Anda di halaman 1dari 17

Cost Frontier Model-Efficiency Analysis

of Panin Dubai Syariah BankStudi


Case Study : 2015-2018

Hardiansyah1

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efisiensi pada PT Bank Panin
Dubai Syariah Tbk. Data yang diolah adalah data bulanan mulai dari Januari tahun 2015 sampai
bulan november tahun 2018. Penghitungan Efisensi dilakukan dengan Pendekatan Stochasitc
Frontier Analysis yang diolah menggunakan pertangkat lunak STATA 13. Hasil perhitungan
menunjukkan bahwa Bank Panin Dubai Syariah adalah termasuk dalam kategori Bank dengan
tingkat efisiensi yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari nilai efisiensi rata-rata tahun 2015 sampai
november tahun 2018 pada nilai 99,99%.

Sedangkan dari model regresi yang dihasilkan dari perhitungan (LnTC = 7.154 + 0.03
lnaktivaproduktif + 0.053lnpembiayaan + 0.554lnbiayapersonalia + 0.452lncostoffund),
ditemukan bahwa hanya semua variabel secara berpengaruh terhadap total cost, dimana semua
variabel berdasarkan model regresi yang dihasilkan memberikan dampak pada peningkatan
total cost.

Keywords: Bank Efficiency

JEL Classification: G21

1
Mahasiswa Program Doktor Keuangan dan Perbankan Syariah, FEB-UIN Syarif Hidayatullah
I. Pendahuluan

Menutup tahun 2018, Perbankan Syariah Indonesia menempati urutan ke 9 pada perbankan
syariah secara global. Hal ini dilansir oleh OJK dari sumber Islamic Financial Services Industry
Stability Report 2018. Dengan asset sebesar 468, 68 trilyun Rupiah pada akhir kuartal 2018,
perbankan syariah menguasai market share sebesar 5,92 % perbankan nasional. Tentunya data ini
memberikan informasi, perbankan syariah masih jauh tertinggal dari perbankan konvensional.
Dengan formasi 14 Bank Umum Syariah, 20 UUS dan 168 BPRS, belum mampu untuk
bersaing dipasar domestik Indonesia yang notabene adalah Negara muslim terbesar. Secara
psikologis harusnya hal ini adalah faktor pemicu semangat perkembangan perbankan syariah
nasional. Ada tiga kemungkinan yang menjadi alasan mengapa pangsa pasar bank syariah sangat
kecil di Indonesia, yaitu : 1) Kurangnya kesadaran muslim tentang pentingnya bank syariah; 2)
Infrastruktur dan kualitas bank syariah secara signifikan kurang dari perbankan konvensional; 3)
Bank konvensional memiliki keunggulan non teknis dibandingkan bank syariah.2
Dalam rangka mewujudkan visi pengembangan OJK pada perbankan syariah, salah
satunya adalah dengan memperkuat permodalan dan skala usaha serta efisiensi. Modal
merupakan bagian yang terpenting dalam mendukung perkembangan bank syariah di Indonesia.
Tanpa permodalan yang cukup bank syariah tidak akan mampu melakukan ekspansi atau
meningkatkan jangkauan layanan yang lebih luas. Apalagi untuk peningkatan infrastruktur,
peningkatan kualitas tekhnologi, inovasi produk, ataupun peningkatan sumber daya manusianya
pasti membutuhkan modal yang tidak sedikit.
Kelangsungan operasional sektor perbankan Indonesia akan tergantung pada kemampuan
setiap institusi perbankan dalam mempertahankan daya saing yang tinggi. Daya saing tersebut
dapat tercermin dari tingkat efisiensi operasional serta kemampuan bank dalam menghadapi
setiap gangguan yang muncul, baik secara internal maupun eksternal. Daya saing perbankan
dapat tercermin dari tingkat efisiensi operasional. Namun, besarnya tingkat efisiensi ini akan
sangat bergantung pada berbagai faktor, baik yang bersifat mikro maupun makro. Faktor-faktor
tersebut di antaranya adalah suku bunga pasar, pertumbuhan ekonomi, volatilitas pasar, tingkat
harga tenaga kerja, biaya energi, dan faktor-faktor lainnya. Di antara faktor-faktor penentu
efisiensi tersebut, tingkat suku bunga dana di pasar merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan tingkat efisiensi operasional bank karena menentukan besarnya cost of fund bank.
Tingkat persaingan supply kredit yang menentukan pola pembentukan pasar kredit juga
berpengaruh terhadap efisiensi operasional perbankan Dalam suatu pasar yang mengalami supply
rigidity, supply kredit akan cenderung didominasi oleh beberapa bank (oligopolistik), sehingga
lembaga perbankan akan dapat memaksimalkan keuntungan jangka pendek. Namun, secara
jangka panjang bank-bank tersebut akan kehilangan daya kompetitifnya untuk bersaing secara
efisien. Dampak lebih luasnya adalah masyarakat selaku pengguna dana akan mengalami
kesulitan untuk mendapatkan sumber dana yang murah untuk menjalankan usahanya dan pada
akhirnya juga akan menentukan daya saing industri dalam negeri.
Oleh karenanya OJK senantiasa mendorong perbankan syariah untuk melakukan go
public atau Initial Public Offering (IPO). Dengan begitu diharapkan perbankan syariah
berpeluang mendapatkan dana segar yang dapat digunakan untuk melakukan ekspansi dan
memperluas jangkauan layanan perbankan, sehingga dapat bersaing dengan bank yang lebih
besar, dan menambah pemain baru sehingga pasar tidak rigid.

