Anda di halaman 1dari 15

DASAR BIOMEDIK 3

PERKEMBANGAN ILMU PARASITOLOGI TERHADAP KESEHATAN

KELOMPOK 2 :

KURNIA DEWI

SOVIRA APRILYA

OKTAVANI WINDA PUTRI

RHAIDATUL JANNAH

REFDA SANTIA

MITA GAYATRI

DOSEN :

Zilfi Yola Pitri, STr.Keb, M.Keb

S1 KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA

BUKITTINGGI

TAHUN AJARAN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt atas rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dasar biomedik 3 tentang
perkembangan ilmu parasitologi terhadap kesehatan. Shalawat dan salam kita
kirimkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita
dari zaman Jahilia menuju zaman Ilmiah.

Dalam penyusunan makalah ini banyak hambatan dan kendala yang kami
hadapi, namun berkat dorongan dan arahan dari berbagai pihak maka makalah
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat yang positif bagi semua pihak.

Bukittinggi, 26 November 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................1
C. Tujuan Masalah ............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian parasitologi .................................................................................2


B. Perkembangan parasitologi ..........................................................................4
C. Klasifikasi parasitologi.................................................................................6
D. Pertumbuhan dan perkembangan parasit .....................................................7
E. Tata nama dalam parasitologi ......................................................................8
F. Tata nama penyakit parasit.........................................................................10
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................11
B. Saran ...........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Parasitologi adalah ilmu yang berisi kajian tantang organisme (jasad
hidup), yang hidup di permukaan atau di dalam tubuh organisme lain dapat
bersifat sementara waktu atau selama hidupnya, dengan cara mengambil
sebagian atau seluruh fasilitas hidupnya dari organisme lain tersebut,
hingga organisme lain tersebut dirugikan. Organisme atau makhluk hidup
yang menumpang disebut dengan parasit. Organisme atau makhluk hidup
yang ditumpangi biasanya lebih besar daripada parasit disebut Host atau
Hospes, yang memberi makanan dan perlindungan fisik kepada parasit.
Menyadari akibat yang dapat ditimbulkan oleh gangguan parasit
terhadap kesejahteraan manusia, maka perlu dilakukan usaha pencegahan
dan pengendalian penyakitnya. Sehubungan dengan hal tersebut maka
sangat diperlukan suatu pengetahuan tentang kehidupan organisme parasit
yang bersangkutan selengkapnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan parasitologi?
2. Bagaimana perkembangan parasitologi?
3. Apa saja klasifikasi parasitologi?
4. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan parasit?
5. Apa tata nama dalam parasitologi?
6. Apa tata nama penyakit parasit?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan parasitologi
2. Mengetahui bagaimana perkembangan parasitologi
3. Mengetahui apa saja klasifikasi parasitologi
4. Mengetahui bagaimana pertumbuhan dan perkembangan parasit
5. Mengetahui apa tata nama dalam parasitologi
6. Mengetahui apa tata nama penyakit parasit

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Parasitologi
Kata parasitologi berasal dari kata parasitos yang berarti jasad yang
mengambil makanan, dan logos yang berarti ilmu. Berdasarkan istilah,
parasitologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang hidup untuk
sementara ataupun tetap di dalam atau pada permukaan organisme lain
untuk mengambil makanan sebagian atau seluruhnya dari organisme
tersebut.
Parasit yaitu organisme yang hidup menumpang, untuk sementara atau
terus menerus, pada permukaan atau didalam organism lain, bertujuan
untuk memperoleh perlindungan, mengambil makanan sebagian atau
seluruhnya guna kelangsungan hidupnya. Parasit ada yang bersifat patogen
dan apatogen. Parasit patogen ada yang dapat menimbulkan kelainan dan
kemaian, tetapai ada juga yang tidak menampakkan gejala-gejala sakit
pada organism yang ditumpanginya, maka tanpa disadari, organisme
tersebut menjadi sumber penular penyakit dilingkungannya.
Beberapa istilah penting yang perlu diketahui, antara lain :
1. Simbiose
Merupakan bentuk hidup bersama dua jenis organisme yang
bersifat permanen dan tidak bisa dipisahkan. Ada beberapa jenis
simbiose, yaitu :
a. Simbiose mutualisme, yaitu simbiose yang saling
menguntungkan bagi kedua jenis organisme tersebut.
b. Simbiose komensalisme, yaitu simbiose dimana satu pihak
mendapat keuntungan sedangkan yang lain tidak dirugikan.
c. Simbiose parasitisme, yaitu simbiose dimana satu jenis
mendapatkan makanan dan keuntungan, sedangkan yang
lain dirugikan bahkan dibunuh.

