Anda di halaman 1dari 19

MODUL PELATIHAN

HIDROPONIK
UMAHAT SOLO RAYA

Oleh : ERWIN ROHMAD H

22 JUNI 2019
DI IMAM SYUHODO, POLOKARTO, SUKOHARJO

1
A. Latar Belakang Hidroponik
Jumlah populasi penduduk bumi menurut PBB pada tahun 2017 adalah 7,6Milyar penduduk.
Yang artinya ada 7,6 mulut yang harus diberi asupan makanan tiga kali sehari atau minimal
satu kali sehari. Hal ini menyebabkan dunia akan mengalami krisis yang serig disebut krisi
FEW (Food, Enenrgy and Water). Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat ini tidak
diimbangi dengan ketersediaan lahan pertanian sebagai supplai makanan, bahkan tidak jarang
lahan pertanian beralih fungsi mengjadi hunian maupun industri, yang berakibat ketersediaan
pangan semakin menipis.
Disisi lain, Menurut FAO, 70% air tawar bersih di bumi dihabiskan untuk kegiatan pertanian,
peternakan dan perikanan yang sebenarnya untuk supply pangan dunia. Selain kedua hal
tersebut, harga tanah yang semakin melambung tinggi, menyebabkan manusia kesulitan untuk
melakukan kegiatan pertanian sebagai upaya pemenuhan pangan mandiri.
Hidroponik merupakan teknik menanam atau budidaya tanaman dengan menggunakan air
sebagai media tanamnya dan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi untuk
pertumbuhan tanaman. Secara singkat hidroponik adalah teknik menanam tanpa menggunakan
tanah tapi hanya menggunakan air. Meskipun hanya menggunakan air, teknik hidroponik ini
diklaim mampu memnghemat air hingga 90%. Bahkan metode ini bisa dilakukan di
pemukiman perkotaan yang notabenenya memiliki lahan sempit.

B. Pengertian
Hidroponik berasal dari bahasa Yunani hydro dan ponos. Hydro berarti air dan ponos berarti
daya. Secara istilah pengertian hidroponik adalah cara budidaya tanaman tanpa menggunakan
tanah namun menggunakan air dan menekankan pada pemenuhan nutrisi untuk pertumbuhan
tanaman. Sehingga hidroponik disebut juga dengan istilah soilles culture atau teknik bercocok
tanam tanpa tanah.

C. Keuntungan hidroponik
Budidaya hidroponik setidaknya memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
• Tidak membutuhkan tanah dan lahan yang luas
• Lebih hemat air, karena air akan terus bersirkulasi di dalam sistem dan bisa digunakan untuk
keperluan lain, misalnya dijadikan akuarium
• Pengendalian nutrisi lebih sederhana sehingga nutrisi dapat diberikan secara lebih efektif
dan efisien
• Relatif lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida
• Hasil produksi tanaman lebih tinggi dengan kualitas lebih bagus
• Mudah dalam perawatan dan pemanenan hasil
• Lebih steril dan bersih karena media hanya berupa air (tidak menggunakan tanah)
• Media tanam dapat digunakan berulang kali sehingga lebih hemat biaya

2
• Bebas dari tumbuhan pengganggu/gulma
• Tanaman lebih tahan dan kuat terhadap hama dan penyakit.
• Perkembangan tanaman lebih cepat
• Penanaman dapat dilakukan sewaktu-waktu tanpa mengenal musim

D. Unsur-unsur Hidroponik
Dalam budidaya dengan hidropoik, maka ada unsur2 yang harus diperhatikan yatiu :
1. Air dan Nutrisi
Air merupakan kebutuhan utama dalam tumbuhan untuk tumbuh, dikarenakan pada airlah
saripati/nutrisi yang dibutuhkan tanaman diserap oleh tanaman. Hal yang perlu
diperhatikan dalam air adalah
a. Kandungan mineral,
Kandungan mineral dalam air dihitung dalam satuan ppm, semakin sedikit kandungan
mineralnya semakin mudah teserap kedalam akar tanaman untuk kebutuhan tumbuh
tanaman.
b. PH air (keasaman)
Keasamaan air sangat penting dimana jika air terlalu asam, mahan akan berbahaya
bagi makhluk. Adapun untuk ukuran normal tumuhan yaitu antara 6-7 (netral).
c. Suhu air.
Suhu air juga berperan penting, sebab jika suhu terlalu rendah atau terlalu tinggi
menyebabkan akar tidak maksima dalam penyerapan nutrisi. Suhu yang ideal adalah
kurang ebih 18/250C.
2. Akar
Akar adalah bagian dari tanaman yang berperan untuk menyerap nutrisi dari dalam
tanah/media untuk diantar ke batang menuju daun untuk proses fotosintesis. Meskipun
tidak terlihat, fungsi akar sangat vital, sebab jika akar mengalami pertumbuhan yang
lambat atau rusak, maka penyerapan nutrisi juga lambat, yang menyebabkan pertumbuhan
juga lambat atau kerdil. Namun jika akar tumbuh dengan baik, sehat, dan lebat maka
supply nutrisi ke tanaman akan terpenuhi dengan baik dan mendukung pertumbuhan
tanaman yang baik pula.
Hal yang perlu diperhatikan untuk akar antara lain
a. Suhu
Suhu akan mempengaruhi pertumbuhan dimana jika suhu akar lebih tinggi dari
lingkungan maka akan merusak membran sel yang berfungsi menyerap nutrisi. Namun
jika suhu di zona akar lebih rendah, maka penyerapan nutrisi juga terhambat sehingga
pertumbuhan tanaman akan terganggu. Idealnya suhu akar antara 220C – 250C.
b. Oksigen
Akar selain melakukan penyerapan nutrisi juga melakukan respirasi / pernafasan.
Sehingga kebutuhan oksigen dalam larutan nutrisi sangat berpengaruh terhadap

