Kelompok 10
Ekspresi kelamin tidak hanya dimiliki oleh organisme eukariotik saja namun juga
organisme prokariotik. Ekspresi kelamin pada organisme prokariotik misalnya pada
bakteri Eschericia coli. Perkelaminan pada prokariotik, sel-sel kelamin jantan dan betina
tidak didasarkan pada karakter morfologi namun dari ada tidaknya kromososm kelamin yang
tidak lazim atau faktor F yang merupakan DNA untaian ganda sirkuler. Jika E.coli memiliki
faktor F (F+) maka berkelamin jantan, sedangkan jika tidak memiliki faktor F (F–) maka
berkelamin betina. Sel berkelamin jantan (F+) akan mentransferkan gen kedalam sel
berkelamin betina (F–) melalui proses konjugasi, transfer ini menyebabkan terjadi pindahnya
satu untaian DNA ke sel berkelamin betina dan berreplikasi melalui Rolling circle
replication. Sel berkelamin jantan (F+) yang faktor F-nya terintegrasi dengan kromosom
utama disebut sel Hfr (High frequency of recombination). Sehingga sel berkelamin betina
bisa saja berubah berkelamin jantan.
Tumbuhan rumah satu dan dua Pada jagung terdapat gen mutan ba dan ts, bila
homozigot baba jagung jantan, bila homozigot
tsts jagung betina, hal ini dikendaalikan oleh 2
gen pada lokus yang berlainan.
Pada tumbuhan berumah dua secara genetik kelamin
dikendalikan oleh gen pada satu lokus saja misalnya
ditentukan oleh kombinasