Anda di halaman 1dari 16

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Manajemen Bimbingan dan Konseling

1. Perencanaan (planning)

a. Melakukan identifikasi kebutuhan dalam bimbingan dan konseling

Identifikasi kebutuhan merupakan kegiatan dimana konselor mengumpulkan

semua data tentang siswa yang dibinanya baik data personel, data latar belakang

siswa, data lingkungan sosial dan data-data lain.

Untuk mengetahui identifikasi kebutuhan dalam bimbingan dan konseling

dapat dilihat pada hasil wawancara penulis dengan beberapa narasumber sebagai

berikut:

Sebagaimana penuturan Muh Baharuddin Samad bahwa:


“Identifikasi kebutuhan yang dilakukan konselor disini yaitu kami mengambil
data-data siswa yang ada di bagian tata usaha dan biasanya juga kami
memanggil siswa untuk mewawancarai tentang latar belakang siswa dalam
melakukan bimbingan dan konseling.”1
Hal senada juga diungkapkan oleh Wahyuddin bahwa:
“Identifikasi kebutuhan yang saya lakukan yaitu dengan melihat data-data
siswa, kemudian saya sebagai guru BK mengamati siswa jika ada siswa
berkelakuan tidak baik maka saya memanggilnya ke ruangan BK dan
mewawancarai siswa tersebut.2
Dari hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa identifikasi kebutuhan

dalam bimbingan dan konseling dimana konselor melakukan pengumpulan data

mengenai siswa untuk mengetahui latar belakang belakang siswa dimana data-data

siswa di ambil bagian tata usaha kemudian konselor juga melakukan pemantauan di

1
Muh Baharuddin Samad, Guru BK MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone,
27 Juli 2019.
2
Wahyuddin, Guru BK MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone, 8 Agustus
2019.
lingkungan sekolah jika ada siswa yang berkelakuan tidak baik maka guru BK

bertanggung jawab untuk membimbing siswa tersebut.

b. Melakukan analisis kebutuhan dalam bimbingan dan konseling

Analisis kebutuhan merupakan proses menguraikan berbagai data yang di

dapat untuk mengetahui apa yang menjadi kebutuhan siswa. Untuk mendapat data-

data tersebut, konselor dapat mengembangkan instrumen tes dan non tes, konselor

dapat melakukan instrumentasi bimbingan dan konseling atau mendapatkan data-data

siswa dari petugas TU, wali kelas, dan guru mata pelajaran bahkan orang tua dan

teman siswa. Sehingga diperlukan komunikasi dan kerja sama yang baik antara

konselor dengan orang-orang tersebut.

Untuk mengetahui analisis kebutuhan dalam bimbingan dan konseling dapat

dilihat pada hasil wawancara penulis dengan beberapa narasumber sebagai berikut:

Sebagaimana penuturan Muh Baharuddin Samad bahwa:


“Analisis kebutuhan yang dilakukan dilihat dulu dari siswanya di mana siswa
memiliki karakter yang berbeda misalnya jika siswa keras maka harus di
lembuti dan ada juga siswa yang malas ke sekolah karena faktor keluarga saya
sebagai guru konselor melakukan pendekatan kepada siswa selain itu saya juga
memberikan arahan-arahan atau nasehat kepada siswa agar siswa rajin ke
sekolah.”3
Hal senada juga diungkapkan oleh Wahyuddin bahwa:
“Analisis kebutuhan yang dilakukan terlebih dahulu saya melihat data-data
siswa untuk mengetahui hal apa sajakah yang diperlukan siswa karena siswa
yang ada di sekolah ini memiliki karakter yang berbeda-beda sehingga guru
konselor melakukan pendekatan kepada siswa untuk mencapai hal apa yang di
butuhkan siswa”.4
Dari hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa identifikasi kebutuhan

dalam bimbingan dan konseling terlebih dahulu konselor melihat keadaan siswa

3
Muh Baharuddin Samad, Guru BK MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone,
27 Juli 2019.
4
Wahyuddin, Guru BK MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone, 8 Agustus
2019.
karena di sekolah madrasah ini siswa mempunyai karakter yang berbeda-beda

sehingga guru melakukan pendekatan kepada siswanya dan juga memberikan arahan-

arahan kepada siswa selain itu konselor juga melakukan pengumpulan data- data

mengenai siswa di madrasah tersebut sehingga guru konselor dapat mengetahui hal

apa saja yang di butuhkan siswa di madarasah ini.

c. Merumuskan alternatif pemecahan masalah dalam bimbingan dan konseling

Merumuskan alternatif pemecahan masalah merupakan suatu strategi yang

dilakukan bimbingan dan konseling untuk mencapai suatu tujuan.

