Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan Reproduksi merupakan suatu bagian penting bagi kehidupan. Karena


merupakan kesehatan, baik bukan hanya fisik maupun mental. Dimana kita ketahui
bahwa masalah kesehatan reproduksi masih saja sering terjadi. Problem yang sering
terjadi pada wanita menunjukan bahwa kesehatan reproduksi wanita masih sangat minim
sekali. Bukan hanya itu saja, Angaka Kematian Ibu juga masih sering terjadi saat
kehamilan ataupun saat persalinan maupun sesudah persalinan. Fakto – factor
berpengaruh dari pendidikan yang kurang tahu dari kesehatan reproduksi ataupun karena
status sosial ekonomi yang minim.

1.2. Tujuan

1. Menjelaskan tentang kesehatan reproduksi itu.

2. Meningkatkan Usia Harapan Hidup

3. Meminimalkan AKI

4. Membuat kesejahteraan status yang lebih baik bagi wanita

1.3. Rumusan masalah

1. Defenisi

2. Ruang lingkup kesehatan reproduksi dalam siklus kehidupan

3. Hak –hak reproduksi

4. Indikator status kesehatan wanita


5. Faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan wanita

6. Dimensi sosial wanita


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. DEFENISI

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis. Reproduksi adalah fungsi MH untuk
menurunkan generasi penerusnya dilengkapi organ secara biologis.

Kesehatan Reproduksi adalah kemampuan untuk memanfaatkan alat reproduksinya dan


mengatur keseburannya dapat menjalani kehamilan dan persalinan secara aman serta mendapat
bayi tanpa resiko apapun selanjutnya mengembalikan kesehatan dalam normal. ( manuaba, 2001)

Keadaan sejahtera fisik, mental, social yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit/
kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan system reproduksi, fungsi dan
prosesnya.( WHO, 1992)

2.2. RUANG LINGKUP KESEHATAN REPRODUKSI DALAM SIKLUS KEHIDUPAN

Ruang lingkup kesehatan reproduksi ini diantaranya( berdasarkan kesehatan reproduksi


dalam lokakarya Nasional kesehatan reproduksi pada blan mei 1996) :

1. Kesehatan ibu dan BBL

2. KB

3. Pencegahan dan penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi ( ISR ) termasuk PMS,


HIV/AIDS.

4. Pencegahan dan penanggulangan komplikasi Aborsi

5. Kesehatan reproduksi remaja

6. Pencegahan dan penanggulangan Infertilitas

7. Kanker pada usia lanjut dan osteopoirosis/kesehatan reproduksi usia lanjut.


8. Berbagai aspek kesehatan reproduksi lainnya, misalnya kaknker rahim, dll

2.3. HAK –HAK REPRODUKSI

Bagian dari hak asasi manusia yang meliputi hak setiap pasangan/individu untuk
memutuskan secara bebas dab bertanggung jawab mengenai jumlah, jarak dan waktu kelahiran
anak serta memiliki informasi dan cara - cara untuk melakukannya.

Hak reproduksi didasarkan pada pengakuan akan hak-hak asasi manusia yang diakui
internasional.

HAK – HAK REPRODUKSI tersebut, antara lain :

 Setiap orang berhak untuk memperoleh standar pelayanan kespro terbaik

 Perempuan dan laki – laki sebagai individu/pasangan berhak mendapat informasi


lengkap tentang seksualitas, kespro dan manfaat serta efek samping obat – obatan, alt
dan tindakan medis yang digunakan untuk mengatasi masalah kespro.

 Adanya hak untuk memperoleh KB yang aman , efektif, terjangakau sesuai dengan
pilihan , tanpa paksaan dan tanpa melawan hokum.

 Perempuan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan

 Hubungan suami istri tanpa paksaan yang didasari penghargaan terhadap pasangan
masing – masing

 Para remaja laik-laki dan perempuan berhak memperoleh informasi yang tepat dan benar
tentang kespro remaja sehingga dapat berprilaku sehat dan menjalani kehidupan seksual
yang bertanggung jawab.

 Para remaja laik-laki dan perempuan berhak mendapt informasi yang mudah di peroleh,
lengkap dan akurat mengenai PMS.

Namun di Indonesia derajat kesehatan reproduksi masih rendah. Beberapa hal yang dapat
berpengaruhi buruknya terhadap kespro peorang :
o Kemiskinan ( 40 % )

o Kedudykan perempuan dalam keluarga dan masyarkat

o Kualitas pelayanan kespro yang kurang memadai.

2.4. INDIKATOR STATUS KESEHATAN WANITA

1. Pendidikan

Pendidikan kurang kesehatan kesehatan tahun 2004 : 11,71% wanita usia 10 th keatas
tidak bisa membaca menulis dan menulis di bandingkan dengan laki – laki 5,34%

2. Penghasilan

Berhubungan dgn status social ekonomi. Ekonomi yang kurang menimbulkan masalah
kesehatn wanita. Misal : kejadian anemia karena asupan gizi yang kurang, anemia pada
ibu hamil mengancam keselamatan bumil dan ibu post partum.

