DISUSUN OLEH :
NPM : 920173131
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Rontgen Thoraks sangat berguna untuk mengevaluasi hasil
pengobatan dan ini tergantung pada tipe keterlibatan dan kerentanan bakteri
tuberkel terhadap OAT, apakah sama baiknya dengan respon dari klien.
Penyembuhan yang lengkap sering kali yang terjadi di beberapa area dan ini
adalah observasi yang dapat terjadi pada penyembuhan yang lengkap.
2. CT scan atau MRI memperlihatkan adanya gangguan meluasnya kerusakan
paru
3. Radiologis TB Paru Milier
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Pengobatan
Andra dan Yessie (2013) menjelaskan tentang cara pengobatan penyakit
tuberkulosis adalah sebagai berikut:
Tujuan pengobatan pada penderita TB paru selain untuk mengobati juga
mencegah kematian, mencegah kekambuhan atau resistensi terhadap OAT serta
memutuskan mata rantai penularan.
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan)
dan fase lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan
obat tambahan. Jenis obat utama yang sesuai dengan rekomendasi WHO adalah
Rifampisan, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedang jenis obat
tambahan adalah Kanamisin, Kuinolon, Makrolide, Amoksisilin + asam klavulanat,
derivat Rifampisin/INH.
Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu
bedasarkan lokasi tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan
bakteriologik, hapusan dahak dan riwayat pengobatan sebelumnya. Disamping itu
perlu pemahaman tentang strategi penanggulangan TB yang dikenal sebagai Directly
Observed Treatment Short Course (DOTS) yang direkomendasikan oeh WHO yang
terdiri dari lima komponen yaitu:
1. Adanya komitmen politis berupa dukungan pengambil keputusan
dalam penanggulangan TB.
2. Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik
langsung sedang pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan
radiologis dan kultur dapat dilaksanakan di unit pelayanan yang
memiliki sarana tersebut.
3. Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek dengan
pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO)
khususnya dalam 2 bulan pertama dimana penderita harus minum obat
setiap hari.
4. Kesinambungan ketersediaan padua OAT jangka pendek yang cukup
5. Pencatatan dan pelaporan yang baku.
b. Pencegahan
Menurut Najmah (2016) berikut ini merupakan pencegahan primer, sekunder,
dan tersier tuberkulosis.
1. Pencegahan primer
a. Tersedia sarana-saran kedokteran, pemeriksaan penderita, kontak atau
suspect gambas, sering dilaporkan, pemeriksaan dan pengobatan dini
bagi penderita, kontak, suspect, perawatan.
b. Petugas kesehatan dengan memberikan penyuluhan tentang penyakit
TB yang antara lain meliputi gejala bahaya dan akibat yang
ditimbulkannya
c. Pencegahan pada penderita dapat dilakukan dengan menutup mulut
sewaktu batuk dan membuang dahak tidak disembarangan tempat.
d. Pecegahan infeksi dengan cuci tangan dan praktek menjaga
kebersihan rumah harus dipertahankan sebagai kegiatan rutin.
Dekontaminasi udara dengan cara ventilasi yang baik dengan bisa
ditambahkan dengan sinar UV.
e. Imunisasi orang-orang kontak
Tindakan pencegahan bagi orang-orang sangat dekat (keluarga,
perawat, dokter, petugas kesehatan lain) dan lainnya yang terindikasi
dengan vaksin BCG dan tindak lanjut bagi positif yang tertular.
f. Mengurangi dan menghilangkan kondisi sosial yang mempertinggi
risiko terjadinya infeksi misalnya kepadatan hunian.
g. Lakukan eliminasi terhadap ternak sapi yang menderita TB bovinum
dengan cara menyembelih sapi-sapi yang tes tuberkulinnya positif,
susu di pasteurasi sebelum dikonsumsi.
h. Lakukan upaya pencegahan terjadinya silikosis pada pekerja pabrik
dan tambang.