2
Sebastian Herman, “Negara Mayoritas Muslim, Pangsa Pasar Bank Syariah Kenapa Rendah?”, Paper FREKS III
2015 Kategori Muda, h. 5
Sampai sekarang ini hanya ada satu perbankan syariah yang telah mengambil keputusan
go public, yaitu PT Bank Panin Syariah TBk. Pada tanggal 15 Januari 2014 Bank Panin Syariah
resmi mencatatkan namanya di Bursa Efek Indonesia dengan menerbitkan saham baru sejumlah
4.750.000.000 atau 48,72 persen dari modal disetor.3 Dimana pencapaian Bank Panin Syariah
setelah go public yakni adanya peningkatan total ekuitas di tahun 2014 sebesar 104 persen
dengan CAR di akhir tahun 2014 mencapai 25,69 persen.4 Selain itu, peningkatan juga terjadi
pada laba bersih yang diperoleh yakni senilai Rp 70,9 miliar atau sekitar 232 persen dibanding
tahun sebelumnya. Tentu keputusan yang diambil Bank Panin Syariah ini harus diapresiasi,
karena apabila dilihat dari segi usia Bank Panin Syariah merupakan bank yang lebih muda
dibandingkan Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri.

Tabel.1.1 Data Kepemilikan PT Bank Panin Syariah Tbk

Sumber:Buku Laporan Keuangan Panin Bank September 2018

II. Literature review

2.1 Jenis jenis efisiensi


Gordo (2013) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa efisiensi merupakan rasio antara
output dan input. Ukuran ini mengacu pada efisiensi teknis atau operasional (TE) yang
mencerminkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh output yang optimal dari suatu input
yang digunakan, atau sebaliknya, kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan setidaknya suatu
input untuk menghasilkan jumlah tertentu dari output. Selain efisiensi operasional, dikenal pula
efisiensi alokasi (AE) yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan input
dalam proporsi yang optimal. Kedua efisiensi tersebut menghasilkan efisiensi gabungan (TE x
AE = CE) yang memberikan ukuran efisiensi biaya perusahaan.
Nicholson (2003) dalam Rica Amanda (2010) menyatakan bahwa efisiensi dibagi
menjadi dua pengertian. Pertama, efisiensi Teknis (technical efficiency) yaitu pilihan proses
produksi yang kemudian menghasilkan output tertentu dengan meminimalisasi sumberdaya.
Kondisi efisiensi teknis ini digambarkan oleh titik di sepanjang kurva isoquan.
Kedua, efisiensi ekonomis (cost efficiency) yaitu bahwa pilihan apapun teknik yang digunakan

3
Ria Pratiwi, “Pembiayaan dan DPK Meningkat, Aset Bank Panin Syariah Capai Rp 4 Triliun”, 19 Juni 2014, dari :
http://swa.co.id/corporate/financial-report/pembiayaan-dan-dpkmeningkat-aset-bank-panin-syariah-capai-rp4-
triliun, diakses pada Rabu, 14 Oktober 2015.
4
Laporan Tahunan Bank Panin Syariah Tahun 2014
dalam kegiatan produksi haruslah yang meminimumkan biaya. Pada efisiensi ekonomis, kegiatan
perusahaan akan dibatasi oleh garis anggaran (isocost) yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Efisiensi produksi yang dipilih adalah efisiensi yang di dalamnya
terkandung efisiensi teknis dan efisiensi ekonomis. Efisiensi ekonomis terdiri
atas efisiensi teknis dan efisiensi alokatif. Efisiensi teknis adalah kombinasi antara kapasitas dan
kemampuan unit ekonomi untuk memproduksi sampai tingkat output maksimum dari jumlah
input dan teknologi. Efisiensi alokasi adalah kemampuan dan kesediaan unit ekonomi untuk
beroperasi pada tingkat nilai produk marginal sama dengan biaya marginal, MVP = MC
(Samsubar Saleh, 2000).
Penelitian ini mengacu kepada efisiensi yang dikemukakan oleh Farrell (1957) dan Coelli
et al. (1998). Pengukuran efisiensi menyangkut pengukuran jarak dari titik data yang diobservasi
terhadap frontiernya. Efisiensi dalam produksi disebut dengan efisiensi ekonomi atau efisiensi
produktif. Farrel (1957) mengembangkan literatur untuk melakukan estimasi empiris untuk
efisiensi teknis, efisiensi alokatif, dan efisiensi ekonomi.