5
d. Simbiose obligat, yaitu bentuk simbiose dimana parasitnya
tidak dapat hidup tanpa hospes.
e. Simbiose fakultatif, yaitu simbiose dimana parasitnya dapat
hidup walaupun tanpa hospes.
f. Simbiose monoksen, yaitu simbiose dimana parasitnya
hanya dapat hidup pada satu spesies hospes.
g. Simbiose poliksen, yaitu simbiose yang menghinggapi
lebih dari satu spesies.
h. Simbiose parasit permanen, yaitu bnetuk simbiose dimana
parasitnya selama hidupnya tetap pada hospesnya.
i. Simbiose parasit temporer, yaitu bentuk simbiose dimana
parasit pada hospesnya hanya sewaktu-waktu.
2. Hospes
Yaitu organisme yang merupakan tempat atau organisme yang
dihinggapi parasit. Dikenal ada beberapa jenis hospes,yaitu :
a. Hospes defenitif, yaitu hospes dimana terdapat parasit
dalam stadium dewasa di dalam tubuh hospes terjadi
perkembangbiakan secara seksual.
b. Hospes paratenik, yaitu hospes dimana parasit hanya
terdapat dalam stadium larva dan tidak dapat berkembang
menjadi stadium dewasa dan tidak terjadi
perkembangbiakan parasit secara seksual dan parasit ini
dapat ditularkan kepada hospes defenitif karena parasit
dalam stadium ini merupakan stadium infektif.
c. Hospes intermediate (perantara), yaitu hospes dimana
parasit di dalamnya menjadi bentuk infektif yang siap
ditularkan kepada hospes/manusia yang lain.
d. Hospes reservoir, yaitu hewan yang mengandung parasit
yang sama dengan parasit manusia dan dapat menjadi
sumber infeksi bagi manusia.

6
e. Hospes obligat, yaitu hospes tunggal yang merupakan satu-
satuny spesies yang dapatmenjadi tuan rumah dari parasite
dewasa.
f. Hospes alternatif, yaitu hospes utama yang mengandung
parasit namun ada spesies lain yang dapat sebagai hospes
yang mengandung parasite dewasa.
g. Hospes insidental, yaitu bila suatu spesies secara kebetulan
dapat mengandung parasit dewasa, padahal hospes yang
sesungguhnya adalah spesies lain.
3. Vektor
Yaitu hewan yang di dalam tubuhnya terjadi perkembangbiakan
dari parasit, dan parasit itu dapat ditularkan kepada manusia atau
hewan lainnya. Biasanya yang berperan sebagai vektor adalah
serangga.
4. Zoonosis
Yaitu parasit hewan yang dapat ditularkan kepada manusia.

B. Perkembangan Parasitologi
Teori heterologous menyatakan bahwa organisme parasit semula
berasal dari organisme bebas atau organisme yang hidupnya mandiri,
tetapi karena sesuatu hal maka berubah menjadi organisme parasit. Teori
yang lain, yaitu teori homologous, menyatakan bahwa organisme parasit
yang sekarang ini (ada), berasal dari organisme yang sejak awal mulanya
memang merupakan organisme parasit.
Cacing dan serangga telah dikenal oleh nenek moyang kita sejak
mereka hidup secara nomaden. Begitu pula cacing parasit telah lama
dikenal sebagai penyebab penyakit di dalam saluran pencernaan. Oleh
sebab itu, cacing sebagai penyebab penyakit telah dikenal oleh nenek
moyang kita jauh sebelum mereka mengenal bakteri dan protozoa.
Hewan-hewan parasit telah dikenal dan dibicarakan semenjak zaman
Hippocrates (460-377 sebelum masehi) dan Aristoteles (384-322 sebelum

7
masehi) di Yunani, tetapi ilmu parasit baru berkembang setelah manusia
menyadari pentingnya ilmu tersebut di dalam pengetahuan eksakta biologi.
Diduga orang pertama yang berjasa mengembangkan ilmu parasit adalah
Redi (1626-1698), seorang ahli ilmu alam berkebangsaan Italia. Ia
menemukan larva di dalam daging membusuk yang kemudian menjadi
lalat.
Pada tahun 1752 Swammerdam dari Jerman membuktikan bahwa kutu
berasal dari telur. Oleh karena masih kuatnya pengaruh ajaran gereja dan
dogma-dogma lain dalam kehidupan masyarakat pada waktu itu, kedua
penemu tersebut tidak berani mengemukakan pendapatnya.
Dengan ditemukannya mikroskop oleh LEEUWENHOEK (1632-
1723) dari Belanda, berbagai jenis hewan parasit bersel satu pun
(Protozoa) mulai teridentifikasi sehingga teori abiogenesis mulai
ditinggalkan. Pada tahun 1831 Mehlis mengamati proses menetasnya larva
dari telur cacing daun (Trematoda). Semenjak itu daur hidup berbagai
parasit dapat dipelajari.
Kuchen Meister pada tahun 1852 membuktikan bahwa Cysticercus
cellulosae merupakan stadium peralihan (intermedier) dari cacing pita
pada manusia. Dikemukakan pula bahwa Cysticercus cellulosae dapat
ditemukan dalam daging babi, sedangkan proses penularan oleh cacing
pita pada manusia disebabkan penderita mengonsumsi daging babi yang
mengandung cacing stadium peralihan tersebut. Namun demikian,
pembuktian Kuchen Meister disangkal oleh Von Siebold yang berpendapat
bahwa Cysticercus merupakan cacing pita yang mengalami degenerasi
hidrophis. Degenerasi hidrophis biasanya terdapat pada inang abnormal.
Dengan demikian, pembuktian secara eksak yang dikemukakan oleh
Kuchen Meister adalah hal yang benar.
Lebih lanjut Pasteur (1822-1895) dari Perancis bekerja sama dengan
Koch (1843-1910) dari Jerman menemukan adanya penyakit-penyakit
yang ditimbulkan oleh bakteri, kemudian keduanya juga menyusun dasar
teori kekebalan (imunologi). Dalam perkembangan lebih lanjut ilmu

8
parasit atau parasitologi tidak terlepas dari ilmu-ilmu eksak yang lain, di
antaranya imunologi, biokimia, dan fisiologi. Sebagai contoh, mengenai
hubungan antara parasit dengan inang.

C. Klasifikasi Parasitologi
1. Protozologi
Protozoologi adalah ilmu yang berisi kajian tentang hewan
bersel satu yang hidup sebagai parasit pada manusia. Sedangkan
protozoa adalah hewan bersel satu yang dapat hidup secara mandiri
atau berkelompok. Tiap protozoa merupakan satu sel yang
merupakan kesatuan yang lengkap, baik dalam susunan maupun
fungsinya. Protozoa dibagi dalam 4 kelas, yaitu Sporozoa,
Rhizopoda, Flagelata/Mastighopora, dan Ciliata. Contoh protozoa
sebagai parasit yaitu Plasmodium merupakan genus protozoa
parasit. Penyakit yang disebabkan oleh genus ini dikenal sebagai
malaria.
2. Helmintologi
Helmintologi adalah ilmu yang berisi kajian tentang parasit yang
hidup pada manusia yang berupa cacing. Nematoda merupakan
jumlah spesies yang terbesar di antara cacing yang hidup sebagai
parasit pada manusia. Hampir setiap orang sudah mengenal cacing.
Di dalam perut manusia terutama pada anak kecil sering terdapat
cacing perut, sedangkan di dalam tanah sering dijumpai cacing
tanah. Helmintes dan dibagi menjadi 3 kelas super, yaitu
Nemathelmintes, antara lain Nematoda, dan Plathelmintes
(Tremathoda dan Cestoda), serta Annelida (cacing gelang). Contoh
Parasit Cacing Pita Babi (Taenia Solium) Cacing pita ini hidup
pada saluran pencernaan babi dan bisa menular ke manusia.
3. Artropoda
Hewan dengan kaki beruas-ruas, berukuku dan bersegmen.
Istilah Arthropoda berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua

9
kata yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang berarti kaki.
Arthropoda merupakan hewan tripoblastik selomata dan bilateral
simetris. Contoh parasit dari golongan serangga yaitu Kutu rambut
merupakan parasit yang muncul di kepala manusia.

D. Pertumbuhan dan Perkembangan Parasit


Siklus hidup (daur hidup) parasit adalah serangkaian fase (stadium)
dari parasit untuk kelangsungan hidupnya. Mengenai siklus hidup parasit
sangatlah penting, karena pengendalian penyakit parasit tanpa dilandasi
dengan pengetahuan siklus hidup parasit adalah sia-sia.
Siklus hidup parasit secara umum dapat dibedakan menjadi :

1. Siklus Hidup secara langsung, untuk melangsungan hidup parasit


memerkulan hanya satu hospes (hospes definitif) dan parasit ini
biasanya memiliki fase bebas. Contoh cacing Ascaris suum yang
menginfeksi babi, cacing dewasa bertelur dan keluar bersama tinja
dan mencemari lingkungan, telur mengalami perkembangan
dimana di dalam telur terbentuk larva stadium 1 dan 2 yang
bersifat infektif dan akhirnya tertelan lagi oleh babi dan
berkembang menjadi dewasa. Disini hanya memerluka satu hospes
babi dan perkembangan telur terjadi diluar tubuh babi (fase bebas).
2. Siklus Hidup secara Tidak Langsung, untuk kelangsungan hidup
parasit membutuhkan satu hospes definitive dan satu atau lebih
hospes intermedier. Contoh cacing hati Fasciola gigantica yang
menginfeksi sapi, cacing dewasa yang berpredileksi didalam
kantung empedu bertelur dan keluar bersama tinja dan mencemari
lingkungan, dari dalam telur akan keluar mirasidium yang harus
membutuhkan hospes intermedier siput Lymnaea sp untuk
berkembang menjadi sporokista, redia dan serkaria, serkaria akan
keluar dari tubuh siput dan menempel pada rumput menjadi
Metaserkaria infektif dan akhirnya harus tertelan oleh sapi.

10
E. Tata Nama Dalam Parasitologi
Pemberian nama terhadap parasit itu mulai terasa pentingnya sejak
manusia menyadari akan akibat gangguan parasit terhadap kesejahteraan
manusia dan hewan. Nama-nama parasit itu tentu saja pada awalnya tidak
tertulis dalam buku, tetapi ada dalam benak manusia. Dalam memberi
nama jenis parasit yang baru dan menempatkannya dalam suatu susunan
serial hewan, perlu dicari dan ditunjukkan kemungkinan adanya hubungan
filogenetis tersebut.
Penyusunan serial hewan menurut sistem filogenetis tersebut berdasar
pada pengertian bahwa tren evolusi mulai dari organisme yang susunannya
relatif sederhana kepada organisme yang susunannya lebih kompleks.
Karena adanya aksi mekanisme evolusi tersebut maka terjadilah
penyimpangan penyimpangan dan dari sini dapat disusun dalam urutan
yang teratur ke dalam:

Spesies Filum
Genus Klasis
Familia Ordo
Ordo atau Familia
Klasis Genus
Filum Spesies

Pada umumnya organisme-organisme yang mempunyai kesamaan


dalam jumlah besar digolongkan ke dalam jenis, dan yang mempunyai
kesamaan ciri tertentu dalam jumlah terkecil, digolongkan ke dalam
Filum. Morfologi, baik eksternal maupun internal, dan fisiologi atau
proses yang terjadi dalam tubuh parasit merupakan sifat-sifat dasar dalam
taksonomi sistem filogenetis. Seperti telah disebutkan, bahwa penggunaan
nama ilmiah sangat dibutuhkan dalam komunikasi ilmiah. Nama ilmiah
atau nama internasional tiap hewan parasit, terdiri dari 2 bagian, yaitu
sebagai berikut :

11
1. Nama genus (jamaknya genera)
Nama genus selalu kata benda, dan mungkin diambil dari kata
Latin atau Greek.
2. Nama species (jamaknya species atau jenis).
Nama species adalah kata sifat deskriptif, walaupun dapat juga
nama benda.