3. Usia Harapan Hidup ( UHH )

Adalah Sebagai Rata – Rata Jumlah tahun kehidupan yang masih di jalani oleh seseorang
yang telah berhasil mencapai umur tepat kali dalam situasi mortilitas. Tahun 2005 uhh
perempuan : 71,1 tahun. Berdasarkan WHO ( 1999) AHH Indonesia menepati urutan ke
103 dalam dunia.

4. AKI

Indikator menilai derajat kesehatan wanita tahun 2006 AKI 226/100.000 kehidupan.
Factor penybabnya ( WHO ) : infeksi, pendarahan, penyulit persalinan.

5. PENYEBAB KEMATIAN IBU

Abortus, eklamsia, preeklamsia, persalinan terhambat, dan infeksi.


2.5. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN WANITA

1. sosial ekonmi , kemiskinan, dan status wanita yang rendah.

2. factor pelayanan kesehatn

 Factor penolong

 Factor serana

 Factor akses

 Factor system rujukan

3. factor personality

 Perawatan ANC

 Paritas

 Gizi kurang

 Keselamatn kerja

4. factor psikologi

 Konflik dan peran seksual

 Riwayat penyalah gunaaan seksual

2.6. DIMENSI SOSIAL WANITA

Dimensi sosial wanita

1. Status sosial wanita


Status adalah kedudukan seseorang dalam keluarga dan masyarakat. Status sosial
masyarakat adalah kedudukan wanita yang mempengaruhi bagaiman wanita
diperlukan, dihargai dan kegiatan apa yang boleh dilakukan.

2. Nilai wanita

Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh
seseorang sesuai dengan tuntutan hati nuraninya.

3. Peran wanita

 Peran biologis : melahirkan dan menyusui

 Peran sosial : mendidik anak, mengelola dan menjaga kebersihan rumah,


sosialisasi dirumah
BAB III

PENDOKUMENTASIAN ASUAHN KEBIDANAN pada Ny “ N “ KESEHATAN


REPRODUKSI

3.1. ASUAHN KEBIDANAN PADA GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI FLOUR


ALBUS

NO. REGISTER :

MASUK RS JAM/TANGGAL : 09.00 WIB/ 26 JANUARI 2011

DIRAWAT DI RUANG : POLIKLINIK KEBIDANAN RSUD PARIAMAN

BIODATA PASIEN

Nama :Ny. “ N “

Umur : 25 tahun

Agama : Islam

Suku / bangsa : Minang / Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Karyawan swasta

Alamat : Kuarai Taji, Pariaman Selatan


NAMA ORANG TUA

Nama : NY “ W “

Umur : 47 tahun

Agama : Islam

Suku / bangsa : minang / indonesia

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Tani

Alamat : Kurai Taji, Pariaman Selatan

DATA SUBJEKTIF

1. Kunjungan saat ini

Kunjungan pertama

Kunjungan ulang

Keluhan utama : pasien mengatakan mengalami keputihan sejak 14 hari yag lalu, warna
kuning kehijau-hijauan, berbau, gatal, tidak banyak.

2. Riwayat perkawinan : belum menikah

3. Riwayat menstruasi

 Menarce : 12 tahun

 Siklus : 30 hari

 Lama : 7 hari

 Sifat darah : encer, bau khas


 Dismenorea : tidak ada

 Haid pertama menstruasi : 20 agustus 2008

4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas : G0 P0 A0 H0

5. Riwayat kontrasepsi yang digunakan : pasien belum pernah menggunakan alat/ metode
kontrasepsi

6. Riwayat kesehatan

a. Penyaki sistemik yang pernah/ sedang diderita : pasien mengatakan tidak dan tidak
sedang menderita penyakit berat seperti hipertensi, DM, jantung , TBC

b. Penyakit yang pernah / sedang diderita keluarga : pasien mengatakan dari keluarga
tidak ada yang pernah dan sedang menderita penyakit berat seperti hipertensi, DM,
TBC, jantung.

c. Riwayat penyakit ginekologi : pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit


ginekologi

d. Riwayat penyakit sekrang : pasien sejak 14 hari yang lalu mengalami keputihan
warna kuning kehijau-hijauan, berbau, gatal tidak banyak, tidak perlu memakai
pembalut. Pasien belum pernag memeriksakan kondisi.