Variabel yang diuji efisiensinya berada dititik XA. Jarak antara XAXB menunjukkan
adanya inefisiensi teknis yang merupakan jumlah input yang dapat dikurangi tanpa mengurangi
jumlah output. Pengurangan input ini biasanya dipersentasekan dengan ratio XAXB/ OXA untuk
mencapai produksi yang efisien secara teknis. Efisiensi teknis dapat dihitung dengan OXB /OXA
(Gambar 1). Titik XB merupakan titik yang efisien secara teknis karena berada di kurva
isoquant.

Efisiensi alokatif menggunakan kriteria biaya minimum untuk menghasilkan sejumlah


output tertentu pada isoquant. Informasi ratio harga input sebagai kemiringan garis isocost. Jika
ratio harga input ditunjukkan oleh kurva isocost AA’, efisiensi alokatif dapat dihitung. Untuk
efisiensi secara alokatif dihitung berdasarkan ratio OXC/OXB. Jarak XCXB menunjukkan
pengurangan biaya yang dapat dilakukan guna mencapai efisiensi alokatif. Titik yang efisien
secara alokatif dan teknis atau dengan kata lain efisien secara ekonomi berada pada titik X D.
Efisiensi ekonomi merupakan perkalian antara efisiensi teknis dengan efisiensi alokatif (TE x AE
= CE). Untuk efisiensi ekonomi dihitung berdasarkan ratio OXC/ OXA.
Efisiensi teknis dinyatakan dengan seberapa jauh penyimpangan suatu Bank yang
beroperasi dari fungsi produksi frontier pada tingkat teknologi tertentu. Coelli et al. (1998)
menyatakan bahwa fungsi produksi frontier adalah fungsi produksi yang menggambarkan output
maksimum yang dapat dicapai dari setiap tingkat penggunaan input.
Apabila suatu Bank berada pada titik di fungsi produksi frontier artinya Bank tersebut
efisiensi secara teknis. Jika fungsi produksi frontier diketahui maka dapat diestimasi inefisiensi
teknis. Jika fungsi produksi frontier diketahui maka dapat diestimasi inefisiensi teknis melalui
perbandingan posisi aktual relatif terhadap frontiernya. Jika informasi harga diketahui dan
beberapa perilaku asumsi (seperti minimisasi biaya) sesuai, maka efisiensi alokatif (AE) dapat
dihitung. Efisiensi alokatif adalah kombinasi X1 dan X2 yang meminimalkan biaya. Seluruh
observasi pada isocost ‘A’ adalah efisiensi alokatif. Observasi ‘XB’ secara teknis efisien, tetapi
mempunyai AE yang lebih kecil dari 1. Efisiensi alokatif didefinisikan sebagai: AE= 0XC/0XB.
Kombinasi TE dan AE menghasilkan efisiensi ekonomi (EE). Hanya observasi ‘XD’ secara
ekonomis efisien, pada saat itu isokuan akan bersinggungan dengan isocost. Dengan demikian
efisiensi ekonomi adalah:
EE = TE x AE
EE = 0XB/ 0XA x 0XC/ 0XB
EE = 0XC/ 0XA.

Nilai efisiensi ekonomi berkisar antara 0 dan1. Nilai 1 menunjukkan bank secara penuh
mencapai efisiensi ekonomi, sedangkan EE < 1 menunjukkan secara ekonomi inefisien.
Metodologi Farrel sudah diaplikasikan secara luas.
Studi yang mengaplikasikan dilakukan oleh Aigner dan Chu (1968), Aigner, Lovell dan
Schmidt (1977), Meeusen dan van den Broeck (1977), kemudian dimodifikasi oleh BravoUreta
(1997). Aigner et al. (1977) serta Meeusen dan Broeek (1977) dalam Coelli et al. (1998)
mengemukakan fungsi stochastic frontier merupakan perluasan dari model asli deterministik
untuk mengukur efek-efek yang tidak terduga (stochastic frontier) di dalam frontier produksi.
Dalam fungsi produksi ini ditambahkan random error, vi ke dalam variabel acak non negatif
(non-negative random variable), ui seperti dinyatakan dalam persamaan berikut ini:

Random error, vi untuk menghitung ukuran kesalahan dan faktor acak lainnya seperti
kondisi makro, dan lain – lain, bersama – sama dengan efek kombinasi dari variabel input yang
tidak terdefinisi di fungsi produksi. Variabel vi merupakan variabel acak yang bebas dan secara
identik terdistribusi normal (independent-identically distributed atau i.i.d) dengan rataan bernilai
nol dan ragamnya konstan, σv2 atau N(0,σv2). Variabel ui diasumsikan i.i.d. eksponensial atau
variabel acak setengah normal (half-normal variables). Variabel ui berfungsi untuk menangkap
efek inefisiensi teknis.
Persamaan (1) disebut sebagai fungsi produksi stochastic frontier karena nilai output
dibatasi oleh variabel acak (stochastic) yaitu nilai harapan dari xiβ+vi atau exp (xiβ+vi). Random
error bernilai negatif atau positif dan begitu juga output stochastic frontier bervariasi sekitar
bagian tertentu dari model deterministic frontier, exp (xiβ). Komponen deterministic dari model
frontier, y = exp (xiβ), mengasumsikan bahwa berlaku hukum diminishing return to scale.
2.2 Kerangka Pemikiran
Merujuk pada berbagai review studi terdahulu mengenai analisis efisiensi biaya industri
perbankan dengan menggunakan metode parametrik Stochastic Frontier Analysis (SFA), analisis
ini menghasilkan persamaan frontier yang merupakan interaksi antara input yang berupa beban
tenaga kerja dan Cost of fund (%), dan output yang berupa besaran Aktiva produktif yang
dimiliki dan total pembiayaan yang dikeluarkan, dalam memengaruhi total biaya pada Bank
Panin Dubai Syariah periode 2015 hingga 2018.
Hubungan antara interaksi input, ouput dan total biaya akan menentukan nilai efisiensi biaya
pada Bank Panin Dubai Syariah periode 2015 hingga 2018. Adapun gambaran kerangka
pemikiran pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Diagram 1. Alur kerangka pemikiran

VARIABEL
INDEPENDEN

INPUT OUTPUT

- Beban Tenaga - Aktiva Produktif


Kerja - Total Pembiayaan
- Cost of fund (%)

VARIABEL
DEPENDEN

Total Biaya (TC)

NILAI EFISIENSI BANK

Estimasi efisiensi yang akan dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode parametrik
yakni Stochastic Frontier Analiysis (SFA). Metode perhitungan efisiensi ini terlebih dahulu
memerlukan perdugaan dari fungsi biaya secara ekonometrika, kemudian nilai-nilai residual dari
pendugaan fungsi biaya tersebut digunakan untuk menghitung nilai efisiensi dengan
menggunakan metode SFA. Teknik ini dilakukan guna memperoleh ukuran efisiensi perbankan
secara parametrik menggunakan perangkat lunak STATA 13, selengkapnya mengikuti alur
sebagai berikut:
Diagram 2. Proses metode pengolahan data

Laporan Keuangan
Bank Panin Dubai Syariah
Periode 2015 - 2018
Microsoft Excel

Cleansing data
Transformasi Data

STATA 13

Nilai Efisiensi

2.3 Penelitian terdahulu


Andries dan Cocris (2010) melakukan penelitian komparasi efisiensi pada Bank-bank di
Eropa Timur (bank yang ada di negara Romania, Hungaria dan Czech Republic). Penelitian ini
menggunakan pendekatan nonparamaterik DEA dan parametrik SFA. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa bank-bank yang ada di eropa timur ini masih berada pada tingkat efisiensi
yang rendah baik dari sudut pandang Technical Efficiency ataupun Cost Eficiency terutama
bank-bank yang ada di negara Romania. Berdasarkan analisa yang dilakukan ada beberapa faktor
yang menyebabkan rendahnya efisiensi ini adalah antara lain kwalitas asset, bank size, tingkat
inflasi, kebijakan reformasi perbankan,tingkat suku bunga dan bentuk kepemilikan.
Pendekatan yang sama (DEA dan SFA) Rahmawati (2015) melakukan penelitian
terhadap tingkat efisiensi pada BUS dari periode 2010-2013. Hasil penelitian memenukan bahwa
tingkat efisiensi BUS belum maksimal. Dengan penghitungan menggunakan SFA ditemukan
bahwa Bank Mega Syariah adalah bank dengan tingkat efiseisi paling tinggi. Adapun dengan
pendekatan DEA ditemukan bahwa bank Muamalat Indonesia yang memiliki tingkat efisiensi
yang paling tinggi.
Penelitian yang dilalkukan oleh Pramuka (2011) melakukan perbandingan tingkat
efisensi profit dengan pendekatan SFA atara BUS dan UUS. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan intermediary. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BUS lebih efisien dari UUS.
Apriana et,al (2015) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi
biaya padaperbankan yang ada di lima negara kawasan ASEAN yaitu Indonesia, Singapura,
Malaysia, Filipina dan Thailand. Kajian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara
efisiensi dengan ROE pada masing-masing bank. Selain itu ditemukan bahwa terdapat pengaruh
kirisis global 2008 terhadap perbankan. Adapun untuk kasus indonesia dibandingkan dengan
negara lain penelitian menemukan bahwa bank-bank umum yang beroperasi di Indonesia belum
beroperasi secara efisien.
Wahab (2015) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi Bank Umum
Syariah Indonesia, khususnya Bank Syariah Mandiri. Pendekatan yang digunakan adalah SFA.
Setalah nememukan nilai efisiensi dari BSM kemuadian variabel ini dijadikan variabel
Dependen, kemuadian dipilih beberapa variabel yang diduga memiliki pengaruh terhadap
efisiensi antara lain ROA,CAR, BOPO, PPAP dan NPF. Penelitian menemukan hanya CAR
yang memiliki pengaruh Signifikan, adapun variabel lainnya tidak berpengaruh signifikan.
2.4 Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.Analisis
data kuantitatif adalah bentuk analisa yang menggunakan angka-angka dan perhitungan dengan
metode statistik, maka data tersebut harus diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan
menggunakan tabel-tabel tertentu.

