BAB II
TEORI INFLASI
Sebelum kita membahas tentang masalah inflasi, pasti kita pernah mendengar istilah
inflasi. Dalam kehidupan sehari-hari mungkin kita secara tidak sadar kita telah mengalami
inflasi, khususnya dalam membeli kebutuhan kita sehari-hari. Sebagai contoh sederhana
dalam kehidupan sehari-hari adalah :
Apakah dalam keseharian kita selalu dihadapi dengan kenaikan harga barang yang terus-
menerus?
Beberapa saat yang lalu kita masih bisa membeli 1 kg beras seharga Rp. 2500, tetapi saat
sekarang kita hanya bisa peroleh ½ kg saja. Kapan harga-harga akan mengalami penurunan?
Apakah kenaikan harga akan berdampak positif?
DEFINISI INFLASI
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga umum dan
secara terus-menerus. Kenaikkan harga satu atau dua barang saja bukan merupakan sebagai
inflasi. Inflasi biasa disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai
termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga
merupakan proses menurunnya nilaimata uang secara kontinu.
Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya,
tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk
melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara
terus-menerus dan saling mempengaruhi.
Teori inflasi selalu dihubungkan dengan jumlah uang yang beredar. Beberapa teori
mengenai jumlah uang beredar antara lain:
1. Teori Klasik
Teori klasik berpendapat, tingkat harga terutama ditentukan oleh jumlah uang yang beredar. Bila
jumlah uang bertambah, harga-harga akan naik. Ini berarti nilai uang menurun karena daya beli
menjadi rendah. Pertambahan jumlah uang beredar disebabkan deficit APBN atau adanya
perluasan kredit.
2. Teori Keynes
Menurut Keynes yang paling menentukan kestabilan kehidupan ekonomi nasional adalah
permintaan masyarakat. Para konsumen, produsen, pemerintah,dan luar negeri bersama-sama akan
membeli lebih banyak barang yang dihasilkan kapasitas produksi yang ada. Hal ini dapat
menyebabkan ketegangan-ketegangan di pasar. Produksi tidak dapat dinaikkan karena dibatasi
kapasitas produksi. Jumlah barang dan jasa yang diproduksi tidak dapat memenuhi kebutuhan
pasar sehingga harga-harga menjadi naik dan timbul lagi inflasi.
Secara garis besar, teori inflasi dibagi dalam tiga kelompok yang menyoroti aspek-aspek
tertentu dari proses inflasi, yaitu :
1. Teori Kuantitas
Menurut teori ini, inflasi disebabkan oleh jumlah uang beredar dan psikologi (harapan) masyarakat
mengenai kenaikan harga di masa datang.
2. Teori Keynes
Menurut Keynes, inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuannya
(secara ekonomis). Terjadi perubahan rezeki diantara kelompok-kelompok social dalam
masyarakat. Masing-masing kelompok menginginkan bagian yang lebih besar dari pada kelompok
yang lain. Proses perebutan ini menyebabkan permintaan masyarakat terhadap barang-barang
selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia.
3. Teori Strukturalis
Teori ini memberikan tekanan pada kekuatan dari struktur perekonomian seperti yang terjadi di
Negara-negara berkembang. Ada kekuatan utama dalam perekonomian perekonomian Negara-
negara sedang berkembang yang bias menimbulkan inflasi kekuatan ini terdiri dari:
Ketidakelastisan dari penerimaan ekspor, yaitu nilai ekspor tumbuh secara lambat dibandingkan
dengan pertumbuhan sektor lain.
Ketidakelastisan penawaran atau produksi bahan makanan yang tumbuh tidak secepat
pertambahan penduduk dan penghasilan perkapita sehingga harga bahan makanan naik melebihi
kenaikan harga barang lain.
JENIS-JENIS INFLASI
Inflasi memiliki berbagai jenis, apabila dilihat dari segi parah tidaknya yang ditimbulkan ada
beberapa, yaitu :
1. Inflasi ringan, yaitu tingkat inflasi di bawah 10% per tahun. Keadaan ini belum mengganggu
kegiatan perekonomian suatu negara dan masih dapat dengan mudah untuk dikendalikan.
2. Inflasi berat, yaitu tingkat inflasi antara 10% - 30% per tahun. Keadaan inibelum membahayakan,
tetapi sudah menurunkan kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan tetap.
3. Inflasi berat, yaitu tingkat inflasi antara 30%- 100% per tahun. Keadaan inisudah mengacaukan
kegiatan perekonomian karena orang cenderung tidak menabung dan lebih cenderung menyimpan
barang sebagai persediaan.
4. Hiperinflasi, yaitu tingkat inflasi di atas 100% per tahun. Keadaan ini akanmengacaukan kegiatan
perekonomian suatu negara dan sulit untuk dikendalikan.
Indonesia pernah mengalami hyperinflasi pada tahun 1960-an yang mencapai 650%. Pada tahun
1998 Indonesia pernah juga mengalami inflasi berat yang mencapai 60% dan di tahun 1999 inflasi
sedikit melemah yang mencapai 20%.
Jenis-jenis inflasi, berdasarkan kepada sumber atau penyebab kenaikan harga-harga yang berlaku,
yaitu :
1. Inflasi yang timbul akibat kenaikkan permintaan masyarakat yang tinggi. Inflasi ini biasa
disebut demand pull inflation.
2. Inflasi yang timbul akibat kenaikkan biaya produksi. Inflasi ini biasa disebutcost push inflation.
Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga, yaitu :
1. Inflasi Tertutup (Closed Inflation) akan terjadi jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan
dengan satu atau dua barang tertentu.
2. Inflasi Terbuka (Open Inflation) merupakan kenaikkan harga-harga barang yang terjadi secara
umum.
3. Hiperinflasi, yaitu serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus
berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai
uang terus merosot.
Pada masa lalu pencetus inflasi di Indonesia lebih dipengaruhi oleh inflasi yang berasal
dari impor bahan baku dan penolong. Hal ini beralasan karena sebagian besar dari bahan baku
tersebut masih diimpor dari luar negeri, akibat struktur industri yang sedikit mengandung local
content.
Dua faktor dapat berpengaruh atas kenaikkan harga di dalam negeri :
1. Jika terjadi kelangkaan pasokan akibat gangguan logistik atau perubahan permintaaan dunia atas
bahan baku tersebut di dunia.
2. Jika terjadi penurunan nilai rupiah kita terhadap mata uang asing utama seperti dollar Amerika
Serikat.
Saat ini inflasi di negara kita lebih banyak dipengaruhi oleh lonjakan harga minyak bumi di
pasar internasional, yang dapat mendorong lebih lanjut biaya pengadaan sumber energi listrik dan
bahan bakar untuk sebagian besar pabrik-pabrik pengolahan.
Dimasa depan ancaman lonjakan harga minyak bumi masih akan mengancam inflasi di
negara kita. Potensi kelangkaan bahan baku batubara dan gas akan juga terjadi dan mengakibat
kan kenaikkan biaya energi.
Disamping itu ancaman jangka menengah atas kemungkinan terjadinya inflasi di beberapa
daerah di Indonesia adalah akibat adanya kelangkaan bahan makanan pokok masyarakat yang
timbul akibat paceklik, hama penyakit, dan penurunan produktivitas padi, kedelai dan kacang-
kacangan.
Memang inflasi pada tingkat yang rendah merupakan perangsang bagi produsen untuk
menambah kapasitas produksinya; tetapi jika terlalu tinggi akan memberikan dampak negatif atas
meningkatnya ketidakpastian dan penurunan daya beli konsumen, sekaligus potensi penjualan
perusahaan.
PENGUKURAN INFLASI
Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks
harga. Indeks harga tersebut di antaranya:
Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI)adalah indeks yang
mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
Indeks Biaya Hidup atau Cost Of Living Index (COLI)
Indeks Harga Produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang
yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk
meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya
produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.
Indeks Harga Komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas
tertentu.
Indeks Harga Barang-barang Modal.
Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang
produksi lokal, barang jadi, dan jasa.
Utuk menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Indeks (CPI) dapat
digunakan rumus :
Penghitugan inflasi bulan Mei 2011 yang didasarkan pada bulan April 2011 dapat dihitung dengan
cara :
IHK bulan April 2011 : 125,66
IHK bulan Mei 2011 : 125,81
IHK bulan Mei 2010 : 118,71
Berapakah inflasi tahunan antara bulan Mei 2010 dengan bulan Mei 2011 dan inflasi bulanan
antara bulan April 2011 dengan bulan Mei 2011?
Inflasi tahunan antara bulan Mei 2010 dengan Bulan Mei 2011 :
Inflasi bulanan antara bulan April 2011 dengan bilan Mei 2011 :
Kebijakan penentuan harga dan indexing. Ini dilakukan dengan penentuan ceiling
price.
Devaluasi adalah penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri.
Jika hal tersebut terjadi biasanya pemerintah melakukan intervensi agar nilai mata uang
dalam negeri tetap stabil. Istilah devaluasi lebih sering dikaitkan dengan menurunnya nilai
uang satu negara terhadap nilai mata uang asing. Devaluasi juga merujuk kepada kebijakan
pemerintah menurunkan nilai mata uang sendiri terhadap mata uang asing.
BAB III
KESIMPULAN
Inflasi merupakan salah satu masalah terbesar yang harus dihadapi suatu perekonomian di
setiap negara. Dampaknya sangat terasa sekali pada masyarakat suatu negara itu sendiri.
Kenaikkan harga-harga umum akan terus meningkat dari waktu ke waktu. Banyak faktor yang
mempengaruhi kenaikkan harga-harga umum ini.
Demi mengatasi masalah ini, khususnya pemerintah harus membuat dan menjalankan
kebijakan-kebijakan yang dianggap perlu untuk memperkecil semaksimum mungkin agar inflasi
tidak terlalu tinggi. Beberapa kebijakan yang itu bisa dengan kebijakan moneter, kebijakan fiskal,
dan kebijakan non meneter. Selain itu, peran bank sentral juga bisa membantu dalam dalam
meminimumkan inflasi yang akan terjadi.
Tingginya tingkat inflasi juga akan mengancam kelangsungan perusahaan-perusahaan
dalam suatu negara. Biaya produksi yang tinggi akan membuat perusahaan kekurangan modal.
Mungkin perusahaan akan mengurangi para pekerjanya, bahkan bagi kecil menengah akan
menutup usahanya.