Anda di halaman 1dari 4

Outcome yang diharapkan

Tabel Outcome yang diharapkan setelah diberikan intervensi

NO Jenis Masalah Outcome Parameter


1. Kesehatan
a. Diabetes Perubahan kualitas  Penurunan Kadar
melitus dan hidup (pola makan Gula darah Puasa
komplikasinya teratur, pola tidur, (GDP), Gula darah
aktivitas fisik), sewaktu
kontrol glikemik,  Jika bisa,
terhindarnya dari pemeriksaan
komplikasi vaskular HbA1c
dan Pemahaman  Tekanan darah,
tentang DM pemeriksaan profil
lipid (Kolestrol,
HDL,LDL,
trigliserladehida)
jika bisa (Gavin
dkk, 2010;Perkeni,
2015)
b. Obesitas Perubahan Kualitas hidup  Penurunan BB
(Pola makan, pola tidur, dalam kilogram
aktivitas fisik);  Pengukuran Indeks
Penurunan berat badam Massa Tubuh
dan tidak bertambahnya (<IMT) (Normal
berat badan 18,5-22,9) (Jolly
Pemahaman yang lebih dan Chambers,
baik 2014)
c. Hipertensi Perubahan Kualitas hidup  Penurunan
(Pola makan, pola tidur, Tekanan Darah
aktivitas fisik); (Zack dkk, 2019)
Pemahaman yang lebih
baik tentang penyakitnya
(Kontrol ke dokter rutin,
cek tekanan darah rutin)

d. Asthma Perubahan Kualitas hidup  Periode


(Pola makan, pola tidur, kekambuhan
aktivitas fisik); Periode berkurang
kekambuhan penyakit
berkurang; Pemahaman
penyakit bertambah
e. Penyakit Perubahan Kualitas hidup  Kualitatif
lainnya (Pola makan, pola tidur,
aktivitas fisik);
Pemahaman yang lebih
baik akan jenis penyakit
tersebut.
f. Kesehatan Perubahan kualitas hidup  Kualitatif
gigi dan (Tidak ada masalah
mulut berkaitan dengan
kesehatan gigi dan
mulut); Adanya
kesadaran diri untuk
menjaga kesehatan gigi
dan mulut; Jika bisa,
keluarga kontrol gigi dan
mulut rutin .
g. Obat-obatan Keluarga semakin paham  Kualititatif
tentang obat itu sendiri
(Penggunaan obat sesuai
anjuran dokter,
meminum obat sesuai
dosis dan waktu yang
tepat); Tidak sembarang
mengonsumsi obat-
obatan
h. Masalah Peningkatan kualitas  Kualititatif
nonpsikis hidup (Jika susah tidur,
jadi bisa nyenyak tidur,
Jika stress/cemas, bisa
berkurang cemasnya);
Pemahaman akan
kesehatan jiwa bahwa
kesehatan jiwa itu
penting untuk dijaga
2. Sanitasi Peningkatan kualitas  Kualitatif
hidup; Menerapkan
kebiasaan-kebiasaan
terkait sanitasi seperti
mencuci tangan, buang
air besar dijamban,
menggunakan air yang
layak minum);
Memastikan saluran air
dan pembuangan kotoran
ke septiktank
3. Sosial Ekonomi Komunikasi keluarga yang  Kualitatif
baik; Berkurangnya
masalah finansial terkait
kesadaran akan
kesehatan meningkat

Adapun outcome yang diharapkan setelah dilakukannya intervensi dari kegiatan IPE ini
pada umumnya adalah tercapainya kualitas hidup yang lebih baik dari masyarakat atau
keluarga yang dibina. Tercapainya kualitas hidup yang baik, tentu diawali dengan adanya
perubahan dari pola hidup yang lama ke pola hidup yang baru. Pola hidup baru yang
dimaksudkan adalah terjadinya perubahan akan kebiasaan-kebiasaan yang salah menuju
pada kebiasaan-kebiasaan yang benar. Contohnya, apabila keluarga yang kita bina adalah
perokok, maka selesai dilakukan intervensi diharapkan keluarga binaan yang perokok
dapat berhenti merokok atau mengurangi intensitas dalam merokok. Selain itu,
masyarakat atau keluarga yang dibina juga diharapkan memiliki pengetahuan dan
informasi yang memadai setelah diberikan intervensi, misalnya sosialisasi kesehatan gigi
dan mulut, masyarakat menjadi mengerti untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut
dengan menggosok gigi dua kali sehari. Masyarakat paham dan lebih memperhatikan
kesehatan diri mereka dan anggota keluarga yang dimiliki.

Spesifiknya, outcome yang dihasilkan berbeda-beda tergantung dari masalah yang


ditemukan dan intervensi yang diberikan. Pada masalah kesehatan khususnya penyakit
metabolik seperti obesitas, diabetes melitus, stroke dan hipertensi, penderita diharapkan
dapat mengubah pola makan, minum obat teratur (Diabetes, stroke dan hipertensi), pola
tidur dan aktivitas fisik yang teratur sesuai dengan kondisi fisiologis dari penderita
sedangkan pada masalah sanitasi, keluarga diharapkan dapat menerapkan kebiasaan-
kebiasaan sanitasi seperti mencuci tangan, membersihkan selokan secara rutin ataupun
menggunakan sumber air yang layak minum untuk konsumsi sehari-hari. Adapun terkait
dengan masalah sosial ekonomi, masyarakat atau keluarga yang dibina diharapkan dapat
memiliki keadaan sosial ekonomi yang lebih baik, jika masalah kesehatan mereka dapat
diatasi. Mengingat, masalah sosial ekonomi kebanyakan terjadi karena kondisi kesehatan
anggota keluarga, biaya pengobatan serta lama waktu pengobatan.

Untuk mengukur outcome yang diharapkan dibutuhkan parameter baik bersifat


kuantitatif, kualitatif ataupun keduanya. Outcome kuantitatif adalah hasil yang dapat
dinyatakan dengan angka ataupun skala. Contohnya pada diabetes melitus, dapat diukur
apakah penderita mengalami penurunankadar gula darah puasa sebelum dan sesudah
diberikan intervensi. Outcome kualitatif adalah sesuatu yang tidak dapat dinyatakan
dengan angka. Contohnya, saat menanyakan kualitas tidur tidur keluarga yang diberikan
intervensi, kita dapat mewawancarai keluarga yang dibina tentang apa yang mereka
rasakan ketika telah diberikan intervensi, apakah tidur mereka pulas? Apakah tidur
mereka nyenyak?ataupun tidak. Untuk lebih ringkasnya dapat dilihat pada tabel.

Daftar Pustaka

Gavin JR, Stolar MW, Freeman JS, Spellman CW. Improving outcomes in patients with type
2 diabetes mellitus: practical solutions for clinical challenges. The Journal of the American
Osteopathic Association. 2010 May 1;110(5_suppl_6):S2-14.

Jolly, K dan Chambers, R. 2014. Improving outcomes for patients with obesity,
Practitioner,258(1773),29-31.

Perkeni. 2015. Hasil Konsesus Perkeni. Departemen Kesehatan RI: Jakarta

Zack, R., Okunade, O., Olson, E., Salt, M., Amodeo, C., Anchala, R., Berwanger, O.,
Campbell, N., Chia, Y.C., Damasceno, A. and Phuong Do, T.N., 2019. Improving
Hypertension Outcome Measurement in Low-and Middle-Income Countries.
Hypertension, 73(5), pp.990-997.

Anda mungkin juga menyukai