Berikut ini beberapa contoh nama-nama spesies parasit :


a. Filaria conjunctiva
"Filaria" berasal dari kata "filum" dari bahasa latin, yang berarti
benang. "Conjunctiva" berasal dari bahasa latin, yang berarti
membran yang berbatasan dengan kelopak mata dan menutup
bagian depan bola mata. Jadi, menunjukkan bahwa Filaria
conjunctiva adalah: cacing yang berbentuk benang dan berlokasi
pada conjunctiva.
b. Fasciola hepatica
"Fasciola" berarti sabuk, berasal dari bahasa latin. "Hepatica"
berasal dari kata "hepaticos" dari bahasa Greek yang berarti hati.
Jadi, Fasciola hepatica berarti cacing yang berbentuk seperti sabuk
dan terdapat di dalam hati.
c. Cysticercus bovis
“Cysticercus” berasal dari kata cytis yang berarti kantung. “cercos”
berarti ekor., dari bahasa Greek. “Bovis” dari kata bovinus yang
berarti sapi, dari bahasa latin. Jadi, Cysticercus bovis adalah
organisme hidup yang berentuk gelembung ekor dan terdapat pada
sapi.

12
F. Tata Nama Penyakit Parasit
Penyakit parasitis adalah penyakit yang timbul sebagai akibat adanya
serangan hewan parasit (zooparasit). Pemberian namanya disesuaikan
dengan nama dari genus parasit yang bersangkutan, ditambah akhiran asis.
Sebagai contoh :
1. "Ascariasis" untuk nama penyakit yang disebabkan oleh cacing
Ascaris sp., misalnya oleh Ascaris lumbricoides.
2. "Enterobiasis" untuk nama penyakit yang disebabkan oleh cacing
Enterobius sp., misalnya oleh Enterobius vermicularis.
3. "Taeniasis" untuk nama penyakit yang disebabkan oleh cacing
Taenia sp., misalnya oleh Taenia saginata.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata parasitologi berasal dari kata parasitos yang berarti jasad yang
mengambil makanan, dan logos yang berarti ilmu. Berdasarkan istilah,
parasitologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang hidup untuk
sementara ataupun tetap di dalam atau pada permukaan organisme lain
untuk mengambil makanan sebagian atau seluruhnya dari organisme
tersebut. Klasifikasi parasit Protozologi sebagai berikut :
1. Protozoologi adalah ilmu yang berisi kajian tentang hewan bersel
satu yang hidup sebagai parasit pada manusia. Contoh protozoa
sebagai parasit yaitu Plasmodium merupakan genus protozoa
parasit.
2. Helmintologi adalah ilmu yang berisi kajian tentang parasit yang
hidup pada manusia yang berupa cacing. Nematoda merupakan
jumlah spesies yang terbesar di antara cacing yang hidup sebagai
parasit pada manusia. Contoh Parasit Cacing Pita.
3. Artropoda hewan dengan kaki beruas-ruas, berukuku dan
bersegmen. Istilah Arthropoda berasal dari bahasa Yunani yang
terdiri dari dua kata yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang
berarti kaki.. Contoh parasit dari golongan serangga yaitu Kutu
rambut merupakan parasit yang muncul di kepala manusia.
B. Saran
Terhadap akibat dari gangguan parasit terhadap kesejahteraan
manusia, maka perlu dilakukan usaha pencegahan dan pengendalian
penyakitnya. Maka dari itu, sangat diperlukan suatu pengetahuan tentang
kehidupan organisme parasit yang bersangkutan selengkapnya. Serta
dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan jadi mohon untuk
kritik dan sarannya agar kami dapat memperbaikinya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjojo, M.D. (1987). Parasit dan Parasitisme. Jakarta: Media Sarana

Press.

http://chiciladewicitrautami.blogspot.co.id/2015/02/makalah-parasitologi.html

http://harty-parasitologi.blogspot.co.id/

http://kesmas-fkm.blogspot.co.id/2012/10/parasitologi.html

http://vulnus-equatum.blogspot.com/2012/11/mikrobiologi-parasitologi.html

http://www.slideshare.net/SLIM_FKM/parasit-1

15

Anda mungkin juga menyukai