Untuk mengetahui alternatif pemecahan masalah dalam bimbingan dan

konseling dapat dilihat pada hasil wawancara penulis dengan beberapa narasumber

sebagai berikut:

Sebagaimana penuturan Muh Baharuddin Samad bahwa:


“Alternatif pemecahan masalah yang dilakukan biasanya siswa malas ke
sekolah maka orang tua siswa di panggil dan siswa berkelahi sehingga guru
bimbingan dan konseling tidak bisa mengatasi maka dipanggil kepala sekolah
atau aparat kepolisian.”5
Hal senada juga diungkapkan oleh Wahyuddin bahwa:
“Pemecahan masalah yang dilakukan dengan melihat keadaan siswa jika
masalah siswa bisa di tangani maka guru BK melakukan pemecahan masalah
sendiri kemudian jika masalah siswa tidak bisa di tangani maka dipanggil
kepala sekolah atau orang tua siswa, pemecahan masalah yang dilakukan guru
BK tergantung dari permasalahan siswa di madrasah.6
Dari hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa alternatif pemecahan

masalah yang dilakukan guru BK di madrasah yaitu dilihat dari masalah siswa, jika

masalah siswa mudah di tangani maka guru BK melakukan pemecahan masalah

sendiri seperti siswa malas ke sekolah maka strategi yang dilakukan guru BK

5
Muh Baharuddin Samad, Guru BK MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone,
27 Juli 2019.
6
Wahyuddin, Guru BK MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone, 8 Agustus
2019.
memanggil orang tua siswa atau sebagai guru BK memberikan arahan-arahan kepada

siswa, jika masalah siswa sulit diatasi maka guru BK memanggil kepala sekolah atau

aparat kepolisian.

d. Memilih alternatif hingga strategi pengembangan dalam bimbingan dan

konseling

Alternatif hingga strategi pengembangan merupakan strategi yang harus

dipilih sesuai dengan kondisi nyata yang ada di sekolah dan kesediaan kondisi

sumber daya.

Untuk mengetahui alternatif hingga strategi pengembangan dalam bimbingan

dan konseling dapat dilihat pada hasil wawancara penulis dengan beberapa

narasumber sebagai berikut:

Sebagaimana penuturan Muh Baharuddin Samad bahwa:


“Strategi pengembangan yang dilakukan di sini yang pertama memberikan
arahan-arahan kepada siswa supaya melakukan hal-hal yang baik, kedua selalu
menasehati siswa jiwa siswa melakukan kenakalan, ketiga siswa yang diam
harus disapa dengan baik supaya antara guru dan siswa semakin dekat.”7
Hal senada juga diungkapkan oleh Wahyuddin bahwa:

“Strategi pengembangan yang dilakukan dengan menasehati siswa a

2. Pengorganisasian (organizing)

a. Sosialisasi cara kerja petugas bimbingan dan konseling

Sosialisasi cara kerja petugas bimbingan dan konseling merupakan kegiatan

yang melibatkan semua aspek yang ada di lingkungan sekolah dalam proses

pembentukan program bimbingan dan konseling.

7
Muh Baharuddin Samad, Guru BK MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone,
27 Juli 2019.
Untuk mengetahui Sosialisasi cara kerja petugas bimbingan dan konseling

dapat dilihat pada hasil wawancara penulis dengan beberapa narasumber sebagai

berikut:

Sebagaimana penuturan Muh Baharuddin Samad bahwa:


“Sosialisasi cara kerja petugas BK dimana memiliki aturan seperti pakaian
siswa, rambut siswa, sepatu harus warna hitam dan semua siswa disekolah ini
mengetahui aturan-aturan tersebut, masing- masing dalam suatu ruangan ada
siswa yang memimpin untuk mengawasi pakaian temannya di dalam kelas.”8
b. Pembagian tugas antara petugas bimbingan dan konseling

Pembagian tugas antara petugas BK merupakan organisasi bimbingan dan

konseling perlu di buat struktur organisasi sehingga diketahui wewenang dari masing-

masing konselor dan juga melakukan pembagian sasaran bimbingan dan koseling.