Metode Pendekatan SFA


Frontier Approach Efisiensi BUS didasarkan pada fungsi biaya dengan perhitungannya
menggunakan metode pendekatan Stochastic Frontier Approach (SFA) yang terlebih dahulu
menghitung deviasi dari fungsi biaya secara ekonometrika. Dalam penelitian ini, efisiensi
perbankan dengan pendekatan biaya pada dasarnya adalah total biaya yang dipengaruhi oleh
fungsi variabel input dan variabel output. Karena metode SFA merupakan fungsi log dari
variabel input dan variabel output. Dalampenelitian ini input (X1) yang digunakan adalah Beban
Personalia (P1) dan Cost of fund (P2). Sedangkan output (Y1) yang digunakan adalah Total
Pembiayaan (Q1) dan Aktiva Produktif (Penempatan pada BI, penempatan pada Bank lain serta
Surat Berharga yang Dimiliki) (Q2). Perangkat lunak STATA digunakan untuk mengestimasi
fungsi biaya dengan menggunakan metode time series pada pendekatan SFA.
Pada penelitian ini, kinerja diukur dengan tingkat efisiensi biaya,

Selain itu kami juga membandingkan faktor lain seperti risk profile, earning dan capital untuk
mendapatkan gambaran secara utuh mengenai kondisi Bank Panin Syariah sesuai dengan PBI
No.13/1/PBI/ 2011.
1. Risk profile merupakan penilaian risiko inheren terhadap profil risiko yang dimiliki pada
setiap komponen yang ada. Penilaian risiko inheren terhadap risiko pembiayaan
digunakan kualitas penyediaan dana dan kecukupan pencadangan dengan Non
Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) sebagai indikator.
𝑁𝑃𝐹 = 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ /𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 × 100%
𝐹𝐷𝑅 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 /𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 (𝐷𝑃𝐾) × 100%
2. Faktor earning.
Earning atau rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan.
Penilaian risiko inheren terhadap faktor rentabilitas digunakan kinerja bank dalam
mengahasilkan laba serta sumber-sumber yang mendukung rentabilitas dengan Return on
Asset (ROA) dan rasio efisiensi operasional (BOPO) sebagai indikator.
𝑅𝑂𝐴 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ /𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 × 100%
𝐵𝑂𝑃𝑂 = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 /𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 × 100%
3. Faktor Capital
Capital merupakan sumber dana utama kegiatan operasional bank. Penilaian risiko
inheren terhadap faktor permodalan digunakan kecukupan modal bank dengan capital
adequacy ratio (CAR) sebagai parameter/indikator.
𝐶𝐴𝑅 = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 /𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 (𝐴𝑇𝑀𝑅) × 100%
2.5 Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian dapat diketahui pada tabel berikut.
Dalam penelitian ini input yang digunakan adalah Beban Personalia dan Cost of fund. Adapun
output yang pilih adalah Pembiayaan dan Aktiva produktif.
Adapun penjabarannya sebagai berikut
Tabel 2.1 Jenis Variabel Dependen dan Independen

Jenis Variabel Indikator Definisi Indikator Skala


Dependen TC Total Biaya (Total Cost) Rasio
P1 Beban Personalia Rasio
P2 Cost of Fund Rasio
Independen
Q1 Total Pembiayaan Rasio
Q2 Aktiva Produktif Rasio

III. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil oleh data yang dilakukan dengan STATA 13, diketahui bentuk model
prediksi tingkat efisiensi pada PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk sebagai berikut:

LnTC = 7.154 ++ 0.554lnbiayapersonalia + 0.452lncostoffund + 0.053lnpembiayaan + 0.03


lnaktivaproduktif

Dari persamaan regresi diatas diketahui bahwa konstanta TC sebesar 7,154. Hal ini
berarti bahwa jika variabel input dan output dianggap konstan maka Bank Panin Dubai Syariah
akan mengeluarkan biaya minimum untuk tingkat output tertentu sebesar 7.154 juta dari total
aktiva.
Variabel Input pertama beban personalia menunjukkan nilai konstanta 0,554. Dari angka
ini dapat fahami bahwa peningkatan 1% pada biaya tenaga kerja akan berkontibusi pada naiknya
TC sebasar 0,554%. Pada variabel input kedua yaitu cost of fund didapati konstanta dengan
angka 0,452. Hal dapat diartikan jika terjadi peningkatan Rasio Cost of fund 1% akan
menyebabkan naiknya TC sebesar 0,452%.
Pada variabel output didapati konstanta Aktiva produktif menunjukkan angka 0,03. Hal
ini menunjukkan bahwa peningkatan 1% pada Aktiva produktif akan meningkatkan TC sebesar
0,03%. Varibel output kedua didapati konstanta Pembiayaan adalah 0,053 Hal ini berarti
peningkatan 1% pada pembiayaan akan meningkatkan TC sebesar 0,102%.
Dari hasil analisa regresi juga didapatkan bahwa variabel yang secara signifikan
berpengaruh pada total cost adalah variabel input saja yaitu beban tenaga kerja dan cost of fund,
hal ini ditunjukkan oleh nilai z dibawah 5%.
Sedangkan variabel output, aktiva produktif dan pembiayaan nilainya diatas 5%. Hal ini
dapat disebabkan oleh adanya outlier pada Q3, Q4 – 2017 & Q1 2018. Hal ini terkait dengan
program recovery atas pemburukan pembiayaan. Dua Variabel ini memasuki Q3 dan Q4 2017,
nilainya sudah mulai menurun, karena dalam rangka program recovery terkait likuiditas Bank
untuk menjaga secondary reserve supaya cukup dan penempatan dana yang ada di FASBIS.
Di Q1 2018, PT PBS juga melakukan 3 Corporate Action, yaitu :
1. Penambahan Modal Disetor
Terkait modal disetor, dikarenakan PT Panin Bank Syariah sudah go public, maka dana
setoran modal tersebut dimasukkan kedalam FASBIS sementara dan sebagian lagi juga
ditaruh sebagai DPK sambil menunggu RUPS di April 2018. Itulah juga sebabnya Aktiva
Produktif pada Q4 melonjak signifikan ataupun tidak terpengaruh pemburukan NPF.
2. Write Off
Dengan adanya write off inilah, Pembiayaan di Q1 2018 turun dan juga berdampak pada
penurunan BOPO juga.
3. Right Sizing jumlah karyawan
Pengurangan jumlah karyawan pada Q4 2017, berdampak pada biaya tenaga kerja di Q1
2018 dan selanjutnya berdampak pada penurunan BOPO.
Tabel 3.1 Data bulanan PT Panin Bank Syariah Tbk

Sumber:Laporan Keuangan PT PBS diolah kembali oleh peneliti

Hal ini tercermin mulai bertambahnya lagi modal di Laporan Keuangan dan penurunan drastis
biaya karyawan.
Namun demikian, hal diatas tidak berdampak pada tingkat efisiensi dari PT PBS. Dari
hasil prediksi technical efficiency menggunakan STATA 13, didapatkan bahwa pada umumnya
tingkat efisiensi dari bulan ke bulan selama 2015-2018 cukup tinggi seperti dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 3.2 Tingkat Efisiensi bulanan PT Panin Dubai Syariah, Tbk
Tahun 2015 – 2018

Sumber:Hasil olah data peneliti

Dari tabel 3.2 di atas diketahui bahwa nilai rata-rata efisiensi PT Bank Panin Dubai
Syariah Tbk dari tahun 2015 sampai tahun 2018 adalah 0.9999. Nilai ini menunjukan bahwa PBS
memiliki efisiensi yang baik dalam menjalankan usahanya. Jika dibandingkan dengan tabel 3.2,
menunjukkan tingginya efisiensi operasional BANK Panin Dubai Syariah

Tabel 3.3 Kategori Efisiensi Biaya

Tingkat Efisiensi Kategori


Biaya
65% - 85% Efisiensi Rendah
86% - 96% Efisiensi Menengah
97% - 100% Efisiensi Tinggi
Sumber: Hosen dan Rahmawati (2014)

Berdasarkan tabel di atas dan menilik pada nilai rata-rata tingkat efisiensi PBS (99,9%)
PBS tergolong dalam kategori Efisiensi Tinggi. Hal mengingat hasil perhitungan terhadap
tingkat efisiensi mendekati angka 1. Dimana angka 1 adalah tingkat efisiensi yang paling
maksimum. Penelitian-penelitian sebelumnya juga mengungkapkan hal yang sama (berkenaan
PBS tergolong Bank dengan tingkat efisensi tinggi).
Namun demikian hasil penghitungan efisiensi PBS untuk tahun 2015-2018 pada
penelitian ini tidak sejalan dengan tingkat kesehatan dan rasio keuangannya. Hal ini dikarenakan
pada penelitian ini bentuk data yang diolah adalah time-series. Dimana hanya satu bank yang
menjadi objek penelitian. Hal ini menyebabkan perbandingan efisensi yang terjadi adalah
membandingkan efisiensi yang terjadi dari internal PBS saja tanpa ada pembanding dari bank
lain. Hal ini dikonfirmasi dengan terpilihnya bank ini sebagai berbagai penghargaan dalam
efisiensi perbankan yang diperoleh sampai dengan tahun 2017 oleh berbagai lembaga.
Namun begitu menurut PBI No.13/1/PBI/2011 tentang tingkat kesehatan bank, penilaian
terhadap tingkat kesehatan dilakukan terhadap berbagai faktor diantaranya risk profile, earning
dan capital. Oleh karenanya risk profile yang diproksikan dengan NPF dan FDR, earning yang
diproksikan dengan ROA dan BOPO serta capital yang diproksikan dengan CAR
Tabel 3.2 Rasio Keuangan bulanan Bank Panin Dubai Syariah Tbk
Tahun 2015-2018

Sumber:Hasil olah data peneliti

1. Risk Profile
Dari hasil data menunjukkan ada pemburukan pembiayaan yang mulai merangkak naik dari Q1-
Q4 2017. Hal ini diatas dengan peningkatan secondary reserve dan aktiva produktif utamanya
FASBIS.
Tabel 3.1 Grafik NPF dan KAP Q1 2014-Q3 2018 PT PBS Tbk

8
7
6
5
4
3 NPF
2 KAP
1
0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2014201420142014201520152015201520162016201620162017201720172017201820182018
Sumber:laporan keuangan PT PBS

Berdasarkan Grafik 3.1 di atas, NPF tertinggi terjadi Q4 2017 sebesar 4,83 % . Kenaikan
tersebut adalah akibat kondisi perekonomian yang memburuk, terutama di sektor tertentu seperti
pertambangan dan industri pengolahan. Karena PT PBS pada tahun sebelumnya masih focus
pada sektor korporasi dan komersil.5 Selain NPF dan KAP, risk profile juga ditunjukkan oleh
FDR, sebagai analisa likuiditas Bank PBS. Dari data menunjukkan bahwa tingkat FDR dari PBS
tidak terjadi perubahan yang signifikan dan pada posisi stabil. Hanya ada lonjakan pada awal
tahun 2014, khususnya dikarenakan dampak dari go public.
Tabel 3.2 Grafik FDR Q1 2014-Q3 2018 PT PBS Tbk

FDR
160
140
120
100
80
60 FDR
40
20
0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2014201420142014201520152015201520162016201620162017201720172017201820182018
Sumber:laporan keuangan PT PBS

2. Tingkat Earning PT PBS

Untuk tingkat earning PT PBS, dapat ditunjukkan oleh indikator ROA, ROE, NOM, BOPO
Tabel 3.3 Grafik ROA,ROE, NOM, BOPO Q1 2014-Q3 2018 PT PBS Tbk

250

200

150
ROA
100
ROE
50
Net Operating Margin
0
BOPO
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
-50
2014201420142014201520152015201520162016201620162017201720172017201820182018
-100

-150
Sumber:laporan keuangan PT PBS

5
https://surabaya.bisnis.com/read/20171220/446/719928/bank-panin-dubai-syariah-menuju-core-business-baru-
Dari data diatas dapat disimpulkan terjadi penurunan ROA (-10,77%), ROE (-94,01%) dan NOM
(-11,57%) yang cukup tajam, bahkan negatif pada Q3 2017, hal ini diakibatkan pemburukan NPF
pada kwartal tersebut. Rasio BOPO pun meningkat tajam menyentuh angka 217,4

3. Tingkat Capital

Tingkat capital ditunjukkan oleh kecukupan modal minimum sesuai dengan resiko
pembiayaan dan pasar atau CAR. Dari data menunjukkan bahwa Q4 2017, modal PBS jatuh,
dimana sebelumnya per akhir kuartal III/2017, saham perseroan dikuasai oleh PT Bank Panin
Tbk. (47,53%), Dubai Islamic Bank (38,25%), dan publik sebesar 14,22%. Modal ini turun
karena peningkatan pembentukan CKPN atau PPAP yang juga berdampak pada beban
operasional.Dukungan kuat dari induk usaha yakni PT Bank Panin Tbk yang merupakan satu
dari 10 bank terbesar di Indonesia serta dari Dubai Islamic Bank yang juga bank terbesar skala
global, menjadi modal untuk tumbuh kembang Panin Dubai Syariah.Bentuk dukungan dari
kedua pemilik tersebut yakni komitmen dari kedua pemegang saham untuk terus menambah
modal. Sehingga penurunan modal ini tidak berlangsung lama

Tabel 3.4 Grafik CAR Q1 2014-Q3 2018 PT PBS Tbk

CAR
35
30
25
20
15
CAR
10
5
0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2014201420142014201520152015201520162016201620162017201720172017201820182018
Sumber:laporan keuangan PT PBS
IV. Kesimpulan

Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa PT Panin Dubai Syariah Bank Tbk
pantas untuk mendapatkan predikat the most efficient bank year 2017 untuk kategori BUKU II
dan berhasil masuk dalam jajaran the magnificent bank atas kinerjanya melewati tahun 2017,
walaupun diguncang NPF tinggi.. Dalam perjalanannya, volatility rasio keuangan yang
menunjukkan kemerosotan hanya terjadi pada Q4 2017, dan selebihnya menunjukkan kestabilan
data. Perhitungan dengan menggunakan SFA ini dapat menjadi landasan bagi bank syariah
lainnya dan lembaga keuangan syariah lainnya dalam menghitung apakah bank tersebut sudah
beroperasi secara efisien dalam operasional. Terutama bagi Unit Usaha Syariah (UUS), dimana
BI mensyaratkan tahun 2023 adalah batas akhir spin off (pemisahan usaha), sebagaimana
tertcantum dalam Peraturan BI (PBI) No. 11.10/PBI/2009.
Daftar Pustaka

1. Aigner, D. and S.F. Chu. 1968. On Estimation The Industry Production Function.
American Economics Review 58 (4):826-839
2. Aigner, D., C.A.K. Lovell, and P. Schmidt. 1977. Formulation and Estimation of
Stochastic Frontier Production Function Models. Journal of Econometrics 6:21-37.
3. Alfin Apriyana, Hermanto Siregar dan Heni Hasanah. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Efisiensi Biaya Perbankan Di Kawasan ASEAN-5. Jurnal Manajemen Teknologi. No 3.
2015
4. Alin Marius Andries dan Vasile Cocris. A Comparative Analysis of The Bank Efficiency
of Romanian Banks. Romanian Journal of Economic Forcesting. 2010
5. Arafat, Wilson dan Erwinta Siswadi. Analisis Struktur Biaya dan Kinerja
Opersional bank Umum di Indonesia. Jurnal ekonomi dan Bisnis
Indonesia, Vol. 19 No. 2, 2004, 163-175. 2004
6. Bambang Agus Pramuka. Assesing Profit Efficiency of Islamic Banks in Indonesia: An
Intermedition Approach. Journal Of Economics, Business and Accountancy Ventura. Vol
14,No 1, April 2011.
7. Coelli, T.J., D.S. Prasada Rao, and G. E. Battese. 1998. An Introduction to Efficiency and
Productivity Analysis. Kluwer Academic Publisher. Boston.
8. Farrel, M.J. 1957. The Measurement of Productive Efficiency. Journal of The Royal
Statistical Society, Series A, 120:253-290.
9. Gordo, Gilbert M, 2013, Estimating Philippines Bank Efficiencies Using Frontier
Analysis, Philippines Management Review 2013, Vol.20, Pg 17-36.
10. Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. Manajemen Perbankan Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta : BPFE Yogya. 2002.
11. Muhamad Nadratuzzaman Hosen dan Rafika Rahmawati. Analisis Efisiensi,
Profitabilitas Dan Kesehatan Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2010-2013.
Finance and Banking Journal, Vol. 16 No. 2 Desember, 2014.
12. Rafika Rahmawati. Strategi Peningkatan Efisiensi Biaya Pada Bank Umum Syariah
Berbasis Sthochastic Frontier Approach Dan Data Envelopment Analysis. Buletin
Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 17, nomor 4, April 2015.
13. Wahab. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Bank Umum Syariah di
Indonesia dengan pendekatan Two Stage Sthochastic Frontier Approach (Studi Analisis
di Bank Umum Syriah). Economica Vol VI/Edisi 2/2015.
Hasil Output penghitungan Efisiensi dengan pendekatan SFA diolah menggunakan
software STATA 13.

Anda mungkin juga menyukai