Anda di halaman 1dari 14

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Kampwolker Kampus Baru Uncen – Waena - Jayapura

Tlp. (0967)574124

MAKALAH HIDROLOGI

EVAPOTRANSPIRASI DAN INFILTRASI

Kelompok 2 :

Gary A. Paembonan (20180611014110)

Grace I. Kandai (20180611014086)

Janne W. Meokbun (20180611014048)

Muhammad Asriadi (20180611014100)

Theresia V. Katwaip (20180611014002)

Welly C. Palittin (20180611014030)

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK SIPIL

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan
karunianyasehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Evapotranspirasi Dan Infiltrasi”. Semoga tugas ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembacanya. Harapan kami semoga tugas ini membantu
menambah pengetahuan bagi pembacanya, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi tugas ini sehingga dapat menjadi
lebih baik.Tugas ini kami akui masih banyak kekurangan karena
wawasan yang kami miliki masih terbatas. Oleh karena itu kami
harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan dan kritikan
yang bersifat membangun untuk memperbaiki tugas ini.

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Evapotranspirasi sebagai salah satu proses yang ada dalam siklus


hidrologi, evapotranspirasi ini akan mempengaruhi beberapa proses yang terjadi
sesudahnya, sehingga dengan mengetahui berapa besar evapotranspirasi yang
terjadi dapat memprediksi beberapa hal yang ada di dalam siklus hidrologi
berikutnya. Dilihat dari proses evapotranspirasi sebagi proses pertama dalam
siklus hidrologi maka ada beberapa hal penelitian yang berhubungan dengan
hidrologi dapat diturunkan atau diekstraks dengan menggunakan data
evapotranspirasi ini, beberapa contoh penelitian yang memanfaakan
evapotranspirasi sebagai salah satu datanya adalah untuk penentuan daerah
kekeringan yang ada di suatu daerah, hal ini penting karena dengan mengetahui
sebaran daerah yang mengalami kekeringan kita dapat mengantisipasi bencana
kekeringan di suatu daerah selain itu data evapotranspirasi juga dapat kita
gunakan untuk memprediksi limpasan permukaan di suatu DAS.

Air mengalami siklus yang dikenal dengan siklus hidrologi. Siklus


hidrologi adalah rangkaian peristiwa yang terjadi pada air dari saat jatuh ke bumi
hingga menguap ke atmosfer untuk kemudian jatuh kembali ke bumi. Pada saat air
hujan turun ke permukaan tanah, sebagian air tersebut masuk ke dalam tanah dan
sebagian lagi mengalir di atas permukaan tanah. Proses masuknya air ke dalam
tanah secara vertikal disebut infiltrasi (infiltration), sedangkan air yang mengalir
di atas permukaan tanah disebut dengan aliran permukaan (run off) (Asdak, 2010).
Infiltrasi dapat dinyatakan dalam dua dimensi yaitu laju infiltrasi dan kapasitas
infiltrasi. Laju infiltrasi adalah banyaknya air yang masuk ke dalam tanah per
satuan waktu, sedangkan kapasitas infiltrasi merupakan laju maksimal gerakan air
masuk ke dalam tanah. Banyaknya air yang masuk ke dalam tanah melalui proses
infiltrasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tekstur dan struktur tanah,
kelembaban tanah awal, kegiatan biologi dan unsur organik, jenis dan tebal

3
seresah, tipe vegetasi, dan tumbuhan bawah atau tajuk penutup tanah lainnya
(Asdak, 2010). Faktor-faktor tersebut berinteraksi sehingga mempengaruhi
besarnya infiltrasi dan limpasan permukaan. Besarnya kapasitas infiltrasi pada
tekstur tanah yang berbeda mempunyai nilai yang berbeda, begitu pula
denganbesar kapasitas infiltrasi pada tekstur tanah yang sama. Hal ini dapat terjadi
karena tanah tersebut dipengaruhi oleh penggunaan lahan (land use).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Evapotranspirasi ?
2. Apa itu Infiltrasi ?

C. TUJUAN
1. Mampu memahami tentang Evapotranspirasi
2. Mampu memahami tentang Infiltrasi

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. EVAPOTRANSPIRASI
Evapotranspirasi adalah gabungan evaporasi dan transpirasi tumbuhan
yang hidup di permukaan bumi. Air yang diuapkan oleh tanaman dilepas ke
atmosfer. Evaporasi merupakan pergerakan air ke udara dari berbagai sumber
seperti tanah, atap, dan badan air. Transpirasi merupakan pergerakan air di dalam
tumbuhan yang hilang melalui stomata akibat diuapkan oleh daun.
Evapotranspirasi adalah bagian terpenting dalam siklus air.
Evapotranspirasi potensial adalah nilai yang menggambarkan
kebutuhan lingkungan, sekumpulan vegetasi, atau kawasan pertanian untuk
melakukan evapotranspirasi yang ditentukan oleh beberapa faktor, seperti
intensitas penyinaran matahari, kecepatan angin, luas daun, temperatur udara, dan
tekanan udara. Evapotranspirasi potensial juga menggambarkan energi yang
didapatkan oleh kawasan tersebut dari matahari. Di sisi lain, transpirasi sebanding
dengan seberapa banyak karbon yang diserap oleh kawasan vegetasi karena
transpirasi juga berperan perpindahaan CO2 dari udara ke daun.
Evapotranspirasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
Radiasi Panas Matahari (Rd), Radiasi panas matahari merupakan komponen
sumber energi dalam memanaskan air, tanah, dan tanaman. Radiasi potensial
sangat ditentukan oleh posisi geografis lokasi. Kecepatan Angin (u) Angin
merupakan faktor yang menyebabkan terdistribusinya air yang telah diuapkan ke
atmosfer, sehingga proses penguapan dapat berlangsung kontinyu sebelum terjadi
kejenuhan kandungan uap di udara. Kelembapan (Rh) Parameter kelembapan ini
memegang peranan paling penting karena udara memiliki kemampuan untuk
menyerap air sesuai kondisinya termasuk temperatur udara dan tekanan udara
atmosfer. Temperatur (°C) Temperatur merupakan faktor yang tidak dapat
dipisahkan dari intensitas dan lama waktu radiasi matahari. Temperatur ini berupa
temperatur air, tanah, tanaman, dan temperatur atmosfer. Terdapat beberapa
metode yang bisa digunakan untuk menentukan besarnya nilai evapotranspirasi
yatiu Metode Blaney Criddle, dan Pennman modifikasi.

5
1. Metode Blaney-Criddle
Metode ini digunakan untuk menentukan besarnya
evapotranspirasi dari tumbuhan yang pengembangannya
didasarkan pada kenyataan bahwa evapotranspirasi bervariasi
sesuai dengan keadaan temperatur, lamanya penyinaran matahari,
dan kebutuhan tanaman.
Rumus dari metode ini adalah:

Keterangan:
c = faktor koreksi yang tergantung (n/N) dan RH
p = persentase penyinaran matahari
t = temperatur udara bulanan rata-rata (°C)

6
2. Metode Pennman Modifikasi
Metode ini adalah metode yang bervariasi tergantung dari
temperatur, lama penyinaran matahari, kelembaban relatif, dan
kecepatan angin. Rumus dari metode ini adalah:

Keterangan:
c = Faktor koreksi akibat keadaan iklim siang atau malam
W = Faktor bobot
Rn = Radiasi netto
F(u) = Fungsi kecepatan angina
ea = Tekanan uap jenuh
ed = Tekanan uap actual

7
8
B. INFILTRASI
Infiltrasi adalah aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah itu sendiri. Di
dalam tanah, air mengalir ke arah pinggir, sebagai aliran perantara menuju mata
air, danau, dan sungai atau secara vertikal yang dikenal dengan penyaringan
menuju air tanah. Laju infilltrasi umumnya dinyatakan dalam satuan yang sama
dengan satuan intensitas curah hujan, yaitu milimeter per jam (mm/jam). Air
infiltrasi yang tidak kembali lagi ke atmosfer melalui proses evapotranspirasi akan
menjadi air tanah untuk seterusnya mengalir ke sungai di sekitar. Air hujan atau
air irigasi dapat digunakan oleh tanaman setelah melalui proses infiltrasi ke dalam
tanah menjadi kadar air. Faktor yang berpengaruh terhadap infiltrasi adalah jenis
tanah dan kadar lengas awal menentukan hisapan kapiter dan konduktivitas
hidrolik tanah.

Penyebab Infiltrasi Gerak air di dalam tanah melalui pori-pori tanah dipengaruhi
oleh :

1. Gaya gravitasi
2. Gaya kapiler

Menyebabkan aliran selalu menuju ke tempat yang lebih rendah,


sementara gaya kapiler menyebabkan air bergerak ke segala arah. Gaya kapiler
pada tanah kering lebih besar dari pada tanah basah. Selain itu gaya kapiler
berkerja lebih kuat dari pada tanah dengan lapisan lebih halus seperti lempung
dari pada tanah berbutir kasar seperti pasir.

a. Kapasitas Infiltrasi dan Laju Infiltrasi

Kapasitas infiltrasi adalah laju maksimum air yang masuk ke


dalam tanah. Kapasitas infiltrasi dipengaruhi oleh beberapa sifat fisik
tanah, diantaranya bobot isi, ruang pori total, pori drainase. Selain faktor
fisik tanah, vegetasi juga mempengaruhi kapasitas infiltrasi tanah yang
meliputi kerapatan dan tinggi tajuk serta serasah (Arsyad 2010). Menurut
pendapat Sastrahidayat & Sumarno (1979), bahwa vegetasi berperan
dalam meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah yang didukung dengan

9
kemampuan akar dalam menyerap dan menyimpan air serta membantu
pembentukan saluran air baru dalam tanah. Tanaman juga dapat
melindungi tanah dari pukulan butir air hujan yang dapat merusak struktur
tanah.Laju infiltrasi adalah kecepatan menyusupnya air ke dalam tanah per
satuan luas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi :

1. Kedalaman genangan dan tebal lapis jenuh


2. Kelembaban tanah
3. Pemampatan oleh hujan
4. Penyumbatan oleh butir halus
5. Tanaman penutup
6. Topografi
7. Intensitas hujan

b. Pengukuran Infiltrasi
Dalam kaitannya dengan analisis hidrologi, informasi yang diperlukan
adalah laju infiltrasi yang berubah dengan waktu. Untuk mendapatkan data
tersebut pengukuran kaju infiltrasi pada suatu tempat tertentu dapat
dilakukan dengan 2 cara , yaitu :
1. Pengukuran langsung di lapangan
2. Dengan pendekatan menggunakan analisis hidrograf
c. Rumus Infiltrasi (Persamaan Horton)
Laju infiltrasi sebagai fungsi waktu diberikan dalam persamaan :

10
d. Indeks Infiltrasi
Indeks infiltrasi adalah laju rerata kehilangan air karena infiltrasi,
sedemikian sehingga volume aliran permukaan merupakan volume air
hujan dikurangi infiltrasi.

Dengan :

F : Infiltrasi total

P : Hujan total

Q : Aliran permukaan total

Tr : Waktu terjadinya hujan

Contoh Soal

Distribusi hujan berikut diukur selama 6 jam

Kedalaman limpasan ( runoff ) adalah 2 cm. Hitung indeks infiltrasi ?

Penyelesaian :

Dari distribusi hujan, hujan total adalah P = 5 cm, sehingga kehilangan


yang disebabkan oleh infiltrasi adalah :

F = P – Q = 5 -2 =3 cm

Dengan menggunakan gambar di bawah, indeks ϕ dihitung dengan cara


coba banding ( misal dicoba nilai ϕ <0,3 ; atau 0,3 < ϕ < 0,5 ; atau 0,5 < ϕ
< 1,0 dst. Sesuai data intensitas hujan). Dianggap nilai ϕ berada antara 0,5
dan 1,0 cm/jam.

Dengan menyamakan ruas histogram di atas garis putus-putus dan


kedalaman limpasan , dapat diperoleh nilai ϕ :

(1,5 – ϕ)x 1 + ( 1,2 – ϕ ) + ( 1,0 – ϕ ) x 1 = 2 cm

11
Φ = 0,567 cm/jam. Nilai 0,5 < ϕ < 1,0, sehingga perkiraan
tersebut adalah benar.

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Evapotranspirasi sebagai salah satu proses yang ada dalam siklus
hidrologi, evapotranspirasi ini akan mempengaruhi beberapa proses yang
terjadi sesudahnya, sehingga dengan mengetahui berapa besar
evapotranspirasi yang terjadi dapat memprediksi beberapa hal yang ada di
dalam siklus hidrologi berikutnya. Proses masuknya air ke dalam tanah
secara vertikal disebut infiltrasi (infiltration), sedangkan air yang mengalir
di atas permukaan tanah disebut dengan aliran permukaan (run off)
(Asdak, 2010).

B. SARAN
Semoga dengan dibuatnya makalah ini, dapat menambah wawasan
dan referensi bagi para pembaca, tak lupa juga penulis meminta maaf
apabila terjadi kesalahan dalam penulisan makalah ini, dan juga penulis
mengharapakan adanya kritik dan saran agar makalah ini dapat dikatakan
sempurna.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/12388392/infiltrasi_hidrologi_

https://slideplayer.info/slide/2925322/

https://karyatulisilmiah.com/pengertian-definisi-infiltrasi-dan-laju-
infiltrasi/

14

Anda mungkin juga menyukai