Anda di halaman 1dari 3

Surgery in chronic Rhinosinusitis: Indication, Preparation and Post

Operative Evaluation
Dolly Irfandy
Rinosinusitis Kronis (RSK) adalah penyakit inflamasi mukosa hidung dan sinus
paranasal yang berlangsung paling kurang 12 minggu, sekurang- kurangnya terdapat dua
gejala dan salah satunya harus berupa hidung tersumbat atau ingus kental
(anterior/posterior) dengan dan tanpa nyeri/ tekanan pada wajah, dengan dan tanpa
gangguan penciuman dan salah satu dari temuan nasoendoskopi yaitu polip dan atau sekret
mukopurulen dari meatus media dan atau edema atau obstruksi mukosa di meatus medius
dan atau perubahan gambaran Computed Tomography Scan (CT Scan) berupa perubahan
mukosa di kompleks osteomeatal dan atau sinus. Penyakit ini merupakan penyakit
multifaktorial dan memiliki etiologi yang kompleks serta saling mempengaruhi antara
berbagai mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus, gangguan lingkungan polutan atau
asap rokok dan faktor host seperti sistem imun dan penyakit yang mendasari. RSK
dikarakteristikkan dengan inflamasi kronis pada mukosa hidung dan sinus paranasal,
terjadinya banyak pelepasan sitokin dan remodeling jaringan termasuk perubahan pada
matriks ekstraselular, deposit protein dan struktur jaringan. 1-4
Tabel 1 Daftar Penyebab Sinusitis yang Sering dan yang Jarang5

Penyebab yang sering Penyebab yang Jarang

 Infeksi virus  Cystic fibrosis


 Rinitis alergi dan non alergi  Neoplasma
 Varian anatomi  Ventilasi mekanik
 Abnormalitas kompleks osteomeatal  Penggunaan selang hidung, seperti
 Deviasi septum nasogastric tube
 Concha bullosa  Triad Samter (sensitivitas aspirin, rinitis,
 Hypertrophic middle turbinates asma)
 Merokok  Sarkoidosis
 Diabetes mellitus  Granulomatosis Wegener
 Berenang, menyelam, mendaki ke puncak  Sistem imun rendah
tertinggi  Operasi sinus
 Infeksi gigi dan prosedur pada gigi  Sindroma silia imotil

Indikasi Operasi pada pasien Rinosinusitis6,7:


1. Rinosinusitis yang tidak membaik dengan terapi yang adekuat (tidak respons terhadap
pengobatan).
2. Rinosinusitis dengan komplikasi seperti abses orbita atau komplikasi intrakranial seperti
meningitis dan abses serta jamur
3. Polip yang ekstensif (tidak responsif terhadap pengobatan yang adekuat)
4. Penurunan kualitas hidup sesuai gejala pada Sinonasal Outcome Test (SNOT) 22 minimal
skor 20
5. Temuan Radiologis berupa inflamasi sinus pada CT Scan (minimal Skor Lund-MacKay 1)
dan gangguan anatomi.
Persiapan Operasi:
1. Pemberian steroid oral/topikal untuk mengurangi perdarahan selama operasi
2. pemberian antibiotik sebelum operasi hanya diindikasikan dengan tanda infeksi akut

sebelum operasi. Pemberian dekongestan topikal dapat kurangi perdarahan.

3. pemeriksaan nasoendoskopi secara rutin pre operatif untuk menilai dan mempersiapkan
kemukinan yang akan dihadapi selama operasi
4. CT Scan Sinus paranasal yang dilakukan setelah kegagalan terapi yang adekuat.
5. Kewaspadaan diperlukan pada pasien dengan kasus hipertensi yang tidak terkontrol.
Hentikan pemakaian warfarin selama 5 hari sebelum operasi, hentikan aspirin dan
clopidrogel pada 7 hari sebelum operasi.
6. Pengenalan lapangan operasi melalui penguasaan CT Scan Sinus Paranasal (CLOSE
Method)
Evaluasi Pasca Operasi
1. Irigasi nasal saline direkomendasikan pasca operasi dan debridement rongga sinus.
2. nasal steroid juga direkomendasikan
3. antibiotik, steroid sistemik, dekongestan topikal dianggap opsiona pasca operasi
4. penilaian nasoendoskopi dilakukan sampai 3 bualan pasca operasi
5. kriteria evaluasi objekyif berupa; epitelisasi mukosa rongga ethmoid baik, tidak ada tanda-
tanda sekret patologis, ostia cukup terbuka
6. evaluasi subjektif terdiri dari perbandingan keluhan sebelum denngan sesudah operasi

Daftar Pustaka
1. Bachert C, Holtappels G. Pathophysiology of chronic rhinosinusitis, pharmaceutical therapy options.
Laryngorhinootologie. 2015;94
2. Bordin A, Sidjabat HE, Cottrell K CA. Chronic rhinosinusitis : a microbiome in dysbiosis and the search for
alternative treatment options. Microbiol Aust. 2016;1071(10):149-152.

3. Fokkens W, Lund V, Mullol J. European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps. Rhinology.
2012;50(23):1-136.

4. Ramakrishnan VR, Feazel LM, Abrass LJ, Frank DN. Prevalence and abundance of Staphylococcus aureus in
the middle meatus of patients with chronic rhinosinusitis, nasal.

5. Almutairi AF, Shafi RW,Albalawi SA, Basyuni MA, et al. Acute and Chronic Siusitis Cause and Management.
Egyptian Journal of hospital Medicine. July 2017; vol 68(3),p 1513-19.
6. Levine HL. Surgical Approaches: Endonasal endoscopic. In: Sinus Surgery Endoscopic and Microscopic
Approaches, Levine HL, Clemente MP.eds, Thieme, 2005, p: 148-61
7. Smith KA, Rudmik Lmedical therapy, refractory chronic rhinosinutis and productivity costs. Curr Opin Allergy
Clin Immunol 2017, 17:5-11.

Anda mungkin juga menyukai