Anda di halaman 1dari 26

PENGURUSAN JENAZAH

2.1. Kematian & kewajipan yang hidup


Menyempurnakan mayatorang Islam yang bukanmati shahid itu fardhu kifayah.
Kewajiban kifayah atas mayatmuslim itu adalah:
1. Dimandikan
2. Dikafankan
3. Disembahyangkan
4. Dikebumikan
5. Jikamayatitumeninggalkanhutang,makawajibbagifamili(keluarga) si mayit
untuk membayarkannya, baik itu utang uang/emas/perak maupun utang
kepadaALLAH (utangpuasa,dll). [mutafaq ‘alaihi]

Sekalipun mayat itu orang yang membunuh diri, wajib melaksanakan atasnya
fardu kifayah. Apabila telah yakin mati seorang Islam itu, hendaklah
disempurnakansemuaperkaraitudenganseberapasegera.
PENGURUSAN JENAZAH

MEMBAYARKAN HUTANG SI MAYIT


1. MEMBAYAR UTANG KEPADA MANUSIA

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jiwa (roh)
seorang mukmin itu tergantung (tidak sampai menuju hadirat ALLAH) karena utangnya,
hinggadibayarterlebihdahuluutangnya itu”.
[HR. AhmaddanTurmuzi,hadis hasan]

Dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Utang itu ada 2
macam. [1] Barangsiapa mati meninggalkan utang, sedangkan ia berniat akan membayarnya,
maka saya yang akan mengurusnya (menanggungnya). Dan [2] barangsiapa mati
meninggalkan utang, sedangkan ia tidak berniat untuk membayarnya, maka pembayarannya
akan diambilkan dari pahala kebaikannya, karena diwaktu itu (pada hari kiamat) tidak ada
emasdan perak”.
[HR. Thabrani,hadis hasan]
PENGURUSAN JENAZAH

MEMBAYARKAN HUTANG SI MAYIT


2. MEMBAYAR UTANG KEPADA ALLAH

Dari Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang
meninggal dunia dan ia mempunyai tanggungan puasa, maka walinya harus berpuasa untuk
membayar tanggungannya”.
[HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawuddan Ahmad]

Dari Ibnu Abbas, bahwa seorang perempuan datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan berkata: Sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia dan ia mempunyai
tanggungan puasa sebulan. Beliau bertanya: “Apa pendapatmu jika ibumu mempunyai utang
kepada orang lain, apakah engkau akan membayarnya?” Ia menjawab: Ya. Beliau bersabda:
“UtangkepadaALLAH adalahlebih berhakuntukdibayar”.
[HR. Bukhari, Muslim, Turmuzi, Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad dan Ad-Darami]
PENGURUSAN JENAZAH

3.0. Pengurusan Jenazah


Fardu kifayah dalam pengurusan jenazah ini meliputi:
1. Memandikan Mayat
2. Mengkafankan mayat
3. Menshalatkan jenazah
4. Mengkebumikan (mengubur)mayat
PENGURUSAN JENAZAH

3.0. Pengurusan Jenazah


3. 1. Memandikan Mayat

 Syarat-syarat mayat yang dimandikanadalah:


(1) mayat orangIslam
(2) mayat itu bukan mati shahid (tidak berperang di jalan ALLAH)
(3) mayat itu masih ada tubuhnya, meskipun sedikit atau sepotong

 Sekurang-kurang mandi mayat itu hendaklah diratakan air sekali pada


seluruh badannya setelah dibersihkan najisnya, hingga kepada bahagian
faraj yang zahir waktu duduk mencingkung/mengangkang (wanita) dan
hinggakebawahpelepahzakar(lelaki) jikazakar itucelik(terlindung).

 Memandikan mayat sudahlah cukup seperti halnya kita mandi dengan cara
membasuh tubuh mayat itu memakai sabun hingga daki dan kotorannya
hilang. Jika kita sanggup lebih baik dan lebih bersih maka itu lebih baik,
misalnyadenganmenggosokgiginya dll.

 Mayat hendaklah dimandikan dengan memulainya dari arah kanan dan


diawalkandarianggota-anggotawudu-nya.
PENGURUSAN JENAZAH

HADIS TENTANG TATA CARA MEMANDIKAN MAYAT

Dari UmmuAthiyah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk menemui kami
dan kamisedang memandikanputrid beliau (Zainab).
Beliau bersabda: “Mandikanlah ia 3 kal i atau 5 kali atau lebih daripada i tu dengan ai
r dan Sidr. Dan jadikanlah [bilasan] yang terakhi r dengan kapur barus . Apabila
kaliansudah selesai,makaberitahukanlahkepadaku”.
Ketikasudah selesai, kamimemberitahu beliau, maka beliau melemparkan sarungnya kepada
kamidan bersabda: “Pakaikanlah [sarung ini ] untuknya”.
Ayyub (perawi) berkata: “Hafsah telah menceritakan kepadakuseperti hadis Muhammad”.
Sedangkan dalam hadis Hafsah dikatakan “Mandikanlah ia dalam jumlah yang
ganjil”. Disebutkan pula “Tiga kali, atau lima kali, atau tujuh kali”. Kemudian
disebutkan pula bahwa beliau SAW bersabda: “Mulailahpada bagian kanan dan
tempat-tempat wudu ”. Dan dikatakan: “Sesungguhnya UmmuAthiyah berkata: Kami
menyisir rambutnya dan menjadikannya 3 kepang ”.
[HR. Bukhari]

Dan masih banyak hadis Bukhari dan Muslim lainnya, namun intinya sama saja. Jadi 1 hadis
ini kita anggap sudah mewakili banyak hadis lainnya, termasuk dari hadis Kitab Sunnan.
PENGURUSAN JENAZAH

3. 1. Memandikan Mayat

Sifat-sifat yang mesti ada pada seseorang yang hendak menguruskan Jenazah:
1. Berani.
2. Sabar.
3. Amanah.
4. Mempunyai kemahiran dan ilmu yangcukup

Yang berhak untukmemandikan mayatadalah:


> Suami atau istri
> Muhrim si mayat
> Keluarga
> Orang yang diamanahkan atau bertugas sebagai tukangmemandikan
mayat [hadis riwayatAhmad]
PENGURUSAN JENAZAH

HADIS TENTANG ORANG YANG BERHAK MEMANDIKAN MAYAT


& KEUTAMAAN TUKANG MANDI MAYAT

Dari Aisyah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa


memandikan mayat dan dijaganya percayaan, tidak dibukakannya (diceritakan)kepada orang
lain tentang apa-apa yang dilihatnya pada mayat itu, maka bersihlah ia dari segala dosa,
sebagaimanakeadaannyaketikadilahirkanoleh ibunya”.
Kemudian Beliau bersabda: “Yang memimpin [memandikan mayat] hendaknya keluarga yang
terdekat kepada mayat. Apabila ia (keluarga) itu tidakpandai, maka siapa sajaorang
yang dipandang berhak karena wara’-nya atau karena amanah atasnya (tugasnya)”.
[HR. Ahmad, hadis hasan]

Dari Abu Rafi’ Aslam [pelayan Rasulullah SAW], ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa memandikanmayatkemudian ia menyembunyikan
rahasianya, makaALLAH memberi ampunan baginya (tukang mandi mayat)yaitu 40 kali”.
[HR. Baihaqi, hadis hasan. Juga diriwayatkan oleh Al-Hakim, menurutnya hadis shahih
sebagaimana persyaratan Muslim]
PENGURUSAN JENAZAH

3. 1. 1. Tempat Memandikan Mayat

 Bilik (ruangan) yang tertutup


 Tidak dibenarkan orang lain memasukinyamelainkan:
1. Orang yg memandikan serta penolongnya
2. Walinya/warisnya yg berhampir (berdekatan)
 Di atas tempatyang tinggi (tidak terkena air yang kotor dannajis)
PENGURUSAN JENAZAH

3. 1. 2. Peralatan ( mandi & kafan)

1. Kain putih
2. Kapas
3. Papan alas mandi
4. Sabun
5. Akar sintuk
6. Serbuk cendana
7. Minyakatar
8. Air mawar
9. Tikar
10. Gunting
11. Kapur barus
12. Sarung tangan
13. Tuala (handuk) mandi
14. Jug air
15. Kain batik lepas (sarung) atau sebarang kain basahan
16. Sikat
17. Bantal (2biji)
18. Baldi (ember) &gayung (cebok)

* optional, jika inginkan kesempurnaan dengan


memperbanyak harum-haruman.
PENGURUSAN JENAZAH

3. 1. 3. Cara Memandikan Mayat


1. Letakkanmayatdi tempat mandi yang disediakan.
2. Tutup seluruh anggota tubuh mayat kecuali muka.
3. Semua Bilal (tukang mandi mayat) hendaklah memakaisarongtangan
4. Sediakan air sabun.
5. Sediakan air kapur barus bersama akarsintuk.
6. Istinjakkan mayatterlebihdahulu.
7. Angkat sedikit bahagian kepalanyasehingga paras dadanya.
8. Mengeluarkan kotoran dalam perutnya dengan menekan atau memicit-micit
perutnya secara perlahan-lahan dan berhati-hati. Basuh dengan menggunakan
sarung tangan agar tidak tersentuh auratnya dan kotorannya. Siram dan basuh
denganair sabunsahaja dahulu.
9. Kemudian gosokkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya, celah
jari tangandankakinyadan rambutnya.
10. Selepas itu siram atau basuh seluruh anggotamayat dengan air sabun juga.
11. Kemudian bilas dengan air yang bersih seluruh anggota mayat sambil berniat
untuk memandikan mayat karena ALLAH ta’ala. Niat sudah cukup diucapkan
dalamhatiataudiucapkandenganbahasaibu(tidakharusdenganbahasaArab)
PENGURUSAN JENAZAH

 Angkatsedikitbahagiankepalanyasehinggaparasdadanya.
 Mengeluarkan kotoran dalam perutnya dengan menekan atau memicit-micit perutnya
secara perlahan-lahan dan berhati-hati. Basuh dengan menggunakan sarung tangan
agar tidak tersentuh auratnya dan kotorannya. Siram dan basuh dengan air sabun
sahaja dahulu.
PENGURUSAN JENAZAH

12. Terlentangkan mayat, siram atau basuh dari kepala hingga hujung kaki3 kali
dengan air bersih.
13. Siram sebelah kanan 3 kali.
14. Siram sebelah kiri 3 kali. *semuanya 9kali
15. Mengiringkan mayat ke kiri, basuh bahagian lambungkanan
16. Mengiringkan mayat ke kanan, basuh bahagian lambung sebelah kirinyapula.
17. Terlentangkan semula mayat, ulangi menyiram sepertibil. 13 hingga 17.
18. Siram dengan air kapurbarus.
19. Wudukkan mayatdengan niat untukmewudukkanmayatitu karenaALLAH ta’ala.
Siram dengan air sembilankali.
20. Setelah selesai dimandikan dan diwudukkannya dengan baik dan
sempurna hendaklah dilapkanmenggunakan tuala (handuk) pada seluruh
badan mayat.
21. Cawatkanbahagian kemaluan mayatdengan cawat(celana) yangdisediakan.
22. Usung ke tempat mengkafan dengan menutup seluruh anggota auratnya.
23. Segala apa-apa yang tercabutdari anggota mayat, hendaklah dimasukkanke dalam
kapan bersama (Contoh : rambut, kuku dll).
PENGURUSAN JENAZAH

 Terlentangkan mayat, siram atau basuh dari kepala hingga hujung kaki 3 kali dengan
air bersih.
 Siram sebelah kanan 3 kali.
 Siram sebelah kiri 3 kali.

