2-BAB 2-Fix
2-BAB 2-Fix
TINJAUAN PUSTAKA
Selain fly ash, limbah yang dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan
beton ringan geopolimer, lumpur Sidoarjo yang dibakar juga dimanfaatkan
sebagai bahan dasarnya. (Triwulan, dkk, 2013: 2)
Lumpur Sidoarjo memiliki tingkatan element matriks yang serupa dengan
komposisi kimia pozzolan. Karakteristik alaminya, yaitu terdiri atas element
silika dan alumina dapat dikategorikan sebagai material pengganti semen.
(Bakri, dkk, 2012: 82)
8
9
Hasil penelitian Triani, dkk (2016: 114), menyatakan kalsinasi kaolin pada
suhu 700o C menunjukkan kuat tekan yang lebih baik dan setting time yang
lebih cepat.
Beton berasal dari campuran semen, air, agregat halus, agregat kasar, dan
akibat reaksi hidrasi antara semen dan air (Nawi, 1999: 4). Material penyusun
beton. Salah satunya adalah material semen yang berperan sebagai bahan
dalam memproduksi 1 ton semen juga menghasilkan 0,55 ton CO2 kimia dan
Joseph Davidovits, ilmuwan Prancis yang saat itu menggunakan fly ash (FA)
100% bahan pengikat agregat yang berasal dari semen merupakan beton
geopolimer.
mengandung sebagian besar silika dan alumina yang bersifat pozolan dapat
merupakan bahan yang mengandung silika atau silika dan alumina, yang
dengan sendirinya memiliki sedikit atau tidak nilai semen, dalam bentuk
hidroksida pada suhu biasa untuk membentuk senyawa yang memiliki sifat
semen (ASTM 125-03: 3). Material pozzolan seperti fly ash (FA), metakaolin
(MK) atau slag, induksi oleh cairan alkalin, dapat digunakan sebagai
pengganti total semen biasa untuk produksi beton. (Bakri, dkk, 2012: 82).
yang mengandung silika dan alumina sebagai pengganti seperti fly ash (FA),
metakaolin (MK), slag dan lain-lain untuk berperan sebagai bahan pengikat
Fly Ash (FA) merupakan hasil sampingan industri dari proses pembakaran
batu bara, terutama penggunaan bahan bakar pada PLTU-PLTU. Fly Ash
2012: 21)
Menurut Chang (dalam Praktito dan Susilowati, 2013: 18), “fly ash (FA)
mengandung unsur kimia antara lain (SiO2), alumina (Al2O3), fero oksida
12
(Fe2O3) dan kalsium oksida (CaO), juga mengandung unsur tambahan lain
yaitu magnesium oksida (MgO), titanium oksida (TiO2), alkalin (Na2O dan
Fly Ash (FA) diklasifikasikan menjadi 3 jenis kelas yaitu kelas N, kelas F
dan Kelas C. Persyaratan kimia tiap-tiap jenis kelas fly ash (FA) ditampilkan
pada tabel 2.1. Dari ketiga jenis kelas fly ash (FA) hanya kelas F dan kelas C
yang memiliki sifat pozzolan. Kedua jenis fly ash (FA) ini mengandung CaO
Prosentase CaO pada kelas F kurang dari 10% sehingga kandungan Ca(OH)2
juga lebih sedikit akibat reaksi dengan air. Untuk fly ash (FA) yang umum
dihasilkan dari proses produksi yang terkendali (Justice, 2005: 2). Metakaolin
(MK) dihasilkan dari pembakaran kaolin pada suhu tinggi yaitu 650oC selama
penelitian Triani, dkk (2016: 114), kaolin yang digunakan berasal dari
Belitung melalui proses kalsinasi kaolin pada suhu 700oC menunjukkan kuat
tekan yang lebih baik dan setting time yang lebih cepat.
menyerupai komposisi kimia semen dan tabel 2.3 yang menampilkan sifat
Juga mengurangi panas hidrasi yang menyebabkan penyusutan yang lebih baik
bangunan tersebut (Aiswarya, dkk, 2013: 592). Srinivasu, dkk (2014: 14699)
campuran.
