Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Era globalisasi dan terbukanya pasar bebas berakibat pada tingginya kompetisi
dalam memberikan pelayanan kesehatan yang menuntut peningkatan kualitas serta
profesionalisme sumber daya manusia (SDM) kesehatan termasuk SDM keperawatan
(Anjaswarni, 2002; Kusnanto, 2004). Peningkatan kualitas keperawatan ditandai dengan
kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatn bermutu (Nurya, 2008).
Dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat dituntut melakukan peran
sebagaimana yang diharapkan oleh profesi dan masyarakat (Craven, 2000). Peran
diartikan sebagai seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang, sesuai kedudukannya dalam sistem (Murwani, 2008). Salah satu peran
perawat profesional adalah bertindak sebagai advokat pasien.
Perawat adalah satu-satunya profesi yang selalu berada di samping pasien yang
mempunyai kesempatan besar untuk melakukan advokasi kepada pasien (Nicoll, 2012).
Dewasa ini kebutuhan bagi perawat untuk bertindak sebagai advokat pasien meningkat.
Pasien membutuhkan perlindungan dari perawat ketika seseorang sakit, kekuatan fisik
dan mentalnya menurun. Pasien yang dalam kondisi lemah, kritis dan mengalami
gangguan membutuhkan seorang advokat yang dapat melindungi kesejahteraannya.
Salah satu fungsi dan peran seorang perawat adalah menjadi advokat bagi pasien.
Dalam hal ini peran sebagai advokat pasien merupakan dasar dan inti dari proses
pemberian asuhan keperawatan. Pelayanan kesehatan saat ini pula menbutuhkan
pelayanan yang berkualitas, konsep dari advokasi sangat dibutuhkan dalam hal ini.
Sebagai peran utama dari perawat, advokasi merupakan bagian dari kode etik pasien.
perawat dalam perannya sebagai advokat pasien menggunakan skill sebagai pendidik,
konselor, dan leader guna melindungi dan mendukung hak pasien.
Pada tahun 1985 “The American association colleges of nursing “ melaksanakan
suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai esensial dalam praktek
keperawatan professional. Nilai-nilai esensial ini sangat berkaitan dengan moral
keperawatan dalam praktiknya. Perawat memiliki komiten yang tinggi untuk
memberikan asuhan yang berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam
praktek asuhan professional. Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan
perawat, dan berlanjut pada diskusi formal maupun informal dengan sejawat atau teman.
Praktik keperawatan, termasuk etika keperawatan mempunyai dasar penting, seperti
advokasi, akuntabilitas, loyalitas kepedulian, rasa haru, dan menghormati martabat
manusia (Purba & Pujiastuti, 2009)
Advokasi tidak hanya untuk mereka yang kurang mampu melindungi diri sendiri,
tetapi juga ditujukan kepada pasien yang membutuhkan advokasi dalam hal penyediaan
data yang dibutuhkan dalam mengambil keputusan tentang pengobatan dan proses terapi
(Promtape, 2004).
Berdasarkan latar belakang diatas, kelompok tertarik untuk membuat makalah
tentang peran perawat sebagai advokat pasien (nursing advocacy).

2. TUJUAN

A. Tujuan Umum

Mampu menjelaskan tentang peran perawat sebagai advokat pasien (nursing


advocacy).

B. Tujuan Khusus
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. KEPERAWATAN
Menurut ANA, keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan dari hasil tindakan
observasi,asuhan, dari konseling kondisi sakit,atau ketidakberdayaan dan upaya dalam
mempertahankan kesehatan, mencegah terjadinya penyakit.dalam bentuk pelayanan yang
mandiri melalui suatu proses keperawatan.

2. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PERAWAT


A. Peran perawat kesehatan yang professional adalah:
1) Sebagai pemberi asuhan keperawatan
Dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang
dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan
proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa
direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat
kebutuhan dasar manusia, kemudian dievaluasi tingkat perkembangannya.
2) Peran sebagai advokasi klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu pasien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi
khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi
hak-hak pasien.
3) Peran edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan,
sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan.
4) Peran Koordinator
Peran in dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian
pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan pasien.
5) Peran kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim
kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan
berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk
diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
6) Peran konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau
tindakan keperawatan yang tempat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas
permintaan pasien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan
yang diberikan.
7) Peran pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan
perencanaan, kerja sama, perbaruan yang sistematis dan terarah sesuai dengan
metode pemberian pelayanan keperawatan (Azis, 2008)

B. Tanggung Jawab Profesi Keperawatan, adalah:


1) Perawat harus menempatkan kebutuhan pasien diatas kepentingan sendiri.
2) Perawat harus melindungi hak pasien untuk memperoleh keamanan dan
pelayanan yang berkualitas
3) Perawat harus selalu meningkatkan pengetahuan, keahlian, serta menjaga
perilaku dalam melaksanakan tugasnya.

