Anda di halaman 1dari 43

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Saat ini, energi listrik telah menjadi kebutuhan dasar bagi umat manusia.

Hampir semua aktivitas kehidupan sangat bergantung pada energi listrik. Oleh

karena itu sangat di butuhkan pasokan energi listrik yang selalu dapat diandalkan.

Pembangkit listrik merupakan garda terdepan dari sistem energi listrik yang harus

berperan untuk menjamin ketersediaan dan keandalan energi listrik.

Dalam merencankan suatu sistem penyediaan tenaga listrik. Lokasi fisik

tenaga pusat tenaga listrik saluran transmisi dan gardu induk perlu di tentukan

dengan tepat, agar dapat diperoleh sistem yang baik, ekonomis dan dapat

diterima masyarakat. Performance suatu unit Pembangkit Listrik tidak lepas dari

adanya pemeliharaan unit pembangkit yang baik pula, sehingga sedapat mungkin

selama masa shut down maupun kondisi operasi.

Faktor pemeliharaan alat dan fasilitas-fasilitas produksi merpakan bagian

yang sama pentingnya dengan bagian lainnya yang terdapat dalam manajemen

produksi. Kegiatan pemeliharaan ini tidak dapat diabaikan begitu saja karena

sebagian besar pengolahan yang dilakukan pada proses produksi sebuah

perusahaan pembangkit tenaga listrik juga menggunakan mesin.

Pada kenyataannya masalah utama dalam pemabngkitan tenaga listrik

adalah pada operasi serta kerusakan pada sistem instalasi yang menyebabkan

pemutusan tenaga sehingga pasokan listik pun terputus. Bagian-bagian PLTU


2

yang memerlukan pemeliharaan secara periodik adalah bagian-bagian yang

berhubungan dengan gas buang dan air pendingin, yaitu pipa-pipa air ketel uap

dan pipa-pipa air pendingin. Pipa-pipa ini semua memerlukan pembersihan secara

periodik.

Pada siklus tertutup PLTU, dimana air laut yang telah diolah dan

dimurnikan melalui proses pemurnian, kemudian dilakukan pemanasan hingga

terbentuk uap yang pada dasarnya berfungsi sebagai penggerak turbin yang

diteruskan ke generator sehingga menghasilkan arus listrik. Air yang dimurnikan

itu akan diteruskan ke boiler, di dalam boiler ini perubahan air menjadi uap terjadi

di dalam Boiler Pipa Air (Water Tube Boiler). Dan proses ini terjadi kembali secara

berulang-ulang

Melalui pelaksanaan pemeliharaan yang baik dan berkesinambungan

peralatan perusahaan dapat dipergunakan sesuai dengan rencana, sehingga

proses produksi dapat berjalan dengan lancar, dan kemungkinan kerusakan yang

terjadi dapat dikurangi bahkan dihindari sama sekali. Perusahaan yang melakukan

proses produksi tanpa memperhatikan kegiatan pemeliharaan berarti telah

menghilangkan masa depan perusahaan itu sendiri, dalam jangka pendek

memang seakan-akan perusahaan dapat menekan biaya produksi karena tidak

perlu melakukan biaya perawatan yang cukup besar, akan tetapi, dalam jangka

panjang perusahaan akan mengalami kesulitan dalam kegiatan proses

produksinya karena alat dan mesin yang tidak terpelihara dengan baik akan

mengalami banyak masalah seperti kerusakan, kemacetan, kebocoran, bahkan

alat/mesin tidak dapat beroperasi sama sekali.


3

Mengingat pentingnya kegiatan pemeliharaan dalam suatu perusahaan

untuk menunjang kelancaran produksi, maka penulis tertarik untuk mengadakan

penulisan yang akan dituangkan kedalam Seminar dengan judul “Pemeliharaan

Boiler Pipa Air (Water Tube Boiler)”

1.2. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah dapat mengetahui bagaimana cara

pemeliharaan Boiler Pipa Air.

1.3. Manfaat Penulisan

Dengan adanya penyusunan Seminar dengan judul “Perawatan Boiler Pipa

Air PLTU” Diharapkan penulis dan para pendengar dapat memahami bagaimana

cara pemeliharaan Boiler Pipa Air, PLTU.

1.4. Rumusan Masalah

Untuk mencapai tujuan dan manfaat penulisan penelitian ini maka muncul

pertanyaan yaitu: Bagaimana cara perawatan Boiler Pipa Air?.

1.5. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam seminar ini hanya membahas

pemeliharaan Boiler Pipa Air. Pada PLTU.

1.6. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan seminar ini dibagi adalah sebagai berikut:


4

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memaparkan tentang latar belakang masalah, tujuan

penulisan, manfaat penelitian , rumusan masalah dan sistematika

penulisan.

BAB II STUDI PUSTAKA

Bab ini membahas tentang dasar-dasar teori yang mencakup

tentang PLTU diantaranya: pengertian PLTU secara umum,

komponen-komponen utama PLTU, cara kerja PLTU secara umum

serta Pemeliharaan Boiler Pipa Air (Water Tube Boiler). Yang akan

dibahas dalam penulisan seminar ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini mambahas tentang cara-cara, metode-metode, teknik

pengumpulan data, serta langkah-langkah yang digunakan untuk

menyelesaikan seminar ini.

BAB IV PEMELIHARAAN BOILER PIPA AIR

Bab ini membahas mengenai pengolahan data serta analisa data

yang telah ada.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat kesimpulan dari masalah yang dibahas pada bab-

bab sebelumnya.
5

BAB II

TEORI DASAR PLTU

2.1. Pengertian PLTU

Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah pembangkit yang

mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Jenis

pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan, karena efisiensinya

tinggi sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis. PLTU merupakan

mesin konversi energi yang mengubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi

energi listrik.

Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu :

 Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas

dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.

 Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi enegi mekanik dalam bentuk

putaran.

 Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.

Gambar 2.1 : Proses konversi energi pada PLTU


6

2.1.1. PRINSIP KERJA PLTU

PLTU menggunakan fluid kerja air uap yang bersirkulasi secara

tertutup. Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara

berulang-ulang. Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut :

 Pertama air diisikan ke Boiler hingga mengisi penuh seluruh luas

permukaan pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan

gas hasil pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah

menjadi uap.

 Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur

tertentu diarahkan untuk memutar Turbin Uap sehingga menghasilkan

daya mekanik berupa putaran.

 Ketiga, Generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar

menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet

dalam kumparan, sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik

dari terminal output generator.

 Keempat, uap bekas keluar turbin masuk ke Kondensor untuk

didinginkan dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air

yang disebut air kondensat. Air kondensat hasil kondensasi uap

kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler.

 Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.


7

Gambar 2.2. : Siklus fluida kerja sederhana pada PLTU

Siklus kerja PLTU yang merupakan siklus tertutup (Closed Cycle) dapat

digambarkan dengan diagram T - s (Temperatur - entropi). Siklus ini adalah

penerapan siklus rankine ideal. Adapun urutan langkahnya adalah sebagai

berikut

Gambar 2.3. : Diagram T – s, Siklus PLTU (Siklus Rankine)


8

Penjelasan Siklus :

1. a – b : Air dipompa dari tekanan p2 menjadi p1. Langkah ini adalah langkah

kompresi isentropis, dan proses ini terjadi pada pompa air pengisi.

2. b – c : Air bertekanan ini dinaikkan temperaturnya hingga mencapai titik

didih. Terjadi di LP heater, HP heater dan Economizer.

3. c – d : Air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut

vapourising (penguapan) dengan proses isobar isothermis, terjadi di boiler

yaitu di wall tube (riser) dan steam drum.

4. d – e : Uap dipanaskan lebih lanjut hingga uap mencapai temperatur

kerjanya menjadi uap panas lanjut (superheated vapour). Langkah ini

terjadi di superheater boiler dengan proses isobar.

5. e – f : Uap melakukan kerja sehingga tekanan dan temperautrnya turun.

Langkah ini adalah langkah ekspansi isentropis, dan terjadi didalam turbin.

6. f – a : Pembuangan panas laten uap sehingga berubah menjadi air

kondensat. Langkah ini adalah isobar isothermis, dan terjadi didalam

kondensor.

Gambar 2.4. : PLTU


9

2.1.2. KOMPONEN UTAMA PLTU

PLTU merupakan mesin pembangkit thermal yang terdiri dari

komponen utama bantu (sistem penunjang) serta sistem-sistem lainnya.

Komponen utama terdiri dari Lima komponen yaitu:

2.1.2.1. Boiler (Ketel Uap)

Boiler adalah suatu perangat mesin yang berfungsi untuk

merubah air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap dilakukan

dengan memanaskan air yang berada didalam pipa-pipa dengan panas

hasil pembakaran bahan bakar. Proses pembakaran dilakukan secara

kontinyu didalam ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan udara

dari luar.

Uap yang dihasilkan adalah uap superheat dengan tekanan

dan temperatur yang tinggi. Jumlah produksi uap tergantung pada luas

permukaan pemindah panas, laju aliran, dan panas pembakaran yang

diberikan. Boiler yang konstruksinya terdiri dari pipa-pipa berisi air disebut

water tube boiler (boiler pipa air).

Dalam pengoperasiannya, boiler ditunjang oleh beberapa

peralatan bantu seperti economizer, ruang bakar, dinding pipa, burner,

steam drum, superheater dan cerobong.


10

Gambar 2.5 : Boiler

a. Economizer

Economizer atau pemanas awal berfungsi untuk memanaskan air

pengisi ketel sebelum masuk ke boiler. Pemanasan awal ini perlu yaitu

untuk meningkatkan efisiensi ketel dan juga agar tidak terjadi perbedaan

temperatur yang besar di dalam boiler yang dapat mengakibatkan

keretakan dinding boiler.

Gambar 2.6 : Letak Economizer


11

b. Ruang Bakar (Furnace)

Ruang bakar adalah bagian dari boiler yang dindingnya terdiri

dari pipa-pipa air. Pada sisi bagian depan terdapat sembilan burner yang

letaknya terdiri atas 3 tingkat tersusun secara mendatar.

Gambar 2.7 : Ruang Bakar


12

c. Dinding Pipa (Wall Tube)

Merupakan dinding di dalam ruang bakar yang berfungsi sebagai

tempat penguapan air. Dinding ini berupa pipa-pipa yang berisi air yang

berderet secara vertikal.

Gambar 2.8 : Dinding Pipa (Wall Tube)

d. Burner

Merupakan peralatan pembakar yang bahan bakarnya terbagi

menjadi bagian-bagian kecil sehingga memudahkan proses pembakaran

dengan udara. Bahan bakar HSD (High Speed Diesel) dipergunakan

untuk pembakaran awal. Sedangkan bahan bakar utamanya adalah

residu.

Penyalaan burner tergantung pada beban-beban unit. Burner

Management System (BMS) adalah penyaluran konfigurasi penyalaan

burner pada saat start up atau shut down dan load change. Jumlah
13

burner yang menyala atau mati tergantung pada beban generator yang

sebanding dengan kapasitas bahan bakar untuk memproduksi uap pada

boiler. Konfigurasinya diatur supaya pemanasan dalam ruang bakar

merata dan efisien. Penyalaan boiler yang tidak seimbang dengan beban

generator dapat mengakibatkan tidak stabilnya tekanan dan temperatur

uap.

Gambar 2.9 : Burner

e. Steam drum

Steam drum adlah alat pada boiler yang berfungsi untuk

menampung feed water dalam pembuatan uap yang temperaturnya

cukup tinggi dan berupa campuran air dan uap. Di dalam steam drum

terdapat peralatan pemisah uap. Campuran feed water dan uap mengalir

mengikuti bentuk separator sehingga uap air pada campuran akan jatuh

dan masuk ke saluran primary dan secondary superheater. Uap yang

telah dipisahkan oleh separator masuk ke covron dryes. Disini upa


14

mengalami pemisahan yang terakhir sehingga didapat uap jenuh. Air

yang jatuh dialirkan ke bagian bawah dari drum secara gravitasi dan

mengalir ke dalam tempat penampungan kemudian keluar melalui down

corner dan uap jenuh akan kelua dari dry box.

Gambar 2.10. : Steam Drum

2.1.2.2. Turbin Uap

Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang

terkandung dalam uap menjadi gerakan memutar (putaran) . uap dengan

tekanan dan temperatur tinggi diarahkan untuk mendorong sudu-sudu

turbin yang dipasang pada poros sehingga poros turbin berputar. Akibat

melakukan kerja di turbin tekanan dan temperatur uap keluar turbin turun

hingga menjadi uap basah. Uap ini kemudian dialirkan ke kondensor,

sedangkan tenaga putar yang dihasilkan digunakan untuk memutar


15

generator. Saat ini hampir semua mesin turbin uap adalah dari jenis turbine

condensing atau aup keluar turbin (exhaust steam) dialirkan ke kondensor.

Gambar 2.11 : Trubin Uap

2.1.2.3. Kondensor

Kondensor adalah peralatan untuk merubah uap menjadi air.

Proses perubahan nya dilakukan dengan cara mengalirkan uap kedalam

suatu ruangan yang berisi pipa-pipa (tubes). Uap mengalir diluar pipa-pipa

sedangkan air sebagai pendingin mengalir didalam pipa-pipa. Kondensor

seperti ini disebut surface (tubes) condenser. Sebagai pendingin digunakan

air sungai atau air laut.

Laju perpindahan panas tergantung pada aliran air pendingin.

Kebersihan pipa-pipa dan perbedaan temperatur antara uap dan air

pendingin. Proses perubahan uap menjadi air terjadi pada tekanan dan

temperatur jenuh, dalam hal ini kondensor berada pada kondisi vakum.

Karena temperatur air pendingin sama dengan temperatur udara luar, maka
16

temperatur air kondensat nya maksimum mendekati tempearatur udara

luar. Apabila laju perpindahan panas terganggu, maka akan berpengaruh

terhadap tekanan dan temperatur.

Gambar 2.12. : Kondensor

2.1.2.4. Generator

Generator adalah suatu perangkat yang berfungsi mengubah

energi mekanik/gerak dalam bentuk putaran poros menjadi energi listrik,

yang akan membangkitkan tegangan bolak-balik menurut prinsip dasar.

Gambar 2.13. : Generator


17

2.1.2.5. Deaerator

Deaerator adalah salah satu jenis alat pemanas yang

digunakan oleh banyak pembangkit listrik didunia. Deaerator berfungsi

untuk menghilangkan oksigen dan gas-gas lainnya yang terkandung dalam

feed water ( air boiler ). Serta fungsi lainnya sebagai Heater.

Gambar 2.14. : Deaerator

2.2. Jenis - Jenis Boiler

Berbagai bentuk boiler telah berkembang mengikuti kemajuan teknologi

dan evaluasi dari produk-produk boiler sebelumnya yang dipengaruhi oleh gas

buas boiler yang mempengaruhi lingungan dan produk steam seperti apa yang

akan dihasilkan. Berikut adalah beberapa macam klasifikasi Boiler :


18

2.2.1. Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa

a. Ketel pipa api (fire tube boiler)

pada ketel pipa api seperti tampak pada gambar 1.2.1, gas panas

melewati pipa-pipa dan air umpan ketel ada didalam shell untuk dirubah

menjadi steam. Ketel pipa api biasanya digunakan untuk kapasitas steam

yang relative kecil dengan tekanan steam rendah dan sedang. Sebagai

pedoman, ketel pipa api kompetitif untuk kecepatan steam sampai 14.000

kg/jam dengan tekanan sampai 18 kg.cm 2. ketel pipa api dapat

menggunakan bahan bakar minyak, gas atau bahan bakar padat dalam

operasi. Untuk alasan ekonomis, sebagian besar ketel pipa api

dikonstruksi sebagai “paket” boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan

bakar.

