Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERANCANGAN LAYOUT PADA

ANIMASI 2 DIMENSI

Disusun oleh:

Putra Arkaning Bantala


NIM: 1312276024

PROGRAM STUDI DISAIN KOMUNIKASI VISUAL


JURUSAN DISAIN, FAKULTAS SENI RUPA
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2014

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan hikmat dan
anugerahnya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat sebagai salah satu acuan oleh praktisi di dunia
animasi.

Makalah ini secara kusus mebahas tentang proses perancangan


layout dalam industri animasi. Banyak problematika dalam produksi
animasi muncul pada saat proses perancangan layout, maka dari itu saya
berharap dapat membantu menjawab permasalahan-permasalaha tersebut
dengan menyuguhkan berbagai metode dan prinsip dasar tentang layouting
dalam makalah ini.

Makalah ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak. Dengan itu disampaikan terimakasih kepada:

1. Orangtua

2. Drs. Purwito, Dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia

3. Teman-teman yang telah membantu.

Disaadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam


penulisan makalah ini, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membantu sangat diharapkan.

Yogyakarta, 30 November 2014

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………….………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………….…………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………..……….….……………………1
B. Rumusan Masalah…………..………………….…………...2
C. Tujuan…………………………..…………..……………….2
D. Manfaat……………………..…………………….....………2
BAB II LANDASAN TEORI
A. Animasi……………..……………….….……..……….……3
B. Storyboard…………..……………….…………..…………..4
C. Layout……………………….……….…..………………….5
BAB III PEMBAHASAN
A. Prinsip dalam Perancangan Layout Animasi …………….....7
B. Teknik dalam Perancangan Layout Animasi.…………….....8
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………..…………………........12
B. Saran.………………………………..……………………..12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………….………….13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Layout merupakan bagian yang sangat penting dalam menentukan


kualitas visual dalam setiap adegan yang akan muncul dalam sebuah film
animasi. Pembuatan layout merupkan langkah awal, khususnya dalam
animasi 2 dimensi, pada tahap produksi dalamp embuatan film animasi.
Layout berfungsi sebagai penggambaran lebih detail dari storyboard yang
terjadi dalam tahap pra-produksi. Pembenaraan dan penyempurnaan
storyboard yang sudah dipastikan keruntutannya secara visual terjadi pada
layout. Peran layout juga sebagai penggambaran dimensional dari dimana
karakter animasi akan bergerak dan bagaimana pergerakan kamera dalam
dimensi itu.

Mesikipun dalam tahapan yang berbeda storyboard dan layout pada


film animasi saling berkorespondensi dan mengkoreksi. Pendapat umum
beranggapan bahwa storyboard tidak perlu dirubah jika sudah dirujuk oleh
layout artist, tetapi pada dasarnya layout dapat digunakan untuk mendeteksi
kurangnya keruntutan dan kualitas adegan dalam storyboard karena
memiliki elemen visual yang lebih lengkap dan mendekati film yang
direncanakan.

Pembuatan layout pada animasi meliputi banyak proses kreatif dan


begitu juga teori dan teknik visualisasi. Begitu banyaknya pertimbangan ini
diperlukan untuk memastikan tahap awal ini tersruktur secara efektif. Dalam
prosesnya tahap yang memerlukan banyak pertimbangan ini akan
mengalami beberapa stagnansi. Maka dari itu, pentingnya penjabaran teori
dan teknik tentang proses layouting ini, agar pada waktu proses kreatif ini
mengalami stagnan maka layout artist dapat menjabarkan langkah-langkah

ii
kreatif dan masalah-masalah kreatif yang harus ditempuh. Dengan proses
dan teori yang terus disempurnakan maka proses kreatif yang stagnan akan
dapat lebih cepat diatasi.

Teori-teori dan teknik-teknik mengenai layout diambil dari berbagai


masa, mulai masa keemasan animasi hingga animasi digital, dan bagaimana
teori dan teknik itu terus berkembang sesuai masanya.

B. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan layout dan pengaruhnya dalam proses animasi,


maka masalah dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang suatu layout untuk animasi 2 dimensi?


2. Bagaimana menggunakan berbagai metode perancangan untuk
layout animasi 2 dimensi?

C. Tujuan

1. Merumuskan langkah-langkah dalam pembuatan layout serta teori


dan teknik yang dibutuhkan.
2. Memahami bagaimana memanfaatkan perkembangan teknik hingga
saat ini untuk menyelesaikan permasalahan kretif dalam layouting.

D. Manfaat

1. Membuka wawasan para pekerja animasi tentang pemecahan


masalah kreatif maupuns struktural pada proses pembuatan layout
pada animasi 2 dimensi.
2. Memicu inovasi dalam seni pembuatan layout, secara teknik maupun
kualitas.

ii
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Animasi

Secara etimologi, animasi berasal dari bahasa Latin animatio, yang


berarti “sebuah tindakan memberikan jiwa atau kehidupan kepada sesuatu”,
dari kata animo yang berarti “memberi kehidupan atau jiwa pada sesuatu”,
dan –atio yang bermakna “sebuah tindakan”.1 Dalam era keemasan animasi,
Frank Thomas dan Ollie Johnson mendefinisikan animasi sebagai “The
Illusion of Life” yang kemudian mendorong munculnya pemikiran tentang
animasi yang absolute. Gagasan ini didukung secara eksplisit oleh Richard
Williams di dalam bukunya yang mengatakanbahwa, “Animasi tidak harus
tentang realisme, tetapi harus dapat dipercaya (believability)”.2 Animasi
pada masa itu dimaksudkan bukan sebagai penggambaran maupun
penyerderhanaan dari kehidupan di sekitar kita, namun merupakan cara
menyampaikan suatu cerita dengan penggambaran dunia yang telah
distimulasi secara artistik namun masih dapat dipercaya karena seluruh
aspek kenyataan di dunia animasi masih berkoresponden terhadap realita
yang sesungguhnya.

Pada saat ini animasi dapat digolong kan menjadi beberapa jenis
menurut tekniknya, yaitu:

1. Animasi 2 dimensi, adalah teknik pembuatan animasi dengan


menggunakan gambar yang memiliki 2 sumbu (axis) yaitu X dan Y.

1
http://en.wikipedia.org/wiki/Animation, diakses 28 November 2014, pukul
19.06 WIB.
2
Richard Williams, The Animator’s Survival Kit, (London: Faber and Faber),
hal. 34.

ii
animasi 2 dimensi dapat berupa digital maupun manual yang biasa
disebut hand-drawn animation.3
2. Animasi 3 dimensi, adalah teknik pembuatan animasi dengan
menggunakan 3 sumbu yaitu, X,Y, dan Z dalam sebuah sofware
animasi 3D. 4
3. Animasi Stop-motion, adalah teknik animasi yang memadukan
pengambilan gambar dengan teknik fotografi secara berulang dan
penggerakan benda.

Setiap dan masing-masing animasi yang pernah dibuat, dimulai


selalu dengan hal yang sama, ide di dalam kepala seseorang. Ide ini
kemudian ditaruh dalam sebuah kertas sebagai sebuah naskah dan kemudian
diubah menjadi gambar sekuensial oleh stroryboard artist. Setelah itu
dilanjutkan kepada layout artist. Layout artist akan membuat layout berupa
desain latar belakang, dimana akan digunakan animator sebagai tempat
dimana karakter animasi akan berakting.5

B. Storyboard

Storyboard merupakan versi virtual pertama dari keseluruhan proyek


yang akan menjadi film, apapun bentuknya; Animasi layar lebar, serial TV,
iklan, maupun game komputer. Storyboard menceritakan keseluruhan cerita
dalam gambar diam (biasanya berupa key-drawing), terkadang hanya
beberapa sket untuk iklan komersial sampai ribuan panel untuk layar lebar.
Storyboard dikerjakan langsung berdasarkan naskah. Seorang storyboard
artist biasanya merupakan orang yang sangat berpengalaman, datang dari
latar belakang layout artist atau animator, memiliki pengetahuan yang
komprehensif akan sinematografi maupun desain karakter. Pengetahuan
akan akting, tari dan seni pertunjukan lain juga sangat berguna. Storyboard

3
Bambi Bambang Gunawan, Nganimasi Bersama Mas Be , (Jakarta: Elex
Media Computindo, 2013), hal. 27.
4
Id, hal. 28.
5
Mark T. Byrne, Animation: The Art of Layout and Storyboarding,
(Kildare:Leixlip, Co, 1999), hal. 11.

ii
artist akan mendapat penjelasan oleh sutradara tentang pemikirannya dalam
hal-hal tertentu, kemudian dia akan mendapat contoh dari suara sang
karakter untuk menentukan emosi dan model sheet karakter, jika desain
akhir karakter sudah selesai, meskipun hal ini tidak seharusnya perlu karena
desain final dari karakter dapat ditambahkan nantinya. 6

Storyboard layaknya sebuah gambar arsitektur, Seluruh informasi


tentang proyek animasi tertapat dalamnya, mulai awal hingga akhir. Di
dalam storyboard memiliki gambar yang representatif mengenai adegan,
storyboard juga harus menyertakan nomor urutan adegan, teks deskriptif
tentang adegan, dan dialog dalama degan. Keterangan tambahan lainya yang
biasa di dalam storyboard adalah nama produksi dan segala macam
penomoran sesuai standar produksi.

C. Layout

Layout dalam animasi diperlukan untuk menunjukkan ukuran yang


tepat, posisi, desain, dan lokasi dari segala sesuatu disetiap adegan. Ada dua
jenis layout: layout karakter dan layout latar belakang. Tata letak
background mendefinisikan pengaturan dan desain hanya latar belakang
(segala sesuatu yang tidak bergerak), sedangkan layout karakter (satu atau
lebih tiap adegan) menunjukkan semua key-pose karakter pada latar
belakang itu.7

Dalam bukunya, “The Illusion of Life”. Frank Thomas dan Ollie


Johnston menyampaikan, “Layout artist memilik tanggung jawab terhad
apapapun yang tampak dalam film, scene demi scene, dan keseluruhan film.
Jikasuatu style sudah detetapkan dalam produksi film, maka layout artis
harus terus beradaptasi dengan kebutuhan scene demi scene. Layout artist
bekerja berdampingan dengan sutradara untuk menentukan staging dan

6
Id, hal. 162.
7
Tony White, Animation: From Pencils to Pixels , (Elsvire: Focal Press,
2006), hal. 300.

ii
dramatisasi adegan, berdasarkan sket dari storyboard. Layout artist
mendesian latar belakang, menyarankan pola gerakan pada animator,
mengindikasika nposisi kamera untuk tercapainya adegan yang paling
efektif yang akan menceritakan cerita dalambentuk yang paling
menghibur”.8

8
Frank Thomas, Ollie Johnson, Disney Animation: The Illusion of Life,
(South Carolina: Abbeville Press, 1981), hal. 210.

ii
BAB III
PEMBAHASAN

A. Prinsip dalam Perancangan Layout Animasi

Pada era keemasan animasi, tiga orang animator dari Walt Disney
Studio mengajukan sebuah gagasan tentang bagaimana seorang layout artist
berfikir dan merencanakan sebelum dia membuat sebuah layout. Animator
tersebut adalah Ken Anderson, Ken O’Cornor, dan Don Griffith, dan
prinsip-prinsip akan pembuatan layout mereka adalah:

1. One Quick Look: Layout harus simpel dan direct, seperti layaknya
poster,serta harus menjual ide adegan tersebut.
2. Perfected Sketch: Render yang berlebihan tidak akan membantu
memperbaiki penggambaran awal yang sudah buruk.
3. Clear Direction: Arah dan orientasi audien terhadap apa yang terjadi
di dalam layar harus selalu terjaga, merupakan hal yang tersulit dan
harusperhatikan.
4. Keep Informed, art in history: Layout artist harus selalu
memperkaya diri dengan referensi sejarah visual berupa arsitektur,
landscape, kostum, dan lain-lain.
5. Keep Informed, rendering: Terus melengkapi diri dengan
pengetahuan tentang style, medium, teksture, permukaan, komposisi,
dan teknik menggambar.
6. Keep Informed, technical information: Pengetahuan akan berbagai
macam efek teknis yang di timbulkan oleh lensa, filter, benda cair,
kaca, dan lain-lain.
7. Timing the Mood: emosi dalam suatu adegan dapat dibangun
dengan mengatur timing dan cuts.

Prinsip dalam pembuatan layout tersebut telah di praktekan dan


dikembangkan dalam pembuatan animasi klasik Disney dalam era

ii
keemasan. Di era itu semua teknik dan mekanismenya berupa analog,
disamping prinsip di atas memiliki sejarah pengembangan yang panjang dan
memiliki sampel hasil yang nyata, prinsip ini terus memerlukan penyesuaian
untuk dapat lebih bermanfaat di era digial dimana lebih banyak
kemungkinan dan teknik baru dalam dunia layout animasi, yang
dimungkinkan karena adanya perkembangan teknologi.

B. Teknik dalam Perancangan Layout Animasi

Dalam proses merancang layout animasi ada bergabai cara yang


dapat digunakan, sesuai dengan keutamaan adegan ataupun kesesuaian alur
kerja dalam tim. Teknik yang digunakan dalam perancangan layout juga
penting untuk dibahas sebelumnya, untuk menjamin komunikasi yang lancar
antara sutradara dan layout artist selama proses. Dari belasan cara untuk
merancang dan membuat layout dapat dipersempit menjadi 4 cara yang
digunakan. Cara ini telah diuji oleh para animator Disney setelah sekian
lama dan masih digunakan untuk layouting di era animasi digital ini. Teknik
perancangan itu adalah sebagai berikut:

1. The Thoughful Thumbnail


Dengan cara ini layout artist membuat sket-sket thumbnail
kecil, mencoba mencari alur dan adegan yang tepat. Ketika
keruntutan dari sket thumbnail sudah dirasa maksimal, maka layout
artist akan memanggil beberapa animator untuk mendiskusikan dan
mengkritisi deretan thumbnail tersebut. Layout artist akan langsung
menanggapi kritik dan diskusi dengan menggambar langsung
berubahan yang dirasa perlu dalam bentuk thumbnail juga. Hasil dari
perbaikan itu akan menjadi basis dari final layout, cutting, dan
staging, serta menunjukan pada animator dimana letak adegan yang
akan dikerjakanya nanti di dalam kontinuitas babak.
Teknik ini sangat menguntungkan karena dapat mendeteksi
kekurangan dengan cepat dan merangkul pemikiran tim secara

ii
kolektif dengan lebih efisien. Denga cara ini layout artist dituntut
untuk dapat menggambar dengan cepat dan akurat, agar dapat
merespon langsung perubahan yang dirasa perlu.

Gambar 1. Thumbnail Ken Anderson9

2. Tradisional
Teknik ini menitikberatkan kepada proses visualisasi layout
yang sesungguhnya dan sejelas-jelasnya, sehingga semua orang
dapat mengerti apa yag sebenarnya sedang direncanakan dan dapat
menilai dengan layout tersebut. Perubahan dalam teknik ini biasanya
hanya dapat dilakukan untuk detail kecil seperti, memperlebar area
gambar agar dapat dilakukan panning kecil, atau memindahkan
berabot untuk tempat bagi karakter untuk adegan tersebut. Metode
ini akan berhasil jika layout artist memiliki cukup waktu untuk
merencanakan staging untuk seluruh babak.