3. PENGERTIAN ADVOKASI
Perawat sebagai advokat yaitu sebagai penghubung antara klien-tim kesehatan lain
dalam rangka pemenuhan kebutuhan klien. Membela kepentingan klien dan membantu
klien,memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan tim kesehatan
dengan pendeketan tradisional maupun profesional. (Dewi, 2008)
Advokasi adalah mendukung pasien, bicara mewakili individu pasien, dan
menengahi bila perlu. Advokasi ini adalah bagian dari perawatan perawat dan bagian
dari kedekatan dan kepercayaan antara perawat dan pasien yang memberi keperawatan
sebuah tempat yang sangat khusus dalam pelayanan kesehatan (WHO, 2005)
Advokasi merupakan dasar filasafat dan ideal keperawatan yang melibatkan
bantuan perawat secara aktif kepada individu secara bebas menentukan nasibnya sendiri
(Gondow, 1983)
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders).
Advokasi diarahkan untuk menghasilkan dukungan yang berupa kebijakan (misalnya
dalam bentuk peraturan perundang-undangan), dana, sarana, dan lain-lain sejenis.

Stakeholders yang dimaksud bisa berupa:

1) Tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan


pemerintahan dan penyandang dana pemerintah.
2) Tokoh-tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh adat, dan lain-lain
yang umumnya dapat berperan sebagai penentu “kebijakan” (tidak tertulis) di
bidangnya.
3) Yang juga tidak boleh dilupakan adalah tokoh-tokoh dunia usaha, yang diharapkan
dapat berperan sebagai penyandang dana non-pemerintah.

Creasia dan Parker (2000) menjelaskan bahwa konsep advokasi memiliki tiga
pengertian, yaitu:
1) Model perlindungan terhadap hak
Model ini menekankan pada perawat untuk melindungi hak klien agar tidak
ada tindakan tenaga kesehatan yang akan merugikan pasien selama dirawat. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara menginformasikan kepada pasien tentang semua hak
yang dimilikinya, memastikan pasien memahami hak yang dimilikinya, melaporkan
pelanggaran terhadap hak pasien dan mencegah pelanggaran hak pasien.

2) Model pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai yang dianut pasien


Model ini menekankan pada perawat untuk menyerahkan segala keputusan
tentang perawatan yang akan dijalankan oleh pasien kepada pasien itu sendiri, sesuai
dengan nilai-nilai yang dianut pasien. Perawat tidak diperbolehkan memaksakan nilai-
nilai pribadinya untuk membuat keputusan pada pasien, melainkan hanya membantu
pasien mengeksplorasi keuntungan dan kerugian dari semua alternatif pilihan atau
keputusan.
3) Model penghargaan terhadap orang lain
Model ini menekankan pada perawat untuk menghargai pasien sebagai
manusia yang unik. Perawat harus menyadari bahwa sebagai manusia yang unik,
pasien memiliki kebutuhan yang berbeda-beda satu sama lain. Perawat harus
mempunyai semua yang terbaik bagi pasien sesuai dengan kebutuhannya saat itu.

Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan, yaitu


1) Mengetahui atau menyadari adanya masalah,
2) Tertarik untuk ikut mengatasi masalah,
3) Peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif
pemecahan masalah.
4) Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif
pemecahan masalah, dan
5) Memutuskan tindak lanjut kesepakatan. Dengan demikian, maka advo-kasi harus
dilakukan secara terencana, cermat, dan tepat.

Bahan-bahan advokasi harus disiapkan dengan matang, yaitu:

1) Sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi


2) Memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah
3) Memuat peran si sasaran dalam pemecahan masalah
4) Berdasarkan kepada fakta atau evidence-based
5) Dikemas secara menarik dan jelas
6) Sesuai dengan waktu yang tersedia

4. NURSING ADVOCACY
Definisi perawat advokat proses dimana perawat secara objektif memberikan klien
informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan dan mendukung klien apapun
keputusan yang buat.
Perawat sebagai advokat yaitu sebagai penghubung antara klien-tim kesehatan lain
dalam rangka pemenuhan kebutuhan klien. Membela kepentingan klien dan membantu
klien,memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan tim kesehatan
dengan pendeketan tradisional maupun profesional.
Definisi perawat advokat menurut beberapa ahli:

A. ANA
adalah melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan
keselamatan praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang
dilakukan oleh siapa pun.

