Anda di halaman 1dari 9

BAGIAN ILMU BEDAH LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN November 2019


UNIVERSITAS PATTIMURA

Hernia Inguinal Lateral dekstra Irreponible

Disusun oleh:

Astuti Clara Simanjuntak


NIM. 2017-84-020

Pembimbing:

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

PADA BAGIAN ILMU BEDAH

RSUD DR. M. HAULUSSY

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2019

1
LAPORAN KASUS

1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. IT
Umur : 54 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kebun Cengkeh
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
Status pernikahan : Sudah Menikah
No. Rekam Medis ` : 152106
Tanggal Masuk Rumah sakit : 16-10-2019 Pukul 14:55 WIT

2. ANAMNESIS
2.1.Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan Utama : Benjolan pada lipatan paha kanan
Anamnesis:
Keluhan diasakan sejak ± 2 tahun yang lalu, awalnya tidak terlalu besar
dan sering hilang timbul. Keluhan akan timbul bila pasien batuk, bersin atau
mengedan, namun akan menghilang apabila pasien berbaring. Namun, sejak 2
bulan terakhir, benjolan semakin membesar dan tetap ada walaupun pasien
berbaring. Pasien juga mengeluhkan nyeri saat ditekan, makan minum baik,
mual (-), muntah (-), BAK lancar, BAB lancar.

2
2.2.Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, diabetes mellitus. Pasien juga tidak
pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.
2.3.Riwayat Pengobatan
Tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya untuk mengurangi keluhan.

3. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : tampak sakit ringan, gizi baik

Kesadaran : Compos Mentis (E4V5M6)

Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 180/90 mmHg
Nadi : 88 x/ menit
Pernapasan : 24x/menit
Suhu : 36,6°C
SPO2 : 98%

Kepala: Normocephal
Mata: Conjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), edema palpebral (-/-)
pendarahan subkonjungtiva (-/-)
THT: otorhea (-/-), rhinorea (-)
Leher: Pembesaran KGB (-)

Thorax
Pulmo : I= pergerakan dinding dada simetris, retraksi ICS (-), jejas (-)
P= krepitasi (-), nyeri tekan (-)
P= Sonor pada seluruh lapang paru
A= Suara napas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
COR : BJ I/II regular, gallop (-), murmur (-)

3
Abdomen
I = datar (+)
A = bising usus (+) normal
P = Timpani (+) pada semua kuadran
P = Nyeri tekan (-) di 4 kuadran abdomen.

Ekstremitas
Superior = akral hangat, edema (-/-), jejas (-/-)
Inferior = akral hangat, edema (-/-), jejas (-/-)

Rectal Touche : Tidak dilakukan pemeriksaan

Status Lokalis
Regio inguinalis dextra
Inspeksi =Terlihat adanya benjolan berbentuk lonjong dengan diameter
± 10cm
Palpasi = Teraba benjolan diameter ± 10cm, konsistensi kenyal, nyeri
tekan (+), hangat, tidak dapat direposisi
Auskultasi = Bising usus (+)

4
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Lengkap
HASIL NILAI RUJUKAN
Hemoglobin 10,4 g/Dl 12,0-15,0 g/dL (W)
Hematokrit 30,2 % 37-43%
Eritrosit 3,48 mm3 3,5-5,5mm3
Jumlah trombosit 143 mm3 150-400 mm3
Jumlah leukosit 19,4 mm3 5.0-10.0 mm3

5. RESUME
Keluhan diasakan sejak ± 2 tahun yang lalu, awalnya tidak terlalu besar
dan sering hilang timbul. Keluhan akan timbul bila pasien batuk, bersin atau
mengedan, namun akan menghilang apabila pasien berbaring. Namun, sejak 2
bulan terakhir, benjolan semakin membesar dan tetap ada walaupun pasien
berbaring. Pasien juga mengeluhkan nyeri saat ditekan, makan minum baik,
mual (-), muntah (-), BAK lancar, BAB lancar. Dari hasil pemeriksaan fisik
ditemukan benjolan berbentuk lonjong pada regio inguinalis dextra dari
craniolateral ke caudal dengan diameter ± 10cm, konsistensi kenyal, tidak
dapat direposisi, nyeri tekan (+), hangat, pada auskultasi ditemukan bising usus
(+).

