Materi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dibagi menjadi dua bagian
besar, yaitu pengaturan mengenai informasi dan transaksi elektronik dan pengaturan mengenai
perbuatan yang dilarang. Pengaturan mengenai informasi dan transaksi elektronik mengacu pada
beberapa instrumen internasional, seperti UNCITRAL Model Law on eCommerce dan UNCITRAL Model
Law on eSignature. Bagian ini dimaksudkan untuk mengakomodir kebutuhan para pelaku bisnis di internet
dan masyarakat umumnya guna mendapatkan kepastian hukum dalam melakukan transaksi elektronik.
BAB II
Pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elektronik dilaksanakan berdasarkan asas kepastian
hukum, manfaat, hati-hati, itikad baik, dan netral teknologi.
Informasi elektronik dan atau hasil cetak dari informasi elektronik merupakan alat bukti yang sah dan
memiliki akibat hukum yang sah.
BAB IV
Informasi dan transaksi elektronik diselenggarakan oleh penyelenggara sistem elektronik secara andal,
aman, dan beroperasi sebagaimana mestinya. Penyelenggara sistem elektronik bertanggung jawab
terhadap penyelenggaraan sistem elektronik yang diselenggarakannya.
BAB V
TRANSAKSI ELEKTRONIK
Penyelenggaraan transaksi elektronik dapat dilakukan baik dalam lingkup publik maupun privat.
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan transaksi elektronik yang bersifat khusus diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
Setiap orang berhak memiliki nama domain berdasarkan prinsip pendaftar pertama.
BAB VII
Setiap orang dilarang menyebarkan informasi elektronik yang memiliki muatan pornografi dan atau
pornoaksi melalui komputer atau sistem elektronik.
BAB VIII
PENYELESAIAN SENGKETA
Masyarakat dapat mengajukan gugatan secara perwakilan terhadap pihak yang menggunakan teknologi
informasi yang berakibat merugikan masyarakat.
BAB IX
PERAN PEMERINTAH
BAB VIII
PERAN MASYARAKAT
BAB X
DI SIDANG PENGADILAN
Penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam undang-undang ini, dilakukan berdasarkan ketentuan dalam Hukum Acara Pidana dan
ketentuan dalam undang-undang ini.
BAB XI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 42
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.1.000.000.000,-. (satu milyar
rupiah).
(2) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan atau denda paling banyak Rp. 1.000.000.000.,-
(satu milyar rupiah).
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 49
(2) Peraturan Pemerintah harus sudah ditetapkan selambat-lambatnya 2 (dua) tahun setelah
diundangkannya Undang-undang ini.