Anda di halaman 1dari 1

REFLECTION PAPER

Pada pertemuan hari Senin, 20 Mei 2019 kemarin, kami membahas mengenai additional
reading material berjudul “The Right Way to Manage Ekspat”. Pada HBR kali ini kita lebih banyak
mempelajari tentang cara yang dapat ditempuh perusahaan agar ekspatriatnya sukses. Namun pada
faktanya, terdapat banyak ekspat yang prematur atau bahkan gagal dalam proses ekspatriasi. Hal ini
ditandai dengan ekpats yang sudah lebih dulu pulang sebelum waktunya, skill baru ekspat yang tidak
cocok dengan perusahaan saat ia kembali, dan keluarnya seorang ekspat dari perusahaan yang
mengirim ia sebagai ekspat. Pada dasarnya, perusahaan mengeluarkan kos yang cukup besar untuk
membiayai seorang ekspat. Oleh karena itu, dalam rangka mengatasi dan menghindari kegagalan ekspat
ini, perusahaan harus jeli dalam memilih karyawan mana yang tepat untuk menjadi seorang ekspatriat.

Pertama, perusahaan harus menentukan secara jelas tujuan karyawan dikirim menjadi seorang
ekspatriat, apakah untuk tujuan generation knowledge atau global leadership skill. Tujuan ini juga perlu
dikomunikasikan kepada ekspatriat agar ekspatriat mengetahui alasan keekpatriatannya. Generation
knowledge merupakan alasan seseorang dikirim menjadi seorang ekspatriat untuk transfer ilmu (
memberi/mendapat) ilmu baru di subsidiaries/headquarter. Biasanya, ekpatriat yang dikirimdengan
alasan seperti ini merupakan staf. Sedangkan yang kedua,yaitu global leadership skill , seseorang dikirim
menjadi seorang ekspatriat dengan alasan ini karena ingin dilatih kepemimpinannya untuk memimpin
perusahaan sekembalinya dia menjadi seorang ekspat. Atas dasar alasan ini, biasanya ekpat yang dikirim
dengan alasan ini merupakan seorang CEO atau manajer yang sedang dipersiapakan untuk naik pangkat
setelah repatriasi. Oleh karena itu, ketika seseorang dikirim menjadi seorang ekspat maka sangat
penting bagi mereka untukmengetahui apakah mereka termasuk dalam alasan pertama atau kedua.

Kedua, perusahaan harus bisa memilih orang yang tepat untuk menjadi seorang ekspatriat. Hal
yang sangat perlu dihindari perusahaan saat memilih ekspat adalah memilih seorang ekspat yang secara
skill mampu, tapi culturally illiterate atau tidak mengetahui tentang negara yang akan dituju. Selain itu,
seorang ekspatriat lebih baik memenuhi persyaratan seperti, drive to communicate, broad-based
sociability, cultural flexibility, cosmopolitan orientation, dan collaborative negotiation style. Drive to
communicate berarti orang ini cenderung ekstrovert, mudah untuk beradaptasi dengan cepat karena
tidak butuh energy yang lebih tinggi untuk beradaptasi daripada orang lain. Broaded based sociability
berarti mudah bergaul dengan orang-orang di luar zona nyaman mereka . Kemudian collaborative
negotiation style, yang secara konsep merupakan win-win solution yang berfokus pada terpenuhinya
interest atau kepentingan di dalam sebuah negosiasi.

Pertanyaan :

berapa lama rata=rata waktu yang dibutuhkan seorang ekspatriat untuk menjalani ekspatriasi dengan
tujuan global leadersip skill?

Anda mungkin juga menyukai