Anda di halaman 1dari 15

BAB 21

AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN.


Siklus persediaan dan Pergudangan unik karena erat hubungannya dengan siklus
transaksi lainnya. Bahan baku dan buruh lansung masuk ke siklus persediaan dan
pergudangan, masing –masing oleh siklus perolehan dan pembayaran. Siklus persediaan
dan pergudangan diakhiri dengan penjualan barang dalam siklus penjualan dan
penerimaan kas.
Audit persediaan secara khusus menguji saldo persediaan akhir tahun,
seringkalimeruoakan bagian audit paling rumit dan menghabiskan waktu paling
banyak.Faktor -faktor yang mempengaruhi kerumitan audit persediaan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kerumitan audit persediaan :
 Persediaan umumnya adalah bagiuan utama dalam neraca dan seringkali
merupakan akun terbesar yang masuk ke modal kerja.
 Persediaan tersebar di beberapa lokasi yang menyulitkan pengendalianfisik dan
perhitungannya .
 Keragaman persediaan menciptakan kesulitan bagi auditor. Sepertiperhiasan ,
kimia, dan suku cadang elektronik seringkali menyulitkanobservasi dan penilaian.
 Ada beberapa metode penilaian inventory yang dapat diterima , namunklien
harus konsiten dalam pemakaian metode tersebut. Terlebih lagiperusahaan dapat
memilih metode yang berbeda untuk jenis persediaanyang berbeda
 penilaian persediaan juga sulit apabila estimasi keusangan persediaan merupakan
hal yang penting dan apabila biaya manufaktur harus dialokasikan ke persediaan
Ada beberapa metode penilaian inventory yang dapat diterima , namunklien haru
s konsiten dalam pemakaian metode tersebut. Terlebih lagiperusahaan dapat me
milih metode yang berbeda untuk jenis persediaanyang berbeda
 penilaian persediaan juga sulit apabila estimasi keusangan persediaan merupakan
hal yang penting dan apabila biaya manufaktur harus dialokasikan ke persediaan.

A. FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS SERTA DOKUMEN DAN CATATAN TERKAIT


Persediaan memiliki banyak bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat bisnisnya untuk
bisnis ritel atau grosir, akun terbesar dalam laporan keuangan sering kali berupa
persediaan barang dagang yang tersedia untuk dijual. Untuk mempelajari siklus
persediaan dan pergudangan, kita akan menggunakan contoh perusahaan manufaktur,
yang persediaannya mungkin meliputi bahan baku, suku cadang dan perlengkapan yang
dibeli untuk digunakan dalam produksi, barang dalam proses manufaktur, dan barang
jadi yang tersedia untuk dijual. Akan tetapi, sebagian besar prinsip yang dibahas juga
dapat diterapkan dalam jenis bisnis lainnya.
Gambar 21-1 menunjukkan arus fisik barang serta arus biaya dalam siklus
persediaan dan pergudangan bagi perusahaan manufaktur. Periksalah pendebitetan ke
akun T bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead manufaktur untuk melihat
bagaimana siklus persediaan dan pergudangan berkaitan dengan siklus akuisisi dan
pembayaran serta siklus penggajian dan personalia. Hubungan langsung dengan siklus
penjualan dan penagihan akan terjadi pada titik dimana barang jadi dilepaskan
(dikreditkan) dan pembebanan dilakukan ke harga pokok penjualan.
Siklus persediaan dan pergudangan dapat terdiri dari dua sistem yang terpisah
tetapi berkaitan erat, dimana yang satu melibatkan arus fisik barang dan yang lainnya
dengan biaya terkait. Enam fungsi akan membentuk siklus persediaan dan pergudangan,
di mana masing - masing akan dibahas pada bagian selanjutnya

1|BAB 21
1. Memroses Pesanan Pembelian
Siklus persediaan dan pergudangan dimulai dengan akuisisi bahan baku untuk produksi.
Pengendalian yang memadai terhadap pembelian harus diselenggarakan apakah
pembelian persediaan berupa bahan baku bagi perusahaan manufaktur atau barang jadi
bagi perusahaan ritel. Permintaan pembelian adalah formulir yang digunakan untuk
meminta departemen pembelian agar memesan persediaan. Permintaan tersebut dapat
dilakukan oleh personil ruang penyimpanan bahan baku yang diperlukan, dengan
perangkat lunak komputer yang terotomatisasi ketika bahan baku mencapai tingkat
yang telah ditentukan terlebih dahulu, melalui pesanan yang dilakukan atas bahan baku
yang diminta untuk memenuhi pesanan pelanggan, atau melalui pesanan yang dilakukan
atas dasar perhitungan bahan baku secara periodik.

