Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Puasa Ramadhan adalah suatu pokok dari rangkaian pembinaan
iman.Puasa adalah suatu sendi (rukun) dari sendi-sendi Islam. Puasa di
fardhukan atas umat islam yang mukallaf selama tidak ada halangan
yang menghalangi.
Pelaksanaannya. Bahwa puasa itu suatu fardhu yang tidak boleh di
tinggalkan dan suatu syi’ar Agama Allah yang besar. Hukum puasa
Ramadhan adalah wajib berdasarkan al-Qur’an, As-Sunnah dan Ijma’.
Kewajiban melaksanakan puasa merupakan kewajiban yang dibebankan
kepada umat Islam yang telah baligh dan berakal, maka tidak ada alasan
bagi umat Islam untuk tidak berpuasa pada bulan Ramadhan, kecuali
apabila orang tersebut secara syara’ boleh diberikan keringanan
(Rukhsah) untuk tidak melaksanakan puasa Ramadhan. Jika seseorang
yang tidak melaksanakan puasa, maka orang tersebut harus mengganti
puasanya pada hari-hari lain setelah bulan Ramadhan berakhir.
Mengganti puasa ini dapat dilakukan di semua hari, kecuali hari hari
yang dilarang, seperti : hari hari tasyrik (11, 12, 13 dzulhijah), hari raya
idul adha, dan hari raya idul fitri (1 syawal)
Tetapi masih terdapat juga orang yang beranggapan bahwa hari
jumat adalah hari yang tidak diperbolehkan untuk melaksanakan puasa,
dan tidak sedikit pula yang beranggapan bahwa hari jumat adalah hari
yang bisa digunakan untuk melaksanakan puasa.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Sebagaimana latar belakang diatas yang menjadi pokok
permasalahannya adalah tentang pelaksanaan qadha puasa di hari
jumat pada masyarakat sekitar.
Adapun rumusan masalahnya yaitu :
1. Bolehkah melaksanakan puasa qadha dihari jumat?
2. Bagaimana hukum dalam islam mengenai puasa qadha dihari
jumat?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Sebagaimana rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari
penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui sah atau tidaknya melakukan puasa qadha
dihari jumat
2. Untuk mengetahui hukum dalam islam mengenai puasa qadha
dihari jumat
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena
limpahan rahmat serta anugerah dari-Nya saya mampu untuk
menyelesaikan laporan observasi ini.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk
junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang
merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama
Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar
bagi seluruh alam semesta.
Selanjutnya dengan rendah hati saya meminta kritik dan saran dari
pembaca untuk laporan ini supaya selanjutnya dapat saya perbaiki
kembali. Karena saya sangat menyadari, bahwa laporan yang telah saya
buat ini masih memiliki banyak kekurangan.
Saya ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap
pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama proses
penyelesaian laporan ini hingga rampungnya laporan ini.
Demikianlah yang dapat saya haturkan, saya berharap supaya
laporan yang telah saya buat ini mampu memberikan manfaat kepada
setiap pembacanya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… 2


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. 3

BAB I :
1.1 LATAR BELAKANG …………………………………………………………. 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ……………………………………………………. 5
1.3 TUJUAN ………………………………………………………………………… 5

BAB II :
2.1 PEMBAHASAN ………………………………………………………………. 6
BAB III :
3.1 KESIMPULAN ………………………………………………………………… 8
BAB II
PEMBAHASAN
Wajib hukumnya bagi seorang Muslim mengganti puasa Ramadan
yang ditinggalkan di hari lain. Puasa ganti tersebut, yang dikenal dengan
istilah qadha atau utang bisa ditunaikan kapan saja mulai Syawal hingga
Sya'ban.
Tetapi, ada satu hari yang kedudukannya setara dengan Idul Fitri
dan Idul Adha yaitu Jumat. Sehingga, seorang Muslim tidak dibolehkan
melaksanakan puasa tanpa uzur pada Jumat.
Lantas, bagaimana jika ingin membayar uang puasa Ramadan pada
Jumat?
Berpuasa pada hari jumat, baik puasa sunah maupun qadha, tidak
masalah. Hanya saja, tidak boleh mengkhususkan hari jumat untuk puasa
sunah. Namun jika dia berpuasa sehari sebelum atau sehari setelahnya,
tidak masalah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫بعده يوما أو قبله يوما يصوم أن إال الجمعة يوم أحد يصومن ال‬

“Janganlah kalian berpuasa pada hari jumat, kecuali dia berpuasa sehari
sebelumnya atau sehari setelahnya.” (HR. Bukhari)

Selanjutnya beliau menegaskan,


.‫ فردا ً هذا هو المنهي عنه‬،ً‫المقصود المنهي عنه هو أن يصومه وحده تطوعا‬
“Maksud dari larangan itu adalah berpuasa sunah pada hari jumat saja,
itulah yang dilarang.”
Disebutkan dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Janganlah kalian mengkhususkan malam jumat untuk tahajud,
sementara malam yang lain tidak. Dan jangan mengkhususkan hari
jumat untuk berpuasa tanpa hari yang lain. Kecuali jika puasa hari jumat
itu bagian rangkaian puasa kalian.” (HR. Muslim)

Oleh karena itu, Puasa di hari jumat saja hukumnya sah, hanya saja
makruh. Karena itu, jika anda mampu untuk melakukan puasa qadha
sehari sebelum atau sesudah hari jumat, maka itu lebih baik, sehingga
tidak melanggar yang makruh. Tapi jika anda tidak mampu maka anda
boleh melakukan puasa pada hari jumat untuk qadha, insyaaAllah tidak
masalah.
BAB III
KESIMPULAN

Dari data atau teori diatas maka kesimpulan untuk permasalahan


kali ini adalah puasa yang dilakukan di hari jumat hukumnya sah, hanya
saja makruh. Karena itu jika bisa atau mampu sebaiknya dilakukan selain
dihari jumat, sehingga tidak melanggar yang makruh, jika tidak mampu
maka puasa qadha boleh dilakukan di hari jumat.
LAPORAN OBSERVASI

DI SUSUN OLEH :
HARVINA SINDY PRASTIWI
G0A018011

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

Anda mungkin juga menyukai