Untuk mengetahui pembagian tugas antara petugas bimbingan dan konseling

dapat dilihat pada hasil wawancara penulis dengan beberapa narasumber sebagai

berikut:

Sebagaimana penuturan Muh Baharuddin Samad bahwa:


“Pembagian tugas BK diserahkan kepada bidang kurikulum yang memberikan

tugas kepada bimbingan dan konseling dimana masing-masing guru BK membagi

tugasnya ada yang membimbing khusus kelas X, kelas XI, dan kelas XII.”9

Hal sama juga diungkapkan oleh Muslimin bahwa:

8
Muh Baharuddin Samad, Guru BK MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone,
27 Juli 2019.
9
Muh Baharuddin Samad, Guru BK MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone,
27 Juli 2019.
“Masing-masing tugas guru, guru BK, guru bidang studi dalam pembagian

tugasnya di awali pada tahun pembelajaran baru melalui rapat pembagian tugas.”10

c. Pelibatan dan koordinasi dengan stakeholder dalam kegiatan bimbingan dan

konseling

Pelibatan dan koordinasi dengan stakeholder merupakan pelibatan yang tidak

hanya dilakukan personel sekolah namun melibatkan orang tua siswa dalam kegiatan

bimbingan dan konseling.

Untuk mengetahui Pelibatan dan koordinasi dengan stakeholder dalam

kegiatan bimbingan dan konseling dapat dilihat pada hasil wawancara penulis dengan

beberapa narasumber sebagai berikut:

Sebagaimana penuturan Muh Baharuddin Samad bahwa:


“Pelibatan yang dilakukan yaitu dengan melibatkan wali kelas atau guru- guru
mengenai perkembangan siswa misalnya siswa memiliki akhlak yang tidak
baik wali kelas melaporkan kepada konselor untuk memberikan pembinaan
kepada siswa.”11
Hal sama juga diungkapkan oleh Muslimin bahwa:
“Semua stakeholder kita libatkan semua dalam pembinaan BK di mulai dari
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, semua gutu bidang studi, wali kelas,
wakil kepala sekolah kita libatkan semua dalam kegiatan pembinaan kesiswaan
di madrasah.”12
d. Menciptakan hubungan kerja sama dengan stakeholder
Menciptakan hubungan kerja sama dengan stakeholder merupakan kegiatan

melibatkan personil sekoah atau masyarakat sehingga memudahkan konselor

melakukan koordinasi sehingga terjadinya kelancaran dalam bimbingan dalam

konseling.

10
Muslimin, Kepala MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone, 27 Juli 2019.
11
Muh Baharuddin Samad, Guru BK MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone,
27 Juli 2019.
12
Muslimin, Kepala MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone, 27 Juli 2019.
Untuk mengetahui menciptakan hubungan kerja sama dengan stakeholder

dapat dilihat pada hasil wawancara penulis dengan beberapa narasumber sebagai

berikut:

Sebagaimana penuturan Muh Baharuddin Samad bahwa:

“Biasanya wali kelas atau guru menyampaikan kepada BK jika ada siswa

yang berkelakuan tidak baik agar siswa bisa diberikan pembinaan dalam bimbingan

dan konseling.”13

Hal sama juga diungkapkan oleh Muslimin bahwa:


“Kerja sama tentu pimpinan selalu berkoordinasi dengan guru BK dengan para
wali kelas dan para stakeholder semua, untuk melaporkan semua kegiatan-
kegiatan bimbingan dan konseling yang ada di MAN 1 ini.”14
3. Pelaksanaan (implementation)

a. Layanan orientasi

Layanan orientasi merupakan kegiatan yang memungkinkan peserta didik

untuk memahami dan menyesuaikan diri di lingkungan sekolah/madrasah.

Untuk mengetahui Layanan orientasi dapat dilihat pada hasil wawancara

penulis dengan beberapa narasumber sebagai berikut:

Sebagaimana penuturan Muh Baharuddin Samad bahwa:

“Layanan yang kami berikan kepada siswa yaitu kami pihak BK membuat

buku konsultasi khusus kelas X, kelas XI, kelas XII, jika ada siswa yang bermasalah

maka di catat apa permasalahannya, tujuannya, proses dan hasilnya.”15

b. Layanan pengumpulan data

c. Layanan kegiatan kelompok

13
Muh Baharuddin Samad, Guru BK MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone,
27 Juli 2019.
14
Muslimin, Kepala MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone, 27 Juli 2019.
15
Muh Baharuddin Samad, Guru BK MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone,
27 Juli 2019.
d. Layanan bimbingan karir

e. Layanan bimbingan sosial

f. Layanan bimbingan pribadi

4. Pengawasan (controlling)

a. Implementasi pengawasan dilaksanakan kepala sekolah/ kepala madrasah

terhadap pelaksanaan pelayanan BK yang dilakukan oleh guru BK dan pihak

terkait.

Implementasi pengawasan dilaksanakan kepala sekolah/ kepala madrasah

merupakan suatu implementasi yang dilakukan untuk memantau apakah guru

bimbingan dan konseling menjalankan tugasnya dengan baik untuk mencapai suatu

tujuan.

Untuk mengetahui Implementasi pengawasan dilaksanakan kepala

sekolah/madrasah terhadap pelaksanaan pelayanan BK yang dilakukan oleh guru BK

dapat dilihat pada hasil wawancara penulis dengan beberapa narasumber sebagai

berikut:

Sebagaimana penuturan Muslimin bahwa:


“Implementasinya saya selaku kepala madrasah saya senantiasa melakukan
monitoring dan evaluasi terhadap cara kerja guru BK kemudian saya melakukan
kunjungan keruangan BK dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan baik secara
berkala, harian, mingguan jadi kunjungan-kunjungan itu saya mengawasi dan
mengamati kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan BK di madrasah ini.”16
5. Evaluasi (evaluation)

a. Kesesuaian program pelaksanaan dalam bimbingan dan konseling

16
Muslimin, Kepala MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone, 27 Juli 2019.
Untuk mengetahui kesesuaian program pelaksanaan dalam bimbingan dan

konseling dapat dilihat pada hasil wawancara penulis dengan beberapa narasumber

sebagai berikut:

Sebagaimana penuturan Muh Baharuddin Samad bahwa:

“Masing- masing guru melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh pihak

yang bersangkutan ada yang bertanggung jawab untuk mengawasi kelas X, kelas XI,

kelas XII.”17

Hal sama juga diungkapkan oleh Muslimin bahwa:


“Kesesuaian program dari pertama itu guru BK membuat program tahunan
dalam program itu di implementasikan pada kegiatan sehari-hari jadi layanan
bimbingan setiap siswa atau layanan perorangan, layanan kelompok atau
klasikal baik siswa yang mengadapai persoalan dan maupun siswa yang tidak
menghadapi persoalan dalam artian BK melakukan tindakan layanan preventif
pencegahan bagi siswa sebelum siswa menghadapi masalah-masalah.”18
b. Dampak pelayanan bimbingan dan konseling terhadap kegiatan belajar

mengajar dalam BK

Untuk mengetahui dampak pelayanan bimbingan dan konseling terhadap

kegiatan belajar mengajar dalam BK dapat dilihat pada hasil wawancara penulis
dengan beberapa narasumber sebagai berikut:

Sebagaimana penuturan Muh Baharuddin Samad bahwa:

17
Muh Baharuddin Samad, Guru BK MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone,
27 Juli 2019.
18
Muslimin, Kepala MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone, 27 Juli 2019.
“Dampaknya sangat bagus, siswa yang sering onar di kelas biasanya di

panggil dan diberikan arahan apabila melakukan onaran dua kali maka orang tua

dipanggil dan ada penegakan BK terhadap siswa.”19

c. Respon siswa, personil sekolah, orang tua siswa dan masyarakat terhadap

pelayanan BK.

Untuk mengetahui respon siswa, personil sekolah, orang tua siswa dan

masyarakat terhadap pelayanan BK dapat dilihat pada hasil wawancara penulis

dengan beberapa narasumber sebagai berikut:

Sebagaimana penuturan Muh Baharuddin Samad bahwa:


“Sangat bagus, karena jika siswa lakii- laki mengganggu perempuan di kelas
maka siswa itu di panggil dan di berikan sanksi terhadap perbuatan yang
dilakukan, dan respon orang tua juga baik, karena jika siswa melakukan hal yng
tidak wajar dengan temannya maka orang tua siswa di panggil.”20

Hal sama juga diungkapkan oleh Muslimin bahwa:


“Respon siswa berpengaruh terhadap peningkatan pelayanan BK di madrasah
terhadap siswa yang bermasalah dan terhadap siswa yang tidak bermasalah jadi
siswa sangat di perhatikan dan terbantu terhadap penyelesaian- penyelesaian
persoalan yang di hadapi, kemudian respon orang tua sangat tertarik dengan
adanya kegiatan BK yang ada di madrasah jadi hubungan kerjasama antara
sekolah dengan guru BK terjalin dengan baik jadi respon orang tua sangat
positif terhadap adanya kegiatan BK yang ada disekolah.”21

d. Perubahan kemajuan siswa dalam bimbingan dan konseling

19
Muh Baharuddin Samad, Guru BK MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone,
27 Juli 2019.
20
Muh Baharuddin Samad, Guru BK MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone,
27 Juli 2019.
21
Muslimin, Kepala MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone, 27 Juli 2019.
Untuk mengetahui perubahan kemajuan siswa dalam bimbingan dan konseling

dapat dilihat pada hasil wawancara penulis dengan beberapa narasumber sebagai

berikut:

Sebagaimana penuturan Muh Baharuddin Samad bahwa:

“Pasti ada kemajuan akan tetapi di dalam lingkungan sekolah ini memiliki

siswa yang banyak pasti ada masalah, tujuan adanya bimbingan dan konseling agar

masalah siswa dapat teratasi dengan baik.22

Hal sama juga diungkapkan oleh Muslimin bahwa:


“Perubahannya sangat signifikan dengan adanya kerja keras BK dengan adanya
program-program itu pendekatan-pendekatan pada siswa sangat berpengaruh
secara positif dalam penanaman kedisiplinan di madrasah kemudian pelayanan
terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi apakah secara individu atau secara
kelompok.”23

B. Akhlak Siswa

1. Budi pekerti

a. Memiliki sikap dan perilaku yang luhur berakhlatul kharimah dalam

kehidupan sehari-hari.

Untuk mengetahui sikap dan perilaku yang luhur berakhlatul kharimah dalam

kehidupan sehari-hari dapat dilihat pada hasil wawancara penulis dengan beberapa

narasumber sebagai berikut:

Sebagaimana penuturan Muh Baharuddin Samad bahwa:

22
Muh Baharuddin Samad, Guru BK MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone,
27 Juli 2019.
23
Muslimin, Kepala MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone, 27 Juli 2019.
“Iya siswa memiliki akhlatul kharimah yang baik, di mana sekolah ini siswa

menghormati guru-guru, temannya, melaksanakan shalat jika waktu dzuhur sudah

masuk.”24

Hal senada juga diungkapkan Muslimin yang menyatakan bahwa:


“Iya siswa memiliki akhlatul kharimah yang baik, sesuai dengan visi
madrasah nilai-nilai islami kita harus tanamkan jadi dengan pembiasaan-pembiasaan
akhlatul kharimah saling menghargai, saling menghormati sesama teman sejawab,
menghargai guru, nilai-nilai pengamalan keagamaan, pembiasaan-pembiasaan
membaca Al-quran, nilai-nilai luhur, nilai-nilai moral yang di tanamkan sikap saling
menghargai dan menghormati betul- betul kami sangat perhatikan.”25
b. Interaksi dengan sesama manusia maupun dengan dilingkungan

Untuk mengetahui interaksi dengan sesama manusia maupun dengan

dilingkungan dapat dilihat pada hasil wawancara penulis dengan beberapa

narasumber sebagai berikut:

Sebagaimana penuturan Muh Baharuddin Samad bahwa:


“Iya diharuskan, karena pastinya siswa harus berinteraksi dengan sesama guru-
guru yang ada disekolah ini, disini BK memberikan pembinaan pembinaan
kepada siswa agar siswa mengetahui bagaimana menghargai guru-guru,
temannya dan masyarakat sekitar.”26

Hal sama juga diungkapkan oleh Muslimin bahwa:


“Ya tentunya kami libatkan siswa berinteraksi dengan lingkungan sekolah
dalam kegiatan organisasi, jadi kami melibatkan mereka secara keseluruhan
untuk bersosialisasi dengan kelas-kelas yang lain, kegiatan-kegiatan organisasi,
kunjungan kegiatan sosial jadi kami libatkan bersama baik lingkungan sekolah
maupun diluar sekolah.”27
c. Moral siswa di masyarakat

24
Muh Baharuddin Samad, Guru BK MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone,
27 Juli 2019.
25
Muslimin, Kepala MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone, 27 Juli 2019.
26
Muh Baharuddin Samad, Guru BK MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone,
27 Juli 2019.
27
Muslimin, Kepala MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone, 27 Juli 2019.
Untuk mengetahui moral siswa di masyarakat dapat dilihat pada hasil

wawancara penulis dengan beberapa narasumber sebagai berikut:

Sebagaimana penuturan Muh Baharuddin Samad bahwa:


“Saya tidak bisa tahu moral siswa di lingkungan masing-masing karena
mungkin ada siswa yang merokok akan tetapi tidak terlihat, di lingkungan
sekolah ini siapapun yang melanggar seperti merokok pasti diberikan tindakan,
sebagai guru BK kami tidak bisa melihat tingkah laku siswa secara keseluruhan
akan tetapi bagaimana siswa ini tetap menghargai sesamanya, di bimbing
dengan baik, cara bertutur kata dengan baik, itu yang sangat di utamakan.”28
Hal sama juga diungkapkan oleh Muslimin bahwa:
“Nilai-nilai moral atau nilai-nilai akhlatul kharimah yang kita ajarkan di
madrasah jadi berimbas kepada pengamalan nilai-nilai akhlatul karimah di
masyarakat tentunya dan melibatkan siswa pada kegiatan-kegiatan keagamaan,
pengajian- pengajian remaja masjid, kegiatan sosialisasi, organisasi pramuka,
PMR, nilai-nilai luhur, nilai- nilai moral terimbas dengan pendidikan akhlatul
kharimah yang di dapatkan di madrasah.”29
2. Tingkah laku

a. Melakukan akhlak yang baik dan bentuk-bentuk akhlak terpuji siswa

Untuk mengetahui akhlak yang baik dan bentuk-bentuk akhlak terpuji siswa

dapat dilihat pada hasil wawancara penulis dengan beberapa narasumber sebagai

berikut:

Sebagaimana penuturan Muh Baharuddin Samad bahwa:

28
Muh Baharuddin Samad, Guru BK MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone,
27 Juli 2019.
29
Muslimin, Kepala MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone, 27 Juli 2019.
“Iya siswa memiliki akhlak yang baik, di mana disekolah madrasah ini siswa
selalu bersalaman kepada guru-guru dan hal yang ini diwajibkan bagi siswa,
bertutur kata kepada guru dengan baik, kelakuannya sopan kepada guru-guru
dan temannya.”30
Hal senada juga diungkapkan Muslimin yang menyatakan bahwa:
“Iya siswa memiliki akhlak yang baik, secara sederhana di madrasah ini siswa
saling menyapa dengan tutur yang sopan, saling memberikan salam, saling
menghargai, menghormati sesama lingkungannya di luar dan mengamalkan
nilai-nilai saling menghargai baik lingkungan keluarga maupun masyarakat
sekitar.”31
b. Kedisiplinan siswa disekolah/madrasah

Untuk mengetahui kedisiplinan siswa disekolah/madrasah dapat dilihat pada

hasil wawancara penulis dengan beberapa narasumber sebagai berikut:

Sebagaimana penuturan Muh Baharuddin Samad bahwa:

“Kedisiplinan siswa sudah diterapkan dengan baik tetapi kadang masih ada

siswa yang ditegur jika siswa melanggar seperti siswa memiliki memiliki rambut

yang panjang maka rambutnya harus dipotong.”32

Hal sama juga diungkapkan oleh Muslimin bahwa:


“Kedisiplinan siswa baik, di mana menjadi suatu program di madrasah
penanaman nilai- nilai kedisiplinan, pebiasaan seperti datang tepat waktu, tidak
memberikan ruang kepada siswa untuk meninggalkan madrasah dan membiasakan
diri datang tepat waktu untuk mengikuti pembelajaran sesuai dengan jadwal dan
program yang ada di madrasah, cara berpakaian siswa, kemudian kehadiran siswa
kami pantau selama pembelajaran berlangsung di madrasah.”33
3. Tabiat

a. Bentuk perilaku siswa yang mengarah keridhaan Tuhan Yang Maha Esa

30
Muh Baharuddin Samad, Guru BK MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone,
27 Juli 2019.
31
Muslimin, Kepala MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone, 27 Juli 2019.
32
Muh Baharuddin Samad, Guru BK MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone,
27 Juli 2019.
33
Muslimin, Kepala MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone, 27 Juli 2019.
Untuk mengetahui bentuk perilaku siswa yang mengarah keridhaan Tuhan

Yang Maha Esa dapat dilihat pada hasil wawancara penulis dengan beberapa

narasumber sebagai berikut:

Sebagaimana penuturan Muh Baharuddin Samad bahwa:


“Sekolah madrasah ini siswa diharuskan melaksanakan shalat dan pembelajaran
di madrasah ini pastinya menyangkut tentang ajaran-ajaran agama mata
pelajarannya meliputi Al-qur’an hadis, fikih, bahasa arab dan masih banyak
yang lainnya semua itu di pelajari di sini tentang bagaimana siswa mengarah
kepada keridhaan Tuhan Yang Maha Esa, semuanya sudah masuk di mata
pelajaran ini.”34
Hal sama juga diungkapkan oleh Muslimin bahwa:
“Nilai- nilai pendekatan ridha terhadap kegiatan- kegiatan yang dilakukan di
madrasah ini yaitu nilai- nilai ketaatan, kesabaran dalam menghadapi program-
program yang ada di sekolah, rela menerima temannya, rela menghargai
temannya, rela menerima pembelajaran di madrasah, rela ikhlas menghargai
gurunya, semua stakeholder dan tenaga pendidik dan kependidikan di
madrasah dan siswa ridha terhadap semua kegiatan- kegiatan positif yang
mengarah pada kualitas peningkatan sekolah di madrasah.”35

C. Kontribusi Manajemen Bimbingan dan Konseling dalam Pembinaan Akhlak

Siswa

Kontribusi manajemen bimbingan dan konseling dalam pembinaan akhlak

siswa merupakan

Untuk mengetahui kontribusi manajemen bimbingan dan konseling dalam

pembinaan akhlak siswa dapat dilihat pada hasil wawancara penulis dengan beberapa

narasumber sebagai berikut:

Sebagaimana penuturan Muh Baharuddin Samad bahwa:


“Kalau untuk manajemennya diatur sendiri misalnya mengelilingi sekolah,
mengontrol di dalam kelas agar siswa tidak melakukan hal yang tidak baik, jika

34
Muh Baharuddin Samad, Guru BK MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone,
27 Juli 2019.
35
Muslimin, Kepala MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone, 27 Juli 2019.
guru mata pelajaran tidak masuk maka guru BK yang menggantikannya dan
mengisi jam pembelajaran tersebut untuk memberikan arahan-arahan kepada
siswa, selain itu di lihat juga jika ada siswa yang mempunyai alfa yang banyak
atau mendapatkan laporan dari wali kelas atau guru- guru maka siswa juga
perlu diberikan arahan-arahan yang baik.”36
Hal sama juga diungkapkan oleh Muslimin bahwa:
“Kontribusi manajemen BK sangat memberikan masukan dan sangat berarti di
madrasah dalam memenej kegiatan- kegiatan pembinaan bimbingan terhadap
siswa di MAN 1 ini jadi memenej saya kira ini sangat penting bagi madrasah
untuk meningkatkan pelayanan di madrasah intinya memberikan kontribusi
positif terhadap pengembangan madrasah dengan kehadiran BK.”37

36
Muh Baharuddin Samad, Guru BK MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone,
27 Juli 2019.
37
Muslimin, Kepala MAN 1 Bone, wawancara oleh penulis di MAN 1 Bone, 27 Juli 2019.

Anda mungkin juga menyukai