Gambar 2.2.1.a Fire Tube Boiler


19

b. Ketel pipa air (water tube boiler)

pada ketel pipa air seperti tampak pada Gambar 2.2.1b, air umpan

boiler menaglir melalui pipa-pipa masuk kedalam drum. Air yang

tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakaran membentuk steam pada

daerah uap dalam drum. Ketel ini dipilih jika kebutuhan steam dan

tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus ketel untuk pembangkit

tenaga listrik.

Gambar 2.2.1.b : Water Tube Boiler


20

2.2.2. Berdasarkan Pada Poros Tutup Drum (Shell)

a. Ketel tegak

Ketel tegak seperti tampak pada Gambar 2.2.2a (vertical steam

boiler) adapun contoh ketel tegak adalah ketel Cocharn, Ketel Clarkson

dan lain-lainnya.

Gambar 2.2.2a Ketel Tegas (UNEP)


21

b. Ketel mendatar (horizontal steam Boiler)

Adapun yang termasuk jenis ketel ini adalah ketel Cornish,

Lancashire (tampak pada Gambar 2.2.2b), Scotch dan lain-lain.

2.2.3. Boiler Limbah Panas

Dimanapun tersedia limbah panas pada suhu sedang atau tinggi,

boiler limbah panas dapat dipasang secara ekonomis. Jika kebutuhan steam

lebih dari steam yang dihasilkan menggunakan gas buang panas, dapat

digunakan burner tambahan yang menggunakan bahan bakar. Jika steam

tidak langsung dapat langsung dapat digunakan, steam dapat dipakai untuk

memproduksi daya listrik menggunakan generator turbin uap. Hal ini banyak
22

digunakan dalam pemanfaatan kembali panas dari gas buang dari turbin gas

dan mesin diesel.

Gambar 2.19. : Boiler Limbah Panas

2.2.4. Pemanas Fluida Termis

Saat ini, pemanas fluida termis telah digunakan secara luas dalam

berbagai penerapan untuk pemanasan proses tidak langsung. Dengan

menggunakan fluida petroleum sebagai media perpindahan panas, pemanas

tersebut memberikan suhu yang konstan. Sistem pembakaran terdiri dari

sebuah fixed grate dengan susunan draft mekanis.


23

Pemanas fluida termis modern berbahan bakar minyak terdiri dari

sebuah kumparan ganda, konstruksi tiga pass dan dipasang dengan sistim jet

tekanan. Fluida termis, yang bertindak sebagai pembawa panas, dipanaskan

dalam pemanas dan disirkulasikan melalui peralatan pengguna. Disini fluida

memindahkan panas untuk proses melalui penukar panas, kemudian fluidanya

memindahkan panas untuk proses melalui penukar panas, kemudian fluidanya

dikembalikan ke pemanas. Aliran fluida termis pada ujung pemakai

dikendalikan oleh katup pengendali yang dioperasikan secara pneumatis,

berdasarkan suhu operasi. Pemanas operasi pada api yang tinggi atau rendah

tergantung pada suhu minyak yang kembali yang bervariasi tergantung beban

sistim.

Faktor ekonomi keseluruhan dari pemanas fluida termis berbahan

bakar batubara dengan kisaran efisiensi panas 55-65% merupakan yang

paling nyaman digunakan dibandingkan dengan hampir kebanyakan boiler.

Penggabungan peralatan pemanfaatan kembali panas dalam gabungan akan

emepertinggi tingkat efisiensi termis selanjutnya.

Keuntungan Pemanas Fluida Termis.

 Operasi sistim tertutup dengan kehilangan minimum dibanding dengan

boiler steam.

 Operasi sistim tidak bertekanan bahkan untuk suhu sekitar 250 0C

dibanding kebutuhan tekanan steam 40kg/cm2 dalam sistim steam yang

sejenis.

 Penyetelan kendali otomatis, yang memberikan fleksibilitas operasi.


24

 Efisiensi termis yang baik karena tidak adanya kehilangan panas yang

diakibatkan oleh blowdown, pembuangan kondensat dan flash steam.

Gambar 2.20 : Pemanas Fluida Termis

2.3. Jenis – Jenis Pemeliharaan Boiler

Pemeliharaan adalah kombinasi dari berbagai kegiatan yang dilakukan

untuk memlihara fasilitas-fasilitas dan peralatan mesin serta mengadakan

perbaikkan atau penyesuian yang diperlukan agar terciptanya suatu keadaan

operasi produksi yang memuaskan dan sesuai dengan yang direncanakan.


25

2.3.1. Pemeliharaan Preventive

Pekerjaan pemeliharaan yang bertujuanuntuk mencegah terjadinya

kerusakan, atau cara pemeliharaan yang direncanakan untuk pencegahan

(preventive). Pemeliharaan preventive dimaksudkan juga untuk mengektifkan

pekerjaan inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan sehingga

peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi dapat terhindar dari

kerusakan.

Pemeliharaan preventive dilaksanakan sejak awal sebelum terjadi

kerusakan. Pemeliharaan ini penting diterapkan pada industri-industri yang

proses produksinya kontinyu atau memakai sistem otomatis

2.3.2. Pemeliharaan Corrective

Pemeliharaan pekerjaan yang dilakukan untuk memperbaiki dan

meningkatkan kondisi fasilitas sehingga mencapai standart yang diterima.

