Nim : R1C117026
Matakuliah : Geohidrologi
Defenisi dan kriteria cekungan air tanah dan non-cekungan air tanah
Kelompok 4 : Akuifer bercelah atau sarang dengan produktif rendah dan daerah
air tanah langka
Material penyusun kelompok ini berupa batuan yang bersifat padu dari
semua jenis batuan. Pada umumnya merupakan satuan batuan berumur tua
meliputi batuan gunung api tua, dan batuan sedimen tua terdiri atas
batugamping,batup a s i r , batu lanau, dan batu lempung sementara batuan beku
dan metamorf pada umumnya merupakan daerah air tanah langka.karena berumur
tua batuan padu sudah mengalami tektonik sehingga banyak terdapat struktur
geologi.Karena sifat batuan padu umumnya mempunyai permeabilitas yang
rendah,maka keterdapatan air tanah pada batuan padudi Indonesia dapat dikatakan
tidak memiliki arti penting.Air tanah terutama mengisi rekahan,celahan dan
bidang lapisan dari batuan.Oleh sebab itu,keterdapatan air tanah umumnya relatif
kecil akibat sistem rekahan yang tidak berhubungan secara baik.
Daerah imbuhan dan daerah lepasan air tanah
a. Tekuk lereng
Tekuk lereng merupakan batas antara morfologi dataran dengan
perbukitan.Biasanya merupakan daerah kaki bukit atau kaki
pegunungan.Misalnya apabila seseorang menyusuri jalan didaerah dataranke
arah hulu kemudian menemukan tanjakan maka secara sederhana dapat
dikatakan bahwa batas antara dataran dan tanjakan tersebut adalah tekuk
lereng.daerah imbuhan secera sederhana dapat disebutkan terletak diatas
tekuk lereng tersebut dan untuk daerah lepasannya terletak dibawah tekuk
lereng.penggambaran garis tekuk lerengdapat dilakukan dengan
menggunakan peta topografi,foto udara atau dari citra satelit.metoda ini
sangat kasar namun dapat dilakukan pada daerah yang data hidrogeologinya
tidak memadai atau tidak tersedia.
b. Pola aliran sungai
Daerah imbuhan secara sederhana dapat dikenali dalam satu daerah yang
terdiri atas serangkaian anak sungai.daerah imbuhan pada umumnya
dicirikan dengan morfologi kawasan yang ditempati oleh beberapa anak
sungai yang relatif pendek.Daerah imbuhan pada umumnya ditrmpati oleh
sungai orde ketiga dan keempat atau orde yang lebih rendah lagi.daerah
lepasan secara sederhana dapat dikenali dalam satu daerah yang terdiri atas
sungai induk dan beberapa cabang sungai utama.Pada umumnya dicirikan
dengan morfologi kawasan yang ditempati oleh aliran sungai utama atau
beberapa cabang aliran sungai utama yang alurnya relatif panjang.Daerah
lepasan pada umumnya ditempati oleh sungai orde pertama dan
kedua.identifikasi daerah imbuhan dan lepasan dapat di tentukan
berdasarkansifat aliran sungai.Daerah Imbuhan ditandai dengan sungai yang
sebagian alirannya memasok air tanah yang dibawahnya.atau dikatakan
bahwa air sungai yang sebagianalirannya masuk kedalam sistem air
tanah.sungai tersebut biasanya disebut sebagai influent stream.
c. Pemunculan mata air
Mata air pada umumnya banyak terdapat didaerah kaki bukit,kaki
pegunungan atau tekuk lereng serta pada lereng bukit dan lereng
pegunungan bagian bawah.kawasan disebelah bawah atau hilir dari titik
pemunculan mata air merupakan daerah lepasan air tanah sedangkan
kawasan sebelah atas atau hulu dari titik pemunculan mata air merupakan
daerah imbuhan air tanah.
d. Kedalaman muka air tanah
Metoda penentuan daerah imbuhan dan lepasan air tanahpada cekungan ait
tanag dengan menggunakan data kedudukan atau kedalaman muka air
tanah.Menurut Freeze dan Cherry,1979 daerah imbuhanmerupakan
bagiandari cekungan yang dicirikan dengan aliran air tanah pada lapisan
jenuh mengalir menjauhi muka air tanah.daerah lepasan merupakan bagiaan
dai cekungan yang dicirikan dengan aliran air tanah pada lapisan jenuh
mengalir menujumuka air tanah,didaerah lepasanarah aliran air tanah
didekat permukaan mengarah keatas,batas antara imbuhan dan lepasan
disebut hinge line
e. Isotop alam
Isotop alam yang digunakan untuk penentuan daerah imbuhan adalah
isotopstabil 2H(deuterium) dan 18
O yang disebut isotop berat.metoda ini
didasarkan atas adanya hubungan fungsi ketinggian topografi terhadap
komposisi 2H dan 18
O dalam air hujan sehingga sesuai dengan harga rata-
rata distribusi konsentrasi air hujan yang meresap pada ketinggian tertentu
memalaui infiltrasi.
a) Pelepasan ke sungai
Peluahan aur tanah biasanya menjadi aliran dasar dari sungai atau keluaran
dari lapisan tidak tertekan atau akuifer artesian yang membatasi sungai
yang dapat melupaskan air pelan sesuai perbedaan tinggi air.Kontribusi air
tanah untuk aliran sungai yang aling menentukan adlah pada saat musim
kemarau saat limpasan berkurang sebagai akibat dari kekurangan kadar air
tanah.Sungai yang dapat mempertahankan aliran yang terus menerus
sepanjang tahun disebut sebagai sunagai ajek(parenial) sedangkan sungai
yang kering secara periodik dikenal sebagai sungai musiman(ephemeral
atau intermiten).
b) Pelepasan ke Mata Air
Lokasi mata air sangat tergantung oleh banyak faktor seperti iklim dan
kondisi geologi yang merupakan faktor utama yang menentukan.Keadaan
geologi yang sering dijumpai untuk pemunculan mata air adalah
persinggungan antara dua formasi batuan dengan permeabilitas yang
berbeda.
c) Kawasan lindung dan kawasan Budi daya
Daerah imbuhan air tanah merupakan kawasan lindung air tanah,pada
daerah tersebut air tanah tidak untuk didaya gunakan dan dalam tata ruang
identik sebagai kawasan lindng yaitu wilayah yang ditetapkan dengan
fungsi utama melindungi kelestarianlingkungan hidup yang mencakup
sumber daya alam dan sumber daya buatan.kawasan lindung sumber air
adalah kawasan yang memberikan fungsi lindung pada sumber air
misalnya daerah sempadan sumber air,daerah resapan air,dan daerah
sekitar mata air.
Daerah Non-CAT
Secara geologis,daerah non-CAT umumnya berupa batuan dengan lapisan
tanah(humus)tipis diatasnya.Lapisan tanah yang mampu menyerap air cukup tipis
maka iar yang ditampung lebih banyak dan menyebabkan kondisi lebih lembab
dibandingkan didaerah CAT.Air didalam lapisan tanah ini menjadi sumber
kehidupan tanaman dengan volume yang lebih banyak dibandingkan daerah CAT.
Pada kondisi alami daerah Non-CAT selama lapisan tanah humusnya
masih ada akan relatif lebih subur.Namun apabila tanah humus hilang atau digali
untuk kepentingan pembangunan misalnya maka tanamantidak akan tumbuh lagi
karena hanya batuankedap air yang ada dibawahnya.Contoh daerah Non-CAT
yang sudah kehilangan tanah humus adalah gurun sahara yang dubuktikan bahwa
dulu merupakan kawasan hutan.
Di Indonesia luas CAT adalah 907,615 km2 atau 47,2 % luas daratan
sedangkan luas daerah Non-CAT adalah :1,014,985 km2 atau 52,8% luas
daratan.Didaerah CAT,air hujan menjadi air permukaan,aliran antara (interflow)
dn perlokasi ke air tanah (groundwater) pada daerah Nob-CAT air hujan hanya
menjadi air permukaan dan aliran antara namun tidak ada perkolasi.
Disamping itu karena lapisan tanah diatas batuan cukup dangkal terjadi
pergerakan tanah yang mengakibatjan terjadi banjir bandang serta pergeseran
bangunan diatasnya,contoh nyata bencana dan persoalan yang telah terjadi,adalah
sebagai berikut :