3
kemampuan akar menyerap nutrisi. Jika kandungan oksigen rendah, maka akar tidak
bisa melakukan penyerapan nutrisi bahkan bisa mati.
3. Oksigen
Oksigen dibutuhkan oleh tumbuhan untuk respirasi, dimana proses perombakan
karbohidrat hasil fotosintesis dan hasil akhir respirasi akan menghasilkan sumber energi
bagi tumbuhan melakukan segala aktifitasnya baik untuk tumbuh kembang batang dan
daun, penyerapan nutrisi, maupun penyimpaan dan penggunaan hasil fotosintesis.
4. Sinar Matahari
Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untk proses fotosintesis. yaitu proses
tumbuhan memasak di daun untku menghasilkan makanan bagi tumbuhan itu sendiri. tanpa
sinar matahari, tumbuhan tidak bisa melakukan fotosintesis sehingga energi untuk
tumbuhan berkembang menjadi sedikit dan menyebabkan lambat tumbuh. Selain hal itu,
tumbuhan yang sedikit sinar matahari akan mengalami etiolase, yaitu batang tanaman akan
tumbuh lebih cepat tapi lemah dan rapuh, sehingga ketika tumbuhan mulai berdaun atau
berbuah, batang tifak mampu menopang dan akan patah.
Kekurangan sinar matahari juga akan menyebabkan daun tumbuh kecil dan berwarna hijau
pucat, maka daun sebagai media untuk fotosintesis juga tidak bisa bekerja maksimal.
5. Media
Media tanam adalah tempat yang di gunakan untuk tanaman berpijak, berpegang dan
tumbuh, baik untuk masa persemaian, bayi, remaja dan atau hingga panen. Media tanam
haruslah memiliki syarat yaitu mampu menahan air sehingga kebutuhan akar terjaga dan
juga mudah untuk akar berkembang. Dibawah ini beberapa contoh media tanam yang bisa
dipakai untuk berhidroponik baik untuk persemaian maupun hingga panen.
a. Arang Sekam
Dari sekian banyak macam-macam media tanam
hidroponik, arang sekam merupakan media tanam
yang paling populer dan banyak digunakan. Arang
sekam dianggap sebagai media tanam hidroponik
yang steril, murah, dan efisien. Kelebihan yang
dimiliki oleh arang sekam antara lain terdapatnya
komponen kimiawi seperti protein kasar, kadar air,
abu, lemak, serat kasar, karbon, oksigen, karbohidrat, hidrogen, dan silika.
Sedangkan keunggulan dari arang sekam sebagai media tanam adalah harga yang
dipatok lebih murah. Untuk mendapatkan arang sekam juga mudah, apalagi jika kita
tinggal di pedesaan, arang sekam bisa diperoleh secara cuma-cuma. Selain itu, segala
unsur yang dapat merugikan tanaman telah lenyap dari arang sekam melewati proses
pembuatannya dengan cara dibakar. Keuntungan lain dari arang sekam sebagai media
tanam adalah penggunaannya yang lebih efisien dikarenakan bobot lebih ringan,
gampang dibuat, dan mudah diaplikasikan.

