Anda di halaman 1dari 15

Nama : Yusrida

Nim : R1C117026

Matakuliah : Geohidrologi

Ruang Air Tanah

Defenisi dan kriteria cekungan air tanah dan non-cekungan air tanah

Cekungan air tanah didefinisikan sebagai suatu wilayah yang di batasi


oleh batas hidrogeologis,tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses
pengimbuhan,pengaliran,dan pelepasan air tanah dan pelepasan air tanah
berlangsung.Kriteria cekungan air tanah berdasarkan PP.No.43 Tahun 2008
sebagai berikut :

a) Mempunyai batas hidrogeologis yang dikontrol oleh kondisi geologi dan


kondisi hidraulik air tanah.batas hidrogeologis adalah batas fisik wilayah
pengelolaan air tanah.Batas hidrogeologis dapat berupa batas antara batuan
lulus air dan tidak llus air,batas pemisah iar tanah,dan batas yang terbentuk
oleh struktur geologi yang meliputi antara lain kemiringan lapisan
batuan,patahan dan lipatan.
b) Mempunyai derah imbuhan dan daerah lepasan air tanah dalam satu sistem
pembentukan air tanah.derah imbuhan air tanah merupakan kawasan
lindung air tanah,di daerah tersebut air tanah tidak untuk
didayagunakan,sedangkan daerah lepasan air tanah secara umum dapat
didayagunakan,dapat dikatakan sebagai awasan budi daya air tanah.
c) Memiliki satu kesatuan sistem akuifer,yaitu kesatuan susunan
akuifer,termasuk lapisan batuan kedap air yang berada didalamnya.Akuifer
dapat berada pada kondisi tidak tertekan atau bebas (unconfined) dan
tertekan (confined).
Sedangkan non-cekungan air tanah didefinisikan sebagai suatu wilayah
yang tidak mempunyai batas hidrogeologis.Kriteria non-cekungan air tanah adalah
sebagai berikut :

a) Tidak mempunyai batas hidrogeologis yang dikontrol oleh kondisi geologi


dan kondisi hidraulik air tanah.
b) Tidak mempunyai daerah imbuhan dan daerah lepasan air tanah dalam
satu sistem pembentukan air tanah.
c) Tidak memiliki satu kesatuan sistem akuifer.

Sebaran CAT dan Non-CAT di Indonesia

Berdasarkan KepPres No.26 Tahun 2011 Jumlah CAT diIndonesia


sebanyak 421 CAT,terutama tesebar dipulau-pulau besar dengan total potensi air
tanah dalam akuifer bebas danakuifer tertekan diperkirakan mencapai 517 miliar
m3/tahun.sebanyak 80 CAT diantaranya terdapat di pulaau jawa dan pulau Madura
dengan potensi ait tanah sekitar 41 miliar m3/tahun.

Sebaran Non-CAT di Indonesia terdapat pada Kota Jambi,Pulau kaisar


(Prov.Maluku),Fak-Fak,Papua dan Pulau Ambon.

Cekungan Air Tanah

Berdasarkan KepPres No.26 Tahun 2011 Jumlah CAT diIndonesia


sebanyak 421 CAT,terutama tesebar dipulau-pulau besar dengan total potensi air
tanah dalam akuifer bebas danakuifer tertekan diperkirakan mencapai 517 miliar
m3/tahun.sebanyak 80 CAT diantaranya terdapat di pulaau jawa dan pulau Madura
dengan potensi ait tanah sekitar 41 miliar m3/tahun.

Contoh detail peta CAT disuatu lokasi


CAT di Provinsi sulawesi tenggara

Detail CAT di Provinsi Sulawesi Tenggara


Contoh potongan CAT terdiri dari akuifer tertekan dan akuifer bebas

CAT sebagai baseflow

Komponen Cekungan Air Tanah

Beberapa komponen CAT meliputi :

Akuifer(Aquifer) adalah tempat penyimpanan air tanah.Akuifer dapat dibedakan


menjadi dua yaitu akuifer bebas dan akuifer tertekan.Yang membedakan antara air
tanah bebas dan air tanah tertekan pada dasarnya adalah variasi konduktivitas
hidraulik material geologinya.Devenisi akuifer adalah suatu lapisan,formasi,atau
kelompok formasi satuan geologi yang permeable baik yang terkonsolidasi
misalnya lempung,maupun yang tak terkonsolidasi misalnya pasir dengan kondisi
jenuh air dan mempunyai suatu besaran konduktivitas hidraulik sehingga dapat
membawa air dalam jumlah yang ekonomis.Akuifer menurut Freeze dan Chery
(1979) adalah lapisan geologi yang permeable yang dapat membawa air dalam
jumlah besar dibawah gradien hidraulik.Jenis-jenis akuifer terdiri dari :

a) Akuifer bebas merupakan akuifer jenuh air dimana lapisan pembatasnya


adalah aquitard hanya pada bagian dawahnya dan tidak adal pembatas
aquitard dilapisan atasnya,batas dilapisan atas berupa muka air tanah.
b) Akuifer Tertekan merupakan akuifer jenuh air yang dibatasi oleh
aquiclude pada lapisan atas dan bawahnya.Tekanan airnya lebih besar
daripada tekanan atmosfir dan pada lapisan pembatasnya tidak ada air
yang mengalir.akuifer tertekan adalah akuifer yang batas lapisan atas dan
lapisan bawah adalah formasi tidak tembus air,muka air akan muncul
diatas formasi tertekan bawah.Akuifer ini bisa ada atautidak ada pada
permukaan bawah.
c) Akuifer semi confined adalah akuifer jenuh air yang dibatasi oleh lapisan
atas berupa aquitard dan lapisan bawahnya merupakan akuiclude.pada
lapisan pembatas dibagian atasnya kerena bersifat aquitard msih ada air
yang mengalir ke akuifer tersebut walaupun hidraulik konduktivitasnya
jauh lebih kecil dibandingkan hidraulik konduktivitas akuifer.Tekanan
airnya pada akuifer lebih besar dari tekanan atmosfir.

Pengelompokan Akuifer di Indonesia


Menurut Driscoll,1987 pada prinsipnya ada 5 tipe akuifer,yaitu :
a. Akuifer Aluvial
b. Glacial Akuifer
c. Sedimentary Akuifer
d. Igneous Akuifer
e. Metamorphic Akuifer
Direktorat Geologi Tata LingkunganDep.Pertambangan dan Energi 1982
telah menerbitkan peta hidrogeologi indonesia dengan sebaran akuifer
berdasarkan pengelompokan tersebut yang dibagi menjadi 4 akuifer,antara lain
yaitu :
Kelompok 1: Akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir
Material penyusun kelompok akuifer ini berupa hasil rombakan batuan
yang berasal dari daerah pegunungan yang kemudian diendapkan didaerah
dataran,umumnya bersifat lepas tidak kompak disebut sebagaialuvium,memiliki
ukuran butir lempung,lanau,pasir,kerikil,kerakal,bahkan bongkahan.Karena belum
padu pada umumnya aluvium mempunyai porositas dan permeabilitas sedang
hingga tinggi.pada umumnya material hasil rombakan tersebut diendapkn
didaerah dataran berdasarkan lokasi pengendapannya dikenal sebagai aluvium
dataran pantai,aluvium dataran sungai,aluviumendapan rawa,dan aluvium endapan
danau.Keterdapatan air tanah pada batuan lepas umumnya menempati dataran
pantai,cekungan antar gunung,maupun lembah-lembah sungai dengan luas
sebaran bervariasi antara suatu jalur sempit dipantai hingga ratusan kilometer
persegi ditemui di Jawa,sumatera,kalimantan dan papua.Air tanah pada batuan
lepas yang tersebar didataran pantai serta cekungan antar gunung mempunyai
potensi yang tinggi.
Kelompok 2 : Akuifer dengan aliran melalui celahan dan ruang antar butir

Material penyusun kelompok akuifer ini berupa hasil produk gunung


api. Ukuran butir material gunung api beragam, pada konglomerat dan breksi
volkanik ukuran fragmen bervariasi dari beberapa centimeter (kerikil) hingga
beberapa meter (bongkahan) dan diikat (disemen) oleh material berukuran pasir
dan lempung, biasa terdapat pada endapan lahar dan umumnya berperan
sebagai akuifer. Tuf berukuran iempung atau pasir umumnya kedap air.pasir
volkanik gunung api muda umumnya lepas dan lulus air, sedangkan pasir
volkanik gunung api tua umumnya padat, keras dan kurang meluluskan air
kecuali bila banyak rekahan.lava merupakan material gunung api yang pejal dan
keras, bersifat kedap air, biasanya mempunyai penyebaran yang memanjang dari
puncak hingga kaki gunung menempati dan mengikuti alur lembah sungai.
Apabila lelehan lava banyak terdapat retakan atau rongga yang saling
berhubungan maka akan berperan sebagai akuifer yang potensial dan umumnya
menghasilkan air artesis di bagian kaki gunung.Berbagai lokasi di p u l a u
s u m a t e r a , P . J a w a , P . B a l i , P . Lombok,pulau sulawesi,dan pulau sumbawa
banyak terdapat gunung api yang masih cukup aktif sehingga menghasilkan
batuan yang belum padu dan dikenal sebagai batuan gunung api muda yang
memiliki sifat meluluskan air. Pada daerah yang terdapat gunung api yang sudah
tidak aktif umumnya tersusun oleh batuan gunung api tua dengan ciri batuan
yang sudah padu dan keras memiliki sifat yang kurang meluluskan air.Endapan
volkanik yang menempati daerah gunung api muda umumnya berbentuk kerucut,
penyebarannya radial (melingkar), contoh G . Lawu, dan G Merapi-Merbabu,di
Kab. Magelang. Daerah resapan ada di bagian atas (puncak dan bagian tubuh
gunung), ke arah kaki gunung yang lebih rendah air tanah muncul berupa
rembesan atau mata air di beberapa tempat di kaki lereng gunung.

Kelompok 3: Akuifer dengan aliran melalui celahan, rekahan dan saluran

Material penyusun kelompok akuifer ini berupa batuan karbonat (kapur)


terutama batu gamping dan dolomit yang tersebar luas di Indonesia, meskipun
hanya terdiri dari beberapa persen luas daratan Indonesia, yang dapat ditemui di
Sumatera, Jawa, Bali,Sulawesi hingga Papua. Terdapat dua macam batu
gamping yaitu, batu gamping terumbu yang pejal (masif) tidak berlapis dan
batu gamping klastik yang membentuk perlapisan dengan ukuran butir pasir halus
sampai pasir kasar

Penyebaran batu gamping terumbu pada Pegunungan Seribu di Kab.


Gunung Kidul bagian memanjang ke arah Timur meliputi Kab.Wonogiri bagian
Selatan hingga Kab.Pacitan bagian Barat Daya dan Maras di Sulawesi Selatan
berkembang menjadi karst yang terbentuk oleh ratusan bukit berbentuk kerucut
yang dipisahkan oleh lembah-lembah dengan bentuk yang tak beraturan.
Meskipun batu gamping hanya mencakup beberapa persen luas daratan
Indonesia,akan tetapi akuifer pada batu gamping karst tergolong formasi
pembawa air tanah yang terbaik di Indonesia setelah pada endapan volkanik
dan endapan aluvium.

Batu gamping klastik yang terdapat di daerah Sumenep Madura banyak


yang terlipat, diantaranya membentuk sinklin dengan dasar cekungan memanjang
dari Barat dan miring k e Timur mulai dari Guluk Guluk sampai ke Ganding
sampai ke Lenteng, sehingga pada dasar sinklin tersebut banyak terkumpul
air tanah yang mengalir berasal dari kedua sisi lereng sebelah Utara dan dari
selatan.Keterdapatan air tanah pada batu gamping (batu kapur) ditentukan oleh
keberadaan dan hubungan antar celahan, rekahan, dan saluran hasil pelarutan.
Oleh sebab itu air tanah tersebar tidak merata dan potensinya tergantung
terutama pada intensitas lubang-lubang pelarutan, muka air tanah umumnya
dalam dan produksi sumur serta mata air beragam dalam kisaran yang besar
umumnya rendah.

Kelompok 4 : Akuifer bercelah atau sarang dengan produktif rendah dan daerah
air tanah langka

Material penyusun kelompok ini berupa batuan yang bersifat padu dari
semua jenis batuan. Pada umumnya merupakan satuan batuan berumur tua
meliputi batuan gunung api tua, dan batuan sedimen tua terdiri atas
batugamping,batup a s i r , batu lanau, dan batu lempung sementara batuan beku
dan metamorf pada umumnya merupakan daerah air tanah langka.karena berumur
tua batuan padu sudah mengalami tektonik sehingga banyak terdapat struktur
geologi.Karena sifat batuan padu umumnya mempunyai permeabilitas yang
rendah,maka keterdapatan air tanah pada batuan padudi Indonesia dapat dikatakan
tidak memiliki arti penting.Air tanah terutama mengisi rekahan,celahan dan
bidang lapisan dari batuan.Oleh sebab itu,keterdapatan air tanah umumnya relatif
kecil akibat sistem rekahan yang tidak berhubungan secara baik.
Daerah imbuhan dan daerah lepasan air tanah

Daerah imbuhan dan lepasan dapat ditentukan dengan berbagai


metode.agar identifikasi derah imbuhan dan resapan air tanah dapat memberikan
hasil yang optimal.Penentuan daerah imbuhan dan daerah lepasan air tanah dapat
dilakukan berdasarkan

a. Tekuk lereng
Tekuk lereng merupakan batas antara morfologi dataran dengan
perbukitan.Biasanya merupakan daerah kaki bukit atau kaki
pegunungan.Misalnya apabila seseorang menyusuri jalan didaerah dataranke
arah hulu kemudian menemukan tanjakan maka secara sederhana dapat
dikatakan bahwa batas antara dataran dan tanjakan tersebut adalah tekuk
lereng.daerah imbuhan secera sederhana dapat disebutkan terletak diatas
tekuk lereng tersebut dan untuk daerah lepasannya terletak dibawah tekuk
lereng.penggambaran garis tekuk lerengdapat dilakukan dengan
menggunakan peta topografi,foto udara atau dari citra satelit.metoda ini
sangat kasar namun dapat dilakukan pada daerah yang data hidrogeologinya
tidak memadai atau tidak tersedia.
b. Pola aliran sungai
Daerah imbuhan secara sederhana dapat dikenali dalam satu daerah yang
terdiri atas serangkaian anak sungai.daerah imbuhan pada umumnya
dicirikan dengan morfologi kawasan yang ditempati oleh beberapa anak
sungai yang relatif pendek.Daerah imbuhan pada umumnya ditrmpati oleh
sungai orde ketiga dan keempat atau orde yang lebih rendah lagi.daerah
lepasan secara sederhana dapat dikenali dalam satu daerah yang terdiri atas
sungai induk dan beberapa cabang sungai utama.Pada umumnya dicirikan
dengan morfologi kawasan yang ditempati oleh aliran sungai utama atau
beberapa cabang aliran sungai utama yang alurnya relatif panjang.Daerah
lepasan pada umumnya ditempati oleh sungai orde pertama dan
kedua.identifikasi daerah imbuhan dan lepasan dapat di tentukan
berdasarkansifat aliran sungai.Daerah Imbuhan ditandai dengan sungai yang
sebagian alirannya memasok air tanah yang dibawahnya.atau dikatakan
bahwa air sungai yang sebagianalirannya masuk kedalam sistem air
tanah.sungai tersebut biasanya disebut sebagai influent stream.
c. Pemunculan mata air
Mata air pada umumnya banyak terdapat didaerah kaki bukit,kaki
pegunungan atau tekuk lereng serta pada lereng bukit dan lereng
pegunungan bagian bawah.kawasan disebelah bawah atau hilir dari titik
pemunculan mata air merupakan daerah lepasan air tanah sedangkan
kawasan sebelah atas atau hulu dari titik pemunculan mata air merupakan
daerah imbuhan air tanah.
d. Kedalaman muka air tanah
Metoda penentuan daerah imbuhan dan lepasan air tanahpada cekungan ait
tanag dengan menggunakan data kedudukan atau kedalaman muka air
tanah.Menurut Freeze dan Cherry,1979 daerah imbuhanmerupakan
bagiandari cekungan yang dicirikan dengan aliran air tanah pada lapisan
jenuh mengalir menjauhi muka air tanah.daerah lepasan merupakan bagiaan
dai cekungan yang dicirikan dengan aliran air tanah pada lapisan jenuh
mengalir menujumuka air tanah,didaerah lepasanarah aliran air tanah
didekat permukaan mengarah keatas,batas antara imbuhan dan lepasan
disebut hinge line
e. Isotop alam
Isotop alam yang digunakan untuk penentuan daerah imbuhan adalah
isotopstabil 2H(deuterium) dan 18
O yang disebut isotop berat.metoda ini
didasarkan atas adanya hubungan fungsi ketinggian topografi terhadap
komposisi 2H dan 18
O dalam air hujan sehingga sesuai dengan harga rata-
rata distribusi konsentrasi air hujan yang meresap pada ketinggian tertentu
memalaui infiltrasi.

Penyebaran daerah imbuhan dan daerah lepasan


Penyebaran daerah imbuhan tergantung pada tataletak lapisan batuan yang
berperan sebagai pembawa air tanah atau akuifer.Tata letah dan susunan akuifer
tersebut tergantung pada kondisi geologi.Pada umumnya cekungan air tanah yang
tersusun oleh batuan sedimen atau batuan produk material gunung api yang
menunjukkan tata letak akuifer yang berlapis-lapis.pengimbuhan didaerah
imbuhan pen peluahan air tanah terjadi di daerah luahan.

Pengisian Air Tanah


Pengisian air tanah terbagi mejadi dua yaitu :
A. Pengisian air tanah di daerah rechange area
Pengisian air tanah pada daerah rechange area di jelaskan pada gambar
dibawah ini

B. Pengisian air didaerah luahan atau lepasan (discharge area)


Pengisian air tanah pada daerah luahan atau lepasan atau disebut juga
discharge area dapat dilihat pada gambar dibawah ini
C. Pengisian Air Tanah Buatan
Penginbuhan batuan didefinisikan sebagai penambahan jumlah atau
besarnya infiltrasi dari presipitasi atau masuknya air dari permukaan ke
dalam tanah baik dengan menggunakan alat,memperbesar luas penyebaran
air,pengimbuhan melalui lubang,penggalian,sumur,atau pemompaan dari
air permukaan kedalam tanah.pemilihan metode ini sangat dipengaruhi
oleh hal-hal seperti topografi lokal,geologi,dan kondisi tanah,jumlah air
untuk pengimbhan,dan pemakaian air.

Pelepasan Air Tanah

Pelepasan air tanah terdapat pada beberapa daerah antara lain :

a) Pelepasan ke sungai
Peluahan aur tanah biasanya menjadi aliran dasar dari sungai atau keluaran
dari lapisan tidak tertekan atau akuifer artesian yang membatasi sungai
yang dapat melupaskan air pelan sesuai perbedaan tinggi air.Kontribusi air
tanah untuk aliran sungai yang aling menentukan adlah pada saat musim
kemarau saat limpasan berkurang sebagai akibat dari kekurangan kadar air
tanah.Sungai yang dapat mempertahankan aliran yang terus menerus
sepanjang tahun disebut sebagai sunagai ajek(parenial) sedangkan sungai
yang kering secara periodik dikenal sebagai sungai musiman(ephemeral
atau intermiten).
b) Pelepasan ke Mata Air
Lokasi mata air sangat tergantung oleh banyak faktor seperti iklim dan
kondisi geologi yang merupakan faktor utama yang menentukan.Keadaan
geologi yang sering dijumpai untuk pemunculan mata air adalah
persinggungan antara dua formasi batuan dengan permeabilitas yang
berbeda.
c) Kawasan lindung dan kawasan Budi daya
Daerah imbuhan air tanah merupakan kawasan lindung air tanah,pada
daerah tersebut air tanah tidak untuk didaya gunakan dan dalam tata ruang
identik sebagai kawasan lindng yaitu wilayah yang ditetapkan dengan
fungsi utama melindungi kelestarianlingkungan hidup yang mencakup
sumber daya alam dan sumber daya buatan.kawasan lindung sumber air
adalah kawasan yang memberikan fungsi lindung pada sumber air
misalnya daerah sempadan sumber air,daerah resapan air,dan daerah
sekitar mata air.

Daerah Non-CAT
Secara geologis,daerah non-CAT umumnya berupa batuan dengan lapisan
tanah(humus)tipis diatasnya.Lapisan tanah yang mampu menyerap air cukup tipis
maka iar yang ditampung lebih banyak dan menyebabkan kondisi lebih lembab
dibandingkan didaerah CAT.Air didalam lapisan tanah ini menjadi sumber
kehidupan tanaman dengan volume yang lebih banyak dibandingkan daerah CAT.
Pada kondisi alami daerah Non-CAT selama lapisan tanah humusnya
masih ada akan relatif lebih subur.Namun apabila tanah humus hilang atau digali
untuk kepentingan pembangunan misalnya maka tanamantidak akan tumbuh lagi
karena hanya batuankedap air yang ada dibawahnya.Contoh daerah Non-CAT
yang sudah kehilangan tanah humus adalah gurun sahara yang dubuktikan bahwa
dulu merupakan kawasan hutan.

Kebencanaan CAT,Non-CAT dan Bencana yang sudah terjadi

Di Indonesia luas CAT adalah 907,615 km2 atau 47,2 % luas daratan
sedangkan luas daerah Non-CAT adalah :1,014,985 km2 atau 52,8% luas
daratan.Didaerah CAT,air hujan menjadi air permukaan,aliran antara (interflow)
dn perlokasi ke air tanah (groundwater) pada daerah Nob-CAT air hujan hanya
menjadi air permukaan dan aliran antara namun tidak ada perkolasi.

Cat merupakan salah satu pengendali aliran permukaan,terutama pada


musim kemarau,Air tanah memfeeding air prmukaanbila mengalir kesungai
sebagai base flow,hal ini dapat dilihat potensi tingginya CAT dalam menampung
air hujan.Air hujan akan tersimpan

 Sebagai air permukaan tersimpan disistem sungai dan


DAS,diwaduk,danau,daerah resistensi,dll
 Sebagai air tanah tersimpan didalam akuifer bebas dan tertekan dalam satu
CAT
 Sebagai soil water didaerah vadoze zone yang menyebabkanaliran antara
(interflow)

Untuk aspek pengendalian daya rusak air,karena adanya potensi tambang


dan mineral didaerah Non-CAT,maka penambangan yang tidak berwawasan
lingkungan menyebabkan perubahan lahan yang umumnya memberi dampak
negatif terhadap lingkungan terutama peningkatan banjir dan longsor.

Disamping itu karena lapisan tanah diatas batuan cukup dangkal terjadi
pergerakan tanah yang mengakibatjan terjadi banjir bandang serta pergeseran
bangunan diatasnya,contoh nyata bencana dan persoalan yang telah terjadi,adalah
sebagai berikut :

1. Bencana banjir bandang Leuser disumatera dengan korban ratusan orang


2. Bencana Wasior di Papua dengan korban lebih dari 150 orang
3. Longsor di Banjarnegara Jawa Tengah dengan korban lebih dari 300 orang
4. Persoalanpembangunan jalan tol Semarang Solo disusukan Ungaran dan
Lemah Ireng Bawen yang masih bermasalah
5. Runtuhnya beberapa bangunan di proyek pusat pembinaan dan
pengenbangan prestasi olahraga nasional Hambalang di Bogor dan
bencana longsor lainnya

Anda mungkin juga menyukai