JAMAL ZAMRUDI
F25210075
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Jamal Zamrudi
NIM F252110075
RINGKASAN
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
KAJIAN PEMENUHAN DAN MODEL STRATEGI
IMPLEMENTASI PERSYARATAN FSSC 22000
DI INDUSTRI TUTUP KEMASAN PANGAN
JAMAL ZAMRUDI
F252110075
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Profesi Teknologi Pangan
pada
Program Studi Teknologi Pangan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
Penguji pada Ujian Tertutup: Prof Dr Betty Sri Laksmi Jenie
Judul Tesis : Kajian Pemenuhan dan Model Strategi Implementasi Persyaratan
FSSC 22000 di Industri Tutup Kemasan Pangan
Nama : Jamal Zamrudi
NIM : F252110075
Disetujui oleh
Komisi Pembimbing
Diketahui oleh
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan dengan baik.
Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2014
sampai Oktober 2014 ini adalah Kajian Pemenuhan dan Model Strategi
Implementasi Persyaratan FSSC 22000 di Industri Tutup Kemasan Pangan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Harsi D. Kusumaningrum dan Prof.
Dr. Ir. Lilis Nuraida, MSc selaku pembimbing, serta Prof Dr Betty Sri Laksmi
Jenie selaku dosen penguji. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan
kepada orang tua, keluarga, rekan-rekan, dan tim PT Indo Tirta Abadi atas doa
dan dukungan hingga selesainya tugas akhir ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Jamal Zamrudi
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xi
1 PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 3
Ruang Lingkup Penelitian 3
2 TINJAUAN PUSTAKA 3
Keamanan di Kemasan Pangan 3
Tutup untuk Kemasan (Closures for Packaging) 6
Food Safety System Certification 22000 8
Sistem Manajemen Keamanan Pangan ISO 22000:2005 10
Spesifikasi Teknis Publicly Available Specification (PAS) 223:2011 11
3 METODOLOGI PENELITIAN 13
Tempat dan Waktu Penelitian 13
Tahapan Kajian 13
4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 17
Regulasi terkait Persyaratan FSSC 22000 di Industri Kemasan Pangan 17
Kondisi Aktual PT XYZ dalam Pemenuhan Persyaratan FSSC 22000 dan
Rekomendasi Pemenuhan Persyaratan atas Kesenjangan yang Ditemukan 19
Rekomendasi Pemenuhan Persyaratan FSSC 22000 32
Model Strategi Sederhana dalam Pemenuhan Persyaratan FSSC 22000 38
5 SIMPULAN DAN SARAN 42
Simpulan 42
Saran 43
DAFTAR PUSTAKA 43
LAMPIRAN 46
RIWAYAT HIDUP 50
DAFTAR TABEL
1 Migrasi material plastik dan efeknya di pangan 5
2 Spesifikasi setiap jenis tutup botol 19
3 Data kuantitatif pemenuhan persyaratan FSSC 22000 di PT XYZ 21
4 Persamaan dan perbedaan persyaratan antara ISO 9001 dan ISO 22000 22
5 Standar mikrobiologi beberapa jenis minuman 25
6 Kondisi aktual PT XYZ dalam pemenuhan persyaratan pengendalian
kontaminasi mikrobiologi 26
7 Hasil pengujian mikrobiologi angka lempeng total, kapang khamir,
coliform, Salmonella, dan Pseudomonas aeruginosa pada tutup
kemasan PT XYZ di laboratorium internal dan eksternal 27
8 Kondisi aktual PT XYZ dalam pemenuhan persyaratan pengendalian
kontaminasi fisik 28
9 Kondisi aktual PT XYZ dalam pemenuhan persyaratan pengendalian
kontaminasi kimia 29
10 Kondisi aktual PT XYZ dalam pemenuhan persyaratan pengendalian
migrasi kimia 29
11 Laporan Hasil Uji Migrasi Tutup Kemasan Jenis Air Mineral dalam
Kemasan (AMDK) yang Diproduksi oleh PT XYZ 30
12 Kondisi aktual PT XYZ dalam pemenuhan persyaratan manajemen
alergen 31
13 Rekomendasi pemenuhan persyaratan FSSC 22000 di PT XYZ 34
14 Rekomendasi pemenuhan persyaratan PAS 223:2011 klausul 10
mengenai kontaminasi dan migrasi 37
15 Rumusan strategi pemenuhan persyaratan FSSC 22000 40
16 Realisasi dan evaluasi uji coba model strategi sederhana dalam
pemenuhan persyaratan FSSC 22000 41
DAFTAR GAMBAR
1 Skema sertifikasi FSSC 22000 9
2 kerangka penelitian di PT XYZ 14
3 Diagram alir proses produksi pembuatan tutup botol di PT XYZError! Bookmark not defined.0
4 Model rekomendasi sederhana dalam pemenuhan persyaratan FSSC
22000 39
DAFTAR LAMPIRAN
1 Persyaratan FSSC 22000, regulasi nasional, dan referensi internasional
terkait 46
2 Hasil penilaian pemenuhan persyaratan FSSC 22000 di PT XYZ 47
1
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang lingkup dari tugas akhir ini adalah pemenuhan persyaratan Food
Safety System Certification 22000 di industri kemasan pangan, terutama tutup
untuk kemasan botol (closures) untuk produk minuman terbuat dari high density
poly ethylene (HDPE). Kajian dibahas lebih mendalam pemenuhan PAS 223:2011
sebagai program persyaratan dasar dari FSSC 22000.
2 TINJAUAN PUSTAKA
Material kemasan juga dapat menjadi sumber bahan kimia yang tidak
dibutuhkan secara signifikan. Material ini harus dikaji dengan ketat untuk
menentukan penggunaannya untuk produk akhir. Selain karena material bahan
kemas yang digunakan, penggunaan kemasan daur ulang (recycle) dapat juga
mendatangkan bahaya keamanan pangan spesifik. Misalnya, kemasan kertas daur
ulang mungkin mengandung polychlorinated biphenyls (PCBs), dioksin, dan
substansi lain yang tidak aman untuk pangan. Penggunaan tinta, adesif, dan
polimer untuk bagian kemasan yang kontak dengan pangan harus diuji secara
ketat untuk menentukan potensi migrasi atau pelepasan substansi kemasan pangan
(Keener 2001).
Bahaya keamanan pangan yang berasal dari kemasan pangan ini harus
dikendalikan, misalnya dengan HACCP (Keener 2001). Pengendalian dengan
HACCP ini mencakup prosedur pengendalian mutu, program sanitasi, Good
Manufacturing Practices (GMP), dan pengendalian analisis bahaya keamanan
pangan (Keener 2001).
Beberapa faktor yang mengendalikan migrasi kimia pada kemasan pangan
antara lain sebagai berikut (Castle 2007).
a. Komposisi dari material kemasan
Material kemasan adalah sumber dari migrasi kimia. Tingkat migrasi
tergantung pada konsentrasi bahan kimia pada kemasan. Jika suatu substansi
ada di kemasan, maka tingkat migrasi akan sangat bergantung pada
konsentrasinya.
b. Kondisi dan luas cakupan kontak
Kondisi dan luas cakupan kontak tergantung pada properti fisik dari produk
(makanan padat mempunyai cakupan kontak yang terbatas, sedangkan
makanan cair mempunyai cakupan kontak yang lebih luas). Faktor lain yang
menentukan luas cakupan kontak adalah adanya lapisan hambatan. Kemasan
multi lapis akan lebih melindungi produk dari udara, cahaya, dan kelembapan
dibandingkan kemasan lapis tunggal.
c. Sifat produk
Sifat produk ditinjau dari 2 aspek yaitu inkompatibilitas (incompatibility) dan
solubilitas (solubility). Jika kemasan tidak kompatibel dengan suatu tipe
makanan, maka akan terjadi interaksi yang kuat yang akan mempercepat
pelepasan substansi kimia dari kemasan. Karakteristik produk (berair, asam,
beralkohol, berlemak, dan kering) mempengaruhi tingkat migrasi kemasan ke
produk.
d. Suhu kontak
Sama halnya seperti proses kimiawi dan fisik, migrasi kimia dipercepat oleh
adanya panas. Tingkat migrasi akan semakin tinggi dengan semakin
meningkatnya suhu. Kemasan pangan digunakan pada kondisi suhu yang
semakin meningkat, mulai dari penyimpanan pada kondisi beku, suhu
refrigerasi, suhu kamar, sampai dengan mendidih, sterilisasi, proses
microwave, sampai dengan pemanggangan di dalam kemasan.
e. Durasi kontak
Material kemasan yang sesuai untuk digunakan dalam durasi singkat mungkin
tidak sesuai untuk penggunaan yang lebih lama, sehingga harus
dipertimbangkan berapa lama kemasan akan kontak dengan produk.
5
Bahaya fisik pada produk pangan juga dapat bersumber dari kemasannya.
Menurut Keener (2001), benda asing apapun yang berpotensi menyebabkan luka
dan sakit disebut sebagai bahaya fisik. Beberapa di antaranya adalah gelas pecah,
kuku, bagian dari mesin, kawat, material bangunan, alat tulis, staples, batu,
serpihan logam, perhiasan, paper clip, dan sebagainya.
Beberapa hal yang harus menjadi perhatian dalam pemilihan jenis tutup
untuk kemasan adalah (Theobald 2006): (a) bahaya biologi, (b) kelembapan, (c)
debu dan kotoran, (d) cahaya, dan (e) interaksi dengan produk.
Tinjauan sertifikasi
dilengkapi
3 METODE
Tempat dan waktu pelaksanaan dari tugas akhir ini adalah di industri
kemasan pangan (PT XYZ) yang berlokasi di kawasan industri Jatake, Bitung,
Tangerang. PT XYZ memproduksi preform (bakal botol), botol, dan tutup botol
(closure) untuk produk minuman baik air mineral dalam kemasan (mineral water),
minuman dengan proses pengisian panas (hotfill), dan minuman berkarbonasi
(carbonated soft drink). PT XYZ menjadi lokasi studi kasus dengan fokus
penelitian pada lini produksi tutup untuk kemasan botol. Penelitian ini telah
dilakukan antara bulan Februari 2014 sampai dengan bulan September 2014.
Tahapan Kajian
Penilaian Kondisi Aktual PT XYZ dalam Penilaian Kondisi Aktual PT XYZ dalam
Pemenuhan Seluruh Persyaratan FSSC 22000 Pemenuhan PAS 223:2011 Klausul 10
mengenai Kontaminasi dan Migrasi
g. Audit eksternal, sasaran yang dicapai dalam langkah ini adalah audit eksternal
dilaksanakan tepat waktu dan diperoleh hasil audit yang memutuskan PT XYZ
memperoleh rekomendasi sertifikat FSSC 22000 sesuai skema sertifikasi
dalam Gambar 1.
Proses pembuatan tutup untuk kemasan ini secara ringkas adalah mulai dari
penuangan resin ke dalam silo. Kemudian, resin ditransfer ke hopper mesin
menggunakan sistem vakum. Kemudian, di dalam mesin terjadi pencampuran
antara resin dengan pewarna dengan rasio tertentu. Setelah resin dan pewarna
bercampur secara homogen sesuai formula, dilanjutkan proses ektrusi (extruding)
dan campuran resin-pewarna mengalami proses pelelehan hingga viskositas
tertentu. Setelah itu, dilanjutkan proses pembentukan pelet dan kompresi dalam
cetakan (mold/insert) tutup, kemudian proses pelepasan tutup botol dari cetakan.
Melalui sistem conveyor, dilakukan proses inspeksi menggunakan kamera untuk
mendeteksi kerusakan (defect) yang mungkin ada di produk tutup botol.
Kemudian dilanjutkan proses pemotongan (slitting) dan pengemasan. Untuk tutup
untuk kemasan jenis CSD, setelah proses pemotongan terdapat proses pelipatan
20
(folding). Setelah produk dikemas, maka produk disusun di atas palet dan
disimpan di gudang produk akhir. Diagram alir proses pembuatan tutup untuk
kemasan di PT XYZ dapat dilihat pada Gambar 3. Seluruh rangkaian proses ini
dilakukan di ruangan yang dikendalikan tingkat higienitasnya. Ruangan produksi
menggunakan filter HEPA (High-Efficiency Particulate Arrestance) dengan
ukuran pori-pori 0.05 µm sehingga dihasilkan kelas ruangan dengan jumlah
partikel 10.000.
Mulai
Pelepasan tutup
Pengisian material resin
HDPE ke silo Conveyor
Pengemasan produk
Proses membagi dan
memasukan pelet ke cavity
Penyimpanan di gudang
Kompresi
Selesai
Keterangan: ahanya untuk produk CSD
Tabel 4 Persamaan dan perbedaan persyaratan antara ISO 9001 dan ISO 22000
Klausul Persamaan Perbedaan
4 Mengatur mengenai persyaratan umum ISO 22000 tidak ada klausul mengenai
dan dokumentasi (dokumen dan pedoman mutu
catatan)
5 Memiliki komitmen manajemen, ISO 22000 mengatur komunikasi eksternal
kebijakan, dan sasaran; mengatur dan kesigapan dan tanggap darurat,
menenai tanggung jawab dan sedangkan di ISO 9001 tidak diatur
wewenang; mengatur komunikasi
internal; perwakilan manajemen; dan
tinjauan manajemen
6 Penyediaan sumber daya; sumber daya (Tidak terdapat perbedaan)
manusia, kompetensi, pelatihan, dan
kesadaran; prasarana; lingkungan kerja
7 Terdapat perencanaan produk, Dalam ISO 9001 diatur mengenai
identifikasi dan mampu telusur; dan persyaratan produk; perancangan dan
pengendalian alat pemantauan dan pengembangan produk; pembelian;
pengukuran pengendalian produksi dan penyediaan
jasa, validasi proses, kepemilikan
pelanggan, dan pemeliharaan produk.
Dalam ISO 22000 diatur mengenai
program persyaratan dasar, HACCP
8 Peningkatan berkesenimbungan, audit Dalam ISO 9001 diatur mengenai
internal, kepuasan pelanggan, pemantauan proses
dan produk, dan analisa data
Dalam ISO 22000 diatur mengenai validasi
kombinasi tindakan pengendalian,
Tabel 11 Laporan Hasil Uji Migrasi Tutup Kemasan Jenis Air Mineral dalam
Kemasan (AMDK) yang Diproduksi oleh PT XYZ
Syarat Mutu
No. Parameter Uji Satuan Hasil Uji Metode Uji
BPOM
1 Logam berat termigrasi
dengan simulan asam
asetat 4% pada suhu 60oC
selama 30 menit
- timbal (Pb) bpj <0.0025 Voltametri
- Kadmium (Cd) bpj <0.0025 total maks 1 Voltametri
- Merkuri (Hg) bpj <0.0009 HVG-AAS
- Krom heksavalen (Cr6+) bpj <0.001 Spektrofotometri
Pengendalian Alergen
Klausul 10 PAS 223:2011 mengenai manajemen alergen mensyaratkan
bahwa dimana ada potensi kontaminasi dari alergen harus diidentifikasi,
pengendalian harus diimplementasikan untuk mencegah dan mengendalikan
bahaya dan mencatat serta melabel secara memadai (BSI 2011). Tabel 12
menunjukkan pemenuhan persyaratan pengendalian alergen di PT XYZ.
31
Kemasan Pangan. Melalui peraturan yang baru, Peraturan Kepala BPOM RI No.
HK.03.1.23.07.11.6664 Tahun 2011 tentang Pengawasan Kemasan Pangan,
disebutkan bahwa Peraturan Kepala BPOM RI No. HK 00.05.55.6497 Tahun
2007 tentang Bahan Kemasan Pangan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Disebutkan pula bahwa pada saat peraturan yang baru mulai berlaku, semua
ketentuan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.00.05.55.6497 Tahun 2007 tentang
Bahan Kemasan Pangan dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan atau belum diatur dengan peraturan yang baru (BPOM 2011).
Rekomendasi Pemenuhan
No. Komponen Kondisi Aktual
Persyaratan
1 ISO 1. Belum ada kebijakan dan 1. Menyusun kebijakan dan
22000:2005 sasaran keamanan pangan sasaran keamanan pangan, dan
(klausul 5.2 dan 5.3). melakukan sosialisasi dan
pelatihan kepada karyawan
untuk meningkatkan kepedulian
terhadap keamanan pangan.
2. Belum ada pengaturan 2. Mengidentifikasi dan menyusun
komunikasi eksternal sistem dalam berkomunikasi
(klausul 5.6.1). dengan pihak eksternal.
3. Sudah ada tim tanggap 3. Membentuk tim tanggap darurat
darurat, namun belum sesuai dalam hal pengelolaan kondisi
dengan persyaratan ISO darurat yang berdampak kepada
22000 (klausul 5.7). keamanan pangan.
4. Belum ada dokumen dan 4. Menyusun dan
implementasi dari program mengimplementasikan
persyaratan dasar (klausul dokumentasi program
7.2) dan HACCP (klausul persyaratan dasar (PRP) dan
7.3 – 7.8). manual HACCP.
2 PAS 1. Terdapat celah pada dinding 1. Perbaikan infrastruktur sesuai
223:2011 gudang bagian atas dengan dengan persyaratan.
area luar, celah antara pintu
gudang dengan dinding,
gudang bercampur antara
bahan baku dan produk
akhir.
2. Pelumas yang kontak dengan 2. Menggunakan oli food grade
produk belum menggunakan dimana ada potensi kontak
pelumas tipe food-grade. dengan produk.
3. Belum ada manajemen 3. Mengelola limbah dengan
pengelolaan limbah. manajemen pengelolaan
limbah.
4. Peralatan mesin yang masuk 4. Melakukan sanitasi peralatan
ke area produksi belum produksi setelah maintenance,
dilakukan sanitasi. kembali ke produksi.
5. Belum seluruh bahaya 5. Mengendalikan bahaya
keamanan pangan yang keamanan pangan potensial
potensial diidentifikasi dan (mikrobiologi, fisik, kimia,
dikendalikan. migrasi kimia, dan alergen).
35
Rekomendasi Pemenuhan
No. Komponen Kondisi Aktual
Persyaratan
6. Desain pakaian yang 6. Redesain seragam karyawan
digunakan di area produksi area higiene produksi dengan
masih menggunakan desain tanpa kancing, sehingga
kancing. Keran masih dibuka tidak ada potensi sebagai
dengan tangan (handled with sumber kontaminasi fisik.
hand). Redesain keran dengan keran
yang tidak kontak langsung
dengan tangan
7.Belum dipisahkannya antara 7. Pemisahan gudang bahan baku,
gudang untuk bahan baku bahan pendukung, dan produk
dan produk akhir. Alat akhir. Penggunaan alat angkut
angkut forklift menggunakan non-solar di area gudang,
bahan bakar solar. penetapan zona kerjanya.
8. Belum dikendalikan potensi 8. Implementasi pertahanan
bahaya sabotase, vandalisme, pangan (food defense).
maupun terorisme. Area
kritis seperti tandon air, area
utilitas, silo bahan baku, dan
gudang bahan kimia, belum
dikendalikan.
9. Belum dilakukan komunikasi 9. Berkomunikasi dengan
dengan pelanggan apabila pelanggan apabila terdapat
terjadi perubahan bahan perubahan pada bahan baku
baku, bahan pendukung, dan proses yang berdampak
ataupun parameter proses kepada keamanan pangan
yang berpengaruh terhadap
keamanan pangan.
3 Persyaratan 1. Belum ada spesifikasi 1. Menetapkan spesifikasi
tambahan keamanan pangan untuk keamanan pangan pada
(additional pemasok jasa. pemasok jasa.
requirements) 2. Tanggung jawab setiap 2. Penetapan tanggung jawab
personil belum dikaitkan setiap personil terkait
dengan sistem manajemen keamanan pangan.
keamanan pangan.
3. Persyaratan regulasi spesifik 3. Mengidentifikasi dan
yang digunakan tidak update. menerapkan regulasi spesifik
dan memastikan selalu
update.
4. Belum ada audit dari badan 4. Mengembangkan sistem audit
sertifikasi yang diumumkan dari badan sertifikasi.
namun tidak dijadwalkan.
5. Laboratorium mikrobiologi 5. Menerapkan sistem ISO/IEC
internal belum ada sistem yang 17025 untuk pengujian
valid. mikrobiologi di laboratorium
internal.
36
Plan
Rencana Aksi
Pelatihan Karyawan
Perbaikan
Do Infratruktur
Action
Tindakan
Pelatihan Pemasok Perbaikana
Audit Internal
Check
Audit Eksternal
a
tidak dikaji dalam penelitian ini
Gambar 4 Model Strategi Sederhana Pemenuhan Persyaratan FSSC 22000
Tabel 16 Realisasi dan evaluasi uji coba model strategi sederhana dalam
pemenuhan persyaratan FSSC 22000
No. Strategi Evaluasi Efektivitas
Realisasi Strategi
Strategi Pemenuhan Realiasi Strategi
1 Rencana aksi Rencana aksi sudah dibuat, berisi Efektif dalam
(action plan) daftar aktivitas aktivitas yang memantau langkah
diperlukan untuk memenuhi strategi tepat waktu
persyaratan FSSC 22000 dan sesuai rencana.
2 Pelatihan karyawan, Pelatihan sudah dilakukan kepada Efektif dilakukan
mencakup: seluruh karyawan, mencakup kepada karyawan, dan
1. FSSC 22000 pelatihan: sudah dievaluasi
2. ISO 22000 1. FSSC 22000 kompetensi karyawan
3. PAS 223:2011 2. ISO 22000 dengan mengerjakan
4. persyaratan 3. PAS 223:2011, termasuk di soal ujian.
tambahan FSSC dalamnya adalah mengenai higiene
personel
4. persyaratan tambahan FSSC
3a Perbaikan Infrastruktur sudah diperbaiki, Efektif dilakukan
infrastruktur mengacu pada hasil penilaian. sesuai batas waktu.
3b Peninjauan dan Dokumen di seluruh departemen Efektif sudah direvisi
revisi dokumen sudah ditinjau ulang dan direvisi dokumen terkait,
terkait terhadap kesesuaian dengan karyawan diberi
persyaratan FSSC 22000. sosialisasi.
4 Pelatihan keamanan Pelatihan kepada pemasok sudah Efektif dilakukan
pangan kepada dilakukan dengan mengundang kepada pemasok,
pemasok seluruh pemasok bahan baku (resin barang/jasa yang
dan pewarna), bahan pendukung disuplai sudah sesuai
(kemasan), dan pemasok jasa (jasa dengan persyaratan
pengiriman, pengendalian hama, dan FSSC 22000.
sebagainya).
5 Audit internal Audit internal FSSC 22000 sudah Efektif dalam
dilakukan terhadap proses produksi mengevaluasi
tutup untuk kemasan dan departemen kesesuaian persyaratan
terkait di PT XYZ. FSSC.
6 Audit eksternal1 Audit eksternal sudah dilakukan, dan Efektif dalam
menghasilkan 3 temuan minor. PT mengevaluasi strategi
XYZ direkomendasikan untuk yang dikembangkan.
memperoleh sertifikat FSSC 22000.
1
audit eksternal dilakukan oleh PT SGS Indonesia
42
Simpulan
Saran
Saran yang dapat diberikan sebagai masukan bagi industri kemasan pangan
yang akan menerapkan sistem manajemen keamanan pangan FSSC 22000 adalah
meninjau kesesuaian infrastruktur sesuai dengan PAS 223:2011 karena banyak
persyaratan yang harus dipenuhi mengenai infrastruktur mengacu pada PAS
223:2011 ini. Selain itu, hal lain yang perlu dilakukan adalah memberikan
pelatihan kepada karyawan untu meningkatkan kepedulian terhadap keamanan
pangan dan menyusun serta mengimplementasikan program persyaratan dasar
sesuai PAS 223:2011. Kajian di masa yang akan datang disarankan untuk
mengembangkan model strategi menjadi lebih komprehensif mempertimbangkan
kompleksitas perusahaan dan penerapan model strategi di perusahaan kemasan
pangan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP