Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1.2 Penyebab
Menurut Dewi Vivian, Sunarsih ( 2013), Etiologi post partum dibagi menjadi 2
yaitu :
a. Post partum dini :
Post partum dini adalah atonia uteri, laserasi jalan lahir, robekan jalan lahir
dan hematoma.
b. Post partum lambat:
Post partum lambat adalah tertinggalnya sebagian plasenta, ubinvolusi
didaerah insersi plasenta dari luka bekas secsio sesaria.
1.3 Fisiologi
1. Involusi uteri
Involusi adalah proses kembalinya uterus kedalam keadaan sebelum hamil
setelah melahirkan. Proses ini segerah setelah pascaportum, berat uterus
menjadi 1.000 gram. Selama masa nifas, dua hari setelah pelahiran uterus
mulai berinvolusi. Sekitar 4 minggu setelah pelahiran uterus kembali ke
ukuran sebelum hamil (Dewi Vivian, 2013).
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut :
a. Iskemia miometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus.
b. Autolisis
Autolisis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi didalam
otot uterus.
c. Efek oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan reaksi otot uterus
sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan kurangnya
suplai darah ke uterus.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa, sehabis melahirkan biasanya nadi
menjadi cepat.
c. Tekanan darah
Tekanan darah akan rendah setelah melahirkan karena adanya perdarahan.
Tekanan darah tinggi pada post partum dapat menandakan terjadinya pre
eklamsia post partum
d. Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut
nadi. Kecuali ada gangguan khusus pada saluran pernafasan
Fase- fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas antara lain
1. Fase taking in
Fase taking in adalah periode ketergantungan yang berlangsung pada
hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu focus
perhatian pada diri sendiri. Gangguan psikologi yang dapat dialami oleh ibu
pada fase ini adalah :
a. Kekecewaan pada bayinya.
b. Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik yang dialami.
c. Rasa bersalah karena belum bisa menyesui bayinya.
d. Kritikan suami atau keluarga tentang perawatan bayinya.
2. Fase Taking hold
Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Ibu merasa
khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam Perawatan
bayinya. perasaan ibu lebih sensitif sehingga mudah tersingung. Hal yang
perlu diperhatikan adalah komunikasi yang baik,dukungan dan pemeberian
penyuluhan atau pendidikan kesehtaan tentang perawatan diri dan bayinya.
3. Fase letting go
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran baru fase
ini berlangsung selama 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai dapat
menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.Terjadi peningkatan akan
perawatan diri dan bayinya. Ibu merasa percaya diri akan peran barunya,
lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan bayinya dan dirinya. Dukungan
suami dan keluaraga dapat membantu dalam proses merawat bayi.
Kebutuhan akan istirahat masih diperlukan ibu untuk menjaga kondisi
fisiknya.
1.8 Komplikasi
1. Perdarahan post partum (apabila kehilangan darah lebih dari 500 mL selama
24 jam pertama setelah kelahiran bayi).
2. Infeksi
a. Endometritis (radang endometrium)
b. Miometritis atau metritis (radang otot-otot uterus)
c. Perimetritis (rad ang peritoneum disekitar uterus)
d. Caked breast/bendungan asi (payudara mengalami distensi, menjadi keras
dan berbenjol-benjol)
e. Mastitis (mamae membesar dan nyeripada suatu tempat, kulit merah,
membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan. Jika tidak ada pengobatan
bisa terjadi abses)
f. Thrombophlebitis (terbentuknya pembekuan darah dalam vena varicose
superficial yang menyebabkan stasis dan hiperkoagulasi pada kehamilan
dan nifas, yang ditandai dengan kemerahan atau nyeri)
g. Luka perineum (ditandai dengan : nyeri local, dysuria, temperature naik
38,3 oc, nadi < 100x/menit, edema, peradangan dan kemerahan pada tepi,
puss atau nanah warna kehijauan, luka kecoklatan atau lembab, lukanya
meluas)
3. Gangguan psikologis
a. Depresi post partum
b. Post partum blues
c. Post partumpsikosa
4. Gangguan involus
1.9 Penatalaksanaa
1. Penatalaksanaan medis
a. Berikan antibiotic yaitu ampisilin dengan dosei awal 1 gr IV dilanjutkan 3x1
gr oral dikombinasikan dengan metronidazole 1 gr supositoria dilanjutkan
3x500 mg ora, (Nugroho, T. 2010).
b. Tentukan adanya syok atau tidak, bila dijumpai ada syok maka segera
diberikan cairan infus kristaloid, control perdarahan dan pemberian
oksigen (Achadiat, Chrisdiono M. 2010).
c. Melakukan evaluasi sisa plasenta dengan dilatasi dan kuretase (Nugroho,
T. 2010).
2. Penatalaksanaan non-farmakologi
a. Observasi ketet 2 jam post partum (ada komplikasi perdarahan)
b. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring
kanan dan kiri
c. Hari ke 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar
dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa
nifas, memberkan informasi tentang senam nifas
Daftar Pustaka
Persalinan normal
Masa nifas