Titrasi Potensiometri
1. Sebutkan dua elektroda standar sekunder, dan perbedaannya ?
1).Elektroda kalomel
Elektroda ini terbuat dari tabung gelas atau plastik dengan panjang ± 10 cm dan garis
tengah 0,5 - 1 cm yang dicelupkan ke dalam air raksa yang kontak dengan lapisan pasta
Hg / HgCl2 yang terdapat pada tabung bagian dalam yang berisi campuran Hg, Hg2Cl2
dan KCl jenuh dan dihubungkan dengan larutan KCl jenuh melalui lubang kecil.
2).Elektroda perak
Elektroda pembanding yang mirip dengan elektroda calomel,terdiri dari suatu elektroda
perak yang dicelupkan kedalam larutan KCI yang dijenuhkan dengan AgCI. Jika
dibandingkan dengan elektroda kalomel, elektroda perak lebih unggul dalam temperatur
yang tinggi. Namun, elektroda perak/perak klorida mempunyai kecenderungan untuk
bereaksi dengan larutan membentuk kompleks perak yang tidak larut yang
memungkinkan menyumbat jembatan garam yang menghubungkan larutan dan elektroda
3. Pengukuran potensial dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung secara?
- Potensiometer
Pada penggunaan alat ukur potensiometer, pembacaan potensial dilakukan pada setiap
periode penambahan titran. Penambahan titran dihentikan bila nilai potensial terukur relatif
tidak berubah pada penambahan volume titran, setelah terjadi lompatan potensial yang tajam.
- pH meter
Umumnya pada titrasi potensiometri yang melibatkan ion H+ dalam larutan, alat ukur yang
digunakan adalah pH meter. pH meter merupakan alat pengukur pH yang menggunakan
elektrode membran sebagai elektrode indikator. Alat ini dilengkapi pula dengan elektrode
pembanding gelas atau kalomel atau kombinasi kedua elektrode tersebut, di mana keduanya
tercelup ke dalam larutan yang diukur. pH meter merupakan alat ukur tidak langsung untuk
pengukuran potensial suatu reaksi dalam sel elektrokimia. pH meter dilengkapi dengan
elektrode kalomel jenuh dan elektrode membran gelas sebagai elektrode pembanding.
Di sekitar katode terdapat ion K+ dan H2O sehingga lebih mudah mengalami
reduksi adalah atom H pada H2O.
———————————————————————– +
Pada proses elektrolisis keadaan harus dijaga agar yang terbebtuk tidak bereaksi
dengan NaOH. Oleh karena itu ruang anoda dan katoda dipisahkan dengan berbagai cara,
yaitu dengan sel diafragma atau sel merkuri.
b. Pemurnian Logam
Salah satu contoh pemurnian logam yang akan dibahas kali ini adalah pemurnian
logam tembaga. Tembaga di murnikan secara elektrolisis. Tembaga kotor dijadikan
anoda, sedangkan pada katoda digunakan tembaga murni. Larutan elektrolit yang
digunakan adalah CuSO4 larutan . Selama elektrolisis, tembaga dari anoda terus menerus
dilarutkan kemudian diendapkan pada katode.
Reaksinya sebagai berikut :
c. Penyepuhan
Penyepuhan digunakan untuk melindungi logam terhadap korosi, atau untuk
memperbaiki penapilan. Pada penyepuhan, logam yang akan disepuh dijadikan ketoda,
sedangkan logam penyepuh sebagai katoda. Kedua elektroda harus dicelup kedalam
larutan garam dari logam penyepuh.
Sel Kimia Sel kimia ialah sel yang menghasilkan tenaga elektrik melalui tindakbalas
kimia. Sel kimia dibina daripada dua logam (elektrod) yang berlainan dicelupkan kedalam
suatu larutan masing- masing elektrolit. Elektroda Zn dicelupkan ke dalam larutan ZnSO4,
Elektroda Cu dicelupkan ke dalam larutan CuSO4 dan dihubungkan oleh satu jembatan garam.
Arus yang terhasil ialah sebanyak 1.10A.
Hukum Faraday I
“Massa zat yang terbentuk pada masing-masing elektroda sebanding dengan kuat
arus/arus listrik yang mengalir pada elektrolisis tersebut”.
Rumus:
m = e . i . t / 96.500
q=i.t
m = massa zat yang dihasilkan (gram)
e = berat ekivalen = Ar/ Valens i= Mr/Valensi
i = kuat arus listrik (amper)
t = waktu (detik)
q = muatan listrik (coulomb)
Hukum Faraday II
“Massa dari macam-macam zat yang diendapkan pada masing-masing elektroda
(terbentuk pada masing-masing elektroda) oleh sejumlah arus listrik yang sama
banyaknya akan sebanding dengan berat ekivalen masing-masing zat tersebut.”
Rumus:
m1 : m2 = e1 : e2
m = massa zat (garam)
e = beret ekivalen = Ar/Valensi = Mr/Valensi