Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Pembangunan yang dilaksanakan
harus dapat menjamin bahwa manfaatnya dapat diterima oleh semua pihak, berdampak
adil bagi perempuan dan laki-laki (responsif gender).
Di dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pada pasal 2
dan 3 dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan
perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, perlindungan, penghormatan terhadap hak
dan kewajiban, keadilan, gender dan nondiskriminatif dan norma-norma agama.
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomis.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya bagi
masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam
bentuk upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang
diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

B. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Apa itu Kebijakan ?
2. Apa itu Kebijakan Kesehatan ?
3. Apa saja program kebijikan kesehatan yang disusun oleh pemerintah

C. Manfaat
Manfaat dari makah ini yaitu :
1. Kita dapat memperoleh pengetahuan mengenai Kebijakan Kesehatan di
Indonesia.
2. Kita dapat mengetahui kebijakan-kebijakan kesehatan yang disusun oleh
pemerintah
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kebijakan dan Kebijakan Kesehatan


Kebijakan adalah aturan tertulis yang merupakan keputusan formal
organisasi, yang bersifat mengikat, yang mengatur perilaku dengan tujuan untuk
menciptakan tata nilai baru dalam masyarakat. Kebijakan pada umumnya bersifat
problem solving dan proaktif. Berbeda dengan Hukum (Law) dan Peraturan
(Regulation), kebijakan lebih bersifat adaptif dan intepratatif, meskipun kebijakan
juga mengatur apa yang boleh, dan apa yang tidak boleh.

Pengertian Kebijakan Kesehatan menurut para ahli antara lain :

1. Thomas Dye menyebutkan kebijakan sebagai pilihan pemerintah untuk


melakukan atau tidak melakukan sesuatu (whatever government chooses to do
or not to do).
2. Easton menyebutkan kebijakan pemerintah sebagai ³kekuasaan mengalokasi
nilai-nilai untuk masyarakat secara keseluruhan.
3. Lasswell dan Kaplan yang melihat kebijakan sebagai sarana untuk mencapai
tujuan, menyebutkan kebijakan sebagai program yang diproyeksikan berkenaan
dengan tujuan, nilai dan praktek (a projected program of goals, values and
practices).
4. Carl Friedrich mengatakan bahwa yang paling pokok bagi suatu kebijakan
adalah adanya tujuan (goal ), sasaran(objektive) atau kehendak(purpose).
5. H. Hugh Heglo menyebutkan kebijakan sebagai atau sebagai suatu tindakan
yang bermaksud untuk mencapai tujuan tertentu.
6. Definisi Heglo ini selanjutnya diuraikan oleh Jones dalam kaitan dengan
beberapa isi dari kebijakan. Pertama, tujuan. Di sini yang dimaksudkan adalah
tujuan tertentu yang dikehendakiuntuk dicapai (the desired ends to be achieved).
Buka n suatu tujuan yang sekedar diinginkan saja. Dalam kehidupan sehari - hari
tujuan yang hanya diinginkan saja bukan tujuan, tetapi sekedar keinginan.
Setiap orang boleh saja berkeinginan apa saja, tetapi dalam kehidupan bernegara
tidak perlu diperhitungkan. Baru diperhitungkan kalau ada usaha untuk
mencapainya, dan ada´faktor pendukung´ yang diperlukan. Kedua, rencana atau
proposal yang merupakan alat atau cara tertentu untuk mencapainya. Ketiga,
program atau cara tertentu yang telah mendapat persetujuan dan pengesahan
untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Keempat, keputusan, yakni tindakan
tertentu yang diambil untuk menentukan tujuan, membuat dan menyesuaikan
rencana, melaksanakan dan mengevaluasi program dalam masyarakat

Menurut UU RI No. 23, tahun 1991, tantang kesehatan, kesehatana adalah


keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomi (RI, 1992). Pengertian ini cenderung
tidak berbeda dengan yang dikembangkan oleh WHO, yaitu: kesehatan adalah
suatu kaadaan yang sempurna yang mencakup fisik, mental, kesejahteraan dan
bukan hanya terbebasnya dari penyakit atau kecacatan. Kebijakan Kesehatan
adalah suatu aturan tertulis dalam bidang kesehatan.

Kebijakan Kesehatan dapat berupa


1. Undang-Undang Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah
3. Keputusan presiden
4. Keputusan menteri
5. Peraturan daerah
6. Keputusan Bupati, dan
7. Keputusan Direktur.
Setiap kebijakan yang dicontohkan di sini adalah bersifat mengikat dan
wajib dilaksanakan oleh obyek kebijakan. Contoh di atas juga memberi
pengetahuan pada kita semua bahwa ruang lingkup kebijakan dapat bersifat
makro, meso, dan mikro.

B. Analisis Kebijakan Kesehatan


Analisis Kebijakan Negara, adalah penggunaan berbagai metode penelitian
dan argumen untuk menghasilkan dan memindahkan informasi yang relevan
dengan kebijakan sehingga dapat dimanfaatkan ditingkat politik dalam rangka
memecahkan masalah kebijakan (Dunn, 1988).
Berdasarkan definisi diatas, maka Analisis Kebijakan Negara bidang
kesehatan, dapat didefinisikan sebagai berikut: Analisis Kebijakan Negara Bidang
Kesehatan adalah pengunaan berbagai metode penelitian dan argumen untuk
menghasilkan dan memindahkan informasi yang relevan dengan kebijakan
sehingga dapat dimanfaatkan ditingkat politik dalam rangka memecahkan masalah
kebijakan kesehatan.

C. Kebijakan Kesehatan dalam tercapainya pembangunan Nasional


Kondisi negara yang mengalami keterpurukan ekonomi memberi dampak
bagi kelangsungan kesehatan masyarakat yang menurunkan produktivitas kerja
sehingga pada akhirnya menyebabkan terhambatnya pembangunan nasional. Hal ini
juga ditambah lagi dengan rendahnya anggaran yang diterima pada bidang
kesehatan sebesar 2,6% dari APBN yang seharusnya minimal 6 %, membuat
tingkatkesehatan semakin terpuruk. Ini ditandai dengan meningkatnya penderita
gizi buruk dikalangan golongan rentan. Program yang paling mendesak dan
dianggap tepat sasaran adalah pelaksanaan program JPSBK. Program ini bertujuan
mengatasi dampak krisis ekonomi terhadap kesehatan dan gizi. Sasarannya keluarga
miskin yaitu keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I, dengan alasan
ekonomi serta keluarga miskin yang ditetapkan Tim desa. Kegiatan JPSBK dibagi
menjadi dua kelompok. Pelayanan kesehatan langsung berupa pelayanan kesehatan
dasar di puskesmas dan jaringannya, perbaikan gizi, pelayanan pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular (P2M) dan kesehatan lingkungan, pelayanan
kebidanan oleh bidan di desa serta pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit
kabupaten/kodya. Selain itu ada kegiatan penunjang yang antara lain: Pemantapan
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi(SKPG), revitalisasi posyandu, Jamin an
Pemeliharaan Kesehatan Masyrakat (JPKM), pelatihan tenaga kesehatan dan
pemantauan program. Pelayanan bagi masyarakat miskin terus dilanjutkan,
karenanya perlu disediakan dana APBN, walau program JPSBK telah berakhir.
Sejauh ini keluarga miskin yang mendapatkan pelayanan kesehatan puskesmas
sebanyak 6,4 juta, sedangkan ibu hamil yang mendapat pelayanan kebidanan
296.979 orang, ibu nifas yang mendapatkan pelayanan kesehatan 371.407 orang,
ibu hamil/nifas kekurangan energi kronis yang mendapatkan pemberian makanan
tambahan berjumlah 382.632 orang, bayi usia 6-11 bulan yang mendapat PMT
400.044 anak serta anak usia 12-23 bulan yang mendapat PMT 1.008.812 anak
(Kompas).
Program JPSBK sangat berguna bagi kelanjutan pembangunan nasional,
karena program ini memiliki sasaran untuk semua rakyat agar dapat hidup lebih
sehat. Berdasarkan penelitian lima perguruan tinggi, program JPSBK telah
mencapai hasil sebagaiman diharapkan, meski masih perlu perbaikan. Ketepatan
sasaran JPSBK cukup tinggi yaitu 91-97% (Medika).
Penanganan kekurangan gizi memerlukan pendekatan secara menyeluruh
dalam bentuk program yang melibatkan berbagai sektor terkait. Perhatian perlu
dititikberatkan pada setiap jalur pangan, mulai dari produksi, distribusi, konsumsi
sampai masalah pelayanan gizi dan kesehatan. Depkes telah melakukan revitalisasi
SKPG dan mencanangkan Gerakan Penanggulangan Masalah Pangan dan Gizi,
untuk memobilisasi seluruh potensi yang ada di masyarakat dan sektor terkait,
untuk memenuhi kecukupan pangan di tingkat keluarga, melacak setiap kasus gizi
buruk serta mencegah dan menanggulangi masalah gizi kurang.
Salah satu yang juga termasuk bagian program JPSBK yaitu pemberian kartu
sehat kepada kelompok masyarakat miskin yang pada kenyataannya tidak semu
mendapatkannya yang diakibatkan keterbatasan dana maupun kesalahan pemilihan
keluarga miskin. Tetapi program ini sangat berguna bagi masyarakat yang
membutuhkan dan tidak mampu dalam membayar pelayanan kesehatan yang
diterimanya. Kartu sehat yang diberikan kepada keluarga miskin dipergunakan
sesuai dengan keadaan/kondisi mereka, sehingga kesehatan masyarakat golongan
tersebut dapat dipertahankan dan dipelihara.
Dasar pendekatan spesial dengan cara membangun informasi kesehatan
lingkungan. Selain itu regionalisasi sumber informasi kesehatan masyarakat yang
berbasis kewilayahan dengan acuan ekosistem dan topografi serta tata ruang.
Sistem informasi sebagai basis pembangunan kesehatan masyarakat harus
diintegrasikan dengan sistem kesehatan lingkungan berbasil spasial. Oleh sebab itu
dalam penyelesaian masalah perlu adanya usaha-usaha yang terintegrasi dengan
perekonomian. Masyarakat agar mampu memberikan sumbangau bagi peningkatan
perekonomian nasional, maka diperlukan program pelayanan kesehatan primer
khususnya bagi kelompok yang rentan seperti balita, remaja ataupun perempuan
produktif, terutama pada lingkungan kumuh dan lingkungan kerja informal. Hal
lain yang perlu dilakukan program pengendalian pencemaran berbasis kesehatan
untuk menurunkan pencemaran lingkungan hingga mencapai baku mutu
lingkungan yang telah ditetapkan, serta pengembangan metode analisis damapak
kesehatan lingkungan yang merupakan bagian integral dari kegiatan Analisi
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Pelaksanaan strategi dan implementasinya perlu disadari bahwa
pembangunan kesehatan memiliki keterkaiatan erat dengan pertumbuhan sosial
ekonomi (Pembangunan Nasional) dan kondisi lingkungan sehingga diperlukan
lintas sektor dan keterlibatan kelompok dalam masyarakat baik dari lembaga
pemerintah maupun pelaku pembangunan lainnya.Program-program kesehatan
yang telah diuraiakan di atas menunjukkan sangat perlu dilaksanakan dan
merupakan program yang diharapkan tepat sasaran. Pelaksanaannya tidak terlepas
dari partisipasi masyarakat dan juga bantuan teknis dari pemerintah. Keberhasilan
program dapat mengurangi bahkan mengatasi masalah kesehatan yang ada,
sehingga masyarakat menjadi lebih baik dan mandiri, yang selanjutnya
menjadikan sumber daya manusi yang berkualitas untuk memebangun negeri ini.
BAB III