9
Sumber: The Illusion of Life, halaman 216.

ii
Gambar 2. Layout Ken Anderson10

3. The Multiple Choice


Ide dasar pada metode perancangan layout ini adalah untuk
menstimulisasi setiap orang terhadap kemungkinan-kemungkinan di
dalam situasi dimana seluruh tim dapat memilih, mendesain,
maupun mendeskripsikan staging dan layout yang menurut mereka
paling efektif. Hal ini dimungkinkan karena layout artist
menggambil adegan yang penting dan di munculkan dalam
berberapa versi kemudian di ikuti dengan yang lain. Dengan
menstimulus setiap orang dalam tim produksi terhadap berbagai
kemungkinan presentasi visual, maka bukan hanya bermanfaat bagi
peningkatan kualitas animasi yang sedang di kerjakan namun juga
meningkatkan kemampuan tim produksi dalam jangka panjang
secara efisien.

Gambar 3. Beberapa alternatif adegan oleh Ken Anderson11

10
Ibid.
11
Id. Halaman 217.

ii
4. Long Shot dan Establishing Shot
Dalam metode setiap babak akan memiliki master shot,
dimana dalam satu frame akan ditunjukan seluruh karakter bangunan
dan properti dalam seluruh area tersebut. Master shot sering pula di
sebut Establishing Shot, karena penggunaannya sebagai pembuka
suatu babak dan membangun orientasi terhadap keseluruhan area
dari para audien. Layout utama dengan metode ini harus di rancang
dengan detail, karena merupakan acuan seluruh layout yang akan
melputi daerah tersebut.
Metode ini memungkinkan layout artist menggunakan lebih
banyak waktu untuk mendesain properti dan detail yang ada dalam
area sehingga akan mempengaruhi nuansa di area tersebut lebih
mendalam. Jika terdapat perubahan layout lain, maka layout artist
akan lebih cepat mengatasinya, di karenakan referensi tentang
keadaan sekitar sudah tersusun rapi di establishing shot.

Gambar 4. Estabishing shot adegan oleh Don Griffith 12

12
Ibid

ii
Bab IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses pembuatan layout merupakan bagian yang penting dalam


animasi, dan merupakan tahap awal dari proses produksi Prinsip dalam
pembuatan layout berdasakan pada gagasan Ken Anderson, Ken O’Cornor,
dan Don Griffith, yaitu meliputi;

1. One Quick Look


2. Perfected Sketch
3. Clear Direction
4. Keep Informed, art in history
5. Keep Informed, rendering
6. Keep Informed, technical information
7. timing the Mood

Teknik atau Metode untuk perancangan dan pembuatan layout yang


dapat digunakan dan telah teruji keefektifannya serta memiliki poteni untuk
dikembangkan seiring perkembangan jaman adalah; The Thoughtful
Thumbnail, Traditional, The Multiple Choice, dan The Establishing Shot.

B. Saran

Layout artist dengan pengetahuan dasar dan prinsip yang kuat


terhadap bidangnya berdampak langsung pada kualitas karyanya.
Pembuatan layout dengan suatu metode atau teknik yang terstruktur akan
memudahkan pencarian sumber masalah dan mempercepat proses kreatif.
Suatu prinsip, metode , atau teknik harus terus ditinjau ulang dan
disempurnakan sesuai dengan kebutuhan jaman dan demi perkembangan
ilmu tersebut.

ii
DAFTAR PUSTAKA

Byrne, Mark T., 1991, Animation: The Art of Layout and Storyboarding,
Kildare: Leixlip, Co.
Frank, Thomas; Ollie Johnson, 1981, Disney Animation:The Illusion of Life,
South Carolina: Abbeville Press.
Gunawan, Bambi Bambang, 2013, Nganimasi Bersama Mas Be, Jakarta:
Elex Media Computindo.
http://en.wikipedia.org/wiki/Animation, diakses 28 November 2014 pukul
19.06 WIB.
Williams, Richard, 2001, The Animator’s Survival Kit, London: Faber and
Faber.
White, Tony, 2006, Animation: From Pencils to Pixels, Elsevire: Focal
Press.
White, Tony, 2009, How to Make Animated Films, Elsevire: Focal Press.

ii

Anda mungkin juga menyukai