Anda di halaman 1dari 13

Soal-soal KFA

Titrasi Potensiometri
1. Sebutkan dua elektroda standar sekunder, dan perbedaannya ?
1).Elektroda kalomel
Elektroda ini terbuat dari tabung gelas atau plastik dengan panjang ± 10 cm dan garis
tengah 0,5 - 1 cm yang dicelupkan ke dalam air raksa yang kontak dengan lapisan pasta
Hg / HgCl2 yang terdapat pada tabung bagian dalam yang berisi campuran Hg, Hg2Cl2
dan KCl jenuh dan dihubungkan dengan larutan KCl jenuh melalui lubang kecil.
2).Elektroda perak
Elektroda pembanding yang mirip dengan elektroda calomel,terdiri dari suatu elektroda
perak yang dicelupkan kedalam larutan KCI yang dijenuhkan dengan AgCI. Jika
dibandingkan dengan elektroda kalomel, elektroda perak lebih unggul dalam temperatur
yang tinggi. Namun, elektroda perak/perak klorida mempunyai kecenderungan untuk
bereaksi dengan larutan membentuk kompleks perak yang tidak larut yang
memungkinkan menyumbat jembatan garam yang menghubungkan larutan dan elektroda

2. Sebutkan elektroda indikator!


Elektroda Logam dan elektroda membran. Elektroda logam terdiri dari tiga macam, antara
lain elektroda jenis pertama, kedua dan ketiga. Sedangkan elektroda membran dibagi menjadi
elektroda membran kaca,elektroda membran padat,elektroda membran cair dan elektroda
membran gas

3. Pengukuran potensial dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung secara?
- Potensiometer
Pada penggunaan alat ukur potensiometer, pembacaan potensial dilakukan pada setiap
periode penambahan titran. Penambahan titran dihentikan bila nilai potensial terukur relatif
tidak berubah pada penambahan volume titran, setelah terjadi lompatan potensial yang tajam.
- pH meter
Umumnya pada titrasi potensiometri yang melibatkan ion H+ dalam larutan, alat ukur yang
digunakan adalah pH meter. pH meter merupakan alat pengukur pH yang menggunakan
elektrode membran sebagai elektrode indikator. Alat ini dilengkapi pula dengan elektrode
pembanding gelas atau kalomel atau kombinasi kedua elektrode tersebut, di mana keduanya
tercelup ke dalam larutan yang diukur. pH meter merupakan alat ukur tidak langsung untuk
pengukuran potensial suatu reaksi dalam sel elektrokimia. pH meter dilengkapi dengan
elektrode kalomel jenuh dan elektrode membran gelas sebagai elektrode pembanding.

4. Titik akhir pada titrasi potensiometri dapat di tunjukkan dengan?


Titik akhir dalam titrasi potensiometri dapat dideteksi dengan menetapkan volume dimana
terjadi perubahan potensial yang relatif besar ketika ditambahkan titran. Titrasi dapat
dihentikan bila penambahan titran tidak lagi menyebabkan perubahan potensial atau pH dari
larutan yang dititrasi. Tetapi ini bukan merupakan titik akhir titrasi atau titik ekuivalen, seperti
yang kita yakini pada titrasi dengan cara konvensional (titik akhir titrasi/titik ekuivalen terjadi
saat terjadi perubahan warna indikator). Titik ekuivalen dalam titrasi potensiometri terjadi saat
terjadi lonjakan potensial atau pH terhadap penambahan titran.
5. Reaksi-reaksi yang berperan dalam titrasi potensiometri
Reaksi-reaksi yang berperan dalam pengukuran titrasi potensiometri yaitu reaksi
pembentukan kompleks ,reaksi netralisasi dan pengendapan dan reaksi redoks. Pada reaksi
pembentukan kompleks dan pengendapan, endapan yang terbentuk akan membebaskan ion
terhidrasi dari larutan. Umumnya digunakan elektroda Ag dan Hg, sehingga berbagai logam
dapat dititrasi dengan EDTA. Reaksi netralisasi terjadi pada titrasi asam basa dapat diikuti
dengan elektroda indikatornya elektroda gelas.

6. Jenis-jenis titrasi potensiometri


- Titrasi Potensiometri Netralisasi
Titrasi asam basa dapat diikuti dengan elektroda indikatornya elektroda gelas. Tetapan
ionisasi harus kurang dari 10-8.
- Titrasi Potensiometri Pembentukan kompleks dan pengendapan
Pembentukan endapan atau kompleks akan membebaskan ion terhidrasi dari larutan.
Biasanya digunakan elektroda Ag dan Hg. Berbagai logam dapat dititrasi dengan EDTA.
- Titrasi Potensiometri Redoks
Elektroda Pt atau elektroda inert dapat digunakan pada titrasi redoks. Oksidator kuat
(KMnO4, K2Cr2O7, Co(NH3)3) membentuk lapisan logam-oksida yang harus
dibebaskan dengan reduksi secara katoda dalam larutan encer.
- Titrasi Potensiometri Pemgemdapan
Menggunakan sisrem elektroda. Dimana Elektroda sebagai penunjuk untuk titrasi
pengendapan seringkali berupa logam dari kation yang diukur. Elektroda membran utnuk
kation atau anion tertentu juga dapat digunakan.Kawat perak seringkali dipakai pada
titrasi pengendapan.Sedangkan perak nitrat merupakan reagen yang banyak digunakan
untuk titrasi pengendapan.

7. Apa yang dimaksud dengan potensiometri langsung


Potensiometri langsung adalah penetapan pH dari larutan air. Prinsip Dasar potensiometri
langsung adalah membuat sel elektrik dari analit suatu larutan sehingga perbedaan potensial
sel tersebut berkaitan dengan konsentrasi larutan.

8. Dalam potensiometri langsung elektroda pembanding yang digunakan adalah


Elektrode pembanding yang umum digunakan pada metode ini adlah elektrode kallomel
(SCE) atau elektrode Ag-AgCl. Elektroda indikator yang digunakan adalah elektroda yang
sensitif terhadap ion analit (ISE) atau molekul (Gas-Sensing Probes atau Enzyme-Based
Biosensor).

9. Jelaskan terkait elektroda pembanding


Di dalam beberapa penggunaan analisis elektrokimia, diperlukan suatu elektrode
pembanding (refference electrode) yang memiliki syarat harga potensial setengah sel yang
diketahui, konstan, dan sama sekali tidak peka terhadap komposisi larutan yang sedang
selidiki. Pasangan elektrode pembanding adalah elektrode indikator (disebut juga working
electrode) yang potensialnya bergantung pada konsentrasi zat yang sedang dianaisis.
Syaratnya adalah:
1. Mematuhi persamaan Nersnt bersifat reversible
2. Memiliki potensial elektroda yang konstan oleh waktu
3. Segera kembali keharga potensial semula apabila dialiri arus yang kecil
4. Hanya memiliki efek hysterisis yang kecil jika diberi suatu siklus suhu
5. Merupakan elektroda yang bersifat nonpolarisasi secara ideal

Elektroda pembanding ada beberapa macam, diantaranya :

A. Elektroda Kalomel (Saturated Calomel Electrode)


Elektroda Kalomel merupakan elektrode yang terdiri dari lapisan Hg yang
ditutupi dengan pasta Merkuri (Hg), Merkuri Klorida atau Komel (Hg2Cl2) dan
kalium klorida (KCl).
B. Elektroda perak / perak klorida
Elektroda perak / perak klorida merupakan electrode yang terdiri dari suatu
elektroda perak yang dicelupkan kedalam larutan KCI yang dijenuhkan dengan
AgCI.