Selain itu, menurut Srivasta, dkk (2012: 252), metakaolin (MK) lebih
kekuatan dan mengurangi setting time serta sebagai material menjanjikan pada
kaolin pada suhu dan waktu pemanasan yang telah ditentukan dalam
pembentukan metakaolin.
mereaksikan antara silika dan alumina sehingga dapat mengikat agregat pada
2013: 1). Menurut Zulkafli dan Ramadhan (2014: 26), NaOH dihasilkan dari
Natrium Oksida yang dilarutkan ke dalam air dan senyawa ini berfungsi pada
NaOH yang pekat mempengaruhi kuat tekan beton dan workability beton.
Kuat tekan belah dan porositas beton geopolimer sebanding dengan kuat
tekan yang didapatkan (Ekaputri dan Triwulan, 2013: 9). Selain itu,
Kuat tekan beton salah satu sifat mekanik beton yang didapatkan dari
nilai beban per satuan luas hingga beton hancur (SNI 03-1974-1990: 1).
Nilai kuat tekan didapatkan dari rumus sesuai dengan SNI 03-1974-1990
sebagai berikut:
𝑃
fc’ = 𝐴 (N/mm2)...............................................................................(2.1)
Keterangan :
beton, temperatur dan waktu curing serta kadar air (Subekti, 2012: 14).
Kuat tarik belah beton pada dasarnya hampir sama dengan kuat tekan
beton akan tetapi benda uji diletakkan mendatar di meja penekan untuk
17
memperoleh nilai kuat tarik belah dari pembebanan benda uji (SNI 03-
2491-2002: 1). Perhitungan kuat tarik belah sesuai dengan SNI 03-2491-
Keterangan :
Nilai kuat tarik belah beton sebanding dengan nilai kuat beton, bila
kuat tekan beton meningkat ataupun menurun begitu pula dengan nilai
c. Modulus Elastisitas
untuk beton pada umur dan perawatan yang telah di desain. Untuk beton
03-2847-2013: 61).
18
berikut,
Keterangan :
d. Porositas Beton
dipengaruhi oleh faktor air semen (water cement ratio), nilai slump,
menahan kuat tekan lebih baik daripada beton yang memiliki pori tertutup.
Pori terbuka memiliki sifat permeable, yaitu dapat ditembus oleh air
impermeable (tidak mudah ditembus air dan udara). Sifat pori terbuka
retak sehingga mampu menurunkan kuat tekan beton (Ekaputri, dkk, 2007:
127)
19
(𝐵− 𝐴)
=[ ] 𝑥 100...........................................................................(2.4)
𝐴
(𝐶− 𝐴)
=[ ] 𝑥 100...........................................................................(2.5)
𝐴
𝐴
[(𝐶−𝐷)] 𝜌 = 𝑔1............................................................................(2.6)
𝐵
= [(𝐶−𝐷)] 𝜌...................................................................................(2.7)
𝐶
= [(𝐶−𝐷)] 𝜌...................................................................................(2.8)
Kerapatan semu
𝐴
= [(𝐴−𝐷)] 𝜌 = g2..........................................................................(2.9)
(𝑔2−𝑔1) (𝐶−𝐴)
= [ ] x100 atau [(𝐶−𝐷)]x100.........................................(2.10)
𝑔2
Keterangan :
pendidihan ,g.
disebut dengan waktu ikat awal. Sedangkan waktu ketika jarum vicat tidak
dapat dapat melakukan penurunan lagi adalah waktu ikat akhir (SNI 03-
6827-2002: 1). Untuk menentukan waktu ikat menggunakan alat uji Vicat
lama terjadi waktu yang diperlukan dalam pengikatan awal. Akan tetapi
campuran yang tinggi, lamanya waktu ikat awal dan waktu ikat akhir
berlangsung cepat.
e. Workability
beton yang di uji melalui slump beton. Pengujian slump beton untuk beton
segar dilakukan dengan alat cetakan kerucut Abram yang tampak pada
dibuat. Nilai slump dapat dilihat pada tabel 2.4 sesuai dengan Peraturan