6. DIAGNOSIS
Hernia Inguinalis Lateralis Dextra Irreponible

7. PENATALAKSANAAN
Herniotomi dan pemasangan mesh

5
PEMBAHASAN

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.1 Hernia inguinalis indirek
disebut juga hernia inguinalis lateralis yaitu hernia yang keluar dari rongga
peritonium melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh
epigastrika inferior, kemudian hernia masuk ke dalam kanalis inguinalis.1
Anamnesis bertujuan untuk mengidentifikasi identitas penderita, faktor risiko,
perjalanan penyakit, tanda dan gejala Hernia, riwayat pengobatan dan riwayat
peyakit yang diderita.2
Berdasarkan tempatnya hernia tergolong menjadi :3
a. Hernia Inguinalis
Adalah hernia isi perut yang tampak di daerah sela paha (region inguinalis).
b. Hernia femoralis
Adalah hernia isi perut yang tampak di daerah fosa femoralis.
c. Hernia umbilikalis
Adalah hernia isi perut yang tampak di daerah isi perut.
d. Hernia diafragmatik
Adalah hernia yang masuk melalui lubang diafragma ke dalam rongga dada.
e. Hernia nucleus pulposus (HNP).

Berdasarkan sifatnya hernia tergolong menjadi :4,5


a. Hernia reponibilis: bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika
berdiri atau mengejan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk,
tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. Dapat direposisi tanpa
operasi.
b. Hernia irreponibilis: organ yang mengalami hernia tidak dapat kembali ke
cavum abdominal kecuali dengan bantuan operasi. Tidak ada tanda
sumbatan usus. Jika telah mengalami perlekatan organ disebut hernia akreta.
c. Hernia strangulata: hernia dimana sudah terjadi gangguan vaskularisasi
viscera yang terperangkap dalam kantung hernia (isi hernia). Pada keadaan

6
sebenarnya gangguan vaskularisasi telah terjadi pada saat jepitan dimulai,
dengan berbagai tingkat gangguan mulai dari bendungan sampai nekrosis.
d. Hernia inkarserata: isi kantong terperangkap, terjepit oleh cincin hernia,
tidak dapat kembali ke dalam rongga perut, dan sudah disertai tanda-tanda
ileus mekanis (usus terjepit sehingga aliran makanan tidak bisa lewat).

Pasien mengeluh terdapat benjolan pada lipatan paha sebelah kanan dan
tidak bisa dimasukkan, tidak ada gangguan pasase atau vaskularisasi yaitu tidak
ditemukan adanya gejala-gejala seperti mual, muntah, maupun susah buang air, dan
nyeri yang sangat mengganggu. Menurut teori dari hernia ini merupakan suatu
keadaan dimana hernia tersebut irreponible atau sudah tidak dapat dimasukkan
kembali. .

Pada pemeriksaan hernia lateralis akan tampak tonjolan berbentuk lonjong,


sedangkan hernia medialis berbentuk tonjolan bulat.1 Pada pasien ini ditemukan
benjolan berbentuk lonjong yang merupakan tanda khas untuk hernia lateralis.

Tanda klinis pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia. Pada
inspeksi saat pasien mengedan, dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul
sebagai penonjolan di regio ingunalis yang berjalan dari lateral atas ke medial
bawah. Dengan jari telunjuk atau jari kelingking, pada anak, dapat dicoba
mendorong isi hernia dengan menekan kulit skrotum melalui anulus eksternus
sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak.6 Pada
pasien ini hernia sudah tidak dapat direposisi.

Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang dapat


disimpulkan bahwa diagnosis pasien ini adalah hernia inguinalis lateral dekstra
irreponible. Penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien ini adalah terapi operatif
, yaitu herniotomi disertai pemasangan mesh. Pada herniotomi dilakukan
pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia
dbebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi.4,6 Kantong hernia dijahit-

7
ikat setinggi mungkin lalu di potong. Pemasangan mesh dilakukan, dipasang pada
3 titik yaitu :
a. Tuberculum pubiccum
b. Ligament inguinale
c. Conjoint tendon

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidajat,R & de Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed 3. Jakarta: EGC;


2010.

8
2. Bland, Kirby I. Inguinal hernias. The Practice of General Surgery. New
York. WB Saunders Company; 2001. hlm. 795801.
3. Rasjad C.,editor. Buku ajar ilmu bedah. Edisi ke-3. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran ECG; 2010. hlm. 619-29.
4. Sadler, T.W. Embriologi kedokteran langman. Edisi ke-7. Jakarta: EGC;
2010. hlm. 304-9
5. Snell, Richard S. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta:
EGC. 2010.
6. Sabiston. Buku ajar bedah (Essentials of surgery). Bagian 2, cetakan I :
Jakarta, penerbit buku kedokteran EGC. 1994.

Anda mungkin juga menyukai