Pemeliharaan corrective termasuk dalam cara pemeliharaan yang

direncanakan untuk perbaikan. Dalam pemeliharaan corrective ini dapat

mengadakan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan

perubahan atau modifikasi rancangan peralatan agar lebih baik.

Menghilangkan problem yang merugikan untuk mencapai kondisi operasi yang

lebih ekonomis.
26

2.3.3. Pemeliharaan Predictive

Pemeliharaan predictive ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya

perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem

peralatan. Biasanya pemeliharaan predictive dilakukan dengan bantuan

pancaindera atau dengan alat-alat monitor yang canggih. Teknik-teknik dan

alat bantu yang dipakai dalam memonitor kondisi ini adalah untuk efisiensi

kerja agar kelainan yang terjadi dapat diketahui dengan cepat dan tepat.

Pemeliharaan dengan sistem monitoring sangat penting dilakukan

untuk mendapatkan hasil yang realistis tanpa melakukan pembongkaran total

untuk menganalisisnya.

2.3.4. pemeliharaan Breakdown

Cara pemeliharaan yang direncanakan untuk memperbaiki kerusakan.

Pekerjaan pemeliharaan ini dilakukan setelah terjadi kerusakan alat-alat dan

tenaga kerjanya. Beberapa peralatan yang beroperasi pada unit tersendiri

atau terpisah dari proses produksi, tidak akan langsung mempengaruhi

seluruh proses produksi apabila terjadi kerusakan. Untuk peralatan tersebut

tidak perlu diadakan pemeliharaan, karena biaya pemeliharaan lebih besar

daripada biaya kerusakannya. Dalam kondisi khusus ini peralatan dibiarkan

beroperasi sampai terjadi kerusakan, sehingga waktu untuk produksi tidak

berkurang. Penerapan sistim pemeliharaan ini dilakukan pada mesin industri

yang ringan, apabila terjadi kerusakan dapat diperbaiki dengan cepat.


27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Data yang digunakan dalam penulisan ini berasal dari Internet, Referensi

Buku dan Wawancara. Materi yang diambil adalah “PEMELIHARAAN BOILER

PIPA AIR (WATER TUBE BOILER)”.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan yang maksimal dari penulisan laporan ini, maka

diperlukan data-data akurat sebagai landasan penulisan dan penyusunannya.

Data-data tersebut diperoleh dengan metode sebagai berikut:

3.2.1. Studi Literatur

Mempelajari buku-buku atau sumber-sumber referensi lain yang

berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas.

3.3. Teknik Pengolahan Data

Pada pengolahan data ini, penulis menjabarkan tentang pengolahan data

yang didapat oleh penulis sebagai bahan untuk penulisan seminar ini. Dimana

penulis menjelaskan langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut:


28

1. Pembahasan tentang Teori dasar PLTU, komponen utama serta

cara kerjanya

2. Membahas tentang Pemeliharaan Boiler Pipa Air (Water Tube

Boiler)

langkah-langkah tersebut yang digunakan untuk melakukan analisa dalam

penulisan seminar ini.

3.4. Teknik Analisis Data

data yang di dapatkan dianalisa dengan mengkaji dan mempelajari literatur

yang berkaitan dengan permasalahan, serta pengumpulan dat-data melalui buku-

buku literatur atau buku petunjuk pengoperasian.


29

Mulai

Survey

Studi kasus

Pengumpulan Data

Pengkajian data

Pengolahan data

tidak
Hasil

ya

Selesai

Gambar 3.1. Diagram Alir Pemecahan Masalah


30

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Cara Kerja Boiler Pipa Air (Water Tube Boiler)

Boiler Pipa Air (Water Tube Boiler) merupakan tipe boiler yang pembakaran

terjadi di luar pipa dimana api dari luar pipa memanaskan air di dalam pipa. Cara

kerja tipe water tube boiler yaitu: proses pengapian terjadi diluar pipa, kemudian

panas yang dihasilkan memanaskan pipa yang berisi air dan sebelumnya air

tersebut dikondensasikan terlebih dahulu melalui economizer, kemudian steam

yang dihasilkan terlebih dahulu dikumpulkan di dalam sebuah steam drum.

Sampai tekanan dan temperatur sesuai, melalui tahap secondary superheater dan

primary superheater baru steam dilepaskan ke pipa utama distribusi. Di dalam

pipa air, air mengalir harus dikondisikan terhadap mineral atau kandungan lainnya

yang larut di dalam air tersebut. Hal ini merupakan faktor utama yang harus

diperhatikan terhadap tipe ini.

Gambar 4.1. : Pipa Air


31

4.2. Masalah-Masalah Pada Water Tube Boiler

Suatu boiler atau pembangkit uap yang dioperasikan tanpa kondisi air yang

baik, cepat atau lambat akan menimbulkan masalah-masalah yang berkaitan

dengan kinerja dan kualitas dari sistem pemabngkit. Banyak masalah-masalah

yang ditimbulkan akibat dari kurangnya penanganan dan perhatian khusus

terhadap penggunaan air umpan boiler.

Akibat dari kurangnnya penanganan terhadap air umpan boiler akan

menimbulkan masalah-masalah sebagai berikut :

1. Pembentukan kerak

2. Peristiwa korosi

3. Pembentukan deposit

4. Terjadinya terbawanya uap (steam carryover)

4.2.1. Pembentukan Kerak

Terbentuk kerak pada dinding boiler terjadi akibat adanya mineral-

mineral pembentukan kerak, misalnya ion-ion kesadahan seperti Ca2+ dan

Mg2+ dan akibat pengaruh gas penguapan. Disamping itu pula dapat

disebabkan oleh mekanisme pemekatan didalam boiler karena adanya

pemanasan. Jenis-jenis kerak yang umum dalam boiler adalah kalsium sulfat,

senyawa ailikat dan karbonat. Zat-zat dapat membentuk kerak yang keras dan

padat sehingga bila lama penanggulangannya akan sulit sekali untuk

dihilangkan. Silika diendapkan bersama dengan kalsium dan magnesium


32

sehingga kerak semakin keras dan semakin sulit untuk dihilangkan.

(Gaffert,Gustaf A. 1974).

Kerak yang menyelimuti permukaan boiler berpengaruh terhadap

perpindahan panas permukaan dan menunjukan dua akibat utama yaitu

berkurangnya panas yang dipindahkan dari dapur ke air yang mengakibatkan

meningkatkan temperatur disekitar dapur, dan menurunya efisiensi boiler.

Untuk mengurangi terjadinya pembentukan kerak pada boiler dapat

dilakukan pencegahan-pencegahan sebagai berikut :

- Mengurangi jumlah mineral dengan unit softtener

- Melakukan blowown secara teratur jumlahnya

- Memberikan bahan kimia anti kerak

Zat terlarut dan tersuspensi yang terdapat pada semua air alami

dapat dihilangkan/dikurangi pada proses pra-treatment (pengolahan awal)

yang terbukti ekonomis. Penanggulangan kerak yang sudah ada dapat

dilakukan dengan cara :

- On-line cleaning yaitu pelunakan kerak-kerak lama dengan bahan kimia

selama boiler beroperasi normal.

- Off-line cleaning (acid cleaning) yaitu melarutkan kerak-kerak lama

dengan asam-asam khusus tetapi Boiler harus berhenti beroperasi.

- Mechanical cleaning : dengan sikat, pahat, scrub, dan lain-lain.

(Gaffert,Gustaf A. 1974).
33

4.2.2. Peristiwa Korosi

Korosi dapat disebabkan oleh oksigen dan karbon dioksida yang

terdapat dalam uap yang terkondensasi (kombinasi udara dengan air panas,

garam dan kontaminasi lain yang berpotensi untuk menghasilkan korosi).

Korosi merupakan peristiwa logam kembali kebentuk asalnya di alam misalnya

besi menjadi oksida besi, alumunium dan lain-lain. Peristiwa korosi dapat

terjadi disebabkan oleh :

- Gas-gas yang bersifat korosif seperti O2, CO2, H2S

- Kerak dan deposit

- Perbedaan logam (korosi galvanis)

- pH yang terlalu rendah dan lain-lain

jenis korosi yang dijumpai pada boiler dan sistem uap adalah general

corrosion, pitting (terbentuknya lubang) dan embrittlement (peretakan baja).

Adanya gas yang terlarut, oksigen dan karbon dioksida pada air umpan boiler

adalah penyebab utama general corrosion dan pitting corrosion (tipe oksigen

elektro kimia dan diferensial).

Untuk mengurangi terjadinya peristiwa korosi dapat dilakukan

pencegahan sebagai berikut :

- mengurangi gas-gas yang bersifat korosif

- mencegah terbentuknya kerak dan deposit dalam boiler

- mencegah korosi galvanis

- menggunakan zat yang dapat menghambat peristiwa korosif

- mengatur pH dan alkalinitas air boiler dan lain-lain


34

4.2.3. Peristiwa Pembentukan Deposit

Deposit merupakan peristiwa penggumpalan zat dalam air umpan boiler

yang disebabkan oleh adanya zat padat tersuspensi misalnya oksida besi,

oksida tembaga dan lain-lain. Peristiwa ini dapat juga disebabkan oleh

kontaminasi uap dari produk hasil proses produksi. Sumber deposit didalam

air seperti garam-garam yang terlarut dan zat-zat yang tersuspensi didalam air

umpan boiler. Pemanasan dan dengan adanya zat tersuspensi dalam air pada

boiler menyebabkan mengendapnya sejumlah muatan yang menurunkan daya

kelarutan, jika temperatur dinaikkan. Hal ini menjelaskan mengapa kerak dan

sludge (lumpur) terbentuk. Kerak merupakan bentuk deposit-deposit yang

tetap berada pada permukaan boiler sedangkan sludge merupakan bentuk

deposit-deposit yang tidak menetap atau deposit lunak (Milton, J.H. 1990)

Pada ketel bertekanan tinggi, silika muda mengendap dengan uap dan

dapat membentuk deposit yang menyulitkan pada daun turbin.

Pencegahan - pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi

terjadinya peristiwa deposit dapat dilakukan diantaranya :

- Meminimalisasi masuknya mineral-mineral yang dapat menyebabkan

deposit seperti oksida besi, oksida tembaga dan lain-lain

- Mencegah korosi pada sistem kondensat dengan proses netralisasi

(mengatur pH 8,2 – 9,2) dapat juga dilakukan dengan mencegah

kebocoran udara pada sistem kondensat.

- Mencegah kontaminasi uap selajutnya menggunakan bahan kimia untuk

mendispersikan mineral-mineral penyebab deposit.


35

Penanggulangan terjadinya deposit yang telah ada dapat dilakukan

dengan acid cleaning, online cleaning dan mechanical cleaning.

4.2.4. Kontaminasi Uap

Ketika air boiler mengandung garam terlarut dan zat tersuspensi

dengan konsentrasi yang tinggi, ada kecenderungan baginya untuk

membentuk busa secara berlebihan sehingga dapat menyebabkan steam

carryover zat-zat padat dan cairan pengotor kedalam uap.

Steam carryover terjadi jika mineral-mineral dari boiler ikut keluar

bersama dengan uap ke alat-alat seperti superheater, turbin dan lain-lain.

Kontaminasi-kontaminasi ini dapat diendapkan kembali pada sistem uap atau

zat-zat itu akan mengontaminasi proses atau material-material yang

diperlukan steam. (Naibaho, P.M. 1996)

Steam carryover dapat dihindari dengan menahan zat-zat padat terlarut

pada air boiler dibawah tingkat tertentu melalui analisa sistematis dan kontrol

pada pemberian zat-zat kimia dan blowdown. Carryover karbon dioksida dapat

mengembalikan uap dan asam-asam terkondensasi.

4.3. Pemeliharaan Boiler Pipa Air (Water Tube Boiler)

Kegiatan pemeliharaan ini sebelumnya telah direncanakan baik dari segi

waktu, tipe pekerjaan, suku cadang maupun pendukung lainnya. Bisa dikatakan

pemeliharaan ini ialah pemeliharaan Preventive untuk mengetahui berbagai jenis

kerusakan yang terjadi ketika sedang beroperasi.


36

Gambar 4.2. : Pemeliharaan Pada Boiler Water Wall (Water Tube Boiler)

a. Predictive Maintenance (Pemeliharaan Perkiraan)

Kegiatan ini merupakan salah satu sistem pemeliharaan yang

didasarkan pada kondisi alat (Condition Base), pengambilan data

dilakukan secara periodik atau saat terjadi gejala penyimpangan pada

alat. Pengambilan data dan dianalisis oleh bagian inspeksi teknik dengan

menggunakan peralatan tertentu (alat ukur vibrasi, alat deteksi suara dan

lain-lain) dan hasil analisa ini berupa rekomendasi yang ditunjukan pada

dinas terkait. Sasaran dari Predictive Maintenance adalah untuk

mengetahui gejala penyimpangan alat secara dini sehingga tidak terjadi

mesin mati karena rusak (Breakdown) terutama pada alat-alat yang

beroperasi secara single run yaitu alat-alat produksi yang penting dan

jumlah mesinnya satu.


37

b. Routine Maintenance (Pemeliharaan Rutin)

Kegiatan ini dilakukan terhadap peralatan opersional yang dilakukan

setiap hari dengan tujuan untuk memonitor atau mengetahui kondisi alat,

sehingga apabila ada gejala kerusakan atau penyimpangan dapat

diketahui secara dini.

c. Overhaul

Kegiatan pemeliharaan ini dilakukan dengan cara memeriksa

bagian internal dan mengganti part tertentu yang penting. Sasaran dari

tindakan ini adalah mengembalikan kondisi alat ke keadaan semula.

Tindakan pemeliharaan ini dilakukan berdasarkan waktu (Time Base).

Jadi secara periodik alat dalam kondisi baik maupun tidak dimatikan untuk

dilakukan Overhaul.

Adapun kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada Water Tube

Boiler (Boiler Pipa Air ) adalah :

1. Pemeliharaan Harian

 Visual Inspection

 Pemeriksaan Temperatur

 Pemeriksaan Pressure

2. Pemeliharaan Mingguan

 Visual Inspection

 Pemeriksaan Temperatur

 Pemeriksaan Pressure
38

 Pemeriksaan peralatan dari ketidak normalan dan kondisi

operasi sesuai dengan standart operasi

3. Pemeriksaan Bulanan

 Visual Inspection

 Pemeriksaan Temperatur

 Pemeriksaan Pressure

 Pemeriksaan peralatan dari ketidak normalan dan kondisi

operasi sesuai dengan standart operasi dengan

menggunakan peralatan yang sederhana saat operasi.

Bagian pemeliharaan harus menentukan metode

pemeriksaan dan urutan pelaksanaan pemeriksaan.

Tujuan perusahaan menggunakan Preventive Maintenance agar

terjamin hal-hal sebagai berikut :

a) Keamanan Water Tube Boiler dan Operator

b) Kelancaran proses produksi

c) Kualitas produk

4.4. Faktor Pendukung Pemeliharaan Boiler Pipa Air

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeliharaan strategi pemeliharaan

adalah :

a) Umur peralatan atau mesin produksi

b) Tingkat kapasitas pemakaian mesin

c) Kesiapan suku cadang

d) Kemampuan tim pemeliharaan untuk bekerja cepat


39

4.5. Penanganan Kerusakan

Selain dari proses perbaikan itu sendiri tim pemeliharaan mempunyai tugas

mencari penebab yang sering terjadi pada mesin. Selain mendapat laporan

kerusakan dari operator pada komponen mesin tim pemeliharaan juga

menganalisa kerusakan-kerusakan pada komponen mesin.

Faktor yang muncul dari analisa terhadap mesin antara lain :

 Jam operasi mesin

 Adanya kelainan yang secara visual bisa mempengaruhi produktivitas

mesin

 Menurunnya performance mesin itu sendiri

Penanganan kerusakan pada tube dilakukan dengan cara mengganti

tube yang rusak tersebut dengan tube yang baru yang telah tersedia, biasanya

kerusakan terjadi minimal 1 tahun untuk penggantian Water Tube Boiler.

4.6. Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Boiler Pipa Air

 Adapun keuntungan menggunakan Water Tube Boiler adalah :

 Menghasilkan uap dengan tekanan lebih tinggi dari pada ketel pipa api.

 Untuk daya yang sama, menepati ruang/tempat yang lebih kecil daripada

ketel pipa api.

 Laju aliran uap lebih tinggi.

 Komponen-komponen yang berbeda bisa diurai sehingga mudah untuk

dipindahkan.
40

 Permukaan pemanasan lebih efektif karena gas panas mengalir keatas

pada arah tegak lurus.

 Pecah pada pipa air tidak menimbulkan kerusakan ke seluruh ketel.

 Adapun kerugian menggunakan Water Tube Boiler adalah :

 Air umpan mensyaratkan mempunyai kemurnian yang tinggi untuk

mecegah endapan kerak di dalam pipa. Jika terbentuk kerak di dalam pipa

bisa menimblkan panas yang berlebih dan pecah.

 Ketel pipa air memerlukan perhatian yang lebih hati-hati bagi

penguapannya, karena itu akan menimbulkan biaya operasi yang lebih

tinggi.

 Pembersihan pipa air tidak mudah dilakukan.


41

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan materi Water Tube Boiler maka dapat diambil


kesimpulan sebagai berikut :

a. Proses Pelaksanaan Pemeliharaan Water Tube Boiler

Pada pelaksanaan pemeliharaan yang dilaksanakan pada Water Tube

Boiler juga diterapkan pada semua jenis mesin lain yang ada di perusahaan.

Dalam hal ini perlu dipertimbangkan secara baik bentuk pemeliharaan yang

akan diterapkan sehubungan dengan kebutuhan produksi, waktu, biaya, dan

kondisi peralatan yang dikerjakan, maka diperlukan strategi pemeliharaan.

Faktor –faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi pemeliharaan adalah:

a) Umur peralatan atau mesin produksi

b) Tingkat kapasitas pemakaian mesin

c) Kesiapan suku cadang

d) Kemampuan tim pemeliharaan untuk bekerja cepat

b. Metode Pemeliharaan Water Tube Boiler

Dalam hal ini pemeliharaan pada mesin Water Tube Boiler ataupun

mesin – mesin yang terdapat pada perusahaan dilaksanakan secara rutin

adapun pelaporan kerusakan dari pihak operator yang selama 24 jam

menjaga mesin beroperasi.


42

Pelaksanaan metode pemeliharaan ini perlu dipertimbangkan dengan

pengaruhnya terkait produktivitas perusahaan, maka dalam pelaksanaan

metode pemeliharaan harus mengkoordinasi pekerjaan pemeliharaan dengan

kebutuhan produksi.

Pemeliharaan yang dilakukan secara terjadwal lebih teratur dalam

melakukan tindakan jika terjadi kerusakan dari pada pemeliharaan yang tidak

terjadwal.

Dalam hal ini tim pemeliharaan akan melaksanakan pemeliharaan

terjadwal sesuai dengan daftar umur kerusakan pada komponen mesin. Dan

dalam pelaksanaan pemeliharaan ini tim pemeliharaan akan membuat suatu

riwayat perbaikan atau penggantian komponen – komponen mesin jika

memang sudah waktunya diganti.

1.2. Saran

dihadapi, maka dapat diambil saran yang dapat dijadikan bahan

pertimbangan bagi perusahaan agar dapat mencapai efisiensi dan efektifitas

dalam melakukan kebijaksanaan pemeliharaan, yaitu dengan menggunakan

pemeliharaan preventive yang dilakukan secara berkala dan terus – menerus agar

tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, sedangkan secara teknis harus sesuai

dengan procedure, Standart Opersional Prosedure yang digunakan oleh

perusahaan, agar Water Tube Boiler tidak terjadi kerusakan/kebocoran.


43

DAFTAR PUSTAKA

- https://lppmunigresblog.files.wordpress.com/2013/06/jurnal-ta-pdf.pdf

- http://ahmadelc.blogspot.com/2014/01/pembangkit-listrik-tenaga-uap-pltu.html

- Data seminar “Muhammad Ridwan, angkatan 2011 (Pemeliharaan Fire Tube

Boiler)”.

- file:///D:/BAB_II.pdf

- http://www.d-p-y.com/2013/05/perawatan-maintenance-pada-boiler-water.html

- http://eprints.undip.ac.id/41158/3/BAB_II.pdf

- http://obilparulian.blogspot.com/2012/06/v-behaviorurldefaultvmlo_3323.html

- http://www.slideshare.net/restiava/boiler-32432517

- http://deditutibiokim.blogspot.com/2011/12/boiler-dan-jenis-jenis-boiler.html

- https://mechanicalengboy.wordpress.com/2012/12/23/jenis-jenis-korosi-part-2/

Anda mungkin juga menyukai