Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN SARANA ANGKUTAN UMUM DI

GERBONG WANITA KRL COMMUTER LINE TUJUAN BOGOR -


JAKARTA KOTA

Anggota Kelompok :
Juan Arnold Sebastian S S N 4217210025
Jihan Salsabila 4218210069
Alifvia Nur Fitri Mediana 4218210101

TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PANCASILA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan dunia bisnis pada sektor jasa semakin meningkat saat ini. Perkembangan
ini dapat diamati pada aktivitas sehari-hari, dimana sebagian besar aktivitas tersebut tidak bisa
lepas dari penggunaan atau peranan dari berbagai sektor jasa. Salah satu sektor jasa yang
memiliki peranan yang cukup vital dalam menunjang berbagai aktivitas sehari-hari adalah
sektor jasa transportasi.
Salah satu jenis transportasi yang dapat dijadikan alternatif untuk mengatasi
permasalahan kebutuhan transportasi masyarakat adalah kereta api. Melihat semakin
meningkatnya mobilitas penduduk dan semakin kompleksnya permasalahan transportasi di
perkotaan khususnya masyarakat di wilayah Jabodetabek, PT Kereta Api Indonesia (Persero)
sebagai badan penyelenggara tunggal jasa angkutan kereta api di Indonesia membentuk anak
perusahaan yang bernama PT KAI Commuter Jabodetabek yang berfungsi sebagai
penyelenggara jasa angkutan kereta api di wilayah Jabodetabek. Seiring dengan peningkatan
mobilitas penduduk dan permasalahan transportasi yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya
berpengaruh terhadap jumlah penumpang kereta api per tahunnya.
PT KAI Commuter Jabodetabek menerapkan kebijakan penambahan gerbong khusus
wanita guna meningkatkan kualitas dan pelayanan bagi para pengguna KRL. Pelaksanaan
kebijakan tersebut dengan pengadaan dua gerbong pada setiap rangkaian kereta api, tujuannya
untuk memberikan kualitas layanan yang lebih baik pada penumpang wanita dan untuk
memperkecil kejahatan pelecehan seksual dan lainnya terhadap penumpang wanita. Dengan
adanya pemisahan gerbong antara gerbong umum dengan gerbong khusus wanita, diharapkan
kaum perempuan pekerja dan yang berpergian dengan anak kecil akan merasakan keamanan
dan kenyamanan saat menggunakan KRL.
Maka dari itu, Makalah ini dibuat bertujuan untuk menganalisis faktor kualitas pelayanan
angkutan umum di gerbong wanita KRL Commuter Line tujuan bogor – jakarta kota, guna
meningkatkan kualitas pelayanan angkutan umum di gerbong wanita KRL Commuter Line
tujuan bogor – jakarta kota.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian :
1. Faktor-faktor apa saja yang menentukan kualitas pelayanan pada KRL Commuter Line
gerbong khusus wanita?
2. Faktor-faktor baru apa saja yang membentuk kualitas pelayanan pada KRL Commuter Line
gerbong khusus wanita?
3. Faktor kualitas pelayanan apakah yang paling dominan pada KRL Commuter Line gerbong
khusus wanita?

1.3 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang menentukan kualitas pelayanan pada
KRL Commuter Line gerbong khusus wanita.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor baru apa saja yang membentuk kualitas
pelayanan pada KRL gerbong khusus wanita.
3. Untuk mengetahui faktor kualitas pelayanan apa yang paling dominan pada KRL Commuter
Line gerbong khusus wanita.

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dari penelitian ini adalah terbatas pada analisis atribut kualitas pelayanan
yang dianggap penting oleh pelanggan, analisis kinerja PT. KAI Commuter Jabodetabek
terhadap atribut kualitas pelayanan yang menentukan kepuasan konsumen Kereta Api KRL
Commuter Line Bogor – Jakarta kota. Analisis kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan
di Kereta Api KRL Commuter Single Line Bogor – Jakarta dan melakukan uji Chi Square untuk
menganalisis hubungan antara karakteristik konsumen dengan tingkat kepuasan konsumen
KRL Commuter Line
1. Lokasi : Stasiun Bogor dan Stasiun Jakarta Kota
2. Jumlah Gerbong : 8, 10, 12
3. Rute : Bogor – Jakarta Bogor
4. Metode : Scoreing
1.5 Metodologi Penelitian
Untuk mendapatkan hasil analisa mengenai “Evaluasi Kinerja Angkutan Umum T19
dengan rute Kampung Rambutan-Depok dan Depok-Kampung Rambutan, maka diperlukan
suatu pendekatan terhadap masalah yang ada. Oleh karena itu dalam penulisan tugas akhir ini,
penulis menggunakan metode pendekatan sebagai berikut :
1. Studi Pustaka (Librarian Sudy)
Yaitu penelitian dengan cara mengumpulkan teori-teori mengenai masalah yang erat
kaitannya dengan yang akan dianalisis meliputi berbagai referensi, baik dari berbagai
literatur atau dari buku-buku bacaan yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas.
2. Studi Lapangan (Field Study)
Yaitu langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam usaha mendapatkan semua data yang
akurat dengan cara melakukan survey langsung ke lokasi studi kasus, mengumpulkan data-
data yang terkait.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dasar Teori


Dasar teori merupakan teori yang relevan yang digunakan untuk menjelaskan tentang
variabel yang akan diteliti dan sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap
rumusan masalah yang diajukan, dan penyusunan instrument penelitian
a. Pemasaran: Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat
memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan (William J.
Stanton dalam Danang Sunyoto, 2013:194).
b. Jasa: Jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak
lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Jasa
tersebut mungkin saja atau mungkin juga tidak terkait dengan suatu produk fisik (Kotler dan
Keller, 2009:36).
c. Kualitas Pelayanan: Kualitas pelayanan pada prinsipnya berfokus pada upaya pemenuhan
kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaian untuk mengimbangi
harapan pelanggan (Fandy Tjiptono, 2009:246). Kualitas layanan bisa diartikan sebagai
ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi
pelanggan (Lewis & Booms dalam Tjiptono, 2012:157).
d. Pelayanan Publik: Pelayanan publik adalah pemberian jasa baik oleh pemerintah, pihak
swasta atas nama pemerintah ataupun pihak swasta kepada masyarakat, dengan atau tanpa
pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan/atau kepentingan masyarakat (Wasistiono,
2001:51-52).
e. Kualitas Pelayanan Publik: Dalam menentukan kualitas pelayanan publik diperlukan ciri-
ciri atau atribut- atribut, antara lain: (1) Ketepatan waktu pelayanan; (2) Akurasi pelayanan;
(3) Kesopanan dan keramahan; (4) Kemudahan dalam mendapatkan pelayanan; (5)
Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan; (6) Atribut pendukung pelayanan lainnya
(Fandy Tjiptono dalam Hardiyansyah, 2011:40).
f. Transportasi: Menurut Adisasmita (2011:1) transportasi dirumuskan sebagai kegiatan
memindahkan atau mengangkat muatan (barang dan manusia) dari suatu tempat ke tempat
lain, dari suatu tempat asal (origin) ke tempat tujuan (destination).
g. Dimensi Kualitas Pelayanan: Menurut Hardiyansyah (2011:45), Dalam mengukur kualitas
pelayanan yang diberikan penyelenggara pelayanan, terdapat dimensi-dimensi yang
dirancang oleh para ahli yang dapat diadopsi, atau sebagai pemandu bagi para aparatur.

2.2. Kualitas Pelayanan


Kualitas adalah atribut yang dilekatkan pada suatu barang atau jasa. Kualitas
menggambarkan sekumpulan karakteristik barang atau jasa, baik yang terlihat (tangible) atau
tak terlihat (intangible). Konsep kualitas sangat penting, barang yang berkualitas baik akan
menarik kesetiaan konsumen dalam mengkonsumsi barang atau jasa yang sama dan
meningkatkan kepuasan konsumen. Kesetiaan dan kepuasan ini akan tercermin dalam bentuk
penggunaan ulang barang atau jasa yang sama.
Sampai sekarang belum ada sudut pandang dan definisi mengenai kualitas yang secara
universal diterima oleh berbagai kalangan. Sebagaimana dikemukakan oleh Stamatis bahwa
kualitas didefinisikan dengan berbagai cara oleh para pakar, yang antara lain didasarkan pada
kesesuaian dengan permintaan, kecocokan untuk digunakan, perbaikan secara berkelanjutan,
didefinisikan oleh pelanggan, kerugian pada masyarakat (Tjiptono, 1996: 6).
BAB III
PENGUMPULAN DATA

3.1 Pendahuluan
Melihat semakin meningkatnya mobilitas penduduk dan semakin kompleksnya
permasalahan transportasi di perkotaan khususnya masyarakat di wilayah Jabodetabek, PT
Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai badan penyelenggara tunggal jasa angkutan kereta api
di Indonesia membentuk anak perusahaan yang bernama PT KAI Commuter Jabodetabek yang
berfungsi sebagai penyelenggara jasa angkutan kereta api di wilayah Jabodetabek. Seiring
dengan peningkatan mobilitas penduduk dan permasalahan transportasi yang terjadi di
Jakarta dan sekitarnya berpengaruh terhadap jumlah penumpang kereta api per tahunnya. Hal
tersebut dapat terlihat pada grafik berikut ini.

Gambar 3.1 (sumber : www.krl.co.id)


Salah satu rute layanan KRL yang diselenggarakan oleh PT. KAI Commuter Jabodetabek
adalah rute Bogor-Jakarta Kota. Penyedia KRL rute Bogor-Jakarta Kota bertujuan untuk
mengakomodir kebutuhan masyarakat di daerah Bogor, Depok dan Jakarta. KRL rute Bogor-
Jakarta memiliki peran yang signifikan dalam kehidupan masyarakat di daerah Jakarta, Bogor
dan Depok terutama dalam hal mobilitas masyarakat yang beraktifitas di luar daerahnya dan
sebagai alat transportasi yang dapat mengatasi masalah kemacetan yang sering dihadapi
masyarakat. Rute perjalanan tersebut memiliki jumlah kepadatan penumpang tertinggi
dibandingkan rute perjalanan lainnya.
Gambar 3.2 (sumber : www.krl.co.id)

3.2 Pendekatan Penelitian


Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
dengan menggunakan teori yang dikembangkan oleh Brandy dan Cronin. Dengan menggunakan
prinsip-prinsip teoritis yang sesuai dengan topik yang diteliti kemudian dilanjutkan dengan
mengembangkan rancangan penelitian, menyusun instrumen penelitian, dan
menginterprestasikan data yang pada akhirnya akan membentuk suatu kesimpulan. Perolehan
data didapat dengan menggunakan metode kuantitatif berupa penyebaran kusioner. Penelitian
dalam penelitian ini ingin mengetahui bagaimana kualitas pelayanan kereta api dalam gerbong
khusus wanita dilihat dari dimensi Kualitas Interaksi, Kualitas Lingkungan Fisik, Kualitas
Hasil.Konsep tersebut akan di gunakansebagai pedoman utama dalam alur penelitian.

3.3 Dimensi Waktu


Dimensi waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian cross- sectional
karena informasi yang dikumpulkan hanya pada suatu saat tertentu. Penelitian ini hanya
digunakan dalam waktu tertentu, dan tidak akan dilakukan penelitian lain di waktu yang
berbeda untuk dibandingkan (Prasetyo dan Jannah, 2005 : 45).
Penelitian cross-sectional adalah penelitian yang digunakan pada satu waktu. Penelitian
ini mencirikan bahwa unit analisis atau objek penelitian yang diamati berjumlah banyak akan
tetapi pengamatan atau pengumpulan data dalam kurun waktu tertentu hanya dilakukan sekali
saja (Nasution dan Usman, 2007: 89).
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. data yang diperoleh
melalui studi kepustakaan, dengan cara membaca dan mengutip data-data yang terdapat dalam
buku, artikel, jurnal, skripsi, tesis, situs internet, dan berbagai literatur yang berkaitan dengan
masalah penelitian dan dapat mendukung penelitian ini.
Dalam melakukan sebuah penelitian maka diperlukan teknik pengumpulan data yaitu suatu
pencatatan dari peristiwa-peristiwa dari elemen populasi yang menunjang suatu penelitian yang
sedang dilakukan. Tujuannya untuk mendapatkan data dan informasi yang valid dan objektif
sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian skripsi. Penelitian ini menggunakan dua jenis
teknik pengumpulan data, yakni :
- Data Sekunder
Data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan, dengan cara membaca dan mengutip data-
data yang terdapat dalam buku, artikel, jurnal, skripsi, tesis, situs internet, penelitian terdahulu, dan
berbagai literatur yang berkaitan dengan masalah penelitian dan dapat mendukung penelitian ini.

3.5 Populasi
Populasi bukan hanya orang tetapi juga objek atau benda-benda alam yang lain, populasi
juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut (Sugiyono, 1999: 72).
Untuk penelitian diperlukan sekelompok orang dalam satu wilayah yang diteliti (populasi)
untuk diberikan kuisioner yang berisi sejumlah pertanyaan yang berisikan indikator dan variabel
yang diteliti. Populasi dari penelitian ini adalah penumpang gerbong khusus wanita berdasarkan
kapasitas jumlah penumpang per gerbong 80 penumpang dan terdapat dua gerbong dalam satu
rangkaian kereta api jika dijumlahkan terdapat 160 penumpang gerbong khusus wanita dalam 1
rangkaian KRL. Rute Jakarta-Bogor dilintasi 10 rangkaian KRL dalam satu hari perjalanan. Jika
dijumlahkan maka terdapat 1600 penumpang gerbong khusus wanita dalam 1 hari, sehingga dapat
diketahui populasi penumpang gerbong khusus wanita dalam satu hari berjumlah 1600 penumpang.
3.6 Sampel
Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (sumber). Sampel adalah
bagian dari sejumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2001: 57).
1. Teknik sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah penarikam
sampel secara non-probabilitas karena jumlah unit atau individu yang besar. Penulis memilih teknik
ini karena semua populasi belum tentu memiliki peluang yang sama untuk dipilih untuk menjadi
sampel yaitu penumpang wanita pengguna jasa KRL AC gerbong khusus wanita. Penumpang
wanita minimal 2 kali dalam 7 hari secara rutin menggunakan jasa angkutan KRL AC gerbong
khusus wanita.
Selain itu, penumpang wanita berusia 17 - 55 tahun dengan asumsi bahwa usia tersebut
merupakan usia dewasa dan produktif dimana seseorang sudah dapat mengambil keputusan sendiri,
sehingga diharapkan dapat menilai pelayanan yang diberikan. Pengambilan sampel secara
accidental sampling yang ada pada prinsipnya dilaksanakan dengan cara memilih responden yang
secara kebetulan berada di lokasi penelitian dan bersedia diwawancarai.
2. Ukuran sampel
Untuk menentukan ukuran sampel dari suatu populasi ada bermacam-macam cara yang
dikemukakan para ahli. Pendapat Roscoe dalam buku Research Methods For Business (1992 :
253), ukuran sampel yang layak digunakan dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
Sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin (Umar,2005: 36) sesuai dengan
rumus :
Di mana :
n : Ukuran sampel
N : Ukuran populasi
E : persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat
ditolerir
Ukuran populasi mengacu pada data kapasitas jumlah penumpang gerbong wanita yang
diperoleh peneliti yaitu jumlah pelanggan kereta api gerbong khusus wanita rute Jakarta-Bogor
sebanyak 1600 penumpang dan persen kelonggaran yang ditentukan adalah sebesar 10 persen.
Berdasarkan jumlah penumpang kereta api gerbong khusus wanita yang dimasukkan dalam rumus
Slovin, maka diperoleh jumlah sampel yang akan diambil adalah : 94.117 dibulatkan 95
Dengan persen kelonggaran sebesar 10 % maka jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 95
responden.
3.7 Uji Validitas
Sebuah instrumen penelitian dapat dikatakan memiliki validitas tinggi apabilasetelah
dilakukan uji validitas menggunakan analisis faktor dapat memenuhi semua nilai yang diisyaratkan
setiap ukuran validitas: KMO MSA, Barlett`s Test of Sphericity,Cumulative %, Anti Image Matrices,
dan Component Matrix. Demikian halnya dengan penelitian ini, dimana uji validitas menggunakan
analisis faktor dan pengolahan datanya menggunakan sofware SPSS 17. Setelah dilakukan uji
validitas, hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas


KMO MSA, BARLETT’S TEST OF SPHERICITY
DAN CUMULATIVE %

Barlett`s Test of
Dimensi KMO MSA Comulative %
Sphericity

1. Kualitas Interaksi 0.000 57.742


0.679
2. Kualitas lingkungan fisik 0.000 67.147
0.833
3. Kualitas hasil 0.000 66.471
0.781
Sumber : Data Hasil Penelitian dengan SPSS, Juni 2012

Uji validitas dengan ukuran KMOMSA (Kaiser - Meyer - Olkin Measure of Sampling Adequacy)
mensyaratkan nilai uji diatas .500, dimana nilai KMO MSA dengan hasil diatas .500 menunjukkan
bahwa faktor analisis dapat digunakan atau valid. Data hasil perolehan di atas menunjukkan
bahwa dimensi-dimensi penelitian sebagai faktor analisis dalam mengukur persepsi karyawan
terhadap pelaksanaan Kualitas Pelayanan Gerbong Khusus Wanita memenuhi syarat nilai di atas
.500 sehingga faktor analisis dapat digunakan atau valid.

Ukuran validitas selanjutnya dengan menggunakan Barlett’s Test of Sphericity dimana nilai
signifikan (Sig.) mensyaratkan dari hasil uji harus kurang dari 0.05 yang menunjukkan hubungan yang
signifikan antar variabel. Data hasil olahan jawaban responden di atas menunjukkan semua nilai
signifikan (Sig.) kurang dari 0.05 sehingga dapat dikatakan variabel penelitan memiliki hubungan
yang signifikan antar varibel penelitian, sedangkan ukuran validitas Total Variance Explained
dengan melihat nilai pada kolom cumulative % harus lebih dari 60%. Data hasil olahan di
atas menunjukkan semua nilai cumulative % lebih dari 60%, ini menunjukkan bahwa persentase
variansi yang disebabkan oleh keseluruhan faktor sesuai dengan nilai yang diisyaratkan.
Tabel 3.2 Data Hasil Kuisoner

Hasil
No.
Dimensi Pertanyaan Kategori Pemilihan
Pertyanyaan
Kategori
Sangat
8
Baik

Ketegasan Petugas terhadap Baik 69


1 Pemumpang Pria yang Masuk Gerbong
Khusus Wanita Buruk 16

Sangat
2
Buruk
Sangat
6
Baik

Daya tangkap petugas gerbong khusus Baik 62


Kualitas
2 wanita dalam membantu penumpang
Interaksi
yang mengalami kesulitan Buruk 26

Sangat
1
Buruk
Sangat
22
Baik

Baik 51
Petugas berperilaku adil kepada semua
3
penumpang gerbong khusus wanita
Buruk 22

Sangat
0
Buruk
Sangat
25
Baik

Baik 58
Petugas berperilaku baik kepada semua
4
penumpang gerbong khusus wanita
Buruk 12