10. Jelaskan tentang elektroda indikator


Elektroda indikator (elektroda kerja) adalah suatu elektroda yang potensial elektrodanya
bervariasi terhadap konsentrasi (aktivitas) analit yang diukur. Elektroda indikator harus memenuhi
beberapa syarat antara lain harus memenuhi tingkat kesensitivan yang terhadap konsentrasi analit.
Tanggapannya terhadap keaktifan teroksidasi dan tereduksi harus sedekat mungkin dengan yang
diramalkan dengan persamaan Nernst. Sehingga adanya perbedaan yang kecil dari konsentrasi
analit, akan memberikan perbedaan tegangan.
Elektroda indikator secara umum dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :
A. Elektroda indikator logam
Elektroda logam adalah elektroda yang dibuat dengan menggunakan lempengan logam atau
kawat yang dicelupkan ke dalam larutan elektrolit.
Elektroda logam dapat dikelompokkan menjadi:
1) Elektroda jenis pertama
Elektroda jenis pertama adalah elektroda yang langsung berkeseimbangan dengan kation yang
berasal dari logam tersebut. Contohnya elektroda tembaga.
2) Elektroda jenis kedua
Elektroda jenis kedua adalah elektroda yang harga potensialnya bergantung pada konsentrasi suatu
anion yang dengan ion yang berasal dari elektroda endapan suatu ion kompleks yang stabil. Contoh
elektroda perak untuk halide, reaksinya dapat ditulis:
AgCl(s) <==> Ag(s) + Cl
3) Elektroda jenis ketiga
Elektroda jenis ketiga adalah elektroda logam yang harga potensialnya bergantung pada
konsentrasi ion logam lain. Contoh, elektroda Hg dapat digunakan untuk menentukan
konsentrasi Ca2+, Zn2+ atau Cd2+ yang terdapat dalam larutan.
B. Elektroda redoks (inert)
Logam mulia seperti platina, emas, dan paladium bertindak sebagai elektroda indikator pada
reaksi redoks. Fungsi logam semata-mata untuk membangkitkan kecenderungan sistem
tersebut dalam mengambil atau melepaskan elektron.
11. Jelaskan tentang elektroda membrane
Elektroda membran telah digunakan dan dikembangakan cukup luas,karena dapat menentukan
ion tertentu. Elektroda membran juga digunakan untuk penentuan pH dengan mengukur
perbedaan potensial antara larutan pembanding yang keasamannya tetap dan larutan yang
dianalisis. Elektroda membran dibagi menjadi :
1). Elektroda membran kaca
Kualitas paling bagus yang dijual dipasaran untuk elektroda membran kaca terbuat dari
Corning 015, sebuah kaca yang terdiri dari 22% Na20, 6% CaO dan 72% SiO. Ketika dicelupkan
ke dalam larutan berair, maka pada bagian luar dari membran akan terhidrat sampai 10nm
sampai beberapa jam.
Elektroda membran kaca sering dijual dalam bentuk kombinasi antara indikator dan
elektroda pembanding.
2). Elektroda membran padat
Elektroda ini menggunakan polikristal yang terdiri dari satuan kristal garam anorganik.
Elektroda selektif ion polikristal ini dibentuk dari pelet tipis Ag2S atau campuran dari Ag2S dan
garam perak atau logam sulfida.
3). Elektroda membran cair
Elektroda membran cair adalah suatu fasa cair spesifik yang dibatasi oleh suatu dinding
yang berpori inert. Cairan spesifik tersebut terdiri atas senyawa organik dengan berat molekul
yang tinggi,tidak larut dalam air dan memiliki struktur yang memungkinkan terjadinya
pertukaran ion antara ion bebas dalam larutan yang diukur dengan ion-ion yang terletak pada
pusat kedudukan molekul cairan spesifik tersebut contoh: Na+ , K ,Ca2+ , Pb2+.
4). Elektroda penunjuk gas
Elektroda ini dirancang untuk mendeteksi konsentrasi gas yang terlarut dalam larutan.

12. Kelebihan dan Kekurangan Metode Potensiometri


a. Kelebihan motode potensiometri
1. Bisa dilakukan untuk semua titrasi
2. Kurva titrasi berhubungan antara potensial terhadap volume titran
3. Digunakan bila:
 Tidak ada indikator yang sesuai
 Daerah titik equivalen sangat pendek
b. Kekurangan metode potensiometri:
1. diperlukan pencampuran yang akurat dari volume standar maupun sampel yang
akan diukur.
2. diperlukan perhitungan yang lebih rumit.
3. konsentrasi sampel harus diketahui

13. Contoh cara titrasi potensiometri


1. Larutan H3PO4 dipipet sebanyak 50 mL ke dalam labu takar 100 ml. Diencerkan sampai
100 mL. Dipindah ke gelas beker 250 mL.
2. Batang pengaduk magnetik dimasukkan ke dalam larutan dan ditempatkan
seluruhnya di atas pengaduk magnetik.
3. Kedua elektrode dihubungkan dengan dengan alat ukur, dinyalakan alatdan
dijalankan pengadukan.
4. Kedudukan buret yang telah diisi dengan larutan penitran diatur, dibacadan dicatat
kedudukan mula-mula larutan dalam buret. Dan titrasi mulaidilakukan.
5. Penambahan volume penitrasi dilanjutkan sampai terkumpul jumlahtitik yang cukup
untuk membuat kurva titrasi.
6. Kurva digambar dan ditentukan letak titik ekuivalen, memakai ketigametode
penentuan.
7. Konsentrasi larutan H3PO4 dihitung.

