BAB I
PENDAHULUAN
Permasalahan ini harus segera diatasi, agar Indonesia tidak bergantung pada
negara lain dalam pemenuhan kebutuhan dalam negerinya. Indonesia harus mulai
membangun industri pembuatan aseton dalam negeri sehingga peningkatan
kebutuhan aseton dalam negeri dapat berjalan seimbang dengan pertumbuhan
industrinya dan pengeluaran untuk impor dapat dikurangi atau bahkan tidak
diperlukan lagi. Adanya industri aseton dalam negeri dapat dimanfaatkan sebagai
peluang emas untuk menambah devisa negara yaitu dengan mengekspor hasil
produksi dan dapat membuka lapangan kerja baru bagi sarjana Indonesia.
Laporan II : Menghitung dan menentukan neraca massa dan neraca energi dari
setiap unit alat yang ada dalam perancangan.
2013 18,611707
2014 17,711076
2015 18,8011
2016 18,807346
Dari data tersebut dibuat grafik hubungan antara tahun sebagai sumbu y dan
kebutuhan impor aseton sebagai sumbu x, dimana dapat dilihat di Gambar 1.1:
25
20
y = -0.4802x + 986.27
10
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
Tabel 1.2. Daftar Kapasitas Pabrik yang sudah Berdiri (Kirk &
Othmer, 1998)
Kapasitas (ton/tahun)
Pabrik
BAB II
DESKRIPSI PROSES
Jika digunakan dua kolom, kolom pertama untuk memisahkan impuritas seperti
Asetaldehid atau Propionaldehid. Sedangkan kolom kedua berfungsi untuk
memisahkan fraksi- fraksi berat yang sebagian besar terdiri dari air. Aseton diperoleh
sebagai hasil atas menara kedua (Kirk & Othmer, 1991).
+ H-H
Pada proses ini Isopropil Alkohol diuapkan dengan vaporizer dan dipanaskan
dalam HE dengan menggunakan steam kemudian dimasukkan ke dalam multi
turbular fixed bed reactor. Ada sejumlah katalis yang dapat digunakan dalam proses
ini yaitu kombinasi zinc oxide- zirconium oxide, kombinasi copperchromium oxide,
copper, silicon dioxide. Kondisi operasi reaktor ini adalah 1.5-3 atm dan suhu 400
°C-600 °C.
Kelebihan dari proses dehidrogenasi Isopropil Alkohol adalah:
a. Proses dehidrogenasi Isopropil Alkohol tidak memerlukan unit pemisahan
O2 dari udara sebelum diumpankan ke dalam reaktor.
b. Dengan jumlah Isopropil Alkohol yang sama, konversi pada proses
dehidrogenasi lebih besar sehingga hasil Aseton yang diperoleh lebih
banyak.
c. Pada proses oksidasi timbul masalah terjadinya korosi sehingga dapat
mengganggu jalannya proses, sedangkan pada proses dehidrogenasi, hal
tersebut dapat dikurangi.
Diagram alir dan data masing-masing aliran dari proses pembuatan aseton dari
isopropyl alkohol (IPA) ditunjukkan pada Gambar 2.1:
dihasilkan berbentuk gas panas pada suhu 400oC. Unit pembentukan aseton ini
dijalankan didalam reaktor fixed bed (R-01) yang beroperasi pada suhu 400oC,
untuk dipanaskan hingga mencapai kondisi operasi reaktor pada suhu 400oC, tekanan
1,9 atm. Katalis ini digunakan agar reaksi dapat mencapai hasil konversi yang tinggi,
yaitu 87,5% dari total isopropil alkohol yang masuk reaktor.