2. Menerima Bahan Baku


Penerimaan bhan yang dipesan yang juga merupakan bagian dari siklus akuisisi dan
pembayran, melibatkan inspeksi atas bahan yang diterima menyangkut kuantitas dan
kualitasnya. Departemen penerimaan akan membuat laporan penerimaan yang menjadi
bagian dari dokumentasi sebelum pembayaran dilakukan. Setelah diinspeksi, bahan itu
dikirim ke ruang penyimpanan tau ruangan salinan dokumen penerimaan, atau
pemberitahuan atau notifikasi elektronik mengenai penerimaan barang, biasanya
diserahkan ke bagian pembelian, ruang penyimpanan, dan utang usaha. Pengendalian
dan akuntabilitas merupakan hal yang penting untuk semua transfer tersebut.
3. Menyimpan Bahan Baku
Setelah diterima, bahan itu biasanya di simpan di ruang penyimpanan. Ketika
departemen lainnya memerlukan bahan untuk produksi, personil ruang penyimpanan
menyerahkan permintaan bahan yang telah disetujui secara layak, mengerjakan
pesanan, atau dokumen serupa atau pemberitahuan elektronik yang mengindikasikan
jenis dan kuantitas bahan yang diperlukan. Dokumen permintaan ini digunakan untuk
memperbaharui file induk persediaan perpetual dan mencatat transfer dari akun bahan
baku ke akun barang dalam proses. Pembaruan tersebut dilakukan secara otomatis
dalam organisasi yang memiliki sistem perangkat lunak akuntansi dan manajemen
persediaan yang terintegrasi.

4. Memroses Barang

2|BAB 21
Pemrosesan persediaan sangat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan. Perusahaan
menentukan item dan kuantitas barang jadi yang akan dibuat berdasarkan pesanan
khusus dari pelanggan, peramalan penjualan, ringkat persediaan barang jadi yang telah
ditentukan sebelumnya, dan operasi produksi ekonomis. Departemen pengendalian
produksi yang terpisah sering kali bertanggung jawab untuk menentukan jenis dan
kuantitas yang akan diproduksi.
Sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian penting dari
pemrosesan fungsi barang bagi semua perusahaan manufaktur. Sistem tersebut
menunjukan profitabilitas relatif produ bagi perencanaan dan pengendalian manajemen
serta menilai persediaan untuk menyusun laporan keuangan. Terdapat dua jenis sistem
biaya utama : sistem biaya pekerjaan dan sistem biaya proses, tetapi terdapat banyak
variasi dan kombinasi dari kedua sistem tersebut. Dalam sistem biaya pekerjaan (job
cost system), biaya diakumulasikan berdasarkan proses, dengan biaya per unit untuk
setiap proses pembebanan ke produk yang melalui proses tersebut.
Catatan akuntansi biaya terdiri dari file induk, spreadsheet, dan laporan yang
mengakumulasikan biaya bahan, tenaga kerja, serta overhead berdsarkan pekerjaan
atau proses ketika biaya tersebut dikeluarkan. Ketika pekerjaan atau produk telah
selesai, biaya yang terkait ditransfer dari barang dalam proses ke barang jadi pada
laporan departemen produksi.
5. Menyimpan Barang Jadi
Ketika barang jadi telah selesai, barang itu ditempatkan di ruang penyimpnan menunggu
dikirim. Dalam perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang baik, barang jadi
disimpan dengan pengendalian fisik yang terpisah di suatu area dengan akses terbatas.
Pengendalian barang jadi sering kali dianggap sebagai bagian dari siklus penjualan dan
penagihan
6. Mengirimkan Barang Jadi
Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan
pengiriman aktual barang kepada pelanggan dalam pertukaran dengan kas atau aset
lainnya, seperti piutng usaha, menciptakan pertukaran aset yang diperlukan untuk
memenuhi kriteria pengakuan pendapatan. Bagi sebagian besar transaksi penjualan,
pengiriman aktual merupakan pemicu untuk mengakui piutang usaha dan penjualan
terkait dalam sistem akuntansi. Jadi, pengiriman barang jadi harus diotorisasi oleh
dikumen pengiriman yang disetujui secara layak.
7. File Induk Persediaan Perpetual
Catatan perpetual yang terpisah biasanya di simpan untuk bahan baku dan barang jadi.
Sebagian besar perusahaan tidak menggunakan sistem perpetual untuk barang dalam
proses.
File induk persediaan perpetual umumnya mencantumkan informasi tentang unit
persediaan yang diakuisisi, dijual, dan ada di tangan. Dalam sistem komputerisasi yang
dirancang dengan baik, file itu juga berisi informasi mengenai biaya per unit.
Untuk akuisisi bahan baku, file induk persediaan perpetual diperbaharui secara
otomatis ketika akuisisi persediaan diproses sebagai bagian dari pencatatan akuisisi.
Sebagai contoh, jika jumlah unit dan biaya per unit setiap akuisisi bahan baku
dimasukkan ke dalam sistem komputer, informasi ini akan digunakan untuk
memperbarui file induk persediaan perpetual bersama dengan jurnal akuisisi dan file
induk utang usaha.

