UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Kampwolker Kampus Baru Uncen – Waena - Jayapura
Tlp. (0967)574124
MAKALAH HIDROLOGI
Kelompok 2 :
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan
karunianyasehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Evapotranspirasi Dan Infiltrasi”. Semoga tugas ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembacanya. Harapan kami semoga tugas ini membantu
menambah pengetahuan bagi pembacanya, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi tugas ini sehingga dapat menjadi
lebih baik.Tugas ini kami akui masih banyak kekurangan karena
wawasan yang kami miliki masih terbatas. Oleh karena itu kami
harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan dan kritikan
yang bersifat membangun untuk memperbaiki tugas ini.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
3
seresah, tipe vegetasi, dan tumbuhan bawah atau tajuk penutup tanah lainnya
(Asdak, 2010). Faktor-faktor tersebut berinteraksi sehingga mempengaruhi
besarnya infiltrasi dan limpasan permukaan. Besarnya kapasitas infiltrasi pada
tekstur tanah yang berbeda mempunyai nilai yang berbeda, begitu pula
denganbesar kapasitas infiltrasi pada tekstur tanah yang sama. Hal ini dapat terjadi
karena tanah tersebut dipengaruhi oleh penggunaan lahan (land use).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Evapotranspirasi ?
2. Apa itu Infiltrasi ?
C. TUJUAN
1. Mampu memahami tentang Evapotranspirasi
2. Mampu memahami tentang Infiltrasi
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. EVAPOTRANSPIRASI
Evapotranspirasi adalah gabungan evaporasi dan transpirasi tumbuhan
yang hidup di permukaan bumi. Air yang diuapkan oleh tanaman dilepas ke
atmosfer. Evaporasi merupakan pergerakan air ke udara dari berbagai sumber
seperti tanah, atap, dan badan air. Transpirasi merupakan pergerakan air di dalam
tumbuhan yang hilang melalui stomata akibat diuapkan oleh daun.
Evapotranspirasi adalah bagian terpenting dalam siklus air.
Evapotranspirasi potensial adalah nilai yang menggambarkan
kebutuhan lingkungan, sekumpulan vegetasi, atau kawasan pertanian untuk
melakukan evapotranspirasi yang ditentukan oleh beberapa faktor, seperti
intensitas penyinaran matahari, kecepatan angin, luas daun, temperatur udara, dan
tekanan udara. Evapotranspirasi potensial juga menggambarkan energi yang
didapatkan oleh kawasan tersebut dari matahari. Di sisi lain, transpirasi sebanding
dengan seberapa banyak karbon yang diserap oleh kawasan vegetasi karena
transpirasi juga berperan perpindahaan CO2 dari udara ke daun.
Evapotranspirasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
Radiasi Panas Matahari (Rd), Radiasi panas matahari merupakan komponen
sumber energi dalam memanaskan air, tanah, dan tanaman. Radiasi potensial
sangat ditentukan oleh posisi geografis lokasi. Kecepatan Angin (u) Angin
merupakan faktor yang menyebabkan terdistribusinya air yang telah diuapkan ke
atmosfer, sehingga proses penguapan dapat berlangsung kontinyu sebelum terjadi
kejenuhan kandungan uap di udara. Kelembapan (Rh) Parameter kelembapan ini
memegang peranan paling penting karena udara memiliki kemampuan untuk
menyerap air sesuai kondisinya termasuk temperatur udara dan tekanan udara
atmosfer. Temperatur (°C) Temperatur merupakan faktor yang tidak dapat
dipisahkan dari intensitas dan lama waktu radiasi matahari. Temperatur ini berupa
temperatur air, tanah, tanaman, dan temperatur atmosfer. Terdapat beberapa
metode yang bisa digunakan untuk menentukan besarnya nilai evapotranspirasi
yatiu Metode Blaney Criddle, dan Pennman modifikasi.
5
1. Metode Blaney-Criddle
Metode ini digunakan untuk menentukan besarnya
evapotranspirasi dari tumbuhan yang pengembangannya
didasarkan pada kenyataan bahwa evapotranspirasi bervariasi
sesuai dengan keadaan temperatur, lamanya penyinaran matahari,
dan kebutuhan tanaman.
Rumus dari metode ini adalah:
Keterangan:
c = faktor koreksi yang tergantung (n/N) dan RH
p = persentase penyinaran matahari
t = temperatur udara bulanan rata-rata (°C)
6
2. Metode Pennman Modifikasi
Metode ini adalah metode yang bervariasi tergantung dari
temperatur, lama penyinaran matahari, kelembaban relatif, dan
kecepatan angin. Rumus dari metode ini adalah:
Keterangan:
c = Faktor koreksi akibat keadaan iklim siang atau malam
W = Faktor bobot
Rn = Radiasi netto
F(u) = Fungsi kecepatan angina
ea = Tekanan uap jenuh
ed = Tekanan uap actual
7
8
B. INFILTRASI
Infiltrasi adalah aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah itu sendiri. Di
dalam tanah, air mengalir ke arah pinggir, sebagai aliran perantara menuju mata
air, danau, dan sungai atau secara vertikal yang dikenal dengan penyaringan
menuju air tanah. Laju infilltrasi umumnya dinyatakan dalam satuan yang sama
dengan satuan intensitas curah hujan, yaitu milimeter per jam (mm/jam). Air
infiltrasi yang tidak kembali lagi ke atmosfer melalui proses evapotranspirasi akan
menjadi air tanah untuk seterusnya mengalir ke sungai di sekitar. Air hujan atau
air irigasi dapat digunakan oleh tanaman setelah melalui proses infiltrasi ke dalam
tanah menjadi kadar air. Faktor yang berpengaruh terhadap infiltrasi adalah jenis
tanah dan kadar lengas awal menentukan hisapan kapiter dan konduktivitas
hidrolik tanah.
Penyebab Infiltrasi Gerak air di dalam tanah melalui pori-pori tanah dipengaruhi
oleh :
1. Gaya gravitasi
2. Gaya kapiler
9
kemampuan akar dalam menyerap dan menyimpan air serta membantu
pembentukan saluran air baru dalam tanah. Tanaman juga dapat
melindungi tanah dari pukulan butir air hujan yang dapat merusak struktur
tanah.Laju infiltrasi adalah kecepatan menyusupnya air ke dalam tanah per
satuan luas.
b. Pengukuran Infiltrasi
Dalam kaitannya dengan analisis hidrologi, informasi yang diperlukan
adalah laju infiltrasi yang berubah dengan waktu. Untuk mendapatkan data
tersebut pengukuran kaju infiltrasi pada suatu tempat tertentu dapat
dilakukan dengan 2 cara , yaitu :
1. Pengukuran langsung di lapangan
2. Dengan pendekatan menggunakan analisis hidrograf
c. Rumus Infiltrasi (Persamaan Horton)
Laju infiltrasi sebagai fungsi waktu diberikan dalam persamaan :
10
d. Indeks Infiltrasi
Indeks infiltrasi adalah laju rerata kehilangan air karena infiltrasi,
sedemikian sehingga volume aliran permukaan merupakan volume air
hujan dikurangi infiltrasi.
Dengan :
F : Infiltrasi total
P : Hujan total
Contoh Soal
Penyelesaian :
F = P – Q = 5 -2 =3 cm
11
Φ = 0,567 cm/jam. Nilai 0,5 < ϕ < 1,0, sehingga perkiraan
tersebut adalah benar.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Evapotranspirasi sebagai salah satu proses yang ada dalam siklus
hidrologi, evapotranspirasi ini akan mempengaruhi beberapa proses yang
terjadi sesudahnya, sehingga dengan mengetahui berapa besar
evapotranspirasi yang terjadi dapat memprediksi beberapa hal yang ada di
dalam siklus hidrologi berikutnya. Proses masuknya air ke dalam tanah
secara vertikal disebut infiltrasi (infiltration), sedangkan air yang mengalir
di atas permukaan tanah disebut dengan aliran permukaan (run off)
(Asdak, 2010).
B. SARAN
Semoga dengan dibuatnya makalah ini, dapat menambah wawasan
dan referensi bagi para pembaca, tak lupa juga penulis meminta maaf
apabila terjadi kesalahan dalam penulisan makalah ini, dan juga penulis
mengharapakan adanya kritik dan saran agar makalah ini dapat dikatakan
sempurna.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/12388392/infiltrasi_hidrologi_
https://slideplayer.info/slide/2925322/
https://karyatulisilmiah.com/pengertian-definisi-infiltrasi-dan-laju-
infiltrasi/
14