4
b. Spons
Spons dikenal baik oleh orang-orang yang telah lama
melakukan budidaya tanaman hias. Media tanam yang
satu ini mempunyai bobot sangat ringan sehingga saat
diaplikasikan akan mudah untuk dipindahkan dan
ditempatkan di mana saja. Bobot ringan yang dimiliki
oleh spons sebagai media tanam tidak memerlukan
pemberat lagi karena setelah disiram air maka spons akan menyerap air sehingga
tanaman akan menjadi tegak.
Hasil yang diperoleh dengan memanfaatkan media tanam hidroponik berupa spons
adalah pertumbuhan tanaman lebih prima, dan bisa dipaka selama-lamanya. Sudah
banyak orang yang membuktikan sendiri bahwa spons dapat membuat tanaman lebih
subur tanpa perlu proes adaptasi. Kelebihan lain yang dimiliki oleh spons ialah mampu
menyimpan kandungan air sampai waktu 2 minggu, ditambah kekebalannya terhadap
jamur yang berisiko merusak tanaman.
c. Expanded Clay
Bagi kita yang belum tahu, expanded clay atau
hidroton merupakan produk dari tanah liat yang
termasuk ke dalam macam-macam media tanam
hidroponik terbaik. Hidroton diperoleh melalui
proses pemanasan dengan suhu mencapai lebih dari
1000 derajat C. Media tanam yang satu ini sangat
populer di kalangan petani hidroponik di Jerman.
Expanded Clay atau hidroton dianggap sebagai media tanam yang praktis dan mudah
diimplementasikan karena mempunyai bentuk berupa bulatan-bulatan lempung
berukuran kecil seperti kelereng. Expanded clay (hidroton) sebagai media tanam
mempunyai banyak kelebihan untuk membudidaya tanaman secara hidroponik seperti
kemampuannya menyimpan kandungan air bersih dengan baik, pH netral, stabil, serta
memiliki aerasi yang terbilang sempurna.
d. Rockwool
Media tanam hidroponik lain yang tak kalah populer
di kalangan petani hidroponik adalah rockwool. Media
tanam yang satu ini menyimpan kelebihan yang tidak
banyak dimiliki oleh media tanam lainnya, terutama
dalam urusan perbandingan komposisi air dan udara
yang mampu disimpan oleh media tanam rockwool.
Rockwool sendiri merupakan media tanam bersifat ramah lingkungan yang terbuat
dari kombinasi batu, seperti dari batuan basalt, batu bara, dan batu kapur yang
dipanaskan pada suhu 1.600 derajat C hingga meleleh menyerupai lava yang kemudian

5
berubah bentuk menjadi serat-serat. Setelah dingin, kumpulan serat tersebut akan
dipotong menyesuaikan dengan kebutuhan. Di dalam rockwool terkandung pH yang
cenderung tinggi bagi beberapa jenis tanaman sehingga memerlukan perlakuan khusus
sebelum rockwool djadikan sebagai media tanam.
e. Serbuk Sabut Kelapa (Cocopeat)
Media untuk pertumbuhan tanaman yang satu ini
tergolong sebagai media tanam organik. Sabut
kelapa yang pada umumnya dijumpai sebagai alat
pencuci panci, dijadikan sapu, dan kesetan ini
sekarang penggunaanya mulai berkembang menjadi
media tanam hidroponik yang ditemukan pada tahun
80-an oleh Dutch Plantin, sebuah lembaga yang
pertama kali melaporkan bahwa serbuk halus yang diperoleh dari sabut kelapa bisa
dijadikan sebagai media bercocok tanam hidroponik.
Di luar negeri, serbuk sabut kelapa atau cocopeat juga dikenal dengan sebutan coir
pith, coir fibre pith, coir dust, dan atau coir yang berarti sabut. Serbuk sabut kelapa
sebagai media tanam diklaim mempunyai daya tampung air yang tinggi. Serbuk sabut
kelapa diketahui mampu menyimpan air hingga 73% atau 6 – 9 kali lipat dari
volumenya. Dengan demikian, maka kegiatan bercocok tanam hidroponik Kita akan
lebih hemat air karena intensitas penyiraman dilakukan lebih jarang.
f. Perlit
Perlit merupakan salah satu jenis media tanam
berwujud mineral dengan bobot ringan, mempunyai
kapasitas tukar kation, dan daya serap air yang tidak
terlalu banyak.
Perlit adalah media tanam yang bersifat anorganik
dan berasal dari batu silika yang dipanaskan pada
suhu tinggi sehingga mencair dan diubah ke dalam ukuran kecil. Kelebihan yang
dikantongi oleh media tanam ini antara lain berkemampuan untuk menyimpan nutrisi
atau unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah tinggi, serta sistem drainase
yang cukup baik. Penggunaan perlit sebagai media penopang tanaman sebaiknya
dikombinasikan dengan bahan tanam bersifat organik agar tanaman dapat menyerap
unsur-unsur hara secara lebih optimal.
g. Vermikulit
Vermikulit berasal dari bahan anorganik yang
mempunyai sifat mirip dengan media tanam
hidroponik perlit. Keduanya sama-sama dihasilkan
dari proses pemanasan batu. Sementara

6
perbedaannya terletak pada kemampuan serap dari masing-masing media tanam
tersebut.
Vermikulit mampu menyerap kadar air lebih tinggi dibandingkan perlit. Itulah
mengapa banyak orang yang lebih memilih untuk memakai vermikulit sebagai media
tanam hidroponik yang bagus. Selain itu, vermikulit juga mempunyai bobot lebih berat
dibandingkan perlit sehingga diharapkan mampu menopang tanaman lebih kuat untuk
proses pertumbuhannya.
h. Pasir
Selain ketujuh macam media tanam hidroponik di atas,
pasir juga termasuk salah satu media tanam yang
banyak digunakan. Orang-orang menggunakan pasir
untuk melakukan cocok tanam hidroponik dikarenakan
bobot pasir yang cukup berat sehingga mampu
menopang tegaknya tanaman.
Di samping itu, pasir juga mempunyai pori-pori berukuran makro dalam jumlah
banyak sehingga mudah basah – sekaligus cepat kering –, namun dapat menghasilkan
sirkulasi udara yang baik untuk perakaran tanaman. Bahkan, pasir juga dianggap
sebagai media tanam yang memadai dan sesuai apabila digunakan untuk proses
penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman.
i. Kerikil
Penggunaan kerikil sebagai media tanam sebetulnya
tidak jauh berbeda dengan media tanam hidroponik
sebelumnya yakni pasir. Kedua media tanam ini
mempunyai sifat yang sama. Kerikil yang dipakai
untuk menanam tanaman dengan sistem hidroponik
dapat memperoleh ruang bagi akar untuk tumbuh
secara optimal.
Kerikil juga bisa membantu peredaran larutan unsur hara dan udara. Di balik
kelebihan tersebut, kerikil juga mempunyai kekurangan, seperti sifatnya yang sulit
mengikat air sehingga diperlukan kegiatan penyiraman air dengan rutin pada kurun
waktu tertentu agar bisa tetap tumbuh tanpa disertai masalah. Jika mempunyai budget
lebih, Kita bisa menggunakan media tanam berupa kerikil sintetis yang mempunyai
kemampuan untuk mengikat air dengan baik.
j. Serbuk Kayu
Selain tanah, arang sekam, pasir, kerikil, perlit, ataupun
vermikulit, Kita juga bisa melakukan kegiatan
hidroponik tanaman atau sayuran dengan media tanam
serbuk kayu. Bagi yang awam, tentu tidak mengira
kalau barang yang kerap dianggap tidak berguna ini

7
justru memainkan peran yang cukup penting dalam dunia bercocok tanam hidroponik.
Media tanam hidroponik yang satu ini biasanya diperoleh dari kayu yang digergaji,
kemudian serbuk yang berjatuhan dikumpulkan dan digunakan untuk menanam
tanaman. Serbuk gergaji termasuk media tanam yang dapat menyerap air dengan
optimal sehingga akar tanaman yang tertancap ke dalamnya akan lebih cepat tumbuh
dan berkembang.
k. Batang Pakis
Banyak sekali memang macam-macam media tanam
hidroponik yang bisa dipilih, seperti batang pakis salah
satunya. Batang pakis secara umum dipisahkan menjadi
dua berdasarkan warnanya, yakni batang pakis warna
hitam dan batang pakis warna cokelat. Dari kedua jenis
batang pakis tersebut yang lebih sering digunakan
sebagai media tanam adalah pakis hitam.
Dipilihnya batang pakis berwarna hitam sebagai media tanam dikarenakan sudah
berumur dan kering sehingga lebih mudah dibentuk menjadi potongan-potongan kecil
yang akrab dengan sebutan cacahan pakis. Kita bisa membeli batang pakis di toko
tanaman terdekat. Media tanam yang satu ini biasa dipakai untuk menanam anggrek di
dalam pot. Keunggulan yang dimiliki oleh media tanam batang pakis adalah mudah
mengikat air serta memiliki sistem aerasi dan drainase yang baik.
l. Hidrogel
Jika kita menginginkan kegiatan hidroponik yang
sedang dilakukan terasa lebih menyenangkan, Kita
bisa mencoba hidrogel sebagai media tanam. Hidrogel
merupakan media tanam hidroponik anorganik yang
dapat mengganti posisi tanah pada sistem hidroponik.
Penggunaannya lebih tepat untuk berkreasi dengan
tanaman.
Hidrogel terbuat dari kristal polimer dengan
kemampuan serap air cukup baik. Kelebihan lain dari
kristal polimer berwarna-warni ini yakni mampu menyerap nutrisi dalam volume yang
banyak. Hidrogel termasuk media tanam yang ramah lingkungan karena bisa terurai
dan membusuk. Macam media tanam hidroponik yang satu ini bisa melakukan
keajaiban yakni melepaskan kandungan nutrisi dan air sesuai dengan kebutuhan
tanaman.

8
m. Pumice
Mungkin kita belum familiar dengan media
tanam yang satu ini. Pumice merupakan
media untuk menopang tumbuhan dalam
pembudidayaan menggunakan sistem
hidroponik. Jenis media tanam yang satu
ini berasal dari batuan jenis basalt hasil
letusan gunung berapi. Kita bisa
menemukan pumice di pantai-pantai yang terkumpul akibat letusan gunung merapi
beratus tahun sebelumnya.
Pumice mempunyai warna putih pucat seperti kapur. Kemampuan mengikat air pada
pumice hampir sama dengan kerikil. Oleh karena itu, untuk mendukung akar tanaman
tumbuh dengan baik, Kita perlu mengombinasikan media tanam pumice dengan arang
sekam bakar atau vermikulit sehingga berbentuk perpaduan yang pas.
n. Moss
Moss tergolong ke dalam media tanam hidroponik
organik yang paling bagus. Media tanam ini
diperoleh dari akar paku-pakuan atau bisa juga
ditemukan di kawasan hutan. Moss biasanya
digunakan sebagai media tanam saat memasuki
masa penyemaian benih hingga masa pembungaan.
Media tanam yang satu ini dipilih dengan alasan
antara lain menyisakan banyak rongga sehingga membuat akar lebih leluasa untuk
tumbuh dan berkembang.
Jika Kita belum mengetahuinya, moss juga termasuk media tanam yang bisa mengikat
air di samping kelebihannya dalam menciptakan ruang untuk jalur tumbuh akar.
Bukan hanya itu, moss juga dikenal baik memiliki sistem aerasi dan drainase yang
baik. Penanaman hidroponik dengan moss sebagai media tanam akan mendapatkan
hasil lebih sempurna bilamana dipadukan dengan media tanam lain seperti gambut,
kulit kayu, daun kering, dan tanah.
o. Kompos
Hampir semua orang mengetahui kalau kompos
termasuk salah satu media tanam terbaik untuk
bercocok tanam. Di pasaran, Kita bisa mendapatkan
kompos dengan mudah. Kompos sendiri merupakan
media tanam bersifat organik yang dihasilkan dari
proses fermentasi beberapa jenis tanaman, seperti
sekam, rumput, jerami, dan sebagainya.

9
Kompos yang bisa juga diproduksi dengan bahan baku yang berasal dari limbah rumah
tangga dapat memainkan perannya sebagai media tanam dengan baik. Jika Kita mau
menggunakan kompos sebagai media tanam hidroponik, maka pilih kompos yang
sudah berwarna hitam kecokelatan dan tidak mengeluarkan bau.
p. Pupuk Kandang
Selain kompos yang diperoleh dari
sampah rumah tangga, masih banyak
macam-macam media tanam
hidroponik yang bisa dijadikan
alternatif, seperti pupuk kandang.
Pupuk kandang ini diperoleh dari
kotoran hewan. Di dalam pupuk
kandang terkandung unsur hara yang
lengkap seperti fosfor, natrium, dan kalium. Keberadaan nutrisi yang baik untuk
tanaman tersebut sangat cocok digunakan sebagai media tanam.
Selain unsur-unsur vital tanaman yang terkandung di dalamnya, pada pupuk kandang
juga terdapat mikroorganisme yang diyakini mampu mengubah komponen organik
susah serap oleh akar tanaman menjadi komponen yang mudah dicerna oleh tanaman.
Untuk memeperoleh pupuk kandang sebagai media tanam terbaik, Kita harus
menggunakan pupuk kandang yang sudah matang dan steril. Hal ini bisa diketahui
dengan melihat warna pupuk yang berubah menjadi hitam pekat.
q. Humus
Media tanam humus diperoleh dari proses
pelapukan bahan organik jasad mikro dan
sumber energi dari jasad mikro tersebut. Jenis
media tanam ini pada mulanya terbentuk dari
jaringan tubuh tumbuh-tumbuhan atan hewan
yang telah mati. Keberadaan humus sangat baik
untuk mendukung proses penggemburan tanah. Humus juga dapat menghasilkan unsur
hara yang baik dikarenakan kemampuannya dalam menukar ion yang tinggi.
Penggunaan humus sebagai media tanam hidroponik tidak bisa sembarangan atau
bekerja secara mandiri. Hal ini dikeranakan humus rentan ditumbuhi oleh jamur saat
terjadi perubahan suhu, kelembaban, dan aerasi yang tak terkontrol. Di samping
masalah tersebut, humus juga menyulitkan akar tanaman untuk menyarap air karena
tingkat prousitasnya yang rendah. Oleh karena itu, bercocok tanam hidroponik dengan
humus sebagai media tanamnya harus dikombinasikan dengan media tanam lain yang
mempunyai prousitas tinggi seperti tanah atau pasir.

10
r. Pecahan Batu Bata
Pecahan dari batu bata dapat menjadi salah satu
alternatif untuk budidaya tanaman yang
ekonomis dan lebih mudah diperoleh atau
bahkan dibuat.
Pecahan batu bata sebagai media tanam
dianggap baik karena mempunyai fungsi untuk
melekatkan akar tanaman dan performa
drainase dan aerasi yang baik. Kekurangan dari
pecahan batu bata jika dipakai sebagai media tanam adalah sedikitnya kandungan
unsur hara sehingga diperlukan tambahan pupuk atau dikombinasikan dengan media
tanam lain yang mengantongi kandungan unsur hara yang baik.
s. Tanah Liat
Berbagai kerajinan tangan bisa dilakukan
dengan memanfaatkan tanah liat. Bahkan,
tanah liat juga bisa digunakan untuk
menanam tanaman dengan sistem
hidroponik. Menarik sekali, bukan? Tanah
liat yang bertesktur sangat halus dan lengket
ini mempunyai karakteristik sebagai media
tanam hidroponik yang baik, seperti
memiliki ukuran pori-pori mikro berjumlah banyak sehingga memungkinkan air
terikat lebih banyak.
Yang menjadi kekurangan dari tanah liat sebagai satu-satunya media tanam adalah
miskin unsur hara. Bukan hanya itu, tekstur yang memungkinkan air terserap lebih
banyak tanah liat membuat sirkulasi air dan udara menjadi terhambat karena tidak
memperoleh ruang. Untuk mengatasinya, tanah liat bisa digunakan bersamaan dengan
media tanam lain seperti pasir dan humus dengan porsi yang disesuaikan.
t. Gabus
Gabus atau styrofoam menjadi alternatif
media tanam bersifat anorganik terakhir
yang bisa Kita pilih jika ingin melakukan
penanaman sayur atau tumbuhan lain
dengan sistem hidroponik. Gabus terbuat
dari kopolimer styrene yang pada
awalnya digunakan sebagai media
adaptasi atau penyesuaian diri bagi tanaman sebelum ditanam ke lahan. Proses ini
hanya berlangsung sementara.

