PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepala sekolah sebagai pemimpin dalam mengelola satuan pendidikan
disyaratkan menguasai keterampilan dan kompetensi tertentu yang dapat
mendukung pelaksanaan tugasnya. Kompetensi menuntut kemampuan kognitif,
kondisi afektif, nilai-nilai, dan ketrampilan tertentu yang khas dan spesifik
berkaitan dengan karakteristik jabatan atau tugas yang dilaksanakan.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah yaitu kompetensi
sosial yang berguna untuk menjalin komunikasi secara lisan dan tulisan dengan
masyarakat sekolah baik di luar maupun di dalam. Kompetensi sosial kepala
sekolah sebagaimana tertulis dalam peraturan Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah
bahwa kepala sekolah harus bekerjasama dengan pihak lain untuk kepentingan
sekolah/madrasah, berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, dan
memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain. Ada pun ruang
lingkup yang saya bahas dalam makalah ini yaitu pendekatan, teknik dan
instrumen pengukuran kompetensi sosial.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi sosial?
2. Apa saja dimensi kompetensi sosial?
3. Bagaimana pendekatan yang digunakan dalam kompetensi sosial?
4. Bagaimana teknik yang digunakan dalam kompetensi sosial?
5. Bagaimana instrumen pengukuran dalam kompetensi sosial?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kompetensi sosial.
2. Untuk mengetahui substansi kompetensi sosial.
3. Untuk menambah informasi terkait pendekatan yang digunakan dalam
kompetensi sosial.
1
2
D. Manfaat Penulisan
1. Dapat menambah informasi mengenai kompetensi sosial.
2. Dapat memberikan pengetahuan tentang dimensi kompetensi sosial.
3. Dapat memberikan wawasan tentang pendekatan kompetensi sosial.
4. Dapat memberikan pengetahuan tentang teknik kompetensi sosial.
5. Dapat mengetahi instrumen pengukuran kompetensi sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
Menurut Mulyasa (2012) ada tujuh kompetensi sosial yang harus dimiliki
agar dapat berkomunikasi dan bergaul secara efektif dan efisien yakni
a) Memiliki pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama
b) Memiliki pengetahuan tentang budaya dan tradisi
c) Memiliki pengetahuan tentang inti demokrasi
d) Memiliki pengetahuan tentang estetika
e) Memiliki pengetahuan tentang apresiasi dan kesadaran sosial
f) Memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan
g) Memiliki kesetiaan terhadap harkat dan martabat manusia.
Jadi, pendekatan perilaku kepala sekolah bisa dilihat dari kemampuan
komunikasi sehari-hari di sekolah.
4. Pendekatan Situasi (Situational Approach)
Pendekatan situasional biasa disebut dengan pendekatan kontingensi.
Pendekatan ini didasarkan atas asumsi bahwa keberhasilan kepemimpinan
suatu organisasi atau lembaga tidak hanya bergantung atau dipengaruhi oleh
perilaku dan sifat-sifat pemimpin saja. Tiap organisasi atau lembaga memiliki
ciri-ciri khusus dan unik. Bahkan organisasi atau lembaga yang sejenispun
akan menghadapi masalah yang berbeda karena lingkungan yang berbeda,
semangat, watak dan situasi yang berbeda-beda ini harus dihadapi dengan
perilaku kepemimpinan yang berbeda pula.
Seperti kepekaan pada diri kepala sekolah. Dalam kamus besar bahasa
indonesia, kata kepekaan berarti mudah bergerak;kesanggupan bereaksi
terhadap suatu keadaan. Adapun sosial berarti berkenaan dengan masyarakat;
memperhatikan kepentingan umum. Jadi kepekaan masalah sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan untuk bereaksi terhadap permasalahan yang
sedang dihadapi oleh masyarakat berkenaan dengan kepentingan umum.
Manusia adalah makhluk sosial, maka antara manusia mempunyai hubungan.
Berbicara mengenai hubungan berarti berbicara mengenai relasi. Setiap
manusia di dunia ini pasti memiliki relasi dan relasi yang paling dekat dengan
manusia adalah relasi dengan dirinya sendiri. Ketika manusia dapat berelasi
baik dengan dirinya, maka relasi dengan manusia lain, alam semesta dan
Tuhan juga akan terjalin baik. Relasi yang baik ini akan menimbulkan
9
Pihak sekolah sesekali juga memanggil orang tua murid datang ke sekolah.