PEMBAHASAN

Menurut menkes, sesuai perpres no. 29 tahun 2010 tentang rencana kerja pemerintah
tahun 2011, terdapat 5 kebijakan program prioritas. pertama, pelaksanaan program
kesehatan preventif terpadu yang meliputi pemberian imunisasi dasar, penyediaan akses
sumber air bersih dan akses terhadap sanitasi dasar berkualitas, penurunan tingkat kematian
ibu, serta tingkat kematian bayi. kedua, revitalisasi progam KB melalui peningkatan
kualitas dan jangkauan layanan KB. ketiga, peningkatan sarana kesehatan melalui
penyediaan dan peningkatan kualitas layanan rumah sakit berakreditasi internasional.
keempat, peningkatan ketersediaan dan keterjangkauan obat terutama obat esensial
generik. kelima, universal coverage (cakupan pembiayaan kesehatan untuk semua
penduduk).

Salah satu kebijakan program kesehatan prioritas yang pertama adalah Pelakasanaan
Program Preventif Terpadu yang meliputi

1. Pemberian imunisasi dasar,


Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal pada bayi yang baru lahir
sampai usia satu tahun untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan.
(depkes ri, 2005).
Pemerintah indonesia sangat mendorong pelaksanaan program imunisasi sebagai
cara untuk menurunkan angka kesakitan, kematian pada bayi, balita/ anak-anak pra
sekolah.
Adapun tujuan program imunisasi dimaksud bertujuan sebagai berikut :
a. Tujuan Umum
yakni untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi (pd3i). penyakit dimaksud antara lain, difteri,
tetanus, pertusis (batuk rejam), measles (campak), polio dan tuberculosis.
b. Tujuan Khusus :
 tercapainya target universal child immunization (uci), yaitu cakupan imunisasi
lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di 100% desa kelurahan pada tahun
2010.
 tercapainya erapo (eradiksi polio), yaitu tidak adanya virus polio liar di indonesia
yang dibuktikan dengan tidak ditemukannya virus polio liar pada tahun 2008.
 tercapainya etn (eliminasi tetanus neonatorum), artinya menurunkan kasus tn
sampai tingkat 1 per 1000 kelahiran hidup dalam 1 tahun pada tahun 2008.
 tercapainya recam (reduksi campak), artinya angka kesakitan campak turun pada
tahun 2006.

Ada beberapa sasaran yang akan dicapai dari program imunisasi dasar yakni
meliputi:
 mencakup bayi usia 0-1 tahun untuk mendapatkan vaksinasi bcg, dpt, polio, campak
dan hepatitis-b.
 mencakup ibu hamil dan wanita usia subur dan calon pengantin (catin) untuk
mendapatkan imunisasi tt.
 mencakup anak-anak sd (sekolah dasar) kelas 1, untuk mendapatkan imunisasi dpt.
 mencakup anak-anak sd (sekolah dasar) kelas ii s/d kelas vi untuk mendapatkan
imunisasi tt (dimulai tahun 2001 s/d tahun 2003), anak-anak sd kelas ii dan kelas iii
mendapatkan vaksinasi tt (depkes ri, 2005).

Indikator atau hasil yang ingin dicapai pemerintah dalam program pemberian
imunisasi dasar adalah meningkatnya persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat
imunisasi dasar lengkap
Pemerintah membagi beberapa jenis vaksin imunisasi dasar dalam program
imunisasi yang harus diberikan, yaitu:
a. Vaksin BCG ( bacillius calmette guerine )
Diberikan pada umur sebelum 3 bulan. namun untuk mencapai cakupan yang lebih
luas, departemen kesehatan menganjurkan pemberian BCG pada umur antara 0-12
bulan.
b. Hepatitis B
diberikan segera setelah lahir, mengingat vaksinasi hepatitis B merupakan upaya
pencegahan yang sangat efektif untuk memutuskan rantai penularan melalui transmisi
maternal dari ibu pada bayinya.
c. DPT (dhifteri pertusis tetanus)
diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan ( DPT tidak boleh diberikan sebelum umur 6
minggu ) dengan interval 4-8 minggu.
d. Polio
diberikan segera setelah lahir sesuai pedoman program pengembangan imunisasi (
PPI ) sebagai tambahan untuk mendapatkan cakupan yang tinggi.
e. Campak
rutin dianjurkan dalam satu dosis 0,5 ml secara sub-kutan dalam, pada umur 9 bulan.

2. Penyediaan akses sumber air bersih dan akses terhadap sanitasi dasar berkualitas,
Ada dua tujuan secara garis besar terkait program penyediaan akses sumber air bersih
dan akses terhadap sanitasi dasar berkualitas, yaitu:
a. Tujuan umum
bertujuan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia,
biologi, di udara, air, dan tanah termasuk lingkungan sosial, maupun lingkungan
tidak sehat yang disebabkan oleh adanya perubahan iklim global (global warming)

b. Tujuan khusus
 meningkatnya persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat menjadi 95
persen;
 terlaksananya fasilitasi pembangunan air minum di 130 kawasan, 500 desa, dan
169 ibukota kecamatan (ikk) dan pembangunan sanitasi di 72 kawasan dan 115
kabupaten/kota.
Pemerintah mencanangkan beberapa kegiatan yang dilakukan pada program ini,
kegiatan tersebut antara lain:

a. Penyehatan lingkungan
b. Pengaturan, pembinaan, pengawasan, pengembangan sumber pembiayaan dan pola
investasi, serta pengembangan sistem penyediaan air minum
c. Pengaturan, pembinaan, pengawasan, pengembangan sumber pembiayaan dan pola
investasi, serta pengelolaan pengembangan infrastruktur sanitasi dan persampahan

Dari kegiatan diatas ada beberapa sasaran yang ingin dicapai oleh pemerintah,
sasaran tersebut antara lain:
a. Meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan
b. 1.063 kawasan dan 4.650 desa