14. Apa yang di maksud dengan elektrokimia


Elektrokimia merupakan ilmu kimia yang mempelajari tentang perpindahan elektron yang
terjadi pada sebuah media pengantar listrik (elektroda). Elektroda terdiri dari elektroda positif dan
elektroda negatif. Hal ini disebabkan karena elektroda tersebut akan dialiri oleh arus listrik sebagai
sumber energi dalam pertukaran elektron. Konsep elektrokimia didasari oleh reaksi reduksi-
oksidasi (redoks) dan larutan elektrolit. Reaksi redoks merupakan gabungan dari rekasi reduksi
dan oksidasi yang berlangsung secara bersamaan. Pada reaksi reduksi terjadi peristiwa
penangkapan elektron sedangkan reaksi oksidasi merupakan peristiwa pelepasan elektron yang
terjadi pada media pengantar pada sel elektrokimia.

15. Sel elektrokimia terdiri dari


Sel elektrokimia terdiri dari sel volta dan sel elektrolisis. Walaupun masing-masing sel sama-sama
akan mengalami proses kimia tetapi terdapat perbedaan yang sangat besar yang akan dipaparkan
sebagai berikut :
1. Sel Volta
Sel Volta merupakan sel elektrokimia yang menghasilkan energi listrik diperoleh dari
reaksi kimia yang berlangsung spontan. Beberapa literatur menyebutkan juga bahwa sel volta
sama dengan sel galvani. Diperoleh oleh gabungan ilmuan yang bernama Alexander Volta
dan Luigi Galvani pada tahun 1786. Bermula dari penemuan baterai yang berasal dari caian
garam.
2. Sel Elektrolisis
Sel elektrolisis merupakan sel elektrokimia yang menggunakan sumber energi listrik
untuk mengubah reaksi kimia yang terjadi. Pada sel elektrolisis katoda memiliki muatan
negatif sedangkan anoda memiliki muatan positif. Sesuai dengan prinsip kerja arus listrik.
Terdiri dari zat yang dapat mengalami proses ionisasi, elektrode dan sumber listrik (baterai).
Listrik dialirkan dari kutub negatif dari baterai ke katoda yang bermuatan negatif. Larutan
akan mengalami ionisasi menjadi kation dan anion. Kation di katoda akan mengalami reduksi
sedangkan di anoda akan mengalami oksidasi. Salah satu aplikasi dari sel elektrolisis yaitu
penyepuhan logam emas dengan menggunakan larutan elektrolit yang mengandung unsur
emas (Au). Hal ini dilakukan untuk melapisi kembali perhiasan yang kadar emasnya sudah
berkurang.

16. Apa yang dimaksud dengan sel elektrolisis


Elektrolisis merupakan peruraian suatu elektrolit karena adanya arus listrik searah. Pada
sel elektrolisis, terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Selain itu, reaksi berlangsung
tidak spontan.
Sel elektrolisis merupakan rangkaian dua elektrode, yaitu anode dan katode yang
dicelupkan ke dalam larutan elektrolit dan dilengkapi sumber arus listrik. Katode merupakan kutub
negatif dan anode merupakan kutub postif. Selain itu, di katode terjadi reaksi reduksi, sedangkan
di anode terjadi reaksi oksidasi. Larutan elektrolit berfungsi untuk menghantarkan arus listrik.
Elektrode yang digunakan pada sel elektrolisis adalah elektrode yang tidak terlibat dalam reaksi
(inert). Contohnya grafit atau karbon (C), emas (Au), dan platina (Pt).