Setelah datang, mereka diberi penjelasan tentang perkembangan
pendidikan di lembaga tersebut. Mereka juga perlu diberi penjelasan
khusus tentang perkembangan pendidikan anaknya.
c) Pertemauan.
Sekolah mengundang masyarakat dalam acara pertemuan khusus untuk
membicarakan masalah atau hambatan yang dihadapi sekolah. Pertemuan
ini sebaiknya diadakan pada waktu tertentu yang dapat dihadiri oleh semua
pihak yang diundang. Sebelum pertemuan dimulai acaranya disusun
terlebih dahulu. Oleh karena itu, setiap akan mengadakan pertemuan
sebaiknya dibentuk panitia penyelenggara.
3. Teknik peragaan.
Hubungan sekolah dengan amsyarakat dapat dilakukan dengan mengundang
masyarakat dengan melihat peragaan yang diselenggarakan sekolah.
Penyelenggaraan yang diselenggarakan biasanya berupa pameran keberhasilan
murid. Misalnya di TK menampilkan anak-anak bernyanyi, membaca puisi,
dan menari. Pada kesempatan itu, kepala sekolah atau guru dapat
menyampaikan program-program peningkatan mutu pendidikan dan juga
masalah atau hambatan yang dihadapi dalam merealisasikan program-program
itu.
4. Teknik elektronik
Seiring dengan perkembangan teknologi elektronik maka dalm mengakrabkan
sekolah dengan orang tua murid dan masyarakat, pihak sekolah dapat
menggunakan sarana elektronik, misalkan denga telepon, televisi dan radio,
sekaligus sebagai sarana untuk program pendidikan.
Dijelaskan pula oleh Soekarto Indra Fachrudi di dalam buku Kompri (2017),
bahwa ada 11 teknik yang dapat dilakukan untuk memberikan gambaran tentang
sekolah yang perlu diketahui oleh masyarakat. Teknik-teknik tersebut antara lain:
1. Laporan kepada orang tua murid.
Laporan yang diberikan oleh sekolah kepada masyarakat berisi laporan
tentang kemajuan anak, aktivitas anak di sekolah, kegiatan sekolah sendiri,
dan segala sesuatu yang terjadi di sekolah sehubung dengan pendidikan anak
12
sekolah. Laporan ini dapat dilakukan sekali dalam tiga atau empat bulan,
semesteran atau tahunan.
2. Bulletin bulanan.
Bulletin bulanan dapat di usahakan oleh guru, staf sekolah,dan para orang tua
yang dapat diterbitkan satu bulan sekali. Bahkan dapat juga melibatkan murid,
sambil memberikan latihan dan membentuk kader dari pihak murid. Isi
bulletin bulanan ini adalah tentang kegiatan sekolah, artikel-artikel guru dan
murid (bisa juga artikel dari orang tua murid, pengumuman-pengumuna
sekola, berita-berita sekolah, dan berita-berita msayarakat yang perlu
diketahui sekolah dan lain sebagainya.
3. Penerbitan surat kabar.
Apabila dimungkinkan, sekolah dapat menerbitkan surat kabar sekolah. Isinya
menyangkut segala aspek yang menunjang kesuksesan program pendidikan.
Artikel-artikel yang dimuat punharus berkaitan dengan dunia pendidikan
sesuai dengan bidang yang dipelajari anak didik. Berita-berita yang di muat
hendaknya juga berita –berita yang memiliki nilai didik.
4. Pameran Sekolah.
Pameran sekolah merupakan metode yang sangat efektif untuk memberikan
gambaran tentang keadaan sekolah dengan berbagai hasil aktivitasnya.
Masyarakat dapat melihat secara langsung keadaan sekolah dengan
mengunjungi pameran tersebut. Tempat penyelenggaraan pameran dapat di
dalam kelas atau di luar kelas, yaitu di halam sekolah. Bahkan dapat juga
diluar sekolah.
5. Open house.
Open house merupakan suatu metode mempersilahkan masyarakat yang
berminat untuk meninjau sekolah serta mengobservasi kegiatan dan hasil kerja
murid dan guru yang diadakan pada waktu yang telah terjadwal. Pada saat
itulah masyarakat dapat melihat secara langsung proses pembelajaran yang
berlangsung di sekolah itu. Dari gambaran ini, masyarakat dapat memberikan
penilaian atas pelaksanaan pendidikan di sekolah tersebut.
6. Kunjungan ke sekolah (school visitation).
13
E. Instrumen Pengukuran
Menurut Sugiono dalam Direkorat Tenaga Kependidikan (2008) instrument
penilitian yaitu alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam mengukur
fenomena alam serta sosial yang sesuai dengan variable penelitian.
1. Kuesioner atau angket
Angket atau kuesioner pada umumnya digunakan sebagai instrument
peneletian suervei. Jenis pertanyaan yang ada dalam kuesioner adalah jenis
pertanyaan yang dibutuhkan dalam laporan.
2. Wawancara
Wawancara memiliki tingkat kemudahan sendiri dibandingkan dengan
kuesioner karena jika wawancara tidak melakukan perhitungan secara
statistika, namun begitu dalam wawancara membutuhkan waktu yang relative
lama dibandingkan dengan angket.
3. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan kegiatan memperhatikan objek
penelitian dengan saksama. Selain itu, kegiatan observasi bertujuan mencatat
setiap keadaan yang relevan dengan tujuan penilitian.
15
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara lain untuk dapat memperoleh data responden danin
forman. Dengan dokumentasi, peniliti memperoleh informasi dan berbagai
macam sumber.
5. Tes
Tes sebagai instrument penilitian, khususnya dalam pengumpulan data
penilitian merupakan serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur
ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, dan bakat.
Instrumen pengukuran kompetensi sosial dapat dilakukan dengan patokan
capaian kompetensi dimana kompetesi yang dimiliki kepala sekolah dinilai
berdasarkan dimensi sosial. Tahap pertama yaitu mengisi butir penilaian sesuai
pertanyaan atau alternatif penerapan patokan. Selanjutnya menjawab sejauh mana
tingkat penilaian kompetensi yang dimiliki dalam kompetensi sosial dan disertai
dengan bukti praktik yang dilakukan. Setelah penilaian, skor yang diperoleh
dihitung dan diukur sejauh mana keberhasilan kepala sekolah dalam melakukan
kompetensi sosial.
Contoh Instrumen pengukuran untuk kepala sekolah sebagai berikut:
INSTRUMEN PENILAIAN
KOMPETENSI SOSIAL KEPALA SEKOLAH
NO PERNYATAAN SKALA PENILAIAN
TP P JR SR SL
KepalaSekolah :
1 Melibatkan Guru dalam penyusunan
program jangka panjang Sekolah
2 Melibatkan Guru dalam penyusunan
program jangka pendek Sekolah
3 Menyelenggarakan sekolah berdasarkan
pada renstra
4 Melakukan analisis kebutuhan sekolah
5 Melibatkan Guru dalam penyusunan
analisis kebutuhan sekolah
16
A. Kesimpulan
Kompetensi sosial merupakan kemampuan kepala sekola dalam hubungan
bermasyarakat dengan siswa, guru dan warga sekolah. Kepala sekolah dalam
rangka menunjang kemampuan sosial tersebut harus memiliki kemampuan dalam
hal kepekaan sosial, kemudian dilanjutkan dengan faktor memberikan bantuan
kepada pihak lain, komunikasi, bekerja sama, dan berpartisipasi dalam kegiatan
sosial.
Pendekatan yang dilakukan yaitu pendekatan sifat (trait approach),
pendekatan kekuasaan (power approach), pendekatan perilaku (behaviour
approach), pendekatan situasi (situational approach). Adapun tekniknya yaitu
teknik tulis, lisan, peragaan dan elektronik. Sedangkan instrumen atau alat bantu
yang digunakan dalam kompetensi sosial yaitu kuesioner atau angket, wawancara,
observasi, dokumentasi dan tes.
B. Saran
Adanya makalah ini, saya berharap kepala sekolah mampu melakukan
pendekatan kepada masyarakat atau warga sekolah dalam menjalin hubungan
sosial. Kepala sekolah dalam melakukan pendekatan sebaiknya didukung dengan
teknik dan instrumen pengaturan. Adanya hal tersebut dapat memaksimalkan
kompetensi sosial kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya.
18
DAFTAR RUJUKAN
19