11
Tapi sekarang ini gabus atau styrofoam telah dipakai sebagai campuran media tanam
untuk mengoptimalkan porousitas pada media tanam. Untuk mencapai fungsi tersebut,
gabus yang digunakan sudah diubah dalam bentuk gerusan bola-bola kecil.

Media tanam merupakan komponen penting yang harus dipenuhi dan dimiliki sebelum
bercocok tanam secara hidroponik. Dengan mengetahui macam-macam media tanam
hidroponik tersebut maka Kita akan lebih mudah untuk menyesuaikan kebutuhan ketika
hendak melaksanakan budidaya tumbuhan hidroponik.

E. Jenis tanaman yang bisa dilakukan dengan hidroponik


Ada banyak jenis tanaman yang dapat dibudidayakan dengan cara hidroponik meskipun tidak
semua dapat dibudidayakan dengan sistem ini. Berikut ini beberapa contoh tanaman yang
sering ditanam secara hidroponik:
• Sayuran : selada, sawi, pakshoi, tomat, wortel, aspragus, brokoli, cabai, seledri, bawang
merah, bawang putih, bawang daun dan lain-lainnya.
• Tanaman buah-buahan : melon, tomat, mentimun, semangka, strawberry, paprika dan lain-
lainnya.
• Tanaman hias: krisan, gerberra, angrek, kaladium, kaktus dan lain-lainnya.

Secara terperinci di bawah ini akan kami sampaikan beberapa tanaman yang bisa diaplikasikan
untuk hidroponik secara sederhana maupun untuk skala industri.
1. Sawi hijau
Sawi merupakan salah satu sayuran hijau yang sudah tidak
asing bagi kita. Tanaman sawi tergolong mudah ditanam,
tahan terhadap hujan serta bisa tumbuh sepanjang tahun.
Tanaman ini juga tergolong sebagai sayuran yang sangat
laku dipasaran sehingga banyak petani yang
membudidayakannya.
Nah untuk meningkatkan daya jual sawi, kita bisa menanamnya dengan teknik hidroponik.
2. Kailan
Meskipun memiliki bentuk mirip wawi, namun tanaman
Kailan masih kalah populer dengan sawi. Kailan atau sering
dikenal dengan sebutan brokoli cina memang bukan
tanaman asli Indonesia. Seperti namanya, kalian merupakan
tanaman yang berasal dari cina.
Saat ini Kailan merupakan salah satu sayuran hijau yang
banyak ditanam dengan sistem hidroponik.

12
3. Selada hijau
Selada merupakan sayuran yang sering menjadi bahan
baku dalam pembuatan salad. Selain itu, selada juga
sering dijadikan sebagai lalapan diberbagai rumah
makan.
Selada memiliki prospek bisnis yang menjanjikan, karena
permintaan pasar akan tanaman ini cukup tinggi. Nah
untuk meningkatkan kualitas dan daya jual selada, saat
ini selada sering dibudidayakan dengan cara hidroponik.
4. Pakcoy
Pakcoy merupakan tanaman sayuran hijau yang masih
berkerabat dengan sawi. Tanaman pakcoy memiliki
bentuk mirip sendok sehingga sering disebut sawi
sendok. Pokcay banyak digunakan untuk bahan sop
atau sebagai garnis makanan.
Tanaman pakcoy saat ini merupakan tanaman sayuran
hijau yang sedang populer dan banyak ditanam
dengan cara hidroponik.
5. Bayam
Bayam merupakan tanaman yang sangat populer
bagi masayrakat Indonesia. Tanaman ini banyak
dibudidayakan masyarakat karena tergolong mudah
ditanam.
Tanaman bayam dikenal sebagai sayuran hijau yang
memiliki kandungan gizi luar biasa terutama
vitamin A. Selain itu banyak kandungan gizi yang
lain seperti magnesium, kalsium, folat, protein, dan serat.
Saat ini bayam tak hanya dibudidayakan secara konvensional, namun sudah banyak yang
membudidayakannya secara hidroponik
6. Kangkung
Kangkung tergolong tanaman yang sangat
mudah ditanam dan memiliki masa panen
yang singkat. Karena itulah tanaman
kangkung sangat populer dan dengan mudah
kita jumpai di pasar-pasar.
Selain memiliki masa panen singkat,
kangkung juga sangat mudah hidup di air.
Karena itu kangkung sangat cocok ditanam
dengan cara hidroponik terutama bagi pemula.