B. FRY
Mendefinisikan advokasi sebagai dukungan aktif terhadap setiaap hal yang
memiliki penyebab atau dampak penting.

C. GADOW
Menyatakan bahwa advokasi merupakan dasar falsafah dan ideal keperawatan
yang melibatkan bantuan perawat secara aktif kepada individu secara bebas
menentukan nasibnya sendiri.
Tanggung jawab perawat secara umum mempunyai tanggung jawab dalam
memberikan asuhan keperawatan,meningkatkan ilmu pengetahuan dan
meningkatkan diri sebagai profesi.
Tanggung jawab perawat secara khusus adalah memberikan asuhan
keperawatan kepada klien mencakup aspek bio-psiko-sosio-kultural-spiritual yang
komprehensif dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasarnya.

Dewasa ini, banyak definisi umum advokat yang menekankan pentingnya hak-
hak pasien dalam mengambil keputusan. Dalam hal ini, perawat advokat menolong
pasien sebagai makhluk yang memiliki otonomi untuk mengambil keputusan sendiri,
yang sesuai dengan keinginan pasien dan bukan karena pengaruh dari perawat atau
tenaga kesehatan lainnya. Pendidikan dan dukungan kepada pasien diberikan sesuai
kebutuhan dan pilihannya. Perawat diharapkan mampu mengidentifikasi dan mengerti
keinginan pasien dan memastikan bahwa keinginan tersebut merupakan keputusan
yang terbaik dari pasien. Jadi, dapat disimpulkan bahwa peran advokat pasien adalah
dasar dari semua peran perawat untuk memberikan asuhan keperawatan dan dukungan
terhadap pasien, dengan melindungi hak pasien dan bertindak atas nama pasien.
(Dewi, 2008)
5. PERAN PERAWAT SEBAGAI ADVOKASI
Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman
bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta
melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan
diagnostic atau pengobatan. Contoh dari peran perawat sebagai pelindung adalah
memastikan bahwa klien tidak memiliki alergi terhadap obat dan memberikan imunisasi
melawat penyakit di komunitas.
Sedangkan peran perawat sebagai advokat, perawat melindungi hak klien sebagai
manusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila
dibutuhkan. Contohnya, perawat memberikan informasi tambahan bagi klien yang
sedang berusaha untuk memutuskan tindakan yang terbaik baginya. Selain itu, perawat
juga melindungi hak-hak klien melalui cara-cara yang umum dengan menolak aturan
atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau menentang hak-hak
klien. Peran ini juga dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain
khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan
kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien
yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang
penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk
menerima ganti rugi akibat kelalaian. (WHO, 2005)
Sebagai pembela pasien, perawat juga perlu berupaya melindungi hak pasien dari
pelanggaran. Hak untuk mendapat persetujuan (informed consent) merupakan isu yang
harus dihadapi pasien. hak pasien lain yang melibatkan peran perawat sebagai pembela
adalah hak privasi dan hak menolak terapi.
Sebagai bagian dan salah satu peran dari perawat, advokasi menjadi dasar utama
dalam pelayanan keperawatan kepada pasien, peran advokat keperawatan adalah
(Armstrong, 2007)
1) Melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum.
2) Membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan.
3) Memberi bantuan mengandung dua peran,yaitu peran aksi dan peran non aksi.
4) Bekerja dengan profesi kesehatan yang lainnya dan menjadi penengah antar profesi
kesehatan
5) Melihat klien sebagai manusia, mendorong mereka untuk mengidentifikasi
kekuatannya untuk meningkatkan kesehatan dan kemampuan klien berhubungan
dengan orang lain

6. TANGGUNG JAWAB PERAWAT ADVOKAT


Nelson (1988) dalam Creasia & Parker (2001) menjelaskan bahwa tanggung jawab
perawat dalam menjalankan peran advokat pasien adalah :
1) Sebagai pendukung pasien dalam proses pembuatan keputusan, dengan cara :
memastikan informasi yang diberikan pada pasien dipahami dan berguna bagi pasien
dalam pengambilan keputusan, memberikan berbagai alternatif pilihan disertai
penjelasan keuntungan dan kerugian dari setiap keputusan, dan menerima semua
keputusan pasien.
2) Sebagai mediator (penghubung) antara pasien dan orang-orang disekeliling pasien,
dengan cara : mengatur pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien dengan
tenaga kesehatan lain, mengklarifikasi komunikasi antara pasien, keluarga, dan
tenaga kesehatan lain agar setiap individu memiliki pemahaman yang sama, dan
menjelaskan kepada pasien peran tenaga kesehatan yang merawatnya.
3) Sebagai orang yang bertindak atas nama pasien dengan cara : memberikan
lingkungan yang sesuai dengan kondisi pasien, melindungi pasien dari tindakan
yang dapat merugikan pasien, dan memenuhi semua kebutuhan pasien selama dalam
perawatan.

7. NILAI-NILAI DASAR YANG HARUS DIMILIKI OLEH PERAWAT ADVOKAT

Menurut Kozier & Erb (2004) untuk menjalankan perannya sebagai advokasi
pasien, perawat harus memiliki nilai-nilai dasar, yaitu :

1) Pasien adalah makhluk holistik dan otonom yang mempunyai hak untuk menentukan
pilihan dan mengambil keputusan.
2) Pasien berhak untuk mempunyai hubungan perawat-pasien yang didasarkan atas
dasar saling menghargai, percaya, bekerja sama dalam menyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan masalah kesehatan dan kebutuhan perawatan kesehatan, dan
saling bebas dalam berpikir dan berperasaan.
3) Perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien telah mengetahui cara
memelihara kesehatannya.
Selain harus memiliki nilai-nilai dasar di atas, perawat harus memiliki sikap yang
baik agar perannya sebagai advokat pasien lebih efektif. Beberapa sikap yang harus
dimiliki perawat, adalah:

1) Bersikap asertif
Bersikap asertif berarti mampu memandang masalah pasien dari sudut
pandang yang positif. Asertif meliputi komunikasi yang jelas dan langsung
berhadapan dengan pasien.
2) Mengakui bahwa hak-hak dan kepentingan pasien dan keluarga lebih utama
walaupun ada konflik dengan tenaga kesehatan yang lain.
3) Sadar bahwa konflik dapat terjadi sehingga membutuhkan konsultasi, konfrontasi
atau negosiasi antara perawat dan bagian administrasi atau antara perawat dan
dokter.
4) Dapat bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain
Perawat tidak dapat bekerja sendiri dalam memberikan perawatan yang berkualitas
bagi pasien. Perawat harus mampu berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain yang
ikut serta dalam perawatan pasien.
5) Tahu bahwa peran advokat membutuhkan tindakan yang politis, seperti melaporkan
kebutuhan perawatan kesehatan pasien kepada pemerintah atau pejabat terkait yang
memiliki wewenang/otoritas.

8. TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN DARI PERAN ADVOKAT


PASIEN
Tujuan dari peran advokat berhubungan dengan pemberdayaan kemampuan pasien
dan keluarga dalam mengambil keputusan. Saat berperan sebagai advokat bagi pasien,
perawat perlu meninjau kembali tujuan peran tersebut untuk menentukan hasil yang
diharapkan bagi pasien.

Menurut Ellis & Hartley (2000), tujuan peran advokat adalah :

1) Menjamin bahwa pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain adalah partner dalam
perawatan pasien. Pasien bukanlah objek tetapi partner perawat dalam meningkatkan
derajat kesehatannya. Sebagai partner, pasien diharapkan akan bekerja sama dengan
perawat dalam perawatannya.
2) Melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan.
Pasien adalah makhluk yang memiliki otonomi dan berhak untuk menentukan
pilihan dalam pengobatannya. Namun, perawat berkewajiban untuk menjelaskan
semua kerugian dan keuntungan dari pilihan-pilihan pasien.
3) Memiliki saran untuk alternatif pilihan.
Saat pasien tidak memiliki pilihan, perawat perlu untuk memberikan alternatif
pilihan pada pasien dan tetap memberi kesempatan pada pasien untuk memilih
sesuai keinginannya.
4) Menerima keputusan pasien walaupun keputusan tersebut bertentangan dengan
pengobatannya. Perawat berkewajiban menghargai semua nilai-nilai dan
kepercayaan pasien.
5) Membantu pasien melakukan yang mereka ingin lakukan.
Saat berada di rumah sakit, pasien memiliki banyak keterbatasan dalam
melakukan berbagai hal. Perawat berperan sebagai advokat untuk membantu dan
memenuhi kebutuhan pasien selama dirawat di rumah sakit.
6) Melindungi nilai-nilai dan kepentingan pasien.
Setiap individu memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang berbeda-beda.
Sebagai advokat bagi pasien, perawat diharapkan melindungi nilai-nilai yang dianut
pasien dengan cara memberikan perawatan dan pengobatan yang tidak bertentangan
dengan nilai-nilai tersebut.
7) Membantu pasien beradaptasi dengan sistem pelayanan kesehatan.
Saat pasien memasuki lingkungan rumah sakit, pasien akan merasa asing
dengan lingkungan sekitarnya. Perawat bertanggung jawab untuk mengorientasikan
pasien dengan lingkungan rumah sakit dan menjelaskan semua peraturan-peraturan
dan hak-haknya selama di rumah sakit, sehingga pasien dapat beradaptasi dengan
baik.
8) Memberikan perawatan yang berkualitas kepada pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan harus sesuai dengan protap sehingga
pelayanan lebih maksimal hasilnya.
9) Mendukung pasien dalam perawatan.
Sebagai advokat bagi pasien, perawat menjadi pendamping pasien selama
dalam perawatan dan mengidentifikasi setiap kebutuhan-kebutuhan serta
mendukung setiap keputusan pasien.
10) Meningkatkan rasa nyaman pada pasien dengan sakit terminal.
Perawat akan membantu pasien melewati rasa tidak nyaman dengan
mendampinginya dan bila perlu bertindak atas nama pasien menganjurkan dokter
untuk memberikan obat penghilang nyeri.
11) Menghargai pasien.
Saat perawat berperan sebagai advokat bagi pasien, perawat akan lebih
mengerti dan menghargai pasien dan hak-haknya sebagai pasien.
12) Mencegah pelanggaran terhadap hak-hak pasien.
Perawat sebagai advokat bagi pasien berperan melindungi hak-hak pasien
sehingga pasien terhindar dari tindakan-tindakan yang merugikan dan
membahayakan pasien.
13) Memberi kekuatan pada pasien.
Perawat yang berperan sebagai advokat merupakan sumber kekuatan bagi
pasien yang mendukung dan membantunya dalam mengekspresikan ketakutan,
kecemasan dan harapan-harapannya.

