar 1948 ).
Multietnis Indonesia mencuatkan sikap – sikap dan solidaritas kesukuan yang bukan
kearah pengukuhan identitas suku, melainkan lebih berupa gerak – gerak divergensi yang
bersifat politis atau berdasar alasan – alasan lain yang nonetnikal. Dalam bidang sosial
budaya dalam konteks mutualisme dan perasaan saling memiliki hal yang juga penting
sebagai proses alamiah yang ikut mewujudkan kesadaran nasional dan identitas nasional
adalah ketika kebersamaan memperoleh esensi persaudaraan ( brotherhood ) dan
keluarga.
Dengan demikian dalam penataan mindset untuk membentuk kebudayaan nasional
Indonesia, titik tolak utama sebagai awal yang stategis adalah sebagai berikut.
1. Rakyat Indonesia yang pluralistik merupakan potensi nasional yang harus
diberdayakan serta ditingkatkan potensi, produktifitas fisikal, mental, dan kulturalnya.
2. Tanah air Indonesia sebagai aset nasional yang terbentang dari sabang sampai
merauke dan dari miangas sampai rote merupakan tempat bersemayamnya semangat
kebhinnekaan. Untuk itu, kewajiban politik dan intelaktual kita adalah
menstransformasikan kebhinnekaan menjadi ketunggalikaan dalam identitas dan
kesadaran nasional.
3. Diperlukan penumbuhan pola pikir yang dilandasi oleh prinsip mutualisme, kerja
sama sinergis saling menghargai dan memiliki, serta secara bersama – sama berlomba
meningkatkan daya saing dalam tujuan peningkatan kualitas sosial kultural sebagai
bangsa.
4. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang tangguh dengan ciri – ciri nasional
Indonesia, berfalsafah dasa Pancasila, bersemangat bebas aktif mampu berperan
penting dalam kesetaraan, serta mampu menjaga perdamaian dunia.
5. Dalam mengatasi krisis budaya saat ini, perlu dilakukan upaya “membentuk”
secara tegas identitas nasional dan kesadaran nasional agar bangsa ini tidak
menghadapi kehancuran.

2.4 Integrasi Sosial dan Bentuk – bentuknya


Integrasi berasal dari bahasa inggris integration, yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan.
Integrasi memiliki dua pengertian, yaitu :
1. Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial
tertentu.
2. Perwujudan suatu keseluruhan dan penyatuan unsur – unsur tertentu.
Integrasi juga merupakan keadaan yang menyebabkan kelompok – kelompok etnik
berkembang dan bersikap terbuka terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih
tetap mempertahankan kebudayaan masing – masing.
Adapun bentuk Integrasi sosial adalah :
 Asimilasi, yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas
kebudayaan asli.
 Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan
asli.

Faktor yang mendorong terbentuknya kebudayaan adalah faktor internal dan faktor eksternal.
Integrasi sosial akan berhasil apabila setiap individu dan masyarakat mampu mengendalikan
perbedaan dan konflik yang ada pada kehidupan bermasyarakat. Dan setiap masyarakat
berusaha mengembangkan sikap toleransi, persamaan, tolong - menolong, elegan dan
demokratis.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem kebudayaan nasional secara hakiki terdiri atas semua budaya yang terdapat
diwilayah Republik Indonesia. Tanpa kebudayaan itu, tidak ada kebudayaan nasional.
Kebudayaan nasional merupakan realitas karena kesatuan nasional merupakan bentuk
nyatanya.
Kemajuan teknologi mengakibatkan interaksi budaya berjalan semakin intensif dan
terbuka. Globalisasi budaya menyebabkan perubahan pola gaya hidup, bahkan nilai –
nilai dan tatanan kehidupan manusia. Dalam era globalisasi budaya, ada tiga aspek
kehidupan yang berubah dan cenderung terus berubah yaitu budaya makan, budaya
berbusana atau berpakaian, dan budaya memenuhi kesenangan hidup. Dalam era
globalisasi budaya anak – anak, generasi muda, dan kaum dewasa kini tidak lagi
mempunyai rasa ketertarikan dan minat budaya asli Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Zainal yusuf. 2014.sistem sosial budaya di indonesia.bandung : pustaka setia.

Ahmad setiawan. 1998. Perilaku birokrasi dalam pengaruh paham kekuasaan jawa. Pustaka
pelajar offset.

Anda mungkin juga menyukai