13
7. Brokoli
Brokoli merupakan salah satu jenis sayuran yang
mirip dengan kol. Brokoli pada dasarnya merupakan
tanaman yang hidup di dataran tinggi antara 800-
1000 mdpl.
Namun saaat ini budidaya brokoli sudah banyak
dibudidayakan di dataran rendah. Nah cara paling
efektif untuk membudidayakan brokoli didataran
rendah adalah dengan sistem hidroponik.
8. Tomat
Tanaman berikutnya yang dapat
dibudidayakan secara hidroponik adalah
tomat. Selain memiliki kandungan gizi yang
tinggi, permintaan pasar akan tomat juga
cukup tinggi.

9. Cabe
Buah dengan rasa pedas ini merupakan salah
satu tanaman yang memiliki harga jual cukup
tinggi dan stabil. Sehingga memiliki prospek
yang bagus untuk dibudidayakan.
Sayangnya sebagian masyarakat masih takut
untuk membudidayakan cabe secara instensif.
Hal ini karena tanaman cabe rentan terhadap
serangan penyakit, terutama penyakit keriting
daun.
Namun saat ini dengan teknik hidroponik,
menanam cabe bukanlah sesuatu yang menakutkan.
10. Strawberry
Strawberry dikenal sebagai tanaman buah yang
tumbuh subur di dataran tinggi atau lahan bersuhu
sejuk.
Namun dengan kemajuan teknologi, tanaman
strawberry kini sudah banyak budidayakn di
dataran rendah. Nah salah satu metodenya adalah
dengan sistem hidroponik.
Dengan hidroponik, tanaman strawberry dapat
menghasilkan buah lebih banyak. Hal ini karena dengan hidoponik tanaman strawberry

14
akan menyerap nutrisi lebih banyak. Sehingga pertumbuhan dan perkembangannya lebih
maksimal.
11. Terong
Terong merupakan salah satu tanaman sayuran
hortikultura yang banyak ditanam masyarakat.
Terong biasanya ditanam pada lahan yang
sangat luas untuk memperoleh hasil yang
melimpah.
Namun dengan perkembangan teknologi
pertanian, budidaya terong tidak harus ditanam
pada lahan luas. Sekarang sudah banyak petani
modern yang menanamnya dengan hidroponik.
12. Paprika
Paprika merupakan tanaman yang masih sejenis
dengan cabe. Namun paprika memiliki bentuk
lebih bulat dan tidak sepedas cabe pada
umumnya yang memiliki bentuk buah panjang
dan rasa pedas yang kuat.
Paprika biasanya digunakan untuk bahan
masakan berbagai olahan makan khas luar
negeri terutama restoran-restoran yang menyediakan menu khas luar negeri. Sama seperti
cabe, tanaman paprika juga dapat ditanam dengan cara hidroponik.
13. Seledri
Seledri merupakan tanaman sayur bernilai
ekonomi tinggi. Tanaman seledri biasanya
digunakan untuk bahan baku bakso atau sup.
Karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi
tanaman seledri banyak ditanam dengan
hidroponik.

15
F. Jenis-jenis Sistem Hidroponik
1. Wick system
Wick system atau sistem sumbu
adalah sistem hidroponik yang
paling sederhana dan paling banyak
digunakan dalam sistem hidroponik,
terutama bagi pemula. Sistem ini
disebut sistem sumbu karena
memanfaatkan sumbu atau kain
flanel yang menghubungkan antara
larutan nutrisi dengan media tanam.
Wick system bekerja dengan menyerap larutan nutrisi menggunakan sumbu kemudian
mengalirkannya ke akar tanaman.

Hidroponik sistem wick sangat baik jika digunakan untuk tumbuhan kecil. Namun sistem
ini tidak dapat bekerja dengan baik pada tanaman yang membutuhkan banyak air. Kita
dapat membuat hidroponik sistem wick dengan memanfaatkan barang-barang bekas seperti
bekas botol air mineral.
2. Water Culture System
Water Culture System atau sistem
kultur air statis merupakan sistem
hidroponik sederhana berikutnya.
Sistem hidroponik ini bekerja
dengan cara menggenangi tanaman
dengan air bercampur larutan
nutrisi. Sebagai tempat meletakan
tanaman biasanya digunakan papan
styrofoam yang juga berfungsi untuk menahan tanaman agar dapat mengapung, sehingga
sistem ini juga disebut sistem rakit apung.
Selain itu, untuk menyuplai oksigen digunakan pompa air yang membuat gelembung pada
larutan nutrisi yang kemudian menyuplai oksigen ke akar tanaman. Water Culture System
sangat bagus diterapkan pada jenis tanaman yang memerlukan banyak air dan akar yang
tenggelam seperti bayam atau kangkung.