3|BAB 21
Transfer bahan baku dari ruang penyimpanan harus dimasukkan secara terpisah
ke dalam komputer untuk memperbarui catatan perpetual. Pada umumnya hanya unit
yang ditransfer yang perlu dimasukkan karena komputer menentukan biaya per unit dari
file induk.
File induk persediaan perpetual barang jadi mencantumkan jenis informasi yang
sama seperti persediaan perpetual bahan baku, tetapi dianggap lebih kompleks jika
biaya dimasukkan bersama dengan unit barang. Biaya barang jadi meliputi bahan baku,
tenaga kerja langsung, dan overhead maufaktur, yang sering kali mengharuskan alokasi
dan pencatatan yang terinci. Jika persediaan perpetual barang jadi meliputi biaya per
unit, catatan akuntansi biaya harus diintegrasikan ke dalam sistem komputer.
Gambar 21-2 mengikhtisarkan fungsi bisnis dan arus fisik persediaan sejak
pembelian bahan baku hingga pengiriman barang jadi. Ikhtisar itu juga mencakup
dokumen dan catatan paling umum yang digunakan untuk mendukung fungsi bisnis dan
arus fisik.

B. BAGIAN AUDIT PERSEDIAAN


Tujuan keseluruhan dari audit siklus persediaan dan oergudangan adalah menyediakan
assurance bahwa laporan keuangan memperhitungkan secara wajar bahan baku, barang
dalam proses, persediaan barang jadi, dan harga pokok penjualan.
Audit siklis persesiaan dan pergudangab dapat dibagi menjadi lima aktivitas yang
berbeda dalam siklus :
1. Mengakuisisi dan mencatat bahan baku, tenaga kerja, dan overhead.
2. Mentransfer secara internal aset dan biaya.
3. Mengirimkan barang dan mencatat pendapatan serta biaya.
4. Mengamati persediaan secara fisik.
5. Menetapkan harga dan mengkompilasi persediaan.

1. Mengakuisisi dan Mencatat Bahan Baku, Tenaga Kerja, dan Overhead


Bagian audit ini meliputi tiga fungsi pertama dalam gambar 21-2. Hal tersebut
mencakup pemrosesan pesanan pembelian, penerimaan bahan baku, dan penyimpanan
bahan baku.
Auditor akan memahami pengendalian internal terhadap ketiga fungsi tersebut
dan kemudian melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian sustantif atas
transaksi baik dalam siklus akuisisi dan pembayaran maupun siklus penggajian dan
personalia. Pengujian tersebut harus memenuhi tujuan auditor bahwa pengendalian
yang mempengaruhi akuisisi bahan baku dan biaya manufaktur telah beroperasi secara
efektif, serta transaksi akuisisi telah dinyatakan secara benar. Jika tenaga kerja
langsung merupakan bagian yang signifikan dari persediaan yang dibuat, auditor harus
memverifikasi akuntansi yang layak untuk biaya - biaya tersebut dalam siklus
penggajian dan personalia.
2. Mentransfer Aset dan Biaya
Transfer internal persediaan meluputi fungsi keempat dan kelima pada
Gambar 21-2 memroses barang dan menyimpan barang jadi. Klien memperhitungkan
aktivitas tersebut dalam catatan akuntansi biaya, yang independen dengan siklus lainnya
dan diuji sebagai bagian dari audit siklus persediaan dan pergudangan.

4|BAB 21
3. Mengirimkan Barang dan Mencatat Pendapatan serta Biaya
Fungsi tersebut merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan, auditor
harus memahami dan menguji pengendalian internal terhadap pencatatan pengiriman
sebagai bagian dari audit siklus tersebut, termasuk prosedur untuk memverifikasi
keakuratan pengkreditan ke persediaan yang dicatat dalam file induk persediaan
perpetual.

4. Mengamati Persediaan Secara Fisik


Auditor harus mengamati klien yang melakukan perhitungan fisik persediaan
untuk menentukan apakah persediaan yang tercatat benar-benar ada pada tanggal
neraca dan dihitung secara benar oleh klien. Pemeriksaan fisik merupakan jenis bukti
yang penting yang digunakan untuk memverifikasi keberadaan dan perhitungan
persedian.

5. Menetapkan Harga dan Mengkompilasi Persediaan


Biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji guna menentukan
apakah klien telah mengikuti secara benar metode persediaan yang sesuai baik
dengan standar akuntansi maupun konsisten dengan tahun sebelumnya. Prosedur
audit yang digunakan untuk memverifikasi biaya-biaya tersebut disebut sebagai
pengujian harga. Selain itu, auditor harus melaksanakan pengujian kompilasi
persediaan (inventory compilation tests), yang merupakan pengujian untuk
memverifikasi apakah perhitungan fisik telah diikhtisarkan secara benar, kuantitas
dan harga persediaan telah dikalikan dengan benar, dan persediaan yang dikalikan
difooting secara benar pada saldo persediaan buku besar umum yang sama.

