Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belakangan ini, dunia teknologi berkembang dengan pesat membuat semua aktivitas
hampir bergantung dengan teknologi, mulai dari pagi hingga malam hari banyak aktivitas
yang dilakukan menggunakan teknologi. Sehingga banyak pola hidup manusia tidak
terkontrol dengan baik. Setiap hari bergelut dengan internet, bermain game, asik dengan
status jejaring sosial dan deadline pekerjaan yang begitu ketat hingga menyebabkan stres
yang luar biasa. Maka tidak dipungkiri lagi kebutuhan akan tidur menjadi tidak
terkendali.

Jauh sebelum keadaan ini terjadi Allah Subhanahu Wa Ta ’Ala telah memberikan
aturan yang tertulis di Al-Quran bahwa tidur adalah sarana untuk mengembalikan kondisi
fisik atau kondisi tubuh manusia yang telah disibukkan oleh hal-hal dunia, menjadi sarana
untuk melemaskan otot-otot yang tegang akibat rutinitas sehari-hari yang tidak
terkontrol.

“Dia-lah yang menjadikan untukmu malam sebagai pakaian dan tidur untuk
istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha.” (Qs. Al-Furqon [25]: 47)

Bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup adalah kewajiban yang harus dipenuhi
oleh setiap orang. Namun banyak orang yang melampaui kemampuan fisiknya sehingga
menghiraukan keadaan tubuhnya. Seluruh anggota tubuh memiliki hak dan
kewajibannya masing-masing, jika salah satu dari keduanya dikorbankan maka anggota
tubuh tidak dapat berfungsi secara optimal. Apabila salah satu anggota sakit maka akan
mempengaruhi anggota tubuh lainnya, seperti halnya ketika seseorang kekurangan tidur
atau kualitas tidurnya menurun maka akan membuat tubuh lemas dan akan memengaruhi
kegiatan yang dilakukan orang tersebut. Bila dibiarkan berlama-lama akan mengalami
sakit sehingga sulit untuk menjalankan aktivitas. Karena hasil kerja ditentukan oleh
kesehatan tubuh, dengan tubuh yang sehat maka pikiran pun juga sehat sehingga dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kualitas tidur adalah kemampuan tiap individu untuk mempertahankan keadaan tidur
dan untuk mendapatkan tahap tidur REM (Rapid Eye Movement) dan NREM (Non Rapid
Eye Movement) yang pas. Sementara kualitas tidur adalah keseluruhan waktu tidur
individu (Kozier, 2010). Banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas
tidur (Siregar, 2011).

Menurut aturan kesehatan, untuk kebutuhan tidur anak – anak 8 – 10 jam, sedangkan
untuk orang dewasa memerlukan 6 – 8 jam. Kualitas dan kuantitas tidur yang buruk akan
menyebabkan seseorang mengalami gangguan tidur. Adapun faktor yang memengaruhi
kualitas atau kuantitas tidur seseorang seperti : penyakit, lingkungan, kelelahan, gaya
hidup, stress, emosi, obat – obatan/alkohol , diet, merokok, dan motivasi. Adapun
berbagai macam gangguan tidur menurut Rafknowlegde yang dialami oleh seseorang
seperti: insomnia, parasomnia, narkolepsi dan apnea tidur.

Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering ditemukan. Setiap tahun
diperkirakan sekitar 20% sampai 50% orang dewasa yang melaporkan adanya gangguan
tidur dan sekitar 17% mengalami gangguan tidur yang serius. Berdasarkan survey yang
ada, angka kejadian pada kasus insomnia di Indonesa sekitar 10% yang berarti 28 juta
orang dari total 238 juta penduduk Indonesia menderita insomnia. Prevalensi gangguan
tidur tiap tahun meningkat, hal ini juga sesuai dengan peningkatan usia dan berbagai
penyebabnya. Pada tahun 2011, survey rutin dilakukan sejak tahun 1991 oleh National
Sleep Foundation itu melibatkan 1.580 sampel. Sampel dibagi menjadi 4 kelompok yaitu
usia 13 – 18 tahun, 19 – 29 tahun, 30 – 45 tahun dan 46 – 64 tahun. Sebagian besar sampel
mengaku tidak pernah atau jarang tidur pulas pada hari bekerja atau sekolah, dengan
prosentase tertinggi yakni sekitar 51% pada usia 19 – 29 tahun. Menurut, National Slee
Foundation di Amerika, lebih dari sepertiga 36% dewasa muda usia 18 – 29 tahun
dilaporkan mengalami kesulitan untuk bangun pagi (dibandingkan dengan 20% pada usia
30 – 64 tahun dan 9% di atas usia 65 tahun). Hampir seperempat dewasa muda (22%)
sering terlambat masuk kelas atau bekerja karena sulit bangun (dibandingkan dengan
11% pada pekerja usia 30 – 64 tahun dan 5% di atas usia 65 tahun).
Dan dari pernyataan diatas peneliti tertarik melakukan analisa tentang pengaruh yoga
exercise terhadap kualitas tidur pada mahasiswa tingkat akhir di Universitas
Muhammadiyah Malang.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh antara yoga exercise terhadap kualitas tidur mahasiswa tingkat
akhir di Universitas Muhammadiyah Malang?