Indikator atau hasil yang ingin dicapai oleh pemerintah dari program ini melalui
beberapa kegiatan yang dilakukan dalah:
a. Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas yang
meningkat.
b. Peningkatan Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat
c. Peningkatan Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat
d. Peningkatan Jumlah kawasan dan desa yang terfasilitasi pembangunan air minum
e. Bertambahnya Jumlah kawasan dan desa yang terfasilitasi pembangunan sanitasi (air
limbah, persampahan, dan drainase)

3. Penurunan tingkat kematian ibu, serta tingkat kematian bayi.


Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia
merupakan angka tertinggi dibandingkan dengan negara – negara ASEAN lainnya.
Berbagai faktor yang terkait dengan resiko terjadinya komplikasi yang berhubungan
dengan kehamilan dan cara pencegahannya telah diketahui, namun demikian jumlah
kematian ibu dan bayi masih tetap tinggi (Depkes RI, 2001). Maka dari itu pemerintah
mencanangkan program untuk menurunkan tingkat kematian ibu, serta tingkat kematian
bayi dengan beberapa tujuan yang dapat membantu pemerintah mengurangi presentasi
kematian ibu serta kematian bayi. Tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Meningkatnya persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
(cakupan PN) menjadi sebesar 88 persen;
b. Meningkatnya persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal (cakupan
kunjungan kehamilan ke empat (k4)) menjadi sebesar 90 persen
c. Meningkatnya cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) menjadi sebesar 88
persen
d. Meningkatnya persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan menjadi sebesar
100 persen
e. Meningkatnya persentase balita ditimbang berat badannya, menjadi sebesar 75 persen

Kemudian pemerintah menyusun pula kegiatan yang akan dilakukan dalam


menjalankan program ini, kegiatan tersebut antara lain:
a. Peningkatan kesehatan ibu dan reproduksi:
 Peningkatan pelayanan antenatal berkualitas dalam mendukung Jaminan
persalalinan
 Peningkatan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan
tingkat pertama dalam mendukung Jaminan persalinan
 Penanganan komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas di tingkat pertama dalam
mendukung rujukan ke tingkat lanjutan
 Pelayanan nifas termasuk KB pasca persalinan dalam mendukung Jaminan
persalinan
 Pelayanan kesehatan reproduksi terpadu yang responsif gender, termasuk
pelayanan KB berkualitas
b. Upaya penurunan AKB & AK Balita, melalui:
 Peningkatan kualitas yankes bayi baru lahir
 Peningkatan Cakupan pelayanan kesehatan bayi dan balita
Sasaran yang ingin dicapai pemerintah dari kegiatan yang telah direncanakan
diatas adalah:
a. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu dan Reproduksi
b. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan anak

Sedangkan indikator atau hasil yang ingin dicapai pemerintah dalam kegiatan
yang direncanakan pada program ini adalah
a. Peningkatan Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
(cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (PN)
b. Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal (cakupan kunjungan
kehamilan ke empat (K4) yang meningkat
c. Peningkatan Persentase fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan
KB sesuai standar
d. Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1)
e. Cakupan pelayanan kesehatan bayi
f. Cakupan pelayanan kesehatan balita
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam makalah sederhana ini adalah :
Daftar pustaka

http://www.scribd.com/doc/32379202/imunisasi-dasar

http://herrysusant.wordpress.com/2010/05/18/5-vaksin-imunisasi-dasar-bayi/

http://www.scribd.com/doc/40148940/kebijakan-kesehatan

http://sanitasibersih.blogspot.com/2010/08/kebijakan-penyehatan-lingkungan
2010.html

http://dinas%20kesehatan%c2%a0kabupaten%20mojokerto.htm

http://dinas%20kesehatan%c2%a0kabupaten%20mojokerto.htm

http://www.uj.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=613:seminar
--kebijakan-kementerian-kesehata-dalam-upaya-percepatan-penurunan-angka-
kematian-ibu-dan-bayi-&catid=98:akademik&itemid=975

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=program%20penurunan%20tingkat%20
kematian%20ibu%2C%20serta%20tingkat%20kematian%20bayi%20tahun%
202011&source=web&cd=2&ved=0CB4QFjAB&url=http%3A%2F%2Fww
w.dinkesjatengprov.go.id%2Fdokumen%2FRakernis2011%2Fjuknis_Jampers
al.pdf&ei=WOTKTs_MEYjIrQfggoHJDA&usg=AFQjCNEovx7Ir9ktHDl6cT
eYOVhZJVeX7g

http://datamart.bappenas.go.id/spreadsheet/338

Anda mungkin juga menyukai