5|BAB 21
Gambar 21-3 mengikhtisarkan lima bagian audit siklus persediaan dan
pergudangan. Karena keterkaitan antara siklus persediaan dan pergudangan dengan
siklus yang lainnya, beberapa bagian audit persediaan akan lebih efisien jika diuji
dengan pengujian audit antar siklus lainnya. Pengamatan fisik persediaan serta
penetapan harga dan kompilasi persediaan itu diaudit dengan menggunakan prosedur
analitis dan alat pengujian atas rincian saldo di dua kotak terakhir pada Gmabar 21-3.
Untuk pengujian atas rincian saldo auditor harus mempertimbangkan risiko bisnis dan
inheren, menetapkan materialitas kinerja persediaan, serta mengevaluasi hasil
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi bagi transaksi dan
aktivitas di 3 kotak pertama gambar 21-3.

C. AUDIT AKUNTANSI BIAYA


Sistem dan pengendalian akuntansi biaya milik perusahaan yang berbeda lebih
bervariasi ketimbang banyak bidang audit lainnya karena sangat beragamnya item
persediaan dan tingkat kecanggihan yang diinginkan oleh manajemen.
1. Pengendalian Akuntansi Biaya
Adalah pengendalian yang berhubungan dengan pemrosesan yang mempengaruhi
persediaan fisik dan penelusuran biaya terkait dari saat bahan baku diminta hingga
produk selesai dibuat dan ditransfer ke penyimpanan. Jadi pengendalian tersebut
dapat dibagi ke dalam dua kategori luas:
a. Pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang dalam proses, dan persediaan
barang jadi.
b. Pengendalian terhadap biaya terkait.

Hampir smua perusahaan memerlukan pengendalian fisik terhadap asetnya untuk


mencegah kerugian akibat penyalahgunaan dan pencurian. Untuk melindungi aset,
sebagian besar perusahaan memisahkan secara fisik dan membatasi akses ke area
penyimpanan pergerakan persediaan. File induk persediaan perpetual yang disimpan
oleh orang yang tidak bertanggungjawab atau memiliki akses ke aset merupakan
pengendalian akuntansi biaya lainnya yang bermanfaat karena sejumlah alasan:

6|BAB 21
 File tersebut menyediakan catatan persediaan yang ada ditangan, yang
digunakan untuk memulai produksi atau akuisisi bahan atau barang tambahan.
 File tersebut menyediakan catatan penggunaan bahan baku dan penjualan
barang jadi, yang dapat direview untuk melihat item-item yang usang atau
bergerak lambat.
 File tersebut menyediakan catatan untuk mempertanggungjawabkan apabila
ditemukan selisih antara perhitungan fisik dan jumlah yang tersaji pada listing
atau daftar perpetual.

2. Pengujian Akuntansi Biaya

Konsep untuk mengaudit akuntansi biaya persediaan tidak jauh berbeda dengan
transaksi lainnya: memahami pengendalian internal dalam sistem akuntansi biaya,
menilai risiko pengendalian yang direncanakan, menentukan luas pengujian
pengendalian, serta merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi. Auditor sangat
memperhatiakn empat aspek akuntansi biaya sebagai berikut:

a. Pengendalian Fisik

Auditor menguji pengendalian fisik terhdap bahan baku, barang dalam proses, dan
barang jadi yang umumnya terbatas pada observasi serta pengajuan pertanyaan.
Auditor dapat memeriksa area penyimpanan bahan baku untuk menentukan apakah
persediaan sudah dilindungi dari pencurian dan penyalahgunaan dengan menggunakan
kunci atau ukuran keamanan lainnya, termasuk custodian persediaan.

b. Dokuman dan Catatan untuk Mentransfer Persediaan


Perhatian auditor terutama tertuju pada memverifikasi transfer persediaan dari satu
lokasi ke lokasi lainnya yang dicatat memang ada, semua transfer aktual sudah dicatat,
dan kuantitas, deksripsi, serta tanggal semua tramsfer yang dicatat sudah akurat. Ketika
mengaudit transfer persediaan, pertama auditor harus memahami pengendalian internal
klien untuk mencatat transfer sevelum dapat melaksanakan pengujian yang relevan.
Setelah memahami pengendalian internal, auditor dapat dengan mudah melaksakan
pengujian pengendalian atau pengujian substantif atas transaksi dengan memeriksa
dokumen serta catatan untuk menguji tujuan keterjadian dan keakuratan bagi transfer
barang dari ruang penyimpanan bahan baku ke lini perakitan manufaktur.

c. File Induk Persediaan Perpetual

Reliabilitas file induk persediaan perpetual mempegaruhi penetapan waktu dan luas
pemeriksaan fisik persediaan oleh auditor. Jika file induk persediaan perpetual sudah
akurat, auditor dapat menguji persediaan fisik sebelum tanggal neraca. Auditor juga
dapat mengurangi pengujian atas perhitungan persediaan fisik apabila klien memiliki
catatan persediaan perpetual yang dapat diandalkan dan menilai rendah risiko
pengendalian yang terkait dengan observasi fisik persediaan.

Auditor menguji file induk persediaan perpetual dengan memeriksa dokumentasi


yang mendukung penambahan dan pengurangan jumlah persediaan dalam file induk.
Auditor menguji catatan perpetual untuk akuisisi bahanbaku dalam siklus akuisisi dan
pembayaran, sementara pengurangan barang jadi untuk penjualan diuji dalam siklus
penjualan dan penagihan.

7|BAB 21
d. Catatan Biaya Per Unit

Keakuratan data biaya bahan baku, tenaga kerja langsu ng dan overhead manufaktur
sangatlah penting untuk menyatakan secara wajar persediaan bahan baku, barang
dalam proses,dan barang jadi. Agar data biayanya akurat maka klien harus
mengintegritasikan catatn akuntansi biaya dengan catatan produksi dan akuntansi
lainnya.

Saat menguji catatan persediaan , pertama auditor harus memahami


pengendalian internal dalam sistem akuntansi biaya. Setelah auditor memahami
pengendalian internal yang mempengaruhi catatan akuntansi biaya, pendekatan untuk
melakukan verifikasi internal atas catatan akuntansi baya akan melibatkan konsep yang
sama dalam verifikasi atas transaksi akuisisi, penggajian, dan penjualan. Ketika
menguji transaksi akuisisi auditor harus menelusuri unit dan biaya unit bahan baku ke
penambahan yang dicatat dalam file induk persediaan perpetual serta total biaya ke
catatan akuntansi biaya. Dalam menetukan kewajaran biaya overhead manufaktur yang
dibebankan ke barang dalam proses sangatlah menantang bagi auditor karena
manajemen harus membuat asumsi yang mempengaruhi alokasi overhead yang dapat
mempengaruhi secara signifikan biaya per unit persediaan, sehingga penilaian
persediaan menjadi wajar. Dalam mengevaluasi alokasi biaya overhead tersebut, auditor
harus mempertimbangkan kelayakan metode alokasi, dengan mengasumsikan metode
tersebut sesuai dengan standar akuntasni dan apakah diterapkan secara konsisten.
Biasanya manajemen mengalokasikan overhead dengan
menggunakan total nilai uang tenaga kerja langsung sebagai dasar alokasi. Dalam kasus
ini, tingkat overhead harus berupa total overhead manufaktur aktual yang tepat dibagi
dengan total nilai uang tenaga kerja langsung aktual. Karena auditor menguji total
overhead manufaktur sebagai bagian dari pengujian siklus akuisisi dan pembayaran
serta menguji tenaga kerja langsung sebagai bagian dari siklus penggajian dan
personalia, penentua kewajaran tingkat overhead ini tidaklah sulit. Akan tetapi, jika
overhead manufaktur diterapkan atas dasar jam mesin, auditor harus memverifikasi
kewajaran pun mesin dengan pengujian terpisah terhadap catatan mesin klien.
Karena pengendalian internal terhadap catatan akuntansi
biaya sangat bervariasi antarperusahaan. Auditor harus merancang pengujian yang
sesuai berdasarkan pemahamannya atas catatan akuntansi biaya dan sejauh mana
mereka akan bergantung pada hal tersebut untuk mengurangi pengujian substanstif.

D. PROSEDUR ANALITIS

Prosedur analitis merupakan hal yang paling dalam mengaudit siklus persediaan dan
pengudangan, seperti pada semua siklus lainnya. Tabel 2-1 menunjukkan beberapa
prosedur analitis yang umum dan kemungkinan salah saji yang dapat ditunjukkan ketika
terjadi fluktuasi. Auditor sering kali juga menggunakan informasi nonkeuangan untuk
menilai kelayakan saldo yang berkaitan dengan persediaan. Sebagai contoh, auditor
mungkin perlu mengetahui ukuran dan bobot produk persediaan, metode
penyimpanannya, dan kapasitas fasilitas penyimpanan untuk menentukan apakah
persediaan tercatat dengan konsisten dengan tempat penyimpanannya persediaan yang
tersedia. Setelah melaksanakan pengujian yang tepat atas catatan akuntansi biaya dan
prosedur auditor memiliki dasar untuk merancang serta melaksanakan pengujian atas
rincian saldo persediaan akhir.

8|BAB 21
E. OBSERVASI FISIK PERSEDIAAN

Karena persediaan sangat bervariasi untuk perusahaan yang berbeda, maka memahmi
industry dan bisnis klien merupakan hal yang lebih penting dari observasi fisik
persediaan maupun penetapan harga dan kompilasi persediaan ketimbang sebagian
besar bidang audit lainnya. Pertama auditor sering kali mengakrabkan diri dengan
persediaan klien dengan melaksanakan kunjungan ke fasilitas persediaan klien,
termasuk area penerimaan, penyimpanan, produksi, perencanaan dan penyimpanan
catatan. Kunjungan tersebut harus dipimpin oleh seorang penyedia yang dapat
menjawab pertanyaan mengenai produksi terutama mengenai setiap perusahaan
pengendalian internal dan proses lainnya sejak tahun terakhir.
Meskipun memahami pengaruh industri dan bisnis klien terhdap persediaan,
maka auditor tetap menilai risiko bisnis klien untuk menentukan apakah risiko tersebut
meningkatkan kemungkinan salah saji yang material dalam persediaan. Setelah menilai
risiko bisnis klien, auditor menentukan materialitas kinerja dan menilai risiko inheren
untuk persediaan, yang biasanya sangat material bagi perusahaan manufaktur, grosir,
ritel. Auditor juga sering menilai risiko inheren yang tinggi untuk perusahaan yang
memiliki persediaan yang signifikan, tergantung pada situasinya dan auditor sering kali
memberikan perhatian yang lebih besar pada salah saji jika persediaan disimpan di
lokasi yang berbeda dan metode kalkulasi biayanya adalah kompleks, dan potensi
keuangan persediaan yang sangat besar.

1. Persyaratan Observasi Persediaan.

Auditor diharuskan untuk melakukan pengujian observasi fisik atas persediaan sejak
sebuah kecurangan besar yang melibatkan pencatatan persediaan yang pada tahun
1983 di McKesson dan Robbins Company kecurangan tersebut tidak ditemukan
karena auditor tidak mengamati secara fisik persediaan yang pada saat itu tidak
diharuskan. Standar auditing mengharuskan auditor untuk menerima efektivitas
metode perhitungan persediaan klien dan ketergantungan yang dapat mereka

9|BAB 21
tempatkan pada representasi klien mengenai kuantitas serta kondisi fisik persediaan.
Untuk memenuhi persyaratan tersebut auditor harus:

 Hadir pada saat klien menghitung persediaannya untuk mennetukan saldo akhir
tahun
 Mengamati prosedur perhitungan klien
 Mengajukan pertanyaan kepada personil klien mengenai prosedur perhitungannya
 Melakukan pengujian atas perhitungan fisik independen mereka sendiri
Titik yang penting dalam standar auditing adalah perbedaan antara siapa yang
mengamati perhitungan persediaan fisik dan siapa yang bertanggung jawab melakukan
perhitungan. Klien adalah pihak yang bertanggung jawab menetapkan prosedur untuk
menghitung persediaan fisik secara akurat dan benar-benar melakukan serta mencatat
perhitungan tersebut. Auditor bertanggung jawab mengevaluasi dan mengamati
prosedur klien, termasuk menguji perhitungan persediaan dan menarik kesimpulan
mengenai kememadaian persediaan fisik. Pemeriksaan fisik juga oleh auditor tidak akan
diperlukan jika persediaan telah ditempatkan di gudang public atau diawasi oleh
custodian dari luar persediaan. Dalam situasi tersebut, makan auditor akan
memverifikasi persediaan melalui konfirmasi dengan custodian tersebut. Akan tetapi,
jika persediaan yang disimpan oleh custodian pihak luar itu merupakan bagian dari aset
lancar atau total aset yang signifikan auditor harus menerapkan prosedur tambahan
seperti menyelidiki prosedur persediaan dan mengamati perhitungan fisik barang yang
disimpan oleh custodian.

2. Pengendalian Terhadap Perhitungan Fisik

Tanpa memandang metode penyimpanan catatan persediaan, klien harus melakukan


perhitynga fisik persediaan secara fisik tetapi tidak perlus etiap tahun. Perhitungan fisik
dapat dilakukan dengan mendekati tanggal neraca pada tanggal interim atau atas dasar
siklus sepanjang tahun. Dua pendekatan terakhir hanya akan efektif jika pengendalian
terhadap file induk perpetual sudah memadai.

Pengendalian yang memadai terhadap perhitungan fisik persediaan klien meliputi


instruksi klien yang benar untuk melakukan perhitungan fisik , supervise oleh personil
perusahaan yang bertanggung jawab dan verifikasi internal yang independen atas
perhitungan yang dilakukan oleh personil klien lainnya. Rekonsliasi independen antara
perhitungan fisik dengan file induk persediaan perpetual dan pengendalian klien yang
memadai terhadap lembar perhitunagn atau tag yang digunakan untuk mencatat
perhitungan persediaan dan auditor juga harus memahami pengendalian atas
perhitungan persedian fisik klien sebelum perhitungan persediaan dimulai meskipun
pemahaman ini memang diperlukan untuk mengevaluasi keefektifan prosedur klien.

3. Keputusan Audit
Saat Pelaksanaan
Auditor memutuskan apakah pengamatan persediaan fisik dapat dilakukan sebelum tanggal neraca
terutama berdasarkan akurasi berkas induk persediaan perpetual. Jika perhitungan persediaan fisik
interim diijinkan , maka auditor mengamati dan sekaligus menguji berkas persediaan perpetual
untuk transaksi dari tanggal penghitungan hingga tanggal neraca. Bilamana ternyata catatan
perpetual itu akurat klien tidak perlu melakukan perhitungan fisik setiap tahun , tetapi auditor
hanya perlu membandingkan catatan persediaan perpetual dengan persediaan aktual secara
sampling pada saat diperlukan.

10 | B A B 2 1
4. Ukuran Sampel
Ukuran sampel yang diambil dalam pengamatan fisik biasanya tidak dinyatakan dalam angka
tertentu , karena penekanan dalam pengujian ini adalah pengamatan prosedur klien , bukannya
memilih unsur tertentu untuk diuji. Misalnya ukuran sampel berupa lamanya waktu (jam ) yang akan
digunakan. Harus ada perhatian khusus dalam pengamatan persediaan karena sulitnya
memperbesar sampel atau pengulangan pelaksanaan pengujian setelan perhitungan fisik dilakukan.

5. Pemilihan Unsur
Kecermatan dibutuhkan untuk mengamati perhitungan unsur yang paling signifikan dan sampel yang
mewakili jenis persediaan tertentu; menanyakan jenis barang yang mungkin mengalami kerusakan
atau kerusakan , dan menanyakan alasan manajemen tidak memasukkan barang tertentu yang
material

Pengujian Pengamatan Fisik


Bagian terpenting dari pengamatan persediaan adalah menentukan apakah penghitungan
persediaan secara fisik yang dilakukan sesuai dengan instruksi klien atau tidak. Untuk itulah
kehadiran auditor pada saat penghitungan dilakukan sangat penting.

F. Audit Atas Penetapan Harga(Pricing) dan Kompilasi

1. Pengendalian Penetapan Harga dan Kompilasi

Salah Satu pengendalian intern yang penting adalah catatan biaya standar, yang
menunjukan penyimpangan dalam biaya bahan baku , biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead serta dapat digunakan untuk mengevaluasi produksi.Jika biaya standar
digunakan , prosedur harus dirancang guna menjaga agar standar senantiasa
diperbaharui karena adanya perubahan proses dan biaya produk. Penelaahaan biaya
yang layak oleh orang independen dalam bagian yang bertanggungjawab dalam
pengembangan biaya juga merupakan bentuk pengendalian yang tepat.

Pengendalian intern yang dirancanguntuk mencegah salah saji karena


memasukkan persediaan yang usang , rusak, perputarannya lambat atau lebih saji harus
dilakuan pegawai yang kompeten dengan menelaah berkas induk persediaan perpetual
guna mengetahui perputaran persediaan dan mndiskusikannya dengan orang bagian
rekayasa dan produksi.

Pengendalian intern kompilasi diperlakuakan untuk meyakinkan bahwa


perhitungan fisik secara memadai telah diikhtisarkan , ditetapkan harganya sama
dengan catatan per unit , dikalikan dan dijumlahkan dengan benar dan disertakan ke
dalam buku besar dalam jumlah yang benar.

2. Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi

Tujuan audit terkait saldo untuk pengujian pengendalian juga bermanfaat dalam
membahas prosedur penetapan harga dan kompilasi. Kerangka acuan untuk
menerapkan tujuan audit adalah daftar persediaan yang didapat dari klien yang

11 | B A B 2 1
mencantumkan deskripsi , jumlah , harga per unit , dan nilai perkalian dari tiap jenis
persediaan.

3. Penilaian Persediaan

Dalam melakuakn pengujian harga tiga hal penting untuk metode penetapan harga oleh
klien : 1) metode tersbut harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku sacara
umum ,2) penerapannya konsisten dari tahun ke tahun ,3) harus mempertimbangkan
antara nilai pasar dan nilai pengganti

Penetapan Harga Atas Persediaan yang Dibeli. Jenis persediaan utama yang
termasuk dalam kategori ini adalah bahan baku, suku cadang yang dibeli, dan
perlengkapan. Sebagai langkah pertama dalam melakuakn verifikasi penilaian
persediaan yang dibeli maka perlu untuk menetapkan apakah metode penilaian yang
diguanakan LIFO, FIFO, rata-rata tertimbang atau yang lain. Serta biaya-biaya apa saja
yang disertakan sebagai biaya perolehan untuk melihat kekonsistenan klien .

Dalam memilih jenis persediaan tertentu untuk penetapan harga , penekanan


harus diberikan pada barang bernilai tinggi dan barang yang diketahui memiliki fluktuasi
harga besar, namun sampel representatif atas tiap jenis barang dan bagian harus
diikutkan. Metode sampel variabel atau unit moneter terstratifikasi umum digunakan
dalam pengujian ini.

Penetapan Harga atas Persediaan Yang Diproduksi. Auditor harus


mempertimbangkan biaya bahan baku . biaya tenaga kerja lansung , dan overhead
pabrik dalaam menilai barang dalam proses dan barang jadi. Dalam penilaian bahan
baku pada barang yang diproduksi , perlu dipertimbangkan biaya per unit dan jumlah
unit bahan baku yang diguanakan untuk memproduksi satu unit barang jadi caranya bisa
dilakukan dnegna memverifikasi faktur penjualan atau catatan persediaan perpetual .
Kemudian diperiksa spesifikasi teknisnya , diperiksa barang jadi yang dihasilkan dan
metode lain utnuk menentukan jumlah unit yang diproduksi utnuk memproduksi barang
tersebut.

