Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERAN ORANG TUA


TERHADAP PENDIDIKAN ANAK

DOSEN PENGAMPU :

M. KHUSNI MUBAROK

DISUSUN OLEH ;

INDAH CHAIRUN ANNISA (1884202016)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


STKIP PGRI SIDOARJO
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil alamin Puja dan puji syukur saya haturkan atas kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga
penyusunan tugas akhir ini dapat terselesaikan.

Adapun penulisan tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Dengan judul PERAN
ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK.

Dalam penyusunan tugas mata kuliah ini saya menyadari bahwa banyak kesalahan dalam
penulisan. Untuk itu kritik dan saran tetap diharapkan untuk perbaikan tugas mata kuliah
ini dimasa yang akan datang bagi saya.

Semoga penulisan tugas mata kuliah ini bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan
bagi penulis sendiri khususnya.

Sidoarjo,22 Maret2019

Indah Chairun Annisa

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................................................... iii
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... iii
I. Latar Belakang ................................................................................................................................. iii
II. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................. v
III. TUJUAN PEMBAHASAN........................................................................................................... v
BAB II........................................................................................................................................................... 1
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 1
A. Hubungan Perilaku Anak Terhadap Orang Tua dalam Prespektif Hukum Islam .................. 1
B. PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK............................. 3
Dampak buruk kurangnya perhatian terhadap anak. ................................................................................. 4
Contoh kurangnya perhatian orangtua terhadap anaknya ......................................................................... 4
Tips mengatasi dan menyikapinya ............................................................................................................ 4
C. PANDANGAN ORANG TUA DAN ANAK TERHADAP PENDIDIKAN ....................................... 5
1. Pandangan orang tua dan anak terhadap Pendidikan ........................................................................ 5
2. Hambatan orang tua dan anak dalam memperoleh Pendidikan ........................................................ 5
BAB III ......................................................................................................................................................... 8
KESIMPULAN ............................................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Orang tua adalah lingkungan pertama dan utama dalam kehidupan seorang anak.
Orang tua sebagai orang yang berperan besar dalam memperhatikan perkembangan
anaknya, seharusnya memberikan perhatian yang membuat anaknya terasa nyaman.
Seorang anak yang ditinggal orang tuanya bekerja, merasa kesepian dan bingung apa
yang harus dilakukan ketika berada di rumah. Tahap-tahap seperti ini akan membuat anak
kehilangan kendali sehingga menjadi liar tanpa sepengetahuan orang tua.

Jika anak sudah lepas kendali, maka akan menjadi peluang bagi anak untuk mencoba
hal-hal baru yang belum pernah dilakukan. Hal ini jangan dianggap sepele arena seorang
anak bisa saja terjerumus dalam pergaulan bebas sehingga merubah sikap dan kebiasaan
seseorang baik remaja maupun dewasa. Apabila anak sudah terjerumus ke dalamnya,
hanya orang tualah yang dapat menghentikannya dengan merubah keadaan rumah yang
awalnya sepi menjadi sedikit harmonis.

Pada akhirnya, orang tua pasti akan tahu perkembangan anak dalam waktu cepat
maupun lambat. Kalau orang tua sudah mengetahuinya, orang tua pasti akan langsung
menasehatinya dengan penuh emosi sehingga membuat anak tambah liar karena kata-kata
emosi yang keluar dari mulut orang tuanya. Padahal, dalam kondisi yang seperti ini,
orang tua seharusnya menasehati anaknya dengan kepala dingin. Kemarahan orang tua
akan menjadi alasan untuk anak lebih betah di sekolah atau di rumah teman dibanding di
rumahnya sendiri.

Kalau anak masuk sekolah yang tidak diinginkan, dia akan malas sekolah, tidak
mengerjakan tugas, dan mendapat nilai jelek lagi, lagi, dan lagi. Jika sudah seperti itu,
anak hanya bisa meminta uang kepada orang tuanya. Orang tua akan selalu memaksa
anaknya untuk sekolah walaupun anaknya sudah menentang. Orang tua terus
menasehatinya sampai lelah tetapi anak itu tidak akan mendengarkannya karena sudah
terpengaruhi oleh pergaulan. Kelak dewasa anak akan susah mencari pekerjaan karena
pendidikan yang terlalu rendah. Jadi tidak ada perusahaan yang mau menerimanya. Kalau
sudah menjadi penganggurang, anak tersebut dapat memastikan masa depannya yang
suram dan tidak mempunyai tujuan hidup. Semua masalah yang dihadapinya akan terasa
sulit untuk dijalani.

Para tokoh Islam berpendapat bahwa adanya perkawinan dan anak-anak itu merupakan
latihan untuk memikul tanggung jawab terhadap diri sendiri dan keluarga yang lebih
iii
rumit dan luas lagi (Ahmad Shalaby:2001).Memutuskan untuk berkeluarga berarti harus
siap secara mental maupun matriil baik secara lahir maupun batin. Anak merupakan
anugrah pemberian dari Allah sebagai penyenang hati dan perhiasan dunia. Seperti
firman Allah :

Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami” isteri-
isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami
imam bagi orang-orang yang bertakwa”.

Orang tua yang telah di anugrahi anak oleh Allah memiliki tanggung jawab untuk
menghantarkan masa depan anak-ananya. Perilaku dan karakter anak tercermin dari
pendidikan didalam keluaraga yang di ajarkan kedua orang tua Pendidikan formal
diberikan oleh orang tua dengan memasukkan anak-ananya ke lembaga-lembaga
pendidikan dari tingkat dasar hingga perguraan tinggi. Namun sebagian orang tua banyak
yang melalaikan bahwa pendidikan karakter anak terbentuk dari lingkungan keluarga dan
lingkungan anak tersebut tumbuh.

Lingkungan keluarga yang harmoni dan menjunjung tinggi hak-hak setiap anggota
keluarga membuat anak tumbuh dengan karakter yang selalu menjunjung tinggi hak dan
memiliki kasih sayang antar sesame. Namun lingkungan sosial tempat anak berinteraksi
dengan teman sebaya juga berpengaruh lebih serius dalam pembentukan karakter dan
prilaku keseharian anak. Pergaulan teman sebaya kini banyak di pengaruhi oleh
globalisasi yang masuk secara bebas dan universal.

iv
II. RUMUSAN MASALAH
Dari identifikasi masalah tersebut, maka permasalahan yang muncul sekarang
adalah
1. Adakah hubungan antara prilaku anak terhadap orang tua dalam kajian
prespektif hukum Islam ?
2. Seberapa pentingnnya pengaruh perhatian orang tua terhadap anak ?
3. Bagaimana pandangan orang tua dan anak terhadap pendidikan

III. TUJUAN PEMBAHASAN


Dari rumusan masalah tersebut, kita bertujuan untuk
1. Untuk menjelaskan pada anak pentingnya prilaku.terhadap orang tua
2. Untuk mengetahui seberapa pentingnya pengaruh perhatian orang tua
terhadap anak
3. Untuk mengetahui pandangan orang tua dan anak terhadap pendidikan

v
vi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hubungan Perilaku Anak Terhadap Orang Tua dalam Prespektif Hukum Islam

Islam telah mengatur hak dan kewajiban setiap anggota keluarga dengan
kadar kemampuannya masing-masing. Menjalankan hak dan kewajiban dengan
selaras dan harmonis tanpa harus mengurangi hak atau kewajiban antar sesama
anggota keluarga, dijelaskan dalam firmana Allah :

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu
bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan
dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani
melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita
kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun
berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun)
dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas
keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada
dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa
yang kamu kerjakan.”

