Anda di halaman 1dari 4

1.

UNDANG-UNDANG TENTANG KEUANGAN NEGARA


BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan
uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan
milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
2. Pemerintah adalah pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah.
3. Dewan Perwakilan Rakyat yang selanjutnya disebut DPR adalah Dewan Perwakilan
Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten, dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar 1945.
5. Perusahaan Negara adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki
oleh Pemerintah Pusat.
6. Perusahaan Daerah adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki
oleh Pemerintah Daerah.
7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya disebut APBN, adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat.DHendianto-BiroHukum BPK-RI/5/26/2008 2
2. Perumusan keuangan negara menggunakan beberapa pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan dari sisi obyek;
2. Pendekatan dari sisi subyek;
3. Pendekatan dari sisi proses; dan,
4. Pendekatan dari sisi tujuan.
3. Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:
1). Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan
kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD.
2). Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang
ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara
untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara
4.
5. Proses perencanaan dan penyusunan APBD, mengacu pada PP Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, secara garis besar sebagai berikut:
1. Penyusunan rencana kerja pemerintah daerah.
2. Penyusunan rancangan kebijakan umum anggaran.
3. Penetapan prioritas dan plafon anggaran sementara.
4. Penyusunan rencana kerja dan anggaran SKPD.
5. Penyusunan rancangan perda APBD.
6. Penetapan APBD.

Penyusunan APBD didasarkan pada perencanaan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu,
mengenai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Bila dilihat dari waktunya,
perencanaan di tingkat pemerintah daerah dibagi menjadi tiga kategori yaitu: Rencana
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan perencanaan pemerintah daerah untuk
periode 20 tahun; Rencana Jangka Menengah Daerah . (RPJMD) merupakan perencanaan
pemerintah daerah untuk periode 5 tahun; dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) merupakan perencanaan tahunan daerah. Sedangkan perencanaan di tingkat
SKPD terdiri dari: Rencana Strategi (Renstra) SKPD merupakan rencana untuk periode 5
tahun.
6. G
7. F
8. G
9. Macam-macam sumber dana APBD.
a. SUMBER PENERIMAAN DAERAH
(1) Penerimaan Daerah dalam pelaksanaan Desentralisasi terdiri atas Pendapatan Daerah dan
Pembiayaan.
(2) Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari: Pendapatan Asli
Daerah, Dana Perimbangan; dan Lain-lain Pendapatan yang sah.
(3) Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari: sisa lebih perhitungan
anggaran Daerah, penerimaan Pinjaman Daerah, Dana Cadangan Daerah dan hasil penjualan
kekayaan Daerah yang dipisahkan.
b. PENDAPATAN ASLI DAERAH
(1) PAD bersumber dari: Pajak Daerah; Retribusi Daerah; hasil pengelolaan kekayaan Daerah
yang dipisahkan;
(2) Lain-lain PAD yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, meliputi: a. hasil
penjualan kekayaan Daerah yang tidak dipisahkan; b. jasa giro; c. pendapatan bunga; d.
keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing; dan e. komisi, potongan,
ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa
oleh Daerah.
c. DANA PERIMBANGAN
(1) Dana Perimbangan terdiri atas: a. Dana Bagi Hasil; b. Dana Alokasi Umum; dan c. Dana
Alokasi Khusus.
(2) Jumlah Dana Perimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan setiap tahun
anggaran dalam APBN. Penjelasan tentang :
(3) Celah fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah kebutuhan fiskal dikurangi dengan
kapasitas fiskal Daerah.
(4) Alokasi dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dihitung berdasarkan jumlah gaji Pegawai
Negeri Sipil Daerah.
10. Dana Bagi Hasil yang bersumber dari pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a.
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB); b. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB); dan
c. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan
PPh Pasal 21.
11. Dana Alokasi Umum (DAU)
DAU adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan
pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi (UU Nomor 33 Tahun 2004). DAU diberikan
pemerintah pusat untuk membiayai kekurangan dari pemerintah daerah dalam
memanfaatkan PAD-nya.
Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah alokasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara kepada provinsi/kabupaten/kota tertentu dengan tujuan untuk mendanai
kegiatan khusus yang merupakan urusan Pemerintahan Daerah dan sesuai dengan
prioritas nasional. DAK termasuk Dana Perimbangan, di samping Dana Alokasi
Umum (DAU).

12. Jenis pinjaman daerah


a. Pinjaman Jangka Pendek
Merupakan Pinjaman Daerah dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun
anggaran dan Kewajiban pembayaran kembali Pinjaman Jangka Pendek
yang meliputi pokok pinjaman, bunga, dan/atau kewajiban lainnya seluruhnya
harus dilunasi dalam tahun anggaran yang berkenaan.
b. Pinjaman jangka Menengah
Merupakan pinjaman daerah dalam jangka waktu lebih dari satu tahun
anggaran dan kewajiban pembayaran kembali pinjaman (pokok pinjaman,
bunga, dan biaya lain) harus dilunasi dalam kurun waktu yang tidak melebihi
sisa masa jabatan kepala daerah yang bersangkutan
c. Pinjaman Jangka Panjang
Kewajiban pembayaran kembali Pinjaman Jangka Panjang yang meliputi
pokok pinjaman, bunga, dan/atau kewajiban lain seluruhnya harus dilunasi
pada tahun anggaran berikutnya sesuai dengan persyaratan perjanjian
pinjaman yang bersangkutan.
13. Pinjaman Daerah adalah suatu sumber pembiayaan dari pemerintah pusat bagi
pemerintah daerah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerahnya.
14.

Anda mungkin juga menyukai