Sangat
0
Buruk
Sangat
12
Baik

Petugas gerbong khusus wanita mampu Baik 59


5 menyelesaikan keluhan yang dihadapi
penumpang Buruk 24

Sangat
0
Buruk
Sangat
9
Baik

Baik 66
Ketepatan petugas gerbong khusus
6
wanita dalam memberi informasi
Buruk 20

Sangat
0
Buruk
Sangat
7
Baik

Kemampuan petugas dalam Baik 69


7 berkomunikasi menggunakan bahasa
yang baik dan mudah dimengerti Buruk 19

Sangat
0
Buruk
Sangat
15
Baik

Baik 65
Tersedia fasilitas pendingin ruangan
1
dalam gerbong khusus wanita
Buruk 15

Sangat
0
Buruk
Sangat
13
Baik

Baik 59
Terdapat pengharum ruangan dalam
2
gerbong khusus wanita
Buruk 23

Sangat
Kualitas 0
Buruk
Lingkungan
Sangat
Fisik 12
Baik

Baik 67
Kebersihan dalam gerbong khusus
3
wanita
Buruk 16

Sangat
0
Buruk
Sangat
21
Baik

Baik 58
Terdapat gambar figur wanita dalam
4
gerbong khusus wanita
Buruk 14

Sangat
2
Buruk
Sangat
20
Baik

Baik 50
Adanya informasi petunjuk tentang
5
stasiun yang akan dilalui
Buruk 21

Sangat
4
Buruk
Sangat
20
Baik

Terdapat tanda larangan bagi Baik 52


6 penumpang pria didalam gerbong
khusus wanita Buruk 18

Sangat
5
Buruk
Sangat
23
Baik

Baik 40
Pengawasan gerbong khusus wanita
7
oleh petugas wanita
Buruk 30

Sangat
2
Buruk
Sangat
19
Baik

Tersedia fasilitas tempat duduk khusus Baik 45


8 bagi penumpang hamil, cacat, dan lanjut
usia Buruk 29

Sangat
2
Buruk
Sangat
17
Baik

Baik 47
Jumlah petugas gerbong khusus wanita
9
sesuai dengan kebutuhan penumpang
Buruk 29

Sangat
2
Buruk
Sangat
3
Baik

Baik 41
Waktu tunggu penumpang dalam
1
menggunakan pelayanan jasa
Buruk 51

Sangat
0
Buruk
Sangat
1
Baik
Durasi waktu terbuka dan tertutup pintu
Baik 39
Kualitas otomatis gerbong khusus wanita yang
2
Hasil sesuai dengan kondisi penumpang
Buruk 55
wanita yang akan keluar-masuk
Sangat
0
Buruk
Sangat
0
Baik

Posisi penempatan gerbong khusus Baik 62


3 wanita strategis berada di bagian depan
dan belakang krl Buruk 33

Sangat
0
Buruk
Sangat
0
Baik

Keadaan jendela yang masih layak pakai Baik 58


4 dan berfungsi dengan baik dalam
gerbong khusus wanita Buruk 36

Sangat
1
Buruk
Sangat
2
Baik

Struktur fasilitas yang terdapat dalam Baik 60


5 gerbong khusus wanita identik dengan
kenyamanan wanita Buruk 32

Sangat
1
Buruk
Sangat
4
Baik

Baik 67
Pelanggan yakin terhadap keamanan
6
gerbong khusus wanita
Buruk 24

Sangat
0
Buruk
Sangat
2
Baik

Kapasitas jumlah gerbong khusus Baik 32


7 wanita sesuai dengan jumlah
penumpang wanita di setiap stasiun Buruk 61

Sangat
0
Buruk
Sangat
4
Baik

Baik 78
Pelanggan yakin tidak terjadi pelecehan
8
seksual dalam gerbong khusus wanita
Buruk 13

Sangat
0
Buruk

Anda mungkin juga menyukai