Demikian pula dengan Tenaga kerja lansung harus diverifikasi jumlah jam dan
biaya perjam dengan biaya tenaga kerja lansung yang digunakan.

Untuk Overhead harus diteliti apa yang menjadi dasar pengenaan overhead
kemudian diverifikasi dengan dokumen 2 yang ada , Yang perlu adalah melihat
konsistensi pemakaian metode dan kelayakan pemakaiannya

Harga Perolehan atau Harga Pasar. Dalam menetapkan niali persediaan perlu untuk
mempertimbangkan mana harga yang lebih rendah antara biaya historis dan
biayapengganti. Untuk barang jadi dan bahan yang dibeli biaya yang terbaru atas
persediaan yang ditunjukkan pada faktur pemasok periode berikutnya adalah cara yang
efektif utnuk menguji biaya pengganti

12 | B A B 2 1
Dalam memilih item persediaan spesifik demi penetapan harga, auditor harus berfokus
pada nilai uang yang lebih besar dan pada produk yang haraganya sangat berfluktuasi.
Auditor juga harus menguji sampel respresentatif dari semua jenis persediaan dan
departemen. Sampling variabel berstratifikasi atau unit moneter merupakan sampling
yang umum digunakan bagi pengujian tersebut.

Penetapan harga persediaan yang dibuat. Dalam penetapan persediaan barag jadi
auditor harus mempertimbangkan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan
overhead manufaktur .
Dalam menetapkan harga bahan baku untuk membuat produk, auditor harus
mempertimbangkan baik biaya per unit bahan baku maupun jumlah unit yang diperlukan
untuk membuat suatu unit output.
Demikian ketika menguji tenaga kerja langsung auditor harus memverifikasi
biaya per jam tenaga kerja langsung dan jumlah jam yang diperukan untuk membuat
suatu unit output . Dapat diverifikasi dengan memeriksa kontrak penggajian tenaga
kerja atau serikat pekerja.
Overhead manufaktur yang sesuai bagi barang dalam proses dan barang jadi
terggantung pada pendekatan yang digunakan klien untuk mengalokasikan overhead
manufaktur. Auditor harus mengevaluasi metode yang sedang digunakan menyangkut
konsistensi dan kelayakan serta meghitung ulang biaya untuk menentukan apakah biaya
overhead sudah benar.

13 | B A B 2 1
Harga Pokok atau Harga Pasar. Dalam menetapkan harga persediaan, auditor harus
mempertimbangkan apakah biaya penggantian atau nilai realisasi bersih yangb lebih
rendah dari biaya historis . Auditor harus mempertimbangkan nilai penjualan item
persediaan dan dampak yang mungkin dari fluktuasi harga yang cepat untuk
menentukan nilai realisasi bersih.

G. INTEGRASI PENGUJIAN

Pengujian Siklus Akuisisi dan Pembayaran. Ketika memverifikasi akuisisi persediaan


sebagai hasil dari pengujian siklus dan pembayaran, auditor juga memperoleh bukti
mengenai keakuratan bahan baku yang diperoleh dan semua biaya overhead manufaktur
yang dikeluarkan kecuali tenaga kerja. Biaya akuisisi tersebut mengalir secara lansung
ke harga pokok penjualan menjadi bagian terbesar dari persediaan akhir bahan baku,
barang dalam proses, barang jadi.

Pengujian Siklus Penggajian dan Personalia. Ketika auditor memverifikasi biaya


tenaga kerja, kondisi yang sama juga berlaku seperti untuk akuisisi.

Pengujian Siklus Penjualan dan Penagihan. Hubungan antara siklus penjualan dan
penagihan serta siklus persediaan dan pergudangan tidak seerat sepeti dua siklus yang
baru dibahas.

14 | B A B 2 1
Pengujian Akuntansi Biaya. Pengujian atas catatan akuntansi biaya merupakan
sarana untuk memverifikasi pengendalian yang mempengaruhi persediaan karena
auditor tidak memverifikasi sebagai bagian dari pengujian atas ketiga siklus sebelumya.

Persediaan Fisik, Penetapan Harga, dan Kompilasi. Sama pentingnya bagi audit
persediaan karena salah saji dalam salah stau aktivitas dapat menyebabkan persediaan
dan harga pokok penjualan disalah sajikan. Dalam menguji persediaan fisik, auditor
mungkin sangat terggantung pada file induk persediaan perpetual jika file itu telah diuji
sebagai bagian dari salah satu atau lebih siklus yang dianggap dapat diandalkan. Ketika
menguji penggendalian dan melaksanakan pengujian substantif yangberhubungan
dengan transaksi serta saldo persediaan, auditor juga mengintegrasikan pengujian yang
berhubungan dengan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dengan penggujian yang
dilaksanakan unatuk memenuhi empat tujuan audit penyajian dan pengungkapan.

15 | B A B 2 1

Anda mungkin juga menyukai