Anda di halaman 1dari 9

Vol. 11 No.

2 April 2019 (141-149)


DOI: 10.20473/jkl.v11i2.2019.141-149
ISSN: 1829 - 7285
E-ISSN: 2040 - 881X

ANALISIS KADAR DEBU PM 2,5 DAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA INDUSTRI
PUPUK ORGANIK DI NGANJUK

Analysis The Level Of PM2,5 And Lung Function Of Organic Fertilizer Industry Workers
In Nganjuk

Imfatul Tria Nur Azizah Abstrak


Departemen Kesehatan
Lingkungan, Fakultas Kesehatan Industri pupuk organik di Nganjuk menggunakan pupuk kandang sebagai bahan
Masyarakat, Kampus C UNAIR Jl. baku produksi. Proses produksi menghasilkan particulate matter 2,5 (PM2,5) dalam
Mulyorejo Surabaya - 60115 bentuk debu dan asap. PM2,5 dapat terhirup dan tertahan sampai alveolus sehingga
Correspondencing Author: berisiko menyebabkan gangguan fungsi paru pada pekerja. Tujuan penelitian ini
Zizah.imfa24@gmail.com adalah menganalisis kadar debu PM2,5 dan fungsi paru pada pekerja industri pupuk
organik di Nganjuk. Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif kuantitatif
dengan desain cross sectional. Sampel penelitian menggunakan total populasi
sebanyak 10 pekerja bagian produksi. Hasil penelitian ini menunjukkan kadar
Article Info
PM2,5 terhirup yang melebihi Niilai Ambang Batas (NAB) atau > 3 mg/m3 yaitu
pada pekerja bagian pemanasan dan pengemasan. Kadar rata-rata PM2,5 lingkungan
Submitted : 05 Juli 2017 yang melebihi NAB yaitu pada area pembuatan granul, pemanasan, dan
In reviewed :27 Desember 2018 pengemasan. Pekerja yang memiliki gangguan fungsi paru sebanyak 4 orang
Accepted : 14 Januari 2019 (40%). Gangguan fungsi paru lebih banyak ditemukan pada pekerja dengan
Available Online : 08 April 2019 pajanan PM2,5 terhirup ≤ 3 mg/m3, berusia 41 – 60 tahun, masa kerja < 5 tahun,
selalu menggunakan kain sebagai alat pelindung pernafasan dan pernah bekerja di
tempat lain dengan pajanan debu secara langsung atau tidak langsung. Kesimpulan
penelitian ini adalah pekerja bagian produksi indutri pupuk organik di Nganjuk
Kata kunci: Particulate Matter memiliki risiko gangguan fungsi paru. Saran bagi industri pupuk organik di
2,5, Fungsi Paru, Pekerja Industri Nganjuk adalah memasang ventilasi alami dan buatan di ruang produksi dan
Pupuk Organik. menyediakan air purifying respirators.

Keywords: Particulate Matter 2,5, Abstract


Lung Function, Organic Fertilizer
Industries Workers.
Organic fertilizer industry in Nganjuk uses manure as basic materials of
production. Its process produced particulate matter 2,5 (PM2,5) in the form of dust
and smoke. PM2,5 can be inhaled and be retained until alveoli, so it is potentially
Published by Fakultas Kesehatan caused lung function impairment to the workers. The objective of this research was
Mayarakat Universitas Airlangga to analyzed the level of PM2,5 and lung function of organic fertilizer industry
workers in Nganjuk. The type of this research was observasional descriptive
Index By : quantitative with cross sectional design. The research sample was using total
population of 10 production workers. The result of this research showed that the
level of PM2,5 inhaled which exceeded Threshold Limit Value (TLV) or > 3 mg/m3
were on 2 workers who worked on drying and packing process. The average of
PM2,5 environment level which exceeded TLV were on manufacturing of granuls,
heating and packing process area. Workers who had lung function impairment
were 4 workers (40%). Lung function impairment more likely found in workers
with exposure of PM2,5 inhaled ≤ 3 mg/m3, has age 41 – 60 years, worked period <
5 years, always using cloth as respiratory protective equipment, and had worked in
the other places either direct or indirect exposure of dust. The conclusion of this
research is production workers of organic fertilizer industry in Nganjuk has risk of
lung function impairment. Suggestions for the owner of organic fertilizer industry
in Nganjuk are to install natural and unnatural ventilations and to provide air
purifying respirators.

PENDAHULUAN yang menuntut hasil yang berkualitas, namun


Industri pupuk organik mulai berkembang tetap dapat menjaga kesuburan tanah. Pupuk
di masyarakat karena perkembangan pertanian organik adalah pupuk yang berasal dari
tumbuhan mati, kotoran hewan dan/atau bagian
Jurnal Kesehatan Lingkungan/ 10.20473/jkl.v11i2.2019.141-149 Vol. 11 No. 2 April 2019 (141-149)

hewan dan/atau limbah organik lainnya yang haranya. Selanjutnya dilakukan proses produksi
telah melalui proses rekayasa, berbentuk padat pupuk yang terdiri atas penghalusan bahan,
atau cair, dapat diperkaya dengan bahan pencampuran bahan, pembuatan granul,
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat pemanasan, pendinginan dan penyaringan,
untuk meningkatkan kandungan hara dan serta pengemasan. Pada proses produksi
bahan organik tanah serta memperbaiki sifat tersebut ditambahkan kapur pertanian dan
fisik, kimia dan biologi tanah (Pertanian Nomor mixtro agar pupuk memiliki unsur hara yang
70 Tahun 2011). Keberadaan industri pupuk lebih tinggi.
organik ini dapat menghasilkan polutan yang Proses produksi pupuk organik
dapat mencemari lingkungan. Salah satu menghasilkan PM2,5 dalam bentuk debu dan
polutan yang dihasilkan adalah Particulate asap. Polutan ini lebih banyak dihasilkan pada
Matter (PM). tahapan pencampuran bahan sampai
PM merupakan salah satu bahan pengemasan yang prosesnya dilakukan di
pencemar yang terdiri atas campuran kompleks dalam ruangan produksi. Debu berasal dari
partikel seperti debu, kotoran, jelaga, asap, dan bahan baku yang diproses, sedangkan asap
tetesan cairan yang ditemukan di udara dengan berasal dari pembakaran dengan kayu bakar
ukuran cukup kecil (IDEM, 2015). PM2,5 (fine untuk pemanasan granul.
partikel inhalable) adalah partikel dengan Debu dan asap ini termasuk polutan yang
ukuran ≤ 2,5 μm dengan sumber utamanya dapat mencemari udara di dalam ruangan
adalah pembakaran, asap rokok, memasak produksi. Pencemaran udara di dalam ruangan
dengan kayu bakar, dan aktivitas pertanian lebih berbahaya bagi penghuninya dari pada
(US EPA, 2016). PM2,5 adalah debu respirabel pencemaran udara di luar ruangan karena
yang dapat tertahan mulai dari bronchiolus memiliki kadar yang lebih besar dan 1000 kali
terminalis sampai alveolus sehingga termasuk lebih dapat mencapai paru (Hidayat., dkk.,
debu yang paling berbahaya (Sumakmur, 2012). Polutan tersebut bisa bertambah dari
2009). Efek kesehatan yang ditimbulkan luar ruangan, dari aktivitas merokok dan juga
partikulat adalah kematian dini pada orang tidak dapat keluar bebas ke udara ambien
dengan penyakit jantung dan paru-paru, karena tidak ditunjang dengan ventilasi yang
serangan jantung, detak jantung tidak teratur, baik (Mukono, 2011).
asma, penurunan fungsi paru, serta Rumusan masalah pada penelitian ini
peningkatan gejala pernapasan seperti iritasi adalah “Bagaimana analisis kadar debu PM2,5
pada saluran pernapasan, batuk dan kesulitan dan fungsi paru pada pekerja industri pupuk
bernapas (US EPA, 2016). organik di Nganjuk?”. Tujuan penelitian ini
Efek pajanan PM2,5 lebih banyak terjadi adalah menganalisis kadar debu PM2,5 dan
pada organ pernapasan yang salah satunya fungsi paru pada pekerja industri pupuk organik
adalah gangguan fungsi paru. Gangguan fungsi di Nganjuk.
paru ini ditandai dengan adanya gangguan
pada ventilasi sehingga terjadi penurunan METODE PENELITIAN
fungsi. Gangguan ventilasi terdiri atas
Penelitian ini adalah penelitian
gangguan restriksi yaitu gangguan
observasional yaitu berdasarkan pada kejadian
pengembangan paru, dan gangguan obstruksi
alami tanpa perlakuan terhadap obyek yang
yaitu terjadi perlambatan aliran udara di saluran
diteliti. Desain penelitian berdasarkan waktu
napas karena meningkatnya produksi mukus
pelaksanaannya adalah penelitian cross
sehingga saluran pernapasan menyempit
sectional yang bertujuan untuk menganalisis
(Depkes RI., 2008).
faktor risiko terhadap akibat yang terjadi dalam
Beberapa studi menunjukkan bahwa
waktu yang bersamaan. Berdasarkan
pekerja yang terpajan debu respirabel (debu
analisisnya termasuk penelitian deskriptif
PM2,5) lebih banyak yang mengalami gangguan
kuantitatif yang bertujuan untuk mempelajari
fungsi paru dengan persentase > 50%
suatu masalah secara lebih mendalam dalam
(Yulaekah., 2007 dan Aulia., 2014). Penelitian
bentuk numerik dan narasi.
Hastiti (2012) pada karyawan PT X, Kalimantan
Lokasi penelitian di salah satu industri
Selatan dan Marpaung (2012) pada pedagang
pupuk organik di Nganjuk yang berada di Desa
tetap Terminal Terpadu Kota Depok juga
Karangsono, Kecamatan Loceret, Kabupaten
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
Nganjuk. Populasi penelitian yaitu seluruh
signifikan antara pajanan PM2,5 dengan
pekerja bagian produksi yang berjumlah 12
gangguan fungsi paru.
orang dengan kriteria bekerja di dalam ruangan.
Industri pupuk organik di Nganjuk
Berdasarkan populasi tersebut, jumlah sampel
menggunakan bahan baku pupuk kandang dari
pekerja yang bersedia menjadi obyek penelitian
kotoran ayam dan sapi yang dianalisis secara
dan berada di industri pupuk organik Nganjuk
berkala untuk mengetahui kandungan unsur
saat dilakukan penelitian berjumlah 10 orang.

142
Jurnal Kesehatan Lingkungan/ 10.20473/jkl.v11i2.2019.141-149 Vol. 11 No. 2 April 2019 (141-149)

Pada penelitian ini varibel terikat adalah melebihi NAB > 3 mg/m3 yaitu pekerja bagian
fungsi paru dan variabel bebas adalah PM2,5 pemanasan (drying) dan pengemasan
terhirup, PM2,5 lingkungan, usia, masa kerja, (packing).
riwayat pekerjaan, penggunaan alat pelindung
Tabel 1.
pernapasan atau masker, dan kebiasaan
Hasil Pengkuran PM2,5 Terhirup pada Pekerja Bagian
merokok. Analisis data menggunakan crosstab
Produksi di Industri Pupuk Organik Nganjuk Tahun 2017
atau tabulasi silang antar dua variabel.
Kadar PM2,5
Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Bagian NAB
Terhirup (mg/m3)
komisi etik Fakultas Kesehatan Masyarakat
Packing 1,3489
Universitas Airlangga dengan No. 98-KEPK.
Packing 2,1028
Pengambilan data dilakukan dengan cara Drying 5,2488
wawancara, pengukuran PM2,5 terhirup, PM2,5 Mixing 1,9352
lingkungan, suhu dan kelembapan, serta Granuling 1,7462
pemeriksaan fungsi paru. Wawancara dilakukan Packing 3,0479 3mg/m3*
pada pekerja dan pengawas produksi Mixing 1,0917
menggunakan kuesioner tentang karakteristik Packing 2,0729
pekerja dan faktor perilaku. Pengukuran PM2,5 Granuling 1,5254
terhirup menggunakan Personal Dust Sampler Mixing 0,6538
(PDS) selama 4 jam oleh petugas UPT K3 Rata-rata 2,0774
Surabaya. Tujuannya untuk mengetahui Ket:
seberapa tinggi kadar debu PM2,5 yang terhirup * Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 13
Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor
oleh pekerja bagian produksi industri pupuk Kimia di Tempat Kerja
organik di Nganjuk. * Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 70 Tahun 2016 tentang
Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri.
Pengukuran PM2,5 lingkungan * ACGIH (American Conference for Govermental Industrial
menggunakan Haz-dust EPAM 5000 selama 30 Hygienists)
menit pada tiap titik yang dilakukan oleh
petugas FKM Unair. Penentuan titik PM adalah bahan iritan pada saluran
berdasarkan SNI 19-7119.6-2005 tentang napas dan dapat meningkatkan kerentanan
Penentuan Lokasi Pengambilan Contoh Uji terhadap Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pemantauan Kualitas Udara Ambien yaitu (ISPA) dan penyakit paru kronik. Penyakit paru
penentuan titik pada lokasi yang konsentrasi akibat PM di dalam ruangan (indoor) adalah
pencemarnya tinggi dan mewakili wilayah studi Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK),
sehingga dapat ditentukan ada 3 titik yang gangguan fungsi paru dan infeksi saluran
diukur pada tiap shift kerja. pernapasan (Upadhyay, S.,dkk., 2014). Kadar
Titik 1 berada di area proses pembuatan PM2,5 terhirup bila melebihi NAB berisiko
granul dan pemanasan, titik 2 di area proses menyebabkan gangguan kesehatan pada
pencampuran bahan, dan titik 3 di area proses pekerja. Hal ini juga berlaku pada pekerja yang
pengemasan. Tujuannya untuk mengetahui hasilnya di bawah NAB karena akumulasi dari
efektifitas upaya pengendalian debu di industri pajanan PM2,5 terhirup berisiko menyebabkan
pupuk organik Nganjuk (fix area sampling). gangguan fungsi paru karena berdasarkan
Pengukuran suhu dan kelembapan ukurannya PM2,5 dapat masuk dan tertimbun
menggunakan heat stress apparatus pada 10 sampai alveolus selama berbulan-bulan atau
titik lokasi pekerja oleh petugas UPT K3 bertahun-tahun (Pihlava, dkk., 2012). PM2,5
Surabaya. Pemeriksaan fungsi paru terhirup dipengaruhi oleh kadar PM2,5 di
menggunakan spirometer yang juga dilakukan lingkungan karena kadar PM2,5 dapat
oleh petugas UPT K3 Surabaya. Hasil memengaruhi banyaknya kadar PM2,5 yang
pemeriksaan fungsi paru dibandingkan dengan terhirup yaitu bila kadar di lingkungan tinggi,
standar American Thoracic Society (ATS). maka yang dapat tehirup oleh pekerja bisa lebih
banyak.
Tabel 2.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengkuran PM2,5 Lingkungan di Bagian Produksi
Industri Pupuk Organik Nganjuk Tahun 2017
Faktor Lingkungan Fisik Bagian Produksi Rata-Rata Kadar PM2,5 Lingkungan
Industri Pupuk Organik di Nganjuk Titik
Shift pagi Shift sore
Kadar PM2,5 1 2,850 mg/m3 3,962 mg/m3
2 1,472 mg/m3 0,940 mg/m3
Pengukuran kadar PM2,5 terdiri atas 3
3 3,489 mg/m 0,117 mg/m3
pengukuran PM2,5 terhirup dan PM2,5
Ket: NAB sama dengan PM2,5 terhirup
lingkungan. Hasil pengukuran PM2,5 terhirup
pada Tabel 1 menunjukkan bahwa hanya 2 Berdasarkan Tabel 2, pengukuran pada
pekerja yang memiliki kadar PM2,5 terhirup shift pagi di area pengemasan dan pengukuran

143
Jurnal Kesehatan Lingkungan/ 10.20473/jkl.v11i2.2019.141-149 Vol. 11 No. 2 April 2019 (141-149)

pada shift sore di area pembuatan granul dan Kelembapan


pemanasan menunjukkan rata-rata kadar PM2,5
Hasil pengukuran kelembapan di bagian
lingkungan > 3 mg/m3 atau telah melebihi Nilai
produksi industri pupuk organik Nganjuk
Ambang Batas (NAB).
menunjukkan kelembapan rata rata sebesar
Pada pengukuran shift pagi pukul 10.34 –
48,7%, kelembapan minimal 43% dan
14.05 WIB di bagian pengemasan lebih banyak
kelembapan maksimal 57%.
pupuk yang dikemas dan banyak tumpukan
Kelembapan di bagian produksi industri
pupuk yang belum dipindahkan ke dalam
pupuk organik di Nganjuk tidak memenuhi Baku
gudang sehingga lebih banyak debu yang
Mutu menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
bertebaran di lingkungan kerja. Pengukuran
Nomor 1405 Tahun 2002 tentang Persyaratan
shift sore pukul 15.01 – 16.58 WIB di bagian
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan
pembuatan granul dan pemanasan memiliki
Industri karena < 65%. Baku mutu kelembapan
rata-rata kadar PM2,5 lingkungan yang
di lingkungan kerja industri adalah 65 % – 90
cenderung tinggi karena selain debu, ada asap
%. Kelembapan yang rendah menunjukkan
yang dihasilkan dari pembakaran kayu bakar
kadar uap air di udara rendah atau udara
untuk proses pemanasan granul.
kering.
Asap dari pembakaran kayu bakar ini
Penelitian Hestya (2014) pada masyarakat
merupakan salah satu sumber utama dari PM2,5
PG Rejo Agung Baru Madiun menunjukkan
(US EPA, 2016). Perbedaan kadar PM2,5 pada
bahwa pada tingkat kelembapan 74% kadar
shift pagi yang lebih besar dari pada shift sore
PM10 lebih tinggi dibanding pada kelembapan
karena produksinya yang lebih banyak banyak,
45%. Hal ini berarti bahwa pada kelembapan
sedangkan pada shift sore pengukuran
yang rendah maka kadar polutan akan lebih
dilakukan ketika proses produksi baru dimulai.
rendah sehingga sejalan dengan hasil
Kadar rata-rata PM2,5 lingkungan tidak
penelitian ini bahwa pada kadar uap air yang
semua titik melebihi NAB, namun kadar
rendah, diikuti oleh tingkat PM2,5 yang relatif
maksimal pada semua titik > 3 mg/m3. Hal ini
rendah. Selain itu, penelitian Putri (2012)
mengindikasikan bahwa pada saat tertentu
menunjukkan bahwa ada hubungan antara
kadar PM2,5 lingkungan di dalam ruangan
kelembapan dengan gangguan fungsi paru.
produksi di industri pupuk organik Nganjuk
Udara yang kering di industri pupuk organik
melebihi batas aman terpajan polutan sehingga
Nganjuk menyebabkan rasa tidak nyaman
berisiko menyebabkan gangguan fungsi paru.
dalam bekerja dan dapat menyebabkan iritasi
Suhu pada saluran pernapasan sehingga dapat
memicu terjadinya respon inflamasi.
Hasil pengukuran suhu menunjukkan suhu
rata-rata sebesar 34,1oC, suhu minimal sebesar Ventilas
32,6 oC dan suhu maksimal sebesar 35,2 oC.
Ventilasi pada bagian produksi d industri
Suhu di bagian produksi industri pupuk organik
pupuk organik Nganjuk relatif kurang karena
Nganjuk tersebut tidak memenuhi Baku Mutu
keluar masuknya udara mengandalkan dua
menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
pintu yang terbuka. Selain itu dalam satu
Nomor 1405 Tahun 2002 tentang Persyaratan
ruangan produksi hanya ada satu sisi yang
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan
terdapat ventilasi atau lubang kecil. Ruang
Industri karena suhu > 30 oC. Baku mutu suhu
produksi yang cenderung tertutup ini membuat
di lingkungan kerja industri adalah 18 oC – 30
o aliran udara kurang lancar atau terbatas,
C.
polutan tidak dapat keluar dengan bebas, dan
Suhu yang tinggi di ruang produksi industri
menyebabkan lingkungan kerja pengap.
pupuk organik di Nganjuk secara umum
Ventilasi berfungsi untuk menjaga aliran
dipengaruhi oleh adanya pembakaran kayu
dalam ruangan tetap bersih dan segar, menjaga
bakar dan kurangnya ventilasi. Penelitian
kesimbangan oksigen, membebaskan udara
Wang., dkk (2015) menunjukkan bahwa ada
dari pakteri patogen, dan mempertahankan
hubungan antara suhu dan kadar PM2,5. Suhu
kelembapan udara agar tetap optimal (Putri.,
dapat memengaruhi pembentukan partikel yaitu
2012). Ventilasi yang kurang mendukung di
pada suhu tinggi dapat meningkatkan reaksi
industri pupuk organik Nganjuk dapat
fotokimia antar polutan. Walaupun suhu yang
menyebabkan meningkatnya PM2,5 di dalam
relatif tinggi di bagian produksi industri pupuk
ruangan karena debu dan asap tidak dapat
organik Nganjuk cenderung diikuti oleh kadar
keluar ke udara ambien.
PM2,5 yang cukup rendah atau < 3 mg/m3,
namun hal ini dapat menyebabkan rasa tidak Jenis Lantai
nyaman dalam bekerja. Selain itu napas pekerja
Jenis lantai di bagian produksi industri
cenderung lebih cepat yang berarti akan
pupuk organik di Nganjuk adalah lantai plester.
semakin banyak debu PM2,5 yang terhirup.

144
Jurnal Kesehatan Lingkungan/ 10.20473/jkl.v11i2.2019.141-149 Vol. 11 No. 2 April 2019 (141-149)

Jenis lantai ini kedap air sehingga cocok Analisis Dua Variabel
digunakan di ruang produksi dibandingkan
lantai tanah. Namun lantai sudah banyak Particulate Matter 2,5 (PM2,5)
berlubang, sehingga dipenuhi pupuk kandang Parameter PM2,5 yang ditabulasi silang
yang berserakan di lantai. Jenis lantai tanah adalah PM2,5 terhirup yang dikategorikan
atau batu dapat memberikan dampak berdasarkan NAB.
kesehatan seperti gangguan pada penghuninya
(Kartono, et., al., 2008). Walaupun bukan dari Tabel 3.
tanah, namun dengan kondisi lantai tersebut Tabulasi Silang PM2,5 Terhirup dengan Fungsi Paru pada
semakin meningkatkan meningkatkan debu Pekerja Bagian Produksi di Industri Pupuk Organik
PM2,5 bertebaran di ruang produksi industri Nganjuk Tahun 2017
pupuk organik Nganjuk. Fungsi Paru (n)
PM2,5 Terhirup Tidak Total
Bahan Bakar yang Digunakan Normal
Normal
Bahan bakar yang digunakan untuk proses > 3 mg/m3 1 1 2
≤ 3 mg/m3 3 5 8
produksi industri pupuk organik di Nganjuk
adalah kayu bakar untuk proses pemanasan Total 4 6 10
granul. Proses ini dapat menyumbang PM 2,5
Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa pekerja
yang lebih banyak di dalam ruang produksi
yang lebih banyak mengalami gangguan fungsi
karena salah satu sumber PM2,5 adalah proses
paru adalah pekerja dengan kadar PM2,5
pembakaran. Bahan bakar menyumbang zat
terhirup ≤ 3 mg/m3, artinya pada kadar PM2,5 di
pencemar udara yang berbahaya bagi
bawah batas aman lebih banyak yang berisiko
kesehatan seperti debu, CO, NO, formaldehid,
mengalami gangguan fungsi paru. Namun tidak
benxoapyrene, dan polyciclic organic matter
berarti pada kadar PM2,5 > 3 mg/m3 akan aman,
(Moturi, 2010). Hal ini berarti pekerja tidak
karena pekerja yang terpajan kadar PM2,5
hanya terpajan debu namun juga gas
melebihi NAB juga ada yang mengalami
berbahaya lainnya yang dapat memengaruhi
gangguan fungsi paru. Hal ini tidak sesuai
status kesehatannya.
dengan penelitian Yulaekah (2007) bahwa
Pemeriksaan Fungsi Paru paling banyak pekerja batu kapur yang
mengalami gangguan fungsi paru adalah
Hasil pemeriksaan fungsi paru
pekerja yang memiliki pajanan debu terhirup di
menunjukkan bahwa sebanyak 6 pekerja (60%)
atas NAB.
memiliki fungsi paru yang normal, dan
Pajanan di tempat kerja seperti debu
sebanyak 4 pekerja (40%) memiliki fungsi paru
organik maupun anorganik, bahan kimia dan
tidak normal atau mengalami gangguan fungsi
fumes berisiko menyebabkan gangguan fungsi
paru. Dari pekerja yang memiliki gangguan
paru obstruksi pada pekerja. Selain itu dapat
fungsi paru, 3 diantaranya dengan kategori
memengaruhi peningkatan penyempitan aliran
obstruksi dan 1 adalah restriksi. Pekerja
udara, terjadinya emfisema dan
tersebut terdiri atas 2 pekerja pada bagian
terperangkapnya gas berbahaya pada paru.
pencampuran (mixing) dan 2 pekerja bagian
Kayu, pupuk kandang, sisa pertanian, batu, dan
pengemasan (packing).
pembakaran, dan proses memasak di dalam
Fungsi paru dikatakan normal bila nilai %
ruangan dengan ventilasi yang buruk dapat
FVC ≥ 80 dan nilai % FEV1 ≥ 75. Gangguan
menyebabkan sangat tingginya pencemaran
fungsi paru terjadi bila keluar masuknya O 2 ke
udara di dalam ruangan. Adanya polutan
dalam alveolus dan keluarnya CO2 dari alveolus
tersebut dapat terhirup oleh pekerja sehingga
ke dalam udara luar terganggu (gangguan pada
menjadi faktor penting terjadinya gangguan
ventilasi). Gangguan fungsi paru obstruksi
fungsi paru obstruksi (GOLD., 2017).
(Obstructive Ventilatory Defect) terjadi bila nilai
Partikel berukuran > 5 µm yang terhirup
% FEV1 adalah ≤ 74. Gangguan ini terjadi pada
akan terhenti pada bagian hidung dan
struktur maupun fungsi organ yang
tenggorokan dan akan dikeluarkan oleh
menimbulkan perlambatan arus respirasi.
gerakan silia, sedangkan partikel yang
Gangguan ini biasanya ditandai dengan adanya
berukuran 0,5 – 5 µm akan masuk sampai
bronkitis, emfisema, atau asma. Gangguan
alveolus. Ukuran partikel tersebut yang
fungsi paru restriksi terjadi bila nilai % FVC ≤ 79
termasuk PM2,5, pengeluarannya lambat,
yang ditandai dengan adanya hambatan dalam
sehingga dapat mengendap di alveolus lebih
pengembangan paru yang disebabkan adanya
lama.
jaringan fibrosa pada dinding paru. Hal ini
Hal ini menyebabkan interaksi antara
menyebabkan dinding dada mengecil, volume
metabolit suatu partikel dengan oksigen yang
paru mengecil, dan iga menyempit (Putri.,
menghasilkan ROS (Reactive Oxygen Species)
2012; Uyainah., 2014).

145
Jurnal Kesehatan Lingkungan/ 10.20473/jkl.v11i2.2019.141-149 Vol. 11 No. 2 April 2019 (141-149)

yaitu mengubah guanin menjadi 8-oxoguanin Fungsi Paru (n)


Karakteristik
sehingga terjadi oxydative stress dalam tubuh. Tidak Total
Pekerja Normal
Oxydative Stress ini merupakan keadaan Normal
dimana jumlah radikal bebas dalam tubuh Masa kerja 1 1 2
melebihi kapasitas tubuh untuk menetralisirnya, ≥ 5 tahun 3 5 8
sehingga timbul reaksi radang pada paru yang < 5 tahun
menyebabkan daya kembang paru terbatas Jenis pekerjaan
atau terjadi penurunan fungsi paru (Lagorio, et. sebelumnya 2 1 3
Al., 2006). Selain pajanan debu PM2,5, pekerja Pekerja bangunan 2 2 4
bagian produksi di industri pupuk organik Petani 0 1 1
Nganjuk terpajan polutan lainnya dari hasil Buruh pabrik 0 1 1
pembakaran dengan kayu bakar. Pembakaran Pemulung 0 1 1
tersebut menghasilkan NO2, SO2, dan Tidak bekerja
formaldehid. NO2 pada 1 – 3 ppm dapat
mengiritasi saluran pernapasan. Usia minimal dari pekerja adalah 21 tahun
Efek jangka panjangnya menyebabkan dan maksimal 52 tahun. Hasil tabulasi silang
bronkitis, sedangkan pajanan dengan dosis pada Tabel 4 antara usia dengan gangguan
rendah dapat menambah hiperresponsif fungsi paru adalah mayoritas pekerja industri
bronkus dan penurunan fungsi paru pada pupuk organik di Nganjuk yang memiliki
PPOK. SO2 dapat menyebabkan iritasi mukosa gangguan fungsi paru berusia 41 – 60 tahun
mata, hidung, dan saluran pernaafasan bagian yaitu sebanyak 3 pekerja. Hal ini sesuai dengan
atas pada kadar > 6 ppm. Pada kadar rendah penelitian Katherine., dkk, (2014) yang
dalam pajanan jangka panjang dapat menunjukkan bahwa paling banyak pekerja
menurunkan fungsi paru, sedangkan efek penggilingan padi yang berusia 36 – 55 tahun
formaldehid dapat menyebabkan iritasi saluran mengalami gangguan fungsi paru yaitu
napas (Hidayat., dkk., 2012). Walaupun lebih sebanyak 55,5% responden. Penuaan atau
banyak yang mengalami gangguan fungsi paru bertambahnya usia sering menjadi faktor risiko
pada PM2,5 < 3 mg/m3, hal ini perlu diperhatikan dari PPOK karena berkaitan dengan akumulasi
karena seberapa tinggi kadar PM2,5 di pajanan selama hidup (GOLD., 2017).
lingkungan maupun yang terhirup, akan Masa kerja pekerja CV Citra Mandiri
terakumulasi terdeposit di paru-paru. dikategorikan menjadi ≥ 5 tahun < 5 tahun.
Kadar PM2,5 juga bisa berubah setiap saat, Hasil tabulasi silang pada Tabel 4 menunjukkan
sehingga pada saat tertentu pekerja dapat bahwa mayoritas pekerja industri pupuk organik
terpajan melebihi NAB. Pada penelitian ini di Nganjuk yang mengalami gangguan fungsi
pekerja bagian produksi yang terpajan PM2,5 di paru memiliki masa kerja < 5 tahun yaitu
bawah NAB lebih berisiko terhadap gangguan sebanyak 3 responden. Rata-rata pekerja
fungsi paru dibanding yang memperoleh tersebut telah bekerja 2 – 3 tahun. Hal ini tidak
pajanan di atas NAB karena jumlah responden sesuai dengan penelitian pada pekerja Industri
yang terpajan di bawah NAB lebih banyak dan Cecek di Sidoarjo yang menunjukkan bahwa
bisa diperkuat pengaruhnya oleh faktor lain. semua pekerja yang terpajan PM2,5 dengan
masa kerja > 5 mengalami gangguan fungsi
Karakteristik pekerja paru dengan persentase 60% atau 6 orang (
Karakteristik pekerja merupakan ciri yang Aulia., 2014).
membedakan antara pekerja yang satu dengan Penelitian pada pada pekerja penggilingan
yang lain. Karakteristik pekerja industri pupuk padi di Kabupaten Sidrap juga menunjukkan
organik di Nganjuk ini mencakup usia, masa bahwa ada hubungan antara masa kerja dan
kerja, dan jenis pekerjaan sebelumnya atau fungsi paru tidak normal pada pekerja
riwayat pekerjaan. (Katherine., dkk, 2014). (Masa kerja ini erat
kaitannya dengan banyaknya pajanan polutan
Tabel 4. pada pekerja. Menurut Sumakmur (2009)
Tabulasi Silang Karakteristik Pekerja dengan Fungsi Paru semakin lama pekerja bekerja di industri yang
pada Pekerja Bagian Produksi di Industri Pupuk Organik berdebu maka semakin tinggi risikonya terkena
Nganjuk 2017 gangguan pernapasan. Salah satu faktor yang
Fungsi Paru (n) yang dapat memengaruhi gangguan fungsi paru
Karakteristik
Tidak Total yang lebih banyak terjadi pada pekerja dengan
Pekerja Normal
Normal masa kerja < 5 tahun adalah riwayat pekerjaan.
Usia Jenis pekerjaan sebelumnya menunjukkan ada
41 – 60 3 2 5 atau tidaknya pekerjaan sebelum bekerja di
21 – 40 1 4 5 industri pupuk organik Nganjuk dan karakteristik
pekerjaannya. Riwayat pekerjaan dapat

146
Jurnal Kesehatan Lingkungan/ 10.20473/jkl.v11i2.2019.141-149 Vol. 11 No. 2 April 2019 (141-149)

mendiagnosis Penyakit Akibat Kerja (PAK) pekerja yang tidak memakai pelindung
(Sumakmur., 2009). Hasil penelitian pernapasan mengalami gangguan fungsi paru
menunjukkan bahwa pekerja yang mengalami (Katherine., dkk, 2014).
gangguan fungsi paru adalah pekerja yang
sebelumnya bekerja sebagai pekerja bangunan Tabel 5.
Tabulasi Silang Faktor Perilaku dengan Fungsi Paru pada
dan petani.
Pekerja Bagian Produksi di Industri Pupuk Organik
Jenis pekerjaan proyek bangunan
Nganjuk 2017
termasuk pekerjaan yang terpajan debu secara
Fungsi Paru (n)
langsung dan lebih sering, sedangkan petani Perilaku
Tidak Total
termasuk jenis pekerjaan dengan pajanan debu Pekerja Normal
Normal
secara tidak langsung karena ia akan lebih
Penggunaan
banyak terpajan debu pada saat musim panen.
masker
Keduanya sama-sama terpajan PM2,5, namun
Selalu 3 6 9
lebih sering dan lebih banyak terpajan debu
Tidak pernah 1 0 1
pada pekerja proyek bangunan dibanding
Kebiasaan
petani. Penelitian Aulia (2014) menunjukkan merokok
bahwa pekerja pekerja industri cecek di Tidak perokok 2 1 3
Sidoarjo yang memiliki fungsi paru tidak normal Perokok
lebih banyak terjadi pada pekerja yang pernah Lama 2 5 7
bekerja di tempat lainnya dengan ada paparan merokok
debu. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian ≥ 5 tahun 2 4 6
bahwa pekerja yang pernah bekerja ditempat < 5 tahun 0 1 1
lain sebelumnya memiliki risiko mengalami Banyak rokok
gangguan fungsi paru. ≥ 1 pak 2 1 3
< 1 pak 0 4 4
Faktor Perilaku
Faktor perilaku pekerja terdiri atas Perbedaan terjadi karena jenis masker
penggunaan alat pelindung saluran pernapasan yang digunakan oleh pekerja bagian produksi
atau masker saat bekerja dan kebiasaan industri pupuk organik di Nganjuk tidak tepat.
merokok. Alat pelindung pernafasan yang Alat pelindung pernapasan yang tepat
digunakan oleh pada pekerja bagian produksi di digunakan seharusnya adalah Air Purifying
industri pupuk organik Nganjuk adalah masker. Respirators (APR) dengan filter untuk partikulat
Masker adalah alat pelindung pernapasan yang dan gas baik dalam bentuk a half facepiece
dapat melindungi organ pernapasan dengan atau a full facepiece, karena dapat menghalangi
cara menyalurkan udara bersih dan sehat masuknya debu, kabut, fumes, dan gas
dan/atau menyaring debu (Permenakertrans berbahaya ke dalam saluran napas (OSH.,
Nomor 08 Tahun 2010). Penggunaan masker 1999). Namun pekerja menggunakan masker
yang tepat dapat mengurangi masuknya PM 2,5 dari bahan kain yang dipakai seharian
ke dalam saluran pernafasan, sehingga dapat walaupun sudah kotor dan juga sering dilepas.
menurunkan risiko terjadinya gangguan fungsi Walaupun dicuci setiap hari, masker yang tidak
paru. Sifat proteksi dari penggunaan masker ini dijaga kebersihannya atau debu menempel di
dapat dipengaruhi oleh frekuensi masker, maka dapat juga dapat terhirup oleh
penggunaannya dan jenis masker yang pekerja sehingga kurang memberikan proteksi
digunakan. Kebiasaan merokok juga bagi pekerja. Hal inilah yang menjadi faktor
merupakan salah satu faktor yang dapat risiko masih ada pekerja yang mengalami
memengaruhi terjadinya gangguan fungsi paru gangguan fungsi paru padahal sudah
dengan prevalensi tertingginya pada perokok. menggunakan masker.
Secara umum, bahaya rokok tidak hanya Hasil tabulasi silang pada Tabel 5
mengancam perokok aktif, namun juga perokok menunjukkan bahwa gangguan fungsi paru
pasif. Adapun tabulasi silang antara faktor terjadi pada perokok dan bukan perokok
perilaku penggunaan masker dan kebiasaan dengan frekuensi yang sama yaitu masing-
merokok dengan fungsi paru pada tabel 5. masing 2 pekerja. Hal ini tidak sejalan dengan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian Mengkidi (2006) yang menunjukkan
pekerja yang paling banyak mengalami bahwa terdapat hubungan bermakna antara
gangguan fungsi paru adalah yang selalu kebiasaan merokok dengan gangguan fungsi
menggunakan pelindung pernapasan yaitu paru. Pada penelitian Aulia (2014) juga
sebanyak 3 pekerja. Hal ini tidak sejalan menunjukkan bahwa fungsi paru tidak normal
dengan penelitian pada pekerja penggilingan lebih banyak terjadi pada pekerja industri cecek
batu kapur CV Karya Bersama Kabupaten Sidoarjo yang memiliki kebiasaan merokok
Tuban yang menunjukkan bahwa 91,7% sebanyak 60% pekerja.

147
Jurnal Kesehatan Lingkungan/ 10.20473/jkl.v11i2.2019.141-149 Vol. 11 No. 2 April 2019 (141-149)

Hubungan antara rokok dan PPOK kebiasaan merokok dan tidak merokok lebih
menunjukkan dose responses yang dapat banyak yang mengalami gangguan fungsi paru.
dilihat pada Index Brinkman (IB) yaitu jumlah Saran bagi industri pupuk organik di
batang rokok yang dihisap perhari dikalikan Nganjuk adalah membuat ventilasi alami dan
jumlah hari merokok (tahun). Misalnya kanker buatan. Ventilasi alami dibuat dengan
paru 20 bungkus tahun artinya bila seseorang memperluas jendela di ruang produksi,
merokok sebungkus rokok berarti setelah 20 sedangkan ventilasi buatan dengan memasang
tahun merokok bisa terkena kanker paru local exhaust ventilation (LEV) yang
(Depkes RI, 2008). Pekerja industri pupuk dihubungkan dengan cerobong dan dilengkapi
organik di Nganjuk yang merokok dan penyaring debu. Selain itu melakukan
mengalami gangguan fungsi paru memiliki pembersihan rutin pada ruangan produksi.
derajat merokok sedang dan ringan dengan Perusahaan sebaiknya menyediakan alat
jumlah rokok yang dihisap sebanyak ≥ 1 pak pelindung pernapasan yaitu air purifying
dalam sehari dengan lama merokok ≥ 5 tahun. respirators dengan double filter untuk partikulat
Hal ini menunjukkan bahwa lamanya merokok dan gas karena kondisi lingkungan kerja yang
dapat memengaruhi terjadinya gangguan fungsi berdebu dan berbau. Saran bagi pekerja adalah
paru pada pekerja bagian produksi industri lebih menjaga kebersihan masker, dan
pupuk organik di Nganjuk. melakukan pemeriksaan lebih lanjut bila hasil
Pada penelitian ini pekerja yang bukan pemeriksaan fungsi paru menunjukkan tidak
perokok juga memiliki mengalami gangguan normal atau terjadi gangguan.
fungsi paru karena ia bisa menghirup asap
rokok dari rekan atau orang lain yang merokok,
DAFTAR PUSTAKA
dengan kata lain ia menjadi perokok pasif.
Sesuai dengan Pedoman Pengendalian PPOK ACGIH (American Conference for Govermental
yaitu tidak seluruh perokok akan mengalami Industrial Hygienists). (2006). Threshold Limit
PPOK karena bisa dipengaruhi oleh faktor Values for Chemical Substances. Clear Lake:
genetik sehingga perokok pasif juga memiliki Univiversity of Houston. Diakses dari
risiko. Perokok pasif memiliki risiko mengalami http://www.acgih.org/ [pada 26 Juli 2017].
PPOK karena kandungan bahan kimia asap Aulia, Z. (2014). Analisis Kadar PM2,5 dan Fungsi Paru
rokok sampingan yang terhirup lebih tinggi Pekerja di Industri Cecek Desa Katerungan
dibanding asap rokok utama antara lain karena Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo. Skripsi.
tembakau terbakar pada temperatur lebih Surabaya: Universitas Airlangga.
rendah ketika rokok sedang tidak dihisap, Depkes RI. (2008). Pedoman Pengendalian Penyakit Paru
terjadi pembakaran tidak sempurna dan Obstruktif Kronik (PPOK). Dirjen PP & PL.
GOLD (Global Initiative for Chronic Obstructive Lung
mengeluarkan lebih banyak bahan kimia. Asap
Disease). (2017). Global Strategy for Diagnosis,
Rokok Lingkungan (ARL) berbahaya bagi
Management, and Prevention of Chronic
kesehatan dan tidak ada kadar pajanan minimal
Obstructive Pulmonary Disease. Diakses dari:
ARL yang aman (Depkes RI, 2008). Pada
http://www.sppneumologia.pt/ [pada tanggal 07
penelitian ini faktor risiko gangguan fungsi paru
Juni 2017].
pada pekerja bagian produksi industri pupuk
Hastiti, L. R. (2013). Pajanan PM2,5 dan Gangguan Fungsi
organik di Nganjuk adalah perokok dan bukan Paru Serta KadarProfil Lipid Darah (HDL, LDL,
perokok. Kolesterol Total, Trigliserida) pada Karyawan PT X,
Kalimantan Selatan Tahun 2012. Jurnal Kesehatan
Kesimpulan Lingkungan. Depok: FKM UI.
Kadar PM2,5 terhirup pada 2 pekerja bagian Hestya, I. (2014). Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan
pemanasan dan pengemasan melebihi NAB (ARKL) Kadar Partikulat dan Keluhan Gangguan
Pernapasan pada Masyarakat Sekitar PG Rejo
atau > 3 mg/m3, sedangkan kadar PM2,5
Agung Baru Madiun. Skripsi. Surabaya: FKM Unair.
lingkungan yang melebihi NAB yaitu pada area
Hidayat, S; Yunus, F; dan Susanto, A.D. (2012). Pengaruh
pengemasan, pembuatan granul, dan
Polusi Udara dalam Ruangan terhadap Paru. Jurnal
pemanasan. Pekerja bagian produksi industri
Continuing Medical Education Vol 13 No. 1. Jakarta:
pupuk organik di Nganjuk yang terpajan kadar
RS Persahabatan .
PM2,5 terhirup ≤ 3 mg/m3, berusia 41 – 60
IDEM (Indiana Department of Enviromental
tahun, masa kerja < 5 tahun, pernah bekerja di
Management). (2014) . Particulate Matter
tempat lain dengan pajanan debu secara (PM2,5/PM10) Office of Air Quality. India: A State
langsung atau tidak langsung dengan jenis That Works. Diakses dari:
pekerjaan sebagai pekerja proyek bangunan http://www.in.gov/idem/[pada 10 November 2016].
dan petani, selalu menggunakan masker dari Kartono B; Purwana R; dan Djaja IM. (2008). Hubungan
kain, serta pada pekerja yang memiliki Lingkungan Rumah dengan Kejadian Luar Biasa
(KLB) Difteri di Kabupaten Tasikmalaya (2005 –

148
Jurnal Kesehatan Lingkungan/ 10.20473/jkl.v11i2.2019.141-149 Vol. 11 No. 2 April 2019 (141-149)

2006) dan Garut Januari 2007, Jawa Barat. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi RI
Makara Kesehatan Vol 12, No. 1, Juni 2008: 5 – 12. Nomor 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Faktor
Katherine, Rizky. (2014). Hubungan Paparan Debu dengan Fisika dan Kimia di Tempat Kerja.
Kapasitas Fungsi Paru Pekerja Penggilingan Padi di Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 70 Tahun 2016
Kabupaten Sidrap. Jurnal. Makasar: FKM UNHAS. tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1405 Tahun Lingkungan Kerja Industri.
2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Pihlava, T.; Uuppo, M., dan Niemi, S., (2012). Health
Kerja Perkantoran dan Industri Effect of Exhaust Particles. Finland: University of
Lagorio, Susanna, et. Al. (2006). Air Pollution and Lung Vaasa. Diakses dari: http://www.uva.fi/en/ [pada
Function among Susceptible Adult Subject: A Panel tanggal 08 Februari 2017].
Study. BioMed Central Journal of London. Putri, E.P.D. (2012). Konsentrasi PM 2,5 di Udara dalam
Enviromental Health: A Global Access Science Ruang dan Penurunan Fungsi Paru pada Orang
Source. Diakses dari: Dewasa di Sekitar Kawasan Industri Pulo Gadung
http://www.biomedsearch.com/ [pada tanggal 1 Jakarta Timur Tahun 2012. Skripsi. Jakarta:
Juli 2017]. Universitas Indonesia.
Marpaung, Y. M. (2012). Pengaruh Pajanan Debu SNI 19-7119.6-2005 tentang Penentuan Lokasi
Respirable PM2,5Terhadap Kejadian Gangguan Pengambilan Contoh Uji Pemantauan Kualitas Udara
Fungsi Paru Pedagang Tetap di Terminal Terpadu Ambien .
Kota Depok Tahun 2012. Skripsi. Depok: FKM UI. Sumakmur. (2009). Higiene Perusahaan dan Kesehatan
Mengkidi, D. (2006). Gangguan Fungsi Paru dan Faktor- Kerja. Jakarta: CV Haji Masagung
Faktor yang Memengaruhinya pada Karyawan PT. Upadhyay, S; Kaustav Ganguly; and Tobias Stoeger.
Semen Tonasa Pangkep Sulawesi Selatan. Skripsi. (2014). Inhaled Ambient Particulate Matter And
Semarang: Universitas Diponegoro Lung Health Burden. European Medical Journal.
Moturi N. W. (2010). Risk Factor for Indoor Air Pollution Diakses dari: http://emjreviews.com/ [pada 21 Juni
in Rural Household in Mauche Division, Molo 2017].
District, Kenya. African Health Sciences Vol 10 No. US EPA. (2016). Health and Enviromental Effect of
3. Diakses dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/ Particulate Matter. Diakses dari:
[pada tanggal 1 Juli 2017]. https://www.epa.gov/ [pada 3 November 2016]
Mukono. (2011). Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Uyainah, A. Z; Amin, Z. dan Thufeilsyah, F. (2014).
Edisi Kedua. Surabaya: Pusat Penerbitan dan Spirometri. Depok: Departemen Ilmu Penyakit
Percetakan Unair (AUP). Dalam FKUI/RSCM. Diakses dari:
OSH (Occupational Safety and Health)., (1999). A Guide http://www.respirologi.com/ [pada 13 November
Respiratory Protection. Departmen of Labour [e- 2016].
book]. Tersedia di http://www.worksafe.govt.nz/ Wang, J. dan Ogawa, S. (2015). Effects of Meteorolgical
[diakses pada 08 Juli 2017]. Conditions on PM2,5 Concentrations in Nagasaki,
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Japan. International Journal of Research and
Nomor 08 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri. Public Health. Tersedia di:
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70 Tahun 2011 RI https://www.ncbi.nlm.nih.gov/ [diakses pada 14
tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Juli 2017].
Tanah. Yulaekah, S. (2007). Paparan Debu Terhirup dan
Gangguan Fungsi Paru padaPekerja Industri Batu
Kapur. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.

149

Anda mungkin juga menyukai