2. Pencegahan Sekunder
a. Pengobatan Preventif, diartikan sebagai tindakan keperawatan terhadap
penyakit inaktif dengan pemberian pengobatan INH sebagai
pencegahan.
b. Isolasi pemeriksaan kepada orang-orang yang terinfeksi, pengobatan
khusus TBC. Pengobatan mondok di rumah sakit hanya bagi penderita
yang kategori berat yang memerlukan pengembangan program
pengobatannya yang karena alasan-alasan sosial ekonomi dan medis
untuk tidak dikehendaki pengobatan jalan.
c. Pemeriksaan bakteriologis dahak pada orang dengan gejala TB paru.
d. Pemeriksaan screening dengan tuberculin test pada kelompok beresiko
tinggi, seperti para emigrant, orang-orang kontak dengan penderita,
petugas di rumah sakit, petugas/guru di sekolah, petugas foto rontgen.
e. Pemeriksaan foto rontgen pada orang-orang yang positif dari hasil
pemeriksaan tuberculin test.
f. Pengobatan khusus, Penderita dengan TBC aktif perlu pengobatan
yang tepat. Obat-obat kombinasi yang telah ditetapkan oleh dokter
diminum dengan tekun dan teratur, waktu yang lama (6 atau 12 bulan).
Diwaspadai adanya kebal terhadap obat-obat, dengan pemeriksaan
penyelidikan oleh dokter.
3. Pencegahan tersier
a. Tindakan mencegah bahaya penyakit paru kronis karena menghirup
udara yang tercemar debu para pekerja tambang, pekerja semen, dan
sebagainya
b. Rehabilitasi
H. POLA FUNGSIONAL VIRGINIA HANDERSON
1. Pola Nafas
Sebelum sakit :Pasien dapat bernafas dengan normal tanpa alat bantu
pernafasan
Saat dikaji : Pasien tidak dapat bernafas dengan normal dan menggunakan
alat bantu
2. Nutrisi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan 3x sehari dengan porsi nasi dengan lauk
pauk seadanya dan minum air putih 6-7 gelas
3. Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa BAB 1 kali sehari dengan
konsistensi padat,warna kuning,BAK 4-5 x/hari dengan warna
kuning jernih
Sebelum sakit : Pasien bisa tidur 7-8 jam/hari tanpa ada gangguan
Saat dikaji : Pasien mengatakan tidak bisa tidur semalaman dan juga siang
tidak bisa tidur
Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan kegiatan dan aktifitas tanpa bantuan
orang lain
Saat dikaji : Pasien tidak dapat bergerak bebas karena terpasang oksigen.
Aktivitas sehari – hari seperti mandi, makan, BAB, BAK
dibantu perawat dan keluarga.
6. Personal higine
Saat dikaji : Pasien hanya disibin oleh keluarganya pagi dan sore hari
7. Berpakaian
Sebelum sakit : Pasien mengatakan jika dingin memakai jaket dan slimut jika
panas pasien hanya memakai baju yang tipis dan menyerap
kringat
Saat dikaji : Pasien tetap memakai baju yang tipis dan mmenyerap kringat
Sebelum sakit : Pasien dapat melindungi dirinya dari bahaya lingkungan dan
kecelakaan
10. Komunikasi
11. Bekerja
Saat dikaji : Pasien tidak bisa melakukan kegiatan seperti biasa karena
keadaannya sedang sakit
12. Ibadah
13. Rekreasi
14. Belajar
I. DIAGNOSA
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolar-
kapiler ( domain 3. Eliminasi dan pertukaran, kelas 4. Fungsi respirasi 00030)
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot pernafasan
(Domain 4 aktivitas/istirahat, kelas 4 respon kardiovaskuler/ pulmonal 00032)
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan gaya hidup kurang bergerak (
Domain 4 aktivitas/istirahat, kelas 4 respon kardiovaskuler/ pulmonal 00092)
J. INTERVENSI KEPERAWATAN