Dari ayat diatas menerangkan bahwa islam sangat menjunjung tinggi hak
dan kewajiban anatara anggota keluarga, anatara ayah, ibu dan anak. Hubungan
ayah dengan anak-anaknya, ayah cenderung lebih melindungi anak-anaknya bhkan
terkadang sangat mencintainya. Namun sebaliknya anak saat dewasa kurang
memperhatika ayahnya, jadi seolah-olah hanya memebentuk generasi penerus,
bukan memberi balasan yang baik pada generasi yang lalu (Ahmad Shalaby:2001).
Tidak hanya itu hubungan anak dengan ibu juga diaatur dalam Al-Qur’an, bahkan
anak dilarang menolak perintah baik dari kedua orang tuanya. Anak harus penuh
kasih terhadap kedua orang tuanya seperti firman Allah :

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut
dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka

1
berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah
mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".

Setiap ucapan orang tua adalah perintah, setiap marahnya ada kasih dan
sayang pada anaknya karena semua orang tua mendo’akan anak-anaknya untuk
menjadi anak yang sholeh/ah. Ridho Allah terletak pada ridho orang tua. Anak tidak

hanya menerima haknya untuk di besarkan, disekolahkan, dan dinikahkan jika telah
siap, namun juga memiliki kewajiaban untuk memuliakan kedua orang tua seperti
firman Allah :

”Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibubapaknya.
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu
mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Dari uraian ayat tersebut, jelas bahwa perilaku anak dalam melakukan
kewajiban memuliakan dan berbuat baik pada kedua orang tua banyak di terang
dalam Al-Qur’an dan ditegaskan dalam hadist Nabi. Kewajiban ini bersifat
universal dan kompleks dan tidak dapa di pisakan satu sama lain, bahkan anak
diharuskan berbuat lebih dari itu, mencurahkan semua kasih sayang, berbuat lemah
lembut ketika bertutur kata, serta mengucapakan kata-kata yang baik dan melayani
ayah dan ibu dengan penuh keikhlasan.

Dari itu semua tercermin bahwa Islam mengatur hak dan kewajiban setiap anggota
keluarga dengan baik, dan tidak ada ketimpangan yang merugikan.

2
B. PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP
PENDIDIKAN ANAK
Orangtua kita adalah guru pertama yang membantu kita menaiki tangga kehidupan. Akan
tetapi membayangkan hidup tanpa bimbingan guru utama kita, hal itu akan
mempengaruhi kehidupan kita, hal itu akan menjadi lebih sulit. Tentunya ini akan
mempengaruhi kehidupan kita hingga batas tertentu. Hal ini terjadi pada banyak anak-
anak di mana orangtuanya sering menelantarkan anaknya daripada menghabiskan waktu
dan perawatan yang dibutuhkan oleh anak. Seringkali, orangtua tidak terlibat karena
mereka mungkin saja dibesarkan dalam kondisi seperti itu, atau mereka sangat sibuk
dengan pekerjaan hingga jarang menemukan waktu untuk bersama dengan anak-anak
mereka. Hal ini menyebabkan trauma emosional pada anak, dan selanjutnya dapat
mempengaruhi kesehatan fisik dan mental anak.

Beberapa orangtua tidak menetapkan batas-batas dan memberikan dukungan untuk anak-
anak mereka. Hal ini mungkin karena mereka terlalu sibuk untuk melakukannya, atau
bahkan tidak begitu peduli mengenai anak-anak mereka. Kegagalan mereka untuk
mengawasi anaknya dapat membuat anak merasa terpencil dan diasingkan. Orangtua
yang semacam ini seringkali tidak terlibat dalam mengasuh anak dan sering hidup
terpisah dari anak-anak mereka. Orangtua ini hanya mengajarkan anak-anak mereka
bagaimana untuk hidup, tetapi tidak mengajarkan bagaimana caranya untuk bertahan
hidup.

Hubungan yang pasif akan selalu dimiliki dalam keluarga seperti ini. Meskipun
kebanyakan para orangtua memberikan fasilitas kepada anak-anak mereka, seperti rumah,
makanan, dan pakaian, anak-anak sering mencoba untuk melakukannya sendiri apa yang

3
harus dilakukan tanpa bimbingan orangtua.

Dampak buruk kurangnya perhatian terhadap anak.

1. Ketika orangtua terus menerus mengabaikan anak untuk mengerjakan tugas-tugas


lain, rasa tidak aman akan berkembang dalam pikiran anak. Model pola asuh
seperti ini dikenal emiliki dampak serius pada kehidupan anak-anak.
2. Sewaktu anak merasa diabaikan, maka ia merasa bahwa mengabaikan orang lain
adalah suatu hal yang biasa. Anak selalu lebih suka menarik diri dari situasi sosial.
3. Kurangnya perhatian pada anak akan menurunkan tingkat kepercayaan dari anak.
PAda akhirnya, anak akan merasa lebih sering untuk mengalami ketakutan dan
kecemasan.
4. Ketidakpedulian yang konstan dari orangtua dapat berdampak hasil belajar yang
buruk di sekolah. Bahkan, anak mungkin juga akan sering mebolos di sekolah.
5. Akibat dari kurangnya perhatian pada anak adalah kenakalan remaja,
penyalahgunaan obat dan alkohol, dan juga kejahatan remaja lainnya.
6. Dalam pola asuh seperti ini akan membuat anak tidak mampu untuk
mempertahankan suatu hubungan.
7. Anak akan mempunyai sifat yang mudah marah.

Contoh kurangnya perhatian orangtua terhadap anaknya

1. Ketika anak telah pulang dari sekolah, orangtua tidak menawarkan makanan
kepada anak tersebut.
2. Orangtua tidak membantu anak dalam studi dan kegiatan ekstrakurikuler.
Akibatnya nilai yang didapat anak begitu buruk, bahkan tidak lulus ujian.
Orangtua dalam hal ini juga mengabaikan nilai anak dan prestasi belajar di
sekolah.
3. Orangtua menghabiskan waktu mereka pada kegiatan pilihan yang mereka sukai,
sehingga mengabaikan anak, apa yang anak sebenarnya inginkan.
4. Orangtua sibuk dalam percakapan mereka. Anak ingin pergi keluar untuk bermain.
Orangtua hanya mengabaikan anak.
5. Orangtua yang sibuk di kantor atau sibuk dengan pekerjaan mereka, dengan
demikian, hal ini membuat anak merasa kesepian.

Tips mengatasi dan menyikapinya

1. Anak-anak harus diberi waktu yang cukup, bukan dari segi kuantitas, tapi kualitas.
Menjadi sibuk dengan pekerjaan tidak pernah dapat membenarkan kurangnya
perhatian dan waktu yang diberikan kepada anak.anak.

4
2. Membuat sebuah titik untuk mendengarkan anak-anak anda sebelum anda mulai
berbicara, buatlah mereka merasa bahwa anda adalah teman mereka, bukan
musuh.
3. Ketika seorang anak tampak tertekan, sebuah pelukan dapat sangat membantu.
Perlu diingat bahwa anak-anak membutuhkan cinta dan kehangatan.
4. Jika anda merasa sulit untuk berkomunikasi dengan anak anda, dengan
mengadakan acara makan bersama pasti akan menjembatani kesenjangan.
Diskusikan masalah anak anda di atas meja makan.
5. Yakinkan anak-anak agar mempercayai anda sedemikian rupa sehingga mereka
akan menghormati keputusan anda dan berbagi masalah mereka dengan anda.
6. Terkadang, anda terlalu sibuk untuk mencurahkan waktu bersama anak-anak. Beri
mereka alasan yang benar mengapa anda seperti ini. Jelaskan kepada mereka
bahwa ini adalah fase sementara, dan yakinkan mereka bahwa anda selalu ada
untuk anak anda.

C. PANDANGAN ORANG TUA DAN ANAK TERHADAP PENDIDIKAN

1. Pandangan orang tua dan anak terhadap Pendidikan


- Secara material
Sebagian besar orang tua dan anak setuju bahwa pendidikan itu
penting, karena dengan pendidikan dapat memberi wawasan yang luas
dan mencerdaskan . di samping itu pendidikan merupakan dasar paling
utama untuk mencapai kesuksesan dan juga dengan bekal adanya
pendidikan kita menjadi orang yang terpandang karena wawasan
pengetahuan yang luas.
- Secara immaterial
Pendidikan tidaklah sangat penting. Dalam kehidupan yang paling
utama adalah bagaimana kita mencukupi kebutuhan untuk hidup , kita
haruslah bekerja, tanpa bekeja kita tidak bisa mendapatkan uang untuk
memenuhi kebutuhan. Masalah sekolah atau tidak itu urusan belakang
yang penting kita tidak kelaparan. Perjuangan hidup adalah yang harus
di lakukan untuk menghadapi kehidupan di dunia nyata.
2. Hambatan orang tua dan anak dalam memperoleh Pendidikan

5
- Kemiskinan,
- Tidak ada kemauan dari pihak orang tua untuk anaknya,
- Tidak adanya dorongan (Motivasi,
- Lingkungan yang tidak mendukung.

Adapun Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain


adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut
masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun
permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu :

1. Rendahnya sarana fisik,


2. Rendahnya kualitas guru,
3. Rendahnya kesejahteraan guru,
4. Rendahnya prestasi siswa,
5. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
6. Mahalnya biaya pendidikan

Solusi agar orang tua dan anak sadar akan pentingnya pendidikan, adalah
sebagai berikut :

6
1. Menjelaskan bahwa dengan adanya pendidikan kita dapat mempelajari dan
mengetahui tentang ilmu-ilmu yang penting.Pendidikan sangat penting kita
dapatkan, karena jika kita tidak mengetahui dan mendapatkan ilmu kita
akan mudah di tipu dan di permainkan oleh orang.
2. Mengutarakan bahwa masalah ekonomi bukanlah kendala untuk
mendapatkan pendidikan, tetapi minat dari anak dan dorongan dari orang
tualah yang terpenting.
3. Menjelaskan bahwa pendidikan akan membawa dampak yang baik bagi
anak dan orang tua di masa yang akan datang.
4. Menjelaskan bahwa dengan pendidikan, orang lain akan mudah mengenal
kita, dan mendapatkan suatu pekerjaan yang layak dan menguntungkan di
masa yang akan datang.

7
BAB III

KESIMPULAN

Hak Asasi yang ada pada tingkat terkecil dalam institusi negara, yakni
keluarga diatur dalam tatanan hukum Isla dengan baik. Allah telah mengatur
kewajiban dan hak orang tua, sebaliknya kewajiban dan anak terhadap oaran tua.
Banyak para pemikir Islam yang berpendapat bahwa Islam meletakan dasar ajaran
agama dengan akhlak yang timbul karena saling toleransi antar sesama.

Anak berkewajiba n me muliakan ked ua orang tuan ya d engan berperilaku


sopan. Dalam dasar hukum yang ada di Indonesia juga membenarkan adanya
kewajiabn dan hak setiap anggota keluarga, seperti adanya tata bahasa dalam
bertutur kata pada masyarakat Indonesia khususnya orang Jawa. Dalam Islam
sendiri di jalaskan dalam Al-Qur’an sangat jelas. Namun perubahan perilaku anaka
dalam mengharaga hak asasi anggota keluaragnya di pengaruhi adnaya budaya
a s i n g k a r e n a g l o b a l i s a s i .

8
DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin. Pendidikan Psikologi Perkembangan. Jogjakarta : Ar-ruzz Media.

Danim, Sudarwan. 2010. Pengantar Kependidikan. Bandung : CV Alfabeta.

Nasr, Seyyed Hossein. 2003. The Heart of Islam. Bandung: Mizan.

Shalaby, Ahmad. 2001. Kehidupan Sosial dalam Pemikiran Islam. Amzah.

Mubarok, M. K., & Fajriyah, I. (2017). Building Madrasah Ibtidaiyyah Through


Participation. JPDI (Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia), 2(2), 41-48.

Mubarok, M. K. (2016). SCHOOL IMPROVEMENT SEBAGAI SOLUSI ATAS


DEREDUKSINASI PENDIDIKAN BANGSA. Jurnal Edukasi, 2(2).

Anda mungkin juga menyukai