Anda di halaman 1dari 6

PT. TAHU TEMPE DI KAB.

SAMPANG

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Dosen Pembimbing: Siswanto Agung S.Kep., Ns., M.MB

Disusun Oleh :
Nurul wahyudi (20171660021)
Mery widia putri (20171660031)
Muhammad Farid (20171660074)
Nanang Fathur R (20171660079)
Adiyatma amanta F (20171660032)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2019
A. Deskripsi

Tahu merupakan makanan yang sering dikonsumsi masyarakat Indonesia karena rasanya enak,

mudah dibuat, dapat diolah menjadi berbagai bentuk masakan, harganya murah, serta

mengandung protein tinggi. Tahu berasal dari Cina. Nama tahu adalah kata serapan dari bahasa

Hokkian (tauhu) yang secara harfiah berarti kedelai yang difermentasi. Tahu pertama kali

muncul di Tiongkok sejak zaman Dinasti Han sekitar 2200 tahun lalu. Penemunya adalah Liu

An, seorang bangsawan yang merupakan cucu dari Kaisar Han Gaozu, Liu Bang pendiri

Dinasti Han. Dibawa para perantau Cina, makanan ini lalu menyebar ke Asia Timur, Asia

Tenggara, dan akhirnya ke seluruh dunia, termasuk Indonesia (Wikipedia, 2013).

Tahu adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan dan diambil

sarinya. Dasar pembuatan tahu adalah melarutkan protein yang terkandung dalam kedelai

dengan menggunakan air sebagai pelarutnya. Proses pengolahan tahu melibatkan banyak bahan

dan alat sehingga dibutuhkan suatu sistem penjaminan keamanan pangan yang disebut analisis

bahaya dan pengendalian titik kritis (hazard analysis critical control point/HACCP) serta di

perlukannya SSOP dan GMP industri tahu.

B. Sejarah Pendiriannya

Pabrik Tahu ini adalah usaha turunan keluarga, yang berdiri sejak tahun 1980 dan sekarang

dikelola oleh Pak Ridho. Untuk lokasi, pabrik tahu bersebelahan dengan rumah pemilik.

Jumlah pekerja ada 8 orang dengan umur 19-45 tahun. Untuk ruangan, pabrik tahu ini berada

diruangan terbuka, dengan luas bangunan 15x20 meter. Dan waktu pengolahan dimulai dari

jam 06.00-17.00 WIB.


C. Pengetahuan k3

Hasil pengukuran lingkungan fisik, pencahayaan yang digunakan alami dari cahaya matahari,

intensitas suara agak bising dan suhu lingkungan cukup stabil karena industri ini beroperasi di

ruangan terbuka. Gambaran umum bau, baunya tidak terlalu menyengat, untuk lantai cukup

berair tapi tidak terlalu lembab.

Dalam lingkungan pabrik tersebut kurang bersih, terlihat sampah yang berserakkan, kandang

ayam terlalu dekat dengan pabrik tahu, tempat-tempat tahu banyak sisa-sisa ampas tahu

sehingga menimbulkan kerak yang menempel di tempat atau wadah tahu tersebut.

Mesin diesel yang digunakan untuk menghidupkan mesin pengolahan tahu letaknya terlalu

dekat dengan para pekerja sehingga mengganggu sistem pendengaran pekerja dalam proses

pengolahan tahu. Kemudian jadwal pekerja yang tidak tersistem yang bekerja dari 06.00-17.00

tidak ada waktu istirahat , kalaupun ada waktu istirahat diberlakukan sistem roliing pekerja .

Disaat melakukan proses pembuatan tahu ada beberapa dari pekerja yang bekerja sambil

merokok, seharusnya pekerja sadar akan bahaya nya jika bekerja sambil merokok apalagi

banyak uap yang dihasilkan dan akan berbahaya untuk keselamatan diri mereka sendiri dan

tahu yang dihasilkan tidak bersih akibat abu rokok yang beterbangan dimana-mana. Kemudian

Pakaian pekerjanya tidak sesuai dengan pekerjaannya, pakaian yang mereka pakai tidak

berlengan sehingga tidak bisa melindungi lengan mereka dari paparan uap panas yang ada

disekitar mereka.

Pakaian bergantungan di sembarang tempat sangat menganggu pemandangan dan terlihat tidak

bersih, bisa mengundang vektor-vektor penyebab penyakit.