7. Pola pemenuhan kebutuhan sehari- hari

a. Pola nutrisi

 Frekuensi : 3x sehari

 Macam : nasi, sayur, dan lauk

 Jumlah : 1 porsi, abis

 Keluhan : tidak ada


Minum

 Frekuensi : 6-8 x sehari

 Macam : air putih, susu

 Jumlah : 1 gelas, habis

 Keluhan : tidak ada

b. Pola eliminasi

o BAB

 Frekuensi : 1 x sehari

 Warna : kuning

 Bau : khas

 Konsistensi : lunak

 Keluhan : tidak ada

o BAK

 Frekuensi : 5-6 x sehari

 Warna : kuning jernih

 Bau : khas

 Konsistensi : encer

 Keluhan : tidak ada

c. Pola aktivitas

 Kegiatan sehari - hari : sehari – hari pasien mengerjakan pekerjaan


administrasi di kantor tempat bekerja dan mengerjakan pekerjaan rumah.
 Istirahat / tidur : siang tidakk pernah,, malam 7 jam

 Seksualitas : belum pernah melakukan hubungan seksual

d. Personal hygien

 Mandi : 2x sehari

 Pakaian : ganti setiap habis mandi

8. Keadaan psiko sosial spiritual

a. Pengentahuan ibu tentang gangguan / penyaki yang diderita saat ini :

 Menurut pasien, keputihan yang dialami tidak normal seperti biasanya

b. Pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi

 Menurut pasien, keputihan yang nomal adalah pada saat menjelan dan sesudah
menstruasi, putih, tidak berbau, tidak menimbulkan gatal.

c. Dukungan suami/ keluarga

 Keluarga menyarankan pasien untuk berobat ke RS agar penyakitnya segera


biasa diatasi

d. Ketaatan beribadah

 Pasien taat menjalankan sholat 5 waktu dan menutupi aurat.

DATA SUBJEKTIF

1. Permeriksaan fisik

a. Keadaan umum baik, kesadaran composmenthis

b. Tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 84 x/i

Suhu : 36.5oC

Pernapasan : 20 x/i

c. TB : 155 cm

BB : 50 kg

d. Kepala da leher

Hiperpigmentasi : tidak ada

Mata : simetris, sclera putih, konjungtiva merah muda

Mulut : bibir merah mudah, lembab

Leher : tidak ada teraba pembesaran kelenjar tiroid

e. Payudarah : tidak diperiksa

f. abdomen : tidak diperiksa

g. Ektremitas

Edema : tidak ada

Varises : tidak ada

Reflek patella : tidak dilakukan

h. Genetalia luar

Tanda chadwich : tidak ada

Varises : tidak ada

Bekas luka : tida ada


Kelenjar batholi : tidak ada

Pengeluaran : flour albous ± 0,5 ml, kuning kehijau-hijauan

i. Anus : tidak ada hemoroid

2. Pemeriksaan dalam / ginekologi : tidak dilakukan

3. Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan

ASSESMENT

1. Diagnosa kebidanan : Ny. “N” G0 P0 A0 H0, usia 25 tahun denhan flour albus 14

Hari

2. Masalah : cemas dengan keputihan yang tidak biasanya

3. Kebutuhan : memberikan KIE kemungkinan penyebabnya keputihan

4. Diagnosi pontensial : tidak ada

5. Masalah pontensial : tidak ada

6. Kebutuhan tindaka segera berdasarkan kondisi klien

a. Mandiri : KIE tentang penyabab pemutihan

b. Kalaborasi : kaloborasi dengan dokter obsgyn untuk pemeriksaan

laboraturium

c. Merujuk : saat ini tidak perlu

PLAINING tanggal 25 Januari 2011


1. Menjelaskan keadaan pasien bahwa ia menderita keputihan yang tidak normal. Pasien
mengerti penjelsan bidan

2. Menjelaskan kepada pasien bahwa keputihan bisa menjadi salah satu indikasi adanya
infeksi alat reproduksi bagian dalam. Bila tidak diobati secara dengan tepat, bisa
menyababkan infertilitas. Pasien memahami dan menginginkan dirinya sembuh

3. Menjelaskan kepada pasien bahwa keputihan yang dialami belum diketahui penyabanya,
sebelum ada tes laboraturium . sehingga pasien perlu dilakukan pemeriksaan swab vagina

4. Melakukan pemeriksaan swab vagina dan menyerahkan specimen kepada pasien untuk
dikirim ke laboraturium. Specimen swab dibawa oleh pasien uuntuk dikirim ke
laboraturium

5. Selama menunggu hasil laboraturium keluar, menganjurkan pasien untuk menjaga


kebersihan daerah kelaminnyasehabis BAB ataupun BAK dengan sabun, dibilasi dengsan
air bersih dan dikeringkan. Mengganti celana dalam minimal 2 x sehari atau jika
dirasakan jika sudah tidak nyaman. Pasien bersedia menjaga kebersihan genitaliannya
sesuai anjuran bidan.
BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Bahwa kesehatan reproduksi utu sangat penting untuk kelangsungan hidupan manusia dan
perlu perwatan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai