BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
“Subkultur Tanaman Anggrek (Dendrobium sp) Pada Medium Murashige &
Skoog (MS) Secara In Vitro”
Disusun Oleh:
NAMA : RIFAI
NIM : D1B117190
KELAS : AGT-B
KELOMPOK : 5 (SHEET 1)
LABORATORIUM AGROTEKNOLOGI
UNIT IN VITRO
FAKULTAS PERTANIAN
2019
PENDAHULUAN
tanaman haploid, triploid, dan poliploid, seleksi mutan tahan garam tinggi,
kekeringan, herbisida, bebas hama dan penyakit dalam pelaksanaan teknik in vitro
tanaman baru dalam jumlah yang banyak selain itu, juga karena embrio somatik
berasal dari sel tunggal sehinggadapat dengan mudah mengatur atau mengatasi
melalui kultur jaringan. Pada dasarnya subkultur kita memotong, membelah dan
menanam kembali eksplan yang telah tumbuh sehingga jumlah tanaman akan
relatif mudah dibandingkan dengan kegiatan lain dalam kultur jaringan. Subkultur
dilakukan karena beberapa alasan berikut, tanaman sudah memenuhi atau sudah
sudah mongering Kegiatan subkultur dilakukan sesuai dengan jenis tanaman yang
dikulturkan. Setiap tanaman memiliki karakteristik dan kecepatan tumbuh yang
yang harus segera atau relatif cepat disubkultur adalah jenis pisang-pisangan,
dijumpai hampir diseluruh belahan dunia terutama daerah tropis mulai dari
bersalju. Bermacam variasi bentuk, warna, bau,dan ukuran dengan ciri-ciri yang
unik menjadi daya tarik anggrek yang dikenal sebagai tanaman hias berbunga
tumbuh lambat dan berbeda-beda. Hal ini sangat berpengaruh jika yang menjadi
anggrek, baik vegetatif (pertumbuhan tunas, batang, daun, dan akar) serta
hanya ditentukan oleh faktor genetik, tetapi juga oleh faktor iklim dan faktor
pemeliharaan.
Selain itu, biji yang kecil, tidak mengandung cadangan makanan dan kulit yang
sangat keras serta tebal membuat tanaman anggrek sulit ditumbuhkan tanpa
vitro yang diawali dengan penanaman biji dengan cara penaburan biji pada media
padat atau cair. Biji tersebut dapat ditumbuhkan langsung menjadi planlet. Secara
planlet. Hal tersebut dapat dilakukan melalui modifikasi media baik hormon
maupun nutrisi.
mengetahui cara subkultur tanaman anggrek pada medium murashige & skoog
1.2 Tujuan
yang lebih besar dan waktu yang relatif cepat. Secara alami anggrek sering sulit
Oleh karena itu, pelaksanaan teknik pembibitan secara kultur in vitro mampu
memberi keuntungan baik dari segi penghematan ruang, waktu, tenaga maupun
uang. Kuktur in vitro secara komersial telah banyak menghasilkan tanaman dalam
yang menjadi salah satu tanaman hias yang populer di seluruh dunia. Tanaman ini
memiliki jenis, variasi bentuk, warna, dan karakter bunga yang sangat indah dan
yang tinggi anggrek juga mempunyai bentuk, ukuran, dan warna bunganya yang
sangat bervariasi. Daya tahan atau kesegaran bunga anggrek yang relatif lama
pasar yang cukup cerah dan meningkatkan minat para pemulia tanaman untuk
tahun 2015 adalah 21.514.789 tanaman. Angka ini menunjukkan bahwa anggrek
berada pada posisi ketiga setelah krisan dan mawar (Aditya, 2015).
dapat dijumpai hampir diseluruh belahan dunia terutama daerah tropis mulai
cirri-ciri yang unik menjadi daya tarik anggrek yang dikenal sebagai tanaman hias
kecepatan tumbuh lambat dan berbeda- beda. Hal ini sangat berpengaruh jika
dan biji) tidak hanya ditentukan oleh faktor genetic, tetapi juga oleh faktor iklim
tanaman baru dalam jumlah yang banyak selain itu, juga karena embrio somatic
berasal dari sel tunggal sehinggadapat dengan mudah mengatur atau mengatasi
(Kasutjianingati, 2013).
Sebelum ditanam sebagai bibit dalam pot, bibit anggrek hasil perbanyakan
baru, yang disebut tahap aklimatisasi. Tahap akhir dalam kegiatan budidaya
jika planlet sudah memiliki organ lengkap yang umumnya berumur delapan
iklim pada lingkungan baru yang merupakan masalah penting dalam budidaya
eksplan dilakukan dengan cara menanam tunas pada medium kultur. Tunas
diletakkan pada cawan petri dengan akuades steril menggunakan pinset. Pinset
dan scalpel yang akan digunakan disterilkan terlebih dahulu. Tunas dipotong
dengan ukuran panjang ± 2 cm. Kemudian eksplan tunas ditanam pada media
secara cepat. Apabila ada anggrek yang bunganya bagus tetapi jumlahnya sedikit,
digandakan. Di samping itu, apabila telah didapatkan buah anggrek hasil silangan
di kebun, buah yang berisi puluhan ribu embrio di dalamnya dapat
ditumbuhkan dengan kultur jaringan pula. Embrio atau biji-biji dalam buah itu
apabila ditebar langsung di atas pot tidak akan tumbuh atau sulit sekali untuk
tumbuh. Di tempat asalnya (hutan) mungkin anggrek tersebut dapat tumbuh, tetapi
kemungkinannya kecil sekali. Tetapi melalui kultur jaringan dengan media yang
anggrek dan tembakau melalui teknik yang dilakukan diantara tahapan kultur
yaitu, subkulturn pada dasarnya subkultur adalah pemindahan planlet yang masih
sangatkecil (planlet muda# dari medium lama ke dalam medium baru yang
Air Flow cabinet (LAFC) eknik dalam subkultur adalah untuk memisahkan,
tujuan supaya kultur atau planlet mendapatkan unsur hara atau nutrisi dalam
membentuk tanaman muda menjadi tanaman dewasa yang tumbuh secara optimal.
bibit dari botol ke dalam kompot (komunitas pot) yang disebut aklimatisasi. Pada
keras serta tebal membuat tanaman anggrek sulit ditumbuhkan tanpa bantuan
manusia, kecuali anggrek yang tumbuh liar di hutan. Untuk mengatasi hal
tersebut dan menumbuhkan anggrek secara masal, maka tindakan yang bisa
seragam dan menghasilkan warna bunga yang beragam. Setelah membentuk buah
dan berbiji, maka penumbuhan bijinya dilakukan secara in-vitro hingga menjadi
tanaman yang siap ditanam di area terbuka untuk berproduksi atau dipasarkan.
tipe yaitu, simpodial dan monopodial. Anggrek tipe simpodial adalah anggrek
dengan cara perkecambahan biji secara in-vito sehingga hasil yang diperoleh tidak
seragam dan menghasilkan warna bunga yang beragam. Setelah membentuk buah
dan berbiji, maka penumbuhan bijinya dilakukan secara in-vitro hingga menjadi
tanaman yang siap ditanam di area terbuka untuk berproduksi atau dipasarkan.
yaitu, simpodial dan monopodial. Anggrek tipe simpodial adalah anggrek yang
tidak memiliki batang utama, bunga ke luar dari ujung batang dan berbunga
Dendrobium sp., Cattleya sp., Oncidium sp. dan Cymbidium sp. Anggrek tipe
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu pisau, pinset, hand spayer
3. Setelah itu mengambil botol kultur yang telah disiapkan dan melepas
penutupnya.
4.1. Hasil
berikut:
1 0% - - - -
2 0% - - - -
3 0% - - - -
4 0% - - - -
4.2 Pembahasan
merupakan salah satu tahap dalam perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan.
eksplan yang telah tumbuh sehingga jumlah tanaman akan bertambah banyak.
atau sudah setinggi botol, tanaman sudah berada lama didalam botol sehingga
sudah mengering. Kegiatan subkultur dilakukan sesuai dengan jenis tanaman yang
yang harus segera atau relatif cepat disubkultur adalah jenis pisang-pisangan,
eksplan dilakukan dengan cara menanam tunas pada medium kultur. Tunas
diletakkan pada cawan petri dengan akuades steril menggunakan pinset. Pinset
dan scalpel yang akan digunakan disterilkan terlebih dahulu. Tunas dipotong
dengan ukuran panjang ± 2 cm. Kemudian eksplan tunas ditanam pada media
perlakuan
anggrek, karet, plastic, Baylean ,tisuue. Serta alat yang digunakan adalah pisau,
pinset, hand spayer dan alat tulis. Tingkat keberhasilan perkecambahan biji
anggrek secara in vitro umumnya sangat tinggi jika syaratnya terpenuhi yaitu
kondisi yang aseptik pada biji dan media kultur, kecukupan kandungan gula
sebagai sumber energi dan kecukupan nutrisi dan senyawa organik yang
Kegagalan dalam subkultur dapat berpengaruh ketika sel rusak, isi dari sitoplasma
aktivitas enzim. Senyawa fenol yang berlebihan akan bersifat racun yang merusak
menanam bibit dari botol ke dalam kompot (komunitas pot) yang disebut
seragam dan menghasilkan warna bunga yang beragam. Setelah membentuk buah
dan berbiji, maka penumbuhan bijinya dilakukan secara in-vitro hingga menjadi
tanaman yang siap ditanam di area terbuka untuk berproduksi atau dipasarkan.
tipe yaitu, simpodial dan monopodial. Anggrek tipe simpodial adalah anggrek
dengan cara perkecambahan biji secara in-vito sehingga hasil yang diperoleh tidak
yang lebih besar dan waktu yang relatif cepat. Secara alami anggrek sering sulit
Oleh karena itu, pelaksanaan teknik pembibitan secara kultur in vitro mampu
memberi keuntungan baik dari segi penghematan ruang, waktu, tenaga maupun
uang. Kuktur in vitro secara komersial telah banyak menghasilkan tanaman dalam
umumnya sangat tinggi jika syaratnya terpenuhi yaitu kondisi yang aseptik pada
biji dan media kultur, kecukupan kandungan gula sebagai sumber energi dan
yang berlebihan akan bersifat racun yang merusak jaringan planlet dan akhirnya
anggrek ini, pada perlakuan BAP + NAA pada hari selasa pertama pengamatan
tanggal 29 Oktober 2019 sampai hari terakhir pengamatn pada hari selasa tanggal
ulangan pertama sedangkan pada ulangan ke-2 dan ke-3 tidak mengalami
karenakan dalam pembuatan medium atau eksplan ada botol kultur yang sudah
sterilisasi pada saat proses penanaman eksplan dalam laminator faktor pembatas,
organisme kecil yang masuk ke dalam media, botol kultur dan peralatan yang
kurang steril, lingkungan kerja dan ruang kultur, dan kecerobohan dalam
medium subkultur organ tanaman anggrek dari kejadian inilah kita mendapat
pelajaran bahwa dalam membuat suatu medium harus benar-benar teliti dan
pada ulangan ke-2 dan ke-3 dengan perlakuan yang sama tidak terkontaminsa
yang timbul disebabkan karena lingkungan kerja dan ruang kultur sudah steril
sebelum melakukan pembuatan subkultur organ tamanan anggrek, botol kultur
dan peralatan sudah sterilisasi sehingga tidak terjadi kontaminasi adanya timbul
4.1 Kesimpulan
kesimpulan bahwa pada pengamatan subkultur organ tanaman anggrek pada hari
pertama samapi pengamatan hari terakhir tidak memuaskann atau tidak berhasil
secara sempurna dimana adah salah satu botol kultur yang terkontaminas sehinnga
ini menjadi suatu kendala dan pembelajaran diamana pada saat melakukan
praktikum harus benar- benar fokus, teliti dan serius sehingga tidak akan lagi
terjadi-kejadian yang sama seperti yang sudah terjadi pada praktikum pembuatan
sublultur organ tanamn anggrek ini yang mengalami kontaminasi tetapi itu tidak
menjadi suatu kendala jika kita memang mau berusaha pastinya prktikum yang
akan kita hadapi yang akan datang atau menemukan praktikum yang sama sepeerti
praktikum subkultur organ tanamn anggrek tidak akan lagi kekeliruan atau
sterilisasi pada saat proses penanaman eksplan dalam laminator faktor pembatas,
organisme kecil yang masuk ke dalam media, botol kultur dan peralatan yang
kurang steril, lingkungan kerja dan ruang kultur, dan kecerobohan dalam
pelaksanaan.
2.2. Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini yaitu praktikan harus
Badan Pusat Statistika. 2015. Data Produksi Tanaman Hias Indonesia Tahun
2013-2015. Badan Pusat Statistika. Jakarta Barat.
Isda MN, Fatonah S. 2014. Induksi Akar Pada Eksplan Tunas Anggrek
Grammatophylum Scriptum Var. Citrinum Secara In vitro Pada Media Ms
Dengan Penambahan NAA Dan BAP. Jurnal Biologi Vol 7 (2) : 53-57.