17. Bagaimana cara kerja sel elektrolisis


Katode dihubungkan dengan kutub negatif dan anode dihubungkan dengan kutub positif
dari sumber arus listrik. Sumber arus listrik memompa elektron ke katode dan ditangkap oleh
kation (ion positif) sehingga pada permukaan katode terjadi reduksi pada kation. Pada saat yang
sama, anion (ion negatif) melepaskan elektron. Elektron ini dikembalikan ke sumber arus listrik
melalui anode. Akibatnya, pada permukaan anode terjadi oksidasi terhadap anion
Prinsip Kerja Elektrolisis
Elektrolisis terdiri atas zat yang dapat mengalami ionisasi (larutan elektrolit), elektrode, dan
sumber listrik (baterai). Mula-mula aliran listrik dialirkan dari kutub negatif baterai ke katode yang
bermuatan negatif. Larutan elektrolit akan terionisasi menjadi kation dan anion. Selanjutnya,
kation di katode akan mengalami reduksi. Di anode, anion akan mengalami oksidasi

18. Reaksi elektrolisis


Seperti pada sel volta, pada sel elektrolisis terjadi reaksi oksidasi di anode dan reaksi
reduksi di katode. Reaksi elektrolisis berlangsung kompleks. Spesi yang bereaksi dapat berupa
kation, anion, air, atau elektrodenya. Spesi yang mengalami reduksi di katode berupa spesi yang
mempunyai potensial elektrode lebih positif. Spesi yang mengalami oksidasi di anode berupa spesi
yang mempunya potensial elektrode lebih negatif.
Secara umum, elektrolisis lelehan senyawa ionik melibatkan reaksi redoks yang lebih
sederhana. Hal ini dikarenakan tanpa adanya air, kation akan direduksi di katode dan anion akan
dioksidasi di anoda. Sebagai contoh, pada elektrolisis lelehan MgBr2, ion Mg2+ akan tereduksi di
katode membentuk logam Mg dan ion Br− akan teroksidasi di anode membentuk gas Br2.
Namun, jika reaksi elektrolisis berlangsung dalam sistem larutan, ada beberapa reaksi
redoks yang bersaing sehingga reaksi cenderung agak kompleks. Beberapa faktor yang
menentukan reaksi elektrolisis larutan elektrolit antara lain sebagai berikut.
1. Spesi-spesi yang berada di dalam larutan elektrolit
 spesi yang tereduksi adalah spesi dengan potensial reduksi lebih positif
 spesi yang teroksidasi adalah spesi dengan potensial reduksi lebih negatif (potensial
oksidasi lebih positif)
2. Sifat bahan elektrode, inert atau aktif
 elektrode inert adalah elektrode yang tidak terlibat dalam reaksi redoks
elektrolisis. Contoh: platina (Pt), emas (Au), dan grafit (C)
 elektrode aktif adalah elektrode yang dapat terlibat dalam reaksi redoks
elektrolisis. Contoh: tembaga (Cu), krom (Cr), dan nikel (Ni)
3. Potensial tambahan (overpotensial) yang diberikan
 Overpotensial dibutuhkan untuk melampaui interaksi pada permukaan elektrode
yang umumnya sering terjadi ketika elektrolisis menghasilkan gas.
Berdasarkan data potensial elektrode standar, reaksi elektrolisis larutan
elektrolit pada keadaan standar dapat diprediksikan mengikuti ketentuan berikut.
Sebagai contoh, perhatikan perbedaan elektrolisis larutan AgNO3 dengan elektrode grafit dan
elektrode perak (Ag) berikut.
a. Elektrolisis larutan AgNO3 dengan elektrode grafit
Pada katode, spesi yang mengalami reduksi adalah Ag+. Hal ini dikarenakan Ag tidak termasuk
logam aktif yang potensial reduksinya lebih negatif dari potensial reduksi air.
Katode: Ag+(aq) + e− → Ag(s)
Pada anode, elektrode grafit termasuk elektrode inert sehingga tidak teroksidasi. Spesi
NO3− merupakan sisa asam oksi yang sukar teroksidasi, akibatnya air yang akan teroksidasi.
Anode: 2H2O(l) → 4H+(aq) + O2(g) + 4e−
b. Elektrolisis larutan AgNO3 dengan elektrode perak
Pada katode, spesi yang mengalami reduksi adalah Ag+. Spesi yang tereduksi di katode tidak
bergantung pada elektrode yang digunakan, namun hanya bergantung pada jenis kation larutan
elektrolit.
Katode: Ag+(aq) + e− → Ag(s)
Pada anode, elektrode Ag tidak termasuk elektrode inert sehingga akan teroksidasi.
Anode: Ag(s) → Ag+(aq) + e−