2. Manfaat apa saja yang dirasakan setelah melakukan yoga exercise terhadap kualitas
tidur mahasiswa tingkat akhir di Universitas Muhammadiyah Malang?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh yoga exercise terhadap
kualitas tidur mahasiswa tingkat akhir di Universitas Muhammadiyah Malang

2. Tujuan Khusus

Untuk mengamati pengaruh antara sebelum dan sesudah melakukan yoga exercise
terhadap mahasiswa tingkat akhir di Universitas Muhammadiyah Malang

D. Manfaat

1. Bagi Peneliti

a. Menambah wawasan maupun pengetahuan bagi peneliti

b. Menjadi media penerapan ilmu yang didapatkan oleh peneliti selama masa
perkuliahan

c. Mengetahui penjelasan terkait pengaruh yoga exercise terhadap kualitas tidur


mahasiswa tingkat akhir di Universitas Muhammadiyah Malang

2. Bagi Institusi Pendidikan


a. Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan terkait pengaruh yoga exercise
terhadap kualitas tidur mahasiswa tingkat akhir di Universitas Muhammadiyah
Malang

b. Memberikan penjelasan secara jelas terkait pengaruh yoga exercise terhadap


kualitas tidur mahasiswa tingkat akhir di Universitas Muhammadiyah Malang

E. Keaslian Penelitian

1. Hubungan Senam Yoga Dengan Kualitas Tidur Malam Hari Pada Anggota yang
Mengalami Insomnia Di Sanggar Senam RM7Karanganyar (Rahmarwati, dkk.,
2016)

Penelitian tersebut memiliki rancangan berupa observasional dengan metode


purposive sampling. Variabel independen yaitu latihan yoga dan variabel dependen
berupa kualitas tidur pada malam hari. Alat ukur yang digunakan adalah PSQI
(Pittsburgh Sleep Quality Index) dengan uji statistik uji rank correlation test
(spearman). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil nilai-p -
0,048 atau probabilitas <0,05. Maka kesimpulan yang didapat dari penelitian tersebut
adalah adanya hubungan antara latihan yoga dengan kualitas tidur malam hari pada
anggota yang mengalami insomnia di gimnasium RM7 Karanganyar.

2. A Regular Yoga Intervention For Staff Nurse Sleep Quality And Work Stress: A
Randomised Controlled Trial (Ronghua, 2015)

Penelitian tersebut memiliki rancangan berupa sampling, yaitu dengan jumlah 120
perawat diacak menjadi dua kelompok yakni: kelompok yoga dan non-yoga .
kelompok yoga melakukan yoga lebih dari dua kali setiap minggu selama 50 – 60
menit sesudah melakukan pekerjaan. Didapatkan hasil dari penelitian yaitu perawat
yang melakukan latihan yoga memiliki kualitas tidur yang lebih baik dan stres kerja
yang lebih rendah dibandingkan kelompok perawat yang tidak melakukan latihan
yoga.
3. Effect Of Yoga On Cardiac Health Sleep Quality, Mental Health And Quality Of Life
Of Elderly Individuals with Chronic Ailments: A Single Arm Pilot Study (Hedge et
al., 2017)

Penelitian ini dilakukan dengan rancangan sampling yang sebelumnya dilakukan


pengiklan melalui surat kabar dan selebaran di berbagai tempat di Bangalore Selatan,
India. kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria inklusi pada penelitian ini berupa
lansia, jenis kelamin laki-laki maupun perempuan, rentang usia 60 – 80 tahun,
sebelumnya tidak pernah melakukan semua aktivitas yoga selama satu tahun terakhir,
memiliki satu penyakit kronis. Sedangkan, untuk kriteria eksklusinya adalah baru saja
melakukan operasi, memiliki masalah kejiwaan, mengalami gangguan jantung, dan
pernah mengonsumsi obat psikotik atau obat tidur. Setelah melakukan yoga selama
satu bulan didapatkan hasil berupa adanya peningkatan dalam kualitas tidur, dan
kesehatan mental pada orang lanjut usia yang memiliki penyakit kronis.

4. Yoga Practice To Improve Sleep Quality And Body Composition Parameters Of Obese
Male – A Randomized Controlled Trial (Rshikesan et al., 2018)

Penelitian ini dilakukan dengan metode parallel group RCT (Randomized Controlled
Trial) pada laki – laki yang memiliki obesitas. Terdapat dua kelompok yaitu
kelompok yoga dan kelompok control. Latihan dilakukan selama 14 minggu, dan
latihan yoga tidak diawasi dilanjutkan oleh para subjek di rumah masing – masing.
Latihan dilakukan selama 1,5 jam setiap 5 hari dalam seminggu, sedangkan untuk
kelompok kontrol tidak melakukan latihan yoga dalam waktu yang bersamaan. Hasil
yang didapatkan adalah peningkatan kualitas tidur dan manfaat jangka panjang untuk
mengontrol obesitas yang terjadi pada laki – laki di perkotaan.

Anda mungkin juga menyukai