16
3. NFT Sistem (Nutrient Film Technique)
NFT Sistem merupakan sistem
hidroponik yang bekerja dengan cara
membagikan air nutrisi pada tanaman
melalui aliran air yang tipis. Nutrisi
dibuat terus-menerus bersirkulasi
menggunakan pompa tanpa
menggunakan timer. Pada bagian akar
tanaman tidak semua terendam di
dalam air nutrisi, sehingga akar yang
tidak terendam air tersebut diharapkan mampu mengambil oksigen untuk pertumbuhan
tanamannya
4. EBB & Flow Stem
Sistem ini disebut juga dengan sistem
pasang surut karena tanaman
mendapatkan air, nutrisi, dan oksigen
dari proses pemompaan bak penampung
yang nantinya akan membasahi akar
tanaman. Saat air naik membasahi akar
inilah disebut pasang seperti halnya air
pantai yang sedang naik.
Beberapa waktu kemudian air dan nutrisi akan kembali lagi ke bak penampungan atau
disebut dengan istilah surut. Nah terjadinya proses pasang surut ini diatur menggunakan
timer yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman sehingga tanaman tidak akan tergenang
atau kekurangan air.
5. Drip sistem
Drip sistem atau disebut juga sistem
tetes merupakan teknik hidroponik
dengan cara meneteskan larutan
nutrisi secara terus menerus ke
dalam media tanam melalui pipa
atau selang. Larutan nutrisi
ditampung di dalam wadah atau
tandon air kemudian dihubungkan
dengan menggunakan selang yang terhubung dengan media tanam lalu air dipompa hingga
membentuk tetesan-tetesan pada media tanam.
Sistem ini membutuhkan energi listrik dan pompa. Tanaman mendapatkan nutrisi dari
setiap tetesan yang ada. Sehingga tanaman tidak menggenang air maupun tidak mengalami

17
kekeringan. Waktu atau timer juga digunakan dalam tetesan ini, sehingga lebih efektif
untuk kita yang sibuk atau tidak sempat memberikan air nutrisi.
6. Aeroponyc
Aeroponik merupakan sistem
hidroponik yang menggunakan
nozzle atau selang penyebar
untuk membuat butiran kabut
halus untuk menghasilkan
oksigen. Sistem aeroponik
tergolong sistem canggih dan
mahal sehingga sistem ini
umumnya digunakan oleh balai
penelitian dan mahasiswa pertanian. Pada sistem ini tanaman akan menyerap nutrisi yang
berukuran kecil serupa dengan kabut.
7. Bubbleponics (Sistem Gelembung)
Metode tanaman hidroponik
yang dikenal sebagai Deep
Water Culture yaitu
menumbuhkan tanaman
secara mengambang diatas
larutan nutrisi. Tanaman
ditahan menggunakan jaring
dengan akar tanaman didalam
air. Larutan nutrisi aliri
gelembung udara yang
memperkaya oksigen dalam larutan yang berguna bagi akar untuk tumbuh. Pada masa awal
pertumbuhan akar, larutan nutrisi dipompakan melalui pembentuk gelembung untuk
memperkaya kandungan oksigen didalam larutan yang terbukti membantu pertumbuhan
akar dari tanaman. Inilah yang dikenal sebagai metode Bubbleponic.
8. DFT Sistem (Deep Flow Technique)
DFT sistem adalah cara menanam
tanaman dengan mensirkulasikan
larutan nutrisi tanaman secara terus-
menerus selama 24 jam pada rangkaian
aliran tertutup. Larutan nutrisi tanaman
di dalam tangki dipompa oleh pompa
air menuju bak penanaman melalui
jaringan irigasi pipa, kemudian larutan nutrisi tanaman di dalam bak penanaman dialirkan
kembali menuju tangki.

18
9. Sistem Fertigasi
Sistem fertigasi tanaman
hidroponik adalah teknik
aplikasi yang menggunakan
unsur hara melalui sistem
irigasi. Fertigasi merupakan
singkatan dari fertilisasi atau
(pemupukan) dan irigasi.
Dalam menggunakan teknik
fertigasi biaya untuk pemupukan dapat dikurangi, karena pupuk diberikan bersamaan
dengan penyiraman. Selain itu, peningkatan efisiensi penggunaan unsur hara karena pupuk
diberikan dalam jumlah sedikit tetapi kontinyu; serta mengurangi kehilangan unsur hara
(khususnya nitrogen) akibat leaching atau pencucian dan denitrifikasi (kehilangan nitrogen
akibat perubahan menjadi gas).
10. Bioponic
Metode tanam bioponik
merupakan metode budidaya
tanaman hybrid yang
menggabungkan antara sistem
tanam hidroponik dengan sistem
pertanian organik. Metode ini
ditemukan untuk mengatasi
masalah-masalah dan
menggabungkan keuntungan dari
dua metode tanam tersebut. Jadi,
metode bioponik adalah sistem hidroponik yang menggunakan nutrisi organik yang berasal
dari bahan-bahan alami.
11. Vertikultur
Vertikultur adalah teknik budidaya tanaman
dimana memanfaatkan ruang terbuka atas,
atau dalam kata lain luas wilayah tanam
ditambah naik keatas bukan melebar
kesamping atau pengadaan lahan baru

G. TEKNIK PERSEMAIANI

19

Anda mungkin juga menyukai