19. Elektrode yang digunakan dapat berupa elektrode


Elektroda yang digunakan dalam proses elektolisis dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Elektroda inert, seperti kalsium (Ca), potasium, grafit (C), Platina (Pt), dan emas (Au).
2. Elektroda aktif, seperti seng (Zn), tembaga (Cu), dan perak (Ag)
3. Elektrolitnya dapat berupa larutan berupa asam, basa, atau garam, dapat pula leburan
garam halida atau leburan oksida. Kombinasi antara elektrolit dan elektroda
menghasilkan tiga kategori penting elektrolisis, yaitu:
4. ~ Elektrolisis larutan dengan elektroda inert
5. ~ Elektrolisis larutan dengan elektroda aktif
6. ~ Elektrolisis leburan dengan elektroda inert

a) Ion-ion di Sekitar Elektrode


Pada anode, ion-ion di sekitar anode yang memiliki Eolebih negatif yang akan
mengalami oksidasi. Pada katode, ion-ion di sekitar katode yaang memiliki Eo lebih
positif yang akan mengalami reduksi.
Contohnya, pada elektrolisis larutan KI digunakan elektrode grafit. Spesi yang
ada di dalamnya adalah ion K+ dan I– dari hasil ionisaisi KI dan juga ada H2O sebagai
pelarut (karena larutan). Oleh karena elektrodenya grafit yang inert, elektrodenya tidak
mengalami reaksi apapun. Di sekitar anode terdapat H2O(l) dan ion I– yang akan
teroksidasi.

2H2O(l) → 4H+(aq) + O2(g) + 4e– Eo= +1,23 V

2I–(aq) → I2(g) + 2e– Eo= -0,54 V

Di sekitar katode terdapat ion K+ dan H2O sehingga lebih mudah mengalami
reduksi adalah atom H pada H2O.

2H2O(l) + 2e— → H2(g) + 2OH–(aq) Eo = -0,83 V

K+(aq) + e– → K(s) Eo= -2,93 V

Jadi,pada elektrolisis larutan KI dengan elektrode grafit, reaksi yang terjadi


adalah:

2KI(aq) → 2K+(aq) + 2I–(aq)

Anode (+) : 2I–(aq) → I2(g) + 2e–

Katode (-) : 2H2O(l) + 2e– → H2(g) + 2OH–(aq)

———————————————————————– +

Reaksi total : 2KI(aq) + 2H2O(l) → I2(g) + 2K+(aq) + 2OH–(aq)


Hasil elektrolisis larutan KI adalah gas I2 di anode serta larutan KOH dan gas H2
di katode. Jika di sekitar elektrode tidak reaktif (inert) hanya terdapat jenis zat atau ion,
maka zat atau ion tersebut yang mengalami oksidasi atau reduksi.

20. Bahan Elektrode


Jika bahan elektrode terbuat dari grafit (C) atau logam inert (misalnya Pt atau Au),
elektrode tidak mengalami oksidasi atau reduksi. Jadi yang mengalami oksidasi dan
reduksi adalah spesi-spesi yang ada di sekitar elektrode.
Jika elektrode (terutama anode) berasal darilogam aktif, anode tersebut yang akan
mengalami oksidasi.
Contohnya jika kita bandingkan hasil elektrolisis larutan Na2SO4 dengan elektrode
inert (misalnya grafit, C) dan dengan elektroda reaktif (misalnya Cu).

21. Terdapat 3 kelompok sel elektrolisis


A. Sel dengan elektrolit lelehan
Umumnya sel dengan elektrolit lelehan menggunakan elektroda yang tidak
bereaksi atau elektrode innert (tidak aktif), yaitu platina (Pt) dan karbon (C). Sel dengan
elektrolit berbentuk lelehan tidak mengandung pelarut (air), hanya mengandung anion
dan kation, kation langsung direduksi dan anion langsung dioksidasi
B. Sel dengan elektrolit larutan dan elektrode tidak reaktif (elektrode Pt/C)
dalam sel ini tidak dipengaruhi oleh elektrode, tetapi karena dalam larutan terdapat
air, harus tetap diperhatikan kemungkinan pelarut (air) mengalami reaksi redoks.
1). Reaksi pada katode
Pada katode, terjadi reaksi reduksi sehingga berlaku ketentuan untuk kation.
Sebagian besar kation adalah logam dan terbagi atas kation logam golongan utama dan
kation logam golongan transisi. Persaingan untuk melakukan reduksi antara kation dan
pelarutnya bergantung pada potensial reduksinya.
Potensial reduksi kation logam golongan transisi, lebih positif dibandingkan
potensial reduksi H₂O sehingga yang direduksi adalah kation logam transisi bukan
H₂O, kation logam transisi antara lain : Z²⁺ Ni²⁺, Pb2+,Cu2+,Ag+ dan Sn2+Kation
golongan utama (K+,Na+,Ca2+,Ba2+) memiliki nilai potensial reduksi yang lebih kecil
(lebih negatif) dibandingkan potensial reduksi H₂O. Sehingga yang akan di reduksi
adalah H₂O bukan kationnya.

22. Reaksi pada anode


Pada anode, terjadi reaksi oksidasi anion,anion merupakan sisa asam yang dibagi
menjadi 2 jenis yaitu anion yang tidak mengandung oksigen (Cl,Br,dan F) dan anion yang
mengandung oksigen (So42-,NO3,Co32-) Anion yang tidak mengandung oksigen cenderung
lebih mudah mengalami oksidasi dibandingkan air sehingga anion ini akan dioksidasi lebih
dahulu. Adapun anion yang mengandung oksigen kecenderungannya untuk melakukan
reaksi oksidasi lebih kecil sehingga yang akan di oksidasi adalah H₂O
C) Sel dengan elektrolit larutan dan elektrolit reaktif
Elektroda yang bereaksi adalah elektroda yang turut elektroda yang bereaksi yang
terjadi hanya pada anode (reaksi oksidasi) contoh elektrode jenis ini yaitu
Cu,Ni,Zn,Ag,Fe dan Pb.
1.Reaksi pada katode
Ketentuan kation untuk sel ini sama dengan ketentuan untuk kation pda sel larutan
dan elektrode tidak bereaksi. Untuk katode golongan transisi yang direduksi adalah
golongan tersebut, Sedsngkan untuk kation golonga utama yang direduksi adalah H2.
2.Reaksi pada anode
Pada sel ini anode di oksidasi langsung menjadi larutannya.Anion tidak perlu
diperhatikan, baik yang tidak mengandung oksigen maupun yang mengandung oksigen.

22. Penggunaan elektrolisis


Sangat banyak manfaat yang dapat diperoleh dari reaksi elektrolisis, baik dalam
bidang industri maupun dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
a. Produksi zat
Banyak zat kimia yang diproduksi melalui elektrolisis seperti logam-logam alkali,
magnesium, aluminium, fluorin, klorin, natrium, dan lainnya. Contoh: produksi klorin
dan NaOH dalam industri . Secara industri klorin dan NaOH dapat dibuat melalui
elektrolisis larutan natrium klorida.Proses ini disebut proses klor-alkali.

Pada proses elektrolisis keadaan harus dijaga agar yang terbebtuk tidak bereaksi
dengan NaOH. Oleh karena itu ruang anoda dan katoda dipisahkan dengan berbagai cara,
yaitu dengan sel diafragma atau sel merkuri.
b. Pemurnian Logam
Salah satu contoh pemurnian logam yang akan dibahas kali ini adalah pemurnian
logam tembaga. Tembaga di murnikan secara elektrolisis. Tembaga kotor dijadikan
anoda, sedangkan pada katoda digunakan tembaga murni. Larutan elektrolit yang
digunakan adalah CuSO4 larutan . Selama elektrolisis, tembaga dari anoda terus menerus
dilarutkan kemudian diendapkan pada katode.
Reaksinya sebagai berikut :

c. Penyepuhan
Penyepuhan digunakan untuk melindungi logam terhadap korosi, atau untuk
memperbaiki penapilan. Pada penyepuhan, logam yang akan disepuh dijadikan ketoda,
sedangkan logam penyepuh sebagai katoda. Kedua elektroda harus dicelup kedalam
larutan garam dari logam penyepuh.

23. Penerapan elektrolisis dalam bidang farmasi


Biasanya dipakai untuk analisis kimia suatu zat yang terkadung dalam sediaan obat. Salah
satunya yaitu sintesis kurkumin dengan cara mereduksi senyawa kurkumin menjadi senyawa
baru dengan manfaat yang lebih. Aktivitas kurkumin yang luas ini disebabkan oleh adanya
gugus β-diketon. Atas dasar inilah, dilakukan sintesis senyawa baru dengan mereduksi
kurkumin, dengan adanya gugus β-diketon memungkinkan untuk dilakukan reduksi terhadap
gugus tersebut secara elektrokimia menjadi bentuk dimer atau produk lain pada kondisi
jumlah elektron dan pH tertentu. Dalam proses elektrolisis ini, dilakukan variasi elektroda dan
pH, dengan harapan dapat digunakan sebagai referensi dalam sintesis selanjutnya agar lebih
optimal. Pelarut yang dipilih adalah etanol, sedangkan elektroda yang dipakai adalah Cu dan
C, pengaturan pH dilakukan pada pH 1 dan 4. Untuk mengetahui potensial aplikasi yang akan
dipakai, dilakukan elektrolisis dengan variasi potensial mulai dari 0 volt dinaikkan tiap 5
menit sampai 4,0 volt. Potensial aplikasi yang diperoleh digunakan untuk elektrolisis
selanjutnya yaitu untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Elektrolisis ini dilakukan selama
2 jam sehingga didapatkan endapan yang kemudian dianalisis dengan FTIR. Dari data yang
diperoleh, didapatkan besar potensial aplikasi sebesar 2,0 volt untuk pH 1 dan 1,8 volt untuk
pH 4. Elektron yang terlibat untuk pH 1 adalah satu elektron dan untuk pH 4 adalah 3 elektron.
Data ini kemudian dicek silang dengan hasil analisis FTIR. Dari data-data tersebut
disimpulkan bahwa produk Pc-1 (dihasilkan pada pH 1) merupakan senyawa pinakol
sedangkan Pc-2 (dihasilkan pada pH 4) merupakan senyawa siklis.

24. Sel elektrolisis memiliki 3 ciri utama, yaitu :


1. Larutan elektrolit yang mengandung ion bebas. Ion – ion ini dapat memberikan atau
menerima elektron sehingga elektron dapat mengalir melalui larutan.
2. Terdapat 2 elektroda dalam sel elektrolisis.
3. Terdapat sumber arus listrik dari luar, seperti baterai yang mengalirkan
arus listrik searah (DC).

25. Perbedaan Antara Sel Elektrolisis / Sel Kimia


Sel Elektrolisis dialirkan melalui elektrolit, ion-ion akan terurai dan bergerak ke masing-
masing anoda dan katoda. Penguraian elektrolit dilakukan oleh arus elektrik. Anion bergerak
menuju ke elektroda anoda manakala Kation bergerak menuju ke elektroda katoda.

Sel Kimia Sel kimia ialah sel yang menghasilkan tenaga elektrik melalui tindakbalas
kimia. Sel kimia dibina daripada dua logam (elektrod) yang berlainan dicelupkan kedalam
suatu larutan masing- masing elektrolit. Elektroda Zn dicelupkan ke dalam larutan ZnSO4,
Elektroda Cu dicelupkan ke dalam larutan CuSO4 dan dihubungkan oleh satu jembatan garam.
Arus yang terhasil ialah sebanyak 1.10A.

26. Prinsip Perhitungan Elektrolisis

 Hukum Faraday I

“Massa zat yang terbentuk pada masing-masing elektroda sebanding dengan kuat
arus/arus listrik yang mengalir pada elektrolisis tersebut”.
Rumus:
m = e . i . t / 96.500
q=i.t
m = massa zat yang dihasilkan (gram)
e = berat ekivalen = Ar/ Valens i= Mr/Valensi
i = kuat arus listrik (amper)
t = waktu (detik)
q = muatan listrik (coulomb)

 Hukum Faraday II
“Massa dari macam-macam zat yang diendapkan pada masing-masing elektroda
(terbentuk pada masing-masing elektroda) oleh sejumlah arus listrik yang sama
banyaknya akan sebanding dengan berat ekivalen masing-masing zat tersebut.”
Rumus:
m1 : m2 = e1 : e2
m = massa zat (garam)
e = beret ekivalen = Ar/Valensi = Mr/Valensi

Anda mungkin juga menyukai