D. Kondisi lingkungan kerja
1. Potensi hazardz pada lingkungan fisik
Dalam hal pencahayaan masih sangat kurang di bagian dapur sehingga potensi
hazardznya sangat tinggi.
2. Potensi hasardz pada lingkungan kimia, dalam hal ini peneliti tidak menemukan zat –
zat kimia yang berbahaya.
3. Potensi hazardz pada lingkungan biologis yaitu
cara memasak makanan yang dibuat dri daging dengan pemanasan yang sempurna,
penyimpanan makanan pada suhu yang sesuai, melindungi makanan darikontaminasi
lalat, dan pemeriksaan berkala pada orang yang menangani makanan.
4. Potensi hazardz pada lingkungan fisiologis
Di dalam ruangan itu terdapat gerobak tempat penyimpanan makanan. Meskipun
demikian mereka masih tetap mengeluh jika sewaktu – waktu banyak pelanggang
sehingga mereka pegal karena harus berdiri melayaninya.
5. Potensi hazardz pada lingkungan psikologis
Setiap pekerjaan akan ada perasaan psikologis terutama pada pedagang bakso. Pekerja
atau pun pemilik stress jika sewaktu – waktu konsumen kurang sehingga makanan yang
sudah di olah banyak yang tersisa. Dan hal ini mengakibatkan banyak kerugian bagi
pemilik. Satu – satu jalan yang mereka lakukan adalah memanaskannya kembali.

E. Penggunaan APD
Dari awal peneliti telah menjelaskan bahwa pengetahuan tentang kesehatan dan
keselamatan kerja masih sangat kurang. Hal ini dibuktikan oleh peneliti ketika sedang
melakukan observasi, terutama dibagian dapur. Namun dibagian luar tempat pelanggang
menikmati makanan sudah cukup lumayan karena di lengkapi dengan berbagai fasilitas
yang dapat membuat pelanggan nyaman.
F. Pencegahan / pengendalian kecelakaan kerja dan PAK ( penyakit akibat kerja)
1. Dari lingkungan fisik
Penerangan yang kurang dilingkungan kerja bukan saja akan menambah beban
kerja, karena akan mengganggu pelaksanaan pekerja, tetapi juga menimbulkan kesan
yang kotor. Sehingga perlu meningkatkan penerangan, sebaiknya dua kali dari
penerangan di luar tempat kerja, Dekorasi warna Penerangan di tempat kerja tidak
menimbulkan suhu ruangan panas
2. Dari lingkungan kimia
Peneliti tidak mendapatkan zat-zat kimia dalam bahan makanan.
3. Dari lingkungan fisiologis
Dalam hal ini pekerja seharusnya bergantian dalam hal penyajian agar tidak
menimbulkan rasa pegal. Atau paling tidak menggunakan kursi pada saat melakukan
penyajian makanan
4. Dari lingkungan biologis
Dalam hal ini pekerja harus berhati – hati dalam hal pemilihan bahan makanan
utamanya daging. Karena salmonella bisa menyebabkan typus sedangkan S.eureus bisa
menyebabkan keracunan makanan.
5. Dari lingkungan psikologis
Jika penyebab dari stress yang dialami para pekerjaadalah karena masalah
konsumen yang tidak menentu, maka hal yang perlu dilakukan seorang pemimpin
adalah menporsir jumlah makanan yang akan diproduksi sehingga tidak merugikan
terlalu banyak. Hal lain yang perlu dilakukan adalah tetap menyiapkan bahan baku yang
cukup agar sewaktu – waktu jika konsumen meningkat, mereka bisa sesegera mungkin
memenuhi keinginan pelanggan sehingga menimbulkan kepuasan tersendiri terhadap
pelanggan disisi lain tidak kehilangan pelanggan sehingga bisa mengurangi tingkat
stress

G. Fasilitas kesehatan
Selama pekerja bekerja disana mereka sering mengalami luka – luka ringan seperti luka
teriris pisau dan itu terjadi karena mereka masih kurang mengetahui tentang kesehatan dan
keselamatan kerja. Tapi mereka selalu menanggapi luka – lukanya dengan melakukan P3K
(pertolongan pertama pada kecelakaan)
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan masyarakat.Jakarta :


Rineka Cipta
Yudi.1999.hygine personal dan penanganan pangan yang baik. Dikutip pada tanggal 25
Maret 2012 dari file:///E:/k3/higiene-personal-dan-penanganan-pangan.html
Safitri,tantric.2009.Karakteristik mikrobiologis bakso sapi yang Diawetkan dengan substrat
antimikroba Lactobacillus plantarum 1a5 pada penyimpanan Suhu ruang. Dikutip pada
tanggal 25 Maret dari file:///:/skripsi D09tsa .html

Anda mungkin juga menyukai