NOTE:
Siram dalam masyarakat kita adalah disiram dengan menggunakan
cebok (gayung), bukan seperti dalam gambar ini yang disiram
dengan selang air semprot.
Foto ini hanyalah sekedar ilustrasi memandikan mayat!!!
PENGURUSAN JENAZAH

3.2. Mengkafankan Mayat


Sekurang-kurang kafan itu ialah dengan selapis kain yang menutup seluruh badannya.
Tidak ditentukan wajib kain kaci, melainkan dapat pula selimut atau baju atau jubah.

Tetapi dalammasyarakat kita, Kafan yang afdhol (terbaik) adalah:

1. Lelaki sebanyak 3 (Tiga) lapis kain putih, Boleh ditambah dgn sehelai baju &
serban

2. Wanita sebanyak 5 (Lima) lapis yaitu:


 2 lapis kain kafan
 1 lapis kain nipis (antara pusat &lutut)
 1 lapis baju
 1 lapis telekung (kerudung)
PENGURUSAN JENAZAH

1. HADIS TENTANG JUMLAH KAFAN UNTUK LELAKI

Dari Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dibungkus kafan dengan tiga
pakaian yang berasal dari Yaman, putih dan halus, yang terbuat dari katun. Tidak ada gamis
dan sorban.
[HR. Bukhari&Muslim]

Dalam riwayat Muslim ada tambahan:


Orang ragu-ragu untuk memakaikan sepasang pakaian yang dibeli untuk kafan beliau,
kemudian [pakaian itu] ditinggalkan saja, dan beliau hanya dikafani dengan 3 lapis kain putih
dari katun. Sedangkan sepasang pakaian itu tadi diambil Abdullah bin Abu Bakar, katanya
akan disimpan untuk kafannya sendiri. Kdm Abdullah berkata: “Kalau ALLAH ridha untuk
menjadikafanNabi-NYA,tentusudahdikafankankepadabeliau”.Akhirnyasepasangbaju
itu dijual oleh Abdullah, dan uangnya kemudian disedekahkannya.
[Muslim]
PENGURUSAN JENAZAH

2. HADIS TENTANG JUMLAH KAFAN UNTUK WANITA

Dari Laila binti Qanif, ia berkata: “Saya salah seorang yang ikut memandikan Ummi Kalsum
binti Rasulullah SAW ketika ia wafat. Yang pertama kali diberikan oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam kepada kami adalah [1] kain basahan, kemudian [2] baju, [3] tutup kepala,
kemudian [4] kerudung, dan [5] sesudah itu dimasukkan ke dalam kain yang lain [yang
menutupiseluruhbadannya]”.
Laila berkata: “Sedangkan Nabi SAW berdiri di tengah pintu membawa [semua lima kain]
kafannya,danmemberikannyakepadakamidengansehelai demi sehelai”.
[HR. AhmaddanAbu Dawud, hadis hasan]
PENGURUSAN JENAZAH

BOLEH KAIN KAFAN SELAIN KAIN KACI

Dari Sahal bahwaseorang wanitadatang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan
membawaburdah yang disulam pinggirannya.
Kemudian beliau bersabda: “Tahukah kalian apakah burdah itu?”
Mereka menjawab:“Selimut”.
Beliau bersabda: “Benar”.
Wanita itu berkata: “Akumenyulamnya dengan tanganku sendiri, dan aku datang untuk
memakaikannya kepadaTuan”.
Maka Nabi SAW mengambilnya karena memerlukannya. Kemudian beliau keluarmenemui
kamidengan memakaiselimut itu. Maka seseorang (si fulan) memujinya dan berkata:
“Berikanlah kepadaku, sungguh indah”.
Orang-orang berkata: “Sikapmu itu tidak baik, Nabi memakainya dan membutuhkannya,
kemudian engkau memintanya padahal engkau tahu bahwa beliau tidak menolak
permintaan”.
Orang itu berkata: “Demi ALLAH, sesungguhnya akutidak bermaksud meminta untuk
dipakai, melainkan untukdijadikan kafanku”.
Sahal berkata: “Makaselimut itu menjadi kafannya”.
[HR. Bukhari]
PENGURUSAN JENAZAH

KAFAN YANG PUTIH DAN BAIK

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Pakaikanlah olehmu kain putih [sebagai
pakaian], karena sesungguhnya kain putih itu sebaik-baiknya kainmu. Dan kafanilah mayatmu
dengankainputih itu”.
[HR. Turmuzi,hadis hasan]

Dari Jabir, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila salah seorang
darikamumengkafanisaudaranya,makahendaklahkafannya dibaikkan”.
[HR. Muslim]

Dari Ali bin Abu Thalib, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Janganlah kamu berlebih-lebihan [dengan membeli kain yang mahal] untuk kafan. Karena
sesungguhnya kafan itu akan hancurdengan segera”.
[HR. Abu Dawud,hadis hasan]
PENGURUSAN JENAZAH

3.2. Mengkafankan Mayat

1. 1. Tempat mengkafankan rata yang bersih, suci dan


kering

2. 2. Peralatan untuk mengkafankan mayat:


- Tikar
- Kain kafan
- Tali (dari kain yg tidak berjahit)
- Kapas
- Serbuk kayu cendana )*
- Serbuk kapur barus
- Minyak atar (wangi) )*

)* optional, jika ada ia boleh digunakan sebagai pengharum


PENGURUSAN JENAZAH

3. 2.3. Cara mengkafankan:


1. Bentangkan tikar (alas yg sesuai)
2. Susun tali pengikat (3 atau 5 utas) di atas tikar tersebut
3. Susun kain kafan di atas tali pengikat tersebut
4. Taburkan/renjiskan wangian pada setiap lapis kain kafan
5. Sediakan kapas yg telahdicampur dengan wangian dan kayu cendana
6. Angkatmayat dan baringkan di atas kainkafan
7. Tutupkan kapas tersebut pada bahagian: Muka, Telinga, Buah dada (wanita),
Kemaluan, Siku danTumit.
PENGURUSAN JENAZAH

3. 2.3. Cara mengkafankan:


7. Angkat mayat dan baringkan di atas kain kafan.
8. Tutupkan/bungkuskan kafan ke atas mayat
9. Ikatdengan tali pengikat
 Simpul hidup (ikatan yang dapat dibuka) pada sebelah kiri mayat
 Sebelum menutup bahagian kepala, dibenarkan kepada waris
melihat/mencium mayat [Ahmad & Tirmizi]
10.Renjiskan (percikkan) dengan air mawardan minyak wangi. [Muslim]
11.Angkat dan letakkandi tempatsolat.
PENGURUSAN JENAZAH

3.3. Solat Jenazah


Dalam mengerjakan solat jenazah harus dikerjakan secara berjemaah, karena
pengurusan jenazah adalah fardu kifayah, artinya wajib bagi orang-orang yang
mukallaf itu mengerjakannya, meskipun hanya beberapa orang saja. Dan jika tidak
dikerjakanmakaseluruhpenduduksekitarsimayatakanmendapatdosa.
Salat jenazah dijadikan tiga saf (barisan) sekurang-kurangnya dua orang dalam setiap
satusaf. [Ahmad, Tirmizi, Abu Dawud & Ibnu Majah]

Bagi orang perempuan dibolehkan mengikuti berjemaah bersama-sama dengan


orang lelaki atau boleh mendirikan solat ke atas jenazah setelah disolatkan oleh orang
lelaki(artinya:parawanitamembuatsalatjamaahbaru). [Bukhari & Muslim]

Tentang tempat untuk mengerjakan solat jenazah, diperbolehkan di dalam masjid, di


surau atau di tempat lainnya yang memungkinkan solat berjemaah dengan syarat
tempatnyaituluas, bersih dansuci. [Muslim]
PENGURUSAN JENAZAH

3.3. Solat Jenazah


Rukun solat jenazah

1. Niat
2. 4 kali takbir (termasuk takbiratul-ihrom)
 Membaca Al-Fatihah selepas takbirpertama
 Membaca salawatke atas nabi selepas takbir yang kedua
 Membaca doa selepas takbir yang ketiga
 Mengucap salamselepas takbir yang keempat.

Anda mungkin juga menyukai