SAMPANG
Disusun Oleh :
Nurul wahyudi (20171660021)
Mery widia putri (20171660031)
Muhammad Farid (20171660074)
Nanang Fathur R (20171660079)
Adiyatma amanta F (20171660032)
Tahu merupakan makanan yang sering dikonsumsi masyarakat Indonesia karena rasanya enak,
mudah dibuat, dapat diolah menjadi berbagai bentuk masakan, harganya murah, serta
mengandung protein tinggi. Tahu berasal dari Cina. Nama tahu adalah kata serapan dari bahasa
Hokkian (tauhu) yang secara harfiah berarti kedelai yang difermentasi. Tahu pertama kali
muncul di Tiongkok sejak zaman Dinasti Han sekitar 2200 tahun lalu. Penemunya adalah Liu
An, seorang bangsawan yang merupakan cucu dari Kaisar Han Gaozu, Liu Bang pendiri
Dinasti Han. Dibawa para perantau Cina, makanan ini lalu menyebar ke Asia Timur, Asia
Tahu adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan dan diambil
sarinya. Dasar pembuatan tahu adalah melarutkan protein yang terkandung dalam kedelai
dengan menggunakan air sebagai pelarutnya. Proses pengolahan tahu melibatkan banyak bahan
dan alat sehingga dibutuhkan suatu sistem penjaminan keamanan pangan yang disebut analisis
bahaya dan pengendalian titik kritis (hazard analysis critical control point/HACCP) serta di
B. Sejarah Pendiriannya
Pabrik Tahu ini adalah usaha turunan keluarga, yang berdiri sejak tahun 1980 dan sekarang
dikelola oleh Pak Ridho. Untuk lokasi, pabrik tahu bersebelahan dengan rumah pemilik.
Jumlah pekerja ada 8 orang dengan umur 19-45 tahun. Untuk ruangan, pabrik tahu ini berada
diruangan terbuka, dengan luas bangunan 15x20 meter. Dan waktu pengolahan dimulai dari
Hasil pengukuran lingkungan fisik, pencahayaan yang digunakan alami dari cahaya matahari,
intensitas suara agak bising dan suhu lingkungan cukup stabil karena industri ini beroperasi di
ruangan terbuka. Gambaran umum bau, baunya tidak terlalu menyengat, untuk lantai cukup
Dalam lingkungan pabrik tersebut kurang bersih, terlihat sampah yang berserakkan, kandang
ayam terlalu dekat dengan pabrik tahu, tempat-tempat tahu banyak sisa-sisa ampas tahu
sehingga menimbulkan kerak yang menempel di tempat atau wadah tahu tersebut.
Mesin diesel yang digunakan untuk menghidupkan mesin pengolahan tahu letaknya terlalu
dekat dengan para pekerja sehingga mengganggu sistem pendengaran pekerja dalam proses
pengolahan tahu. Kemudian jadwal pekerja yang tidak tersistem yang bekerja dari 06.00-17.00
tidak ada waktu istirahat , kalaupun ada waktu istirahat diberlakukan sistem roliing pekerja .
Disaat melakukan proses pembuatan tahu ada beberapa dari pekerja yang bekerja sambil
merokok, seharusnya pekerja sadar akan bahaya nya jika bekerja sambil merokok apalagi
banyak uap yang dihasilkan dan akan berbahaya untuk keselamatan diri mereka sendiri dan
tahu yang dihasilkan tidak bersih akibat abu rokok yang beterbangan dimana-mana. Kemudian
Pakaian pekerjanya tidak sesuai dengan pekerjaannya, pakaian yang mereka pakai tidak
berlengan sehingga tidak bisa melindungi lengan mereka dari paparan uap panas yang ada
disekitar mereka.
Pakaian bergantungan di sembarang tempat sangat menganggu pemandangan dan terlihat tidak
E. Penggunaan APD
Dari awal peneliti telah menjelaskan bahwa pengetahuan tentang kesehatan dan
keselamatan kerja masih sangat kurang. Hal ini dibuktikan oleh peneliti ketika sedang
melakukan observasi, terutama dibagian dapur. Namun dibagian luar tempat pelanggang
menikmati makanan sudah cukup lumayan karena di lengkapi dengan berbagai fasilitas
yang dapat membuat pelanggan nyaman.
F. Pencegahan / pengendalian kecelakaan kerja dan PAK ( penyakit akibat kerja)
1. Dari lingkungan fisik
Penerangan yang kurang dilingkungan kerja bukan saja akan menambah beban
kerja, karena akan mengganggu pelaksanaan pekerja, tetapi juga menimbulkan kesan
yang kotor. Sehingga perlu meningkatkan penerangan, sebaiknya dua kali dari
penerangan di luar tempat kerja, Dekorasi warna Penerangan di tempat kerja tidak
menimbulkan suhu ruangan panas
2. Dari lingkungan kimia
Peneliti tidak mendapatkan zat-zat kimia dalam bahan makanan.
3. Dari lingkungan fisiologis
Dalam hal ini pekerja seharusnya bergantian dalam hal penyajian agar tidak
menimbulkan rasa pegal. Atau paling tidak menggunakan kursi pada saat melakukan
penyajian makanan
4. Dari lingkungan biologis
Dalam hal ini pekerja harus berhati – hati dalam hal pemilihan bahan makanan
utamanya daging. Karena salmonella bisa menyebabkan typus sedangkan S.eureus bisa
menyebabkan keracunan makanan.
5. Dari lingkungan psikologis
Jika penyebab dari stress yang dialami para pekerjaadalah karena masalah
konsumen yang tidak menentu, maka hal yang perlu dilakukan seorang pemimpin
adalah menporsir jumlah makanan yang akan diproduksi sehingga tidak merugikan
terlalu banyak. Hal lain yang perlu dilakukan adalah tetap menyiapkan bahan baku yang
cukup agar sewaktu – waktu jika konsumen meningkat, mereka bisa sesegera mungkin
memenuhi keinginan pelanggan sehingga menimbulkan kepuasan tersendiri terhadap
pelanggan disisi lain tidak kehilangan pelanggan sehingga bisa mengurangi tingkat
stress
G. Fasilitas kesehatan
Selama pekerja bekerja disana mereka sering mengalami luka – luka ringan seperti luka
teriris pisau dan itu terjadi karena mereka masih kurang mengetahui tentang kesehatan dan
keselamatan kerja. Tapi mereka selalu menanggapi luka – lukanya dengan melakukan P3K
(pertolongan pertama pada kecelakaan)
DAFTAR PUSTAKA