Hasil yang diharapkan dari pasien saat melakukan peran advokat (Ellis & Hartley,
2000), adalah pasien akan :

1) Mengerti hak-haknya sebagai pasien.


2) Mendapatkan informasi tentang diagnosa, pengobatan, prognosis, dan pilihan-
pilihannya.
3) Bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya.
4) Memiliki otonomi, kekuatan, dan kemampuan memutuskan sendiri.
5) Perasaan cemas, frustrasi, dan marah akan berkurang.
6) Mendapatkan pengobatan yang optimal.
7) Memiliki kesempatan yang sama dengan pasien lain.
8) Mendapatkan perawatan yang berkesinambungan.
9) Mendapatkan perawatan yang efektif dan efisien.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN
Advokasi merupakan salah satu peran perawat dan menjadi dasar yang penting
dalam membrikan asuhan keperawatan kepada pasien. Peran perawat sebagai advokat
pasien menuntut perawat untuk dapat mengidentifikasi dan mengetahui nilai-nilai dan
kepercayaan yang dimilikinya tentang peran advokat, peran dan hak-hak pasien, perilaku
profesional, dan hubungan pasien-keluarga-dokter. Di samping itu, pengalaman dan
pendidikan yang cukup sangat diperlukan untuk memiliki kompetensi klinik yang
diperlukan sebagai syarat untuk menjadi advokat pasien.

2. SARAN
a. Bagi perawat
Mengaplikasikan teori ini dalam tatanan pemberian pelayana kesehatan kepada
masyarakat, dan melaksanakan peran perawat sebagai advokat utama klien dan
penghubung antar profesi kesehatan demi kepentingan pasien
b. Bagi mahasiswa
Melakukan peneltian terkait tentang advokasi, karena masih banyak hal yang
bias dieksplor dan dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, E. Alan (2007). Nursing Ethics. Macmillan: Palagrave

Creasia, J. L., & Parker. B.. (2001). Conceptuals Foundations : the Bridge to Professional
Nursing Practice. (3rd ed). St. Louis : Mosby.

Dewi. A. I.. (2008). Etika dan Hukum Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka book publisher

Ellis, J. R., & Celia L. H. (2000). Managing and Coordinating Nursing Care. (3th ed )
Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.

Hidayat. A. A.. (2008). Konsep dasar keperawatan. (edisi 2). Jakarta : Penerbit Salemba
medika

http://andibudiadiputra.blogspot.com/2013/07/nursing-advokasi-makalah.html. Diakses pada


7 Oktober 2019

Kozier, B., et al. (2004). Fundamentals of Nursing : Concepts, Process, and Practice. (7th ed).
Volume 1. New jersey : Pearson Education

Purba. J. M. & Pujiastuti. S. E. (2009). Dilema Etik & Pengambilan Keputusan Etis.Jakarta.
EGC

WHO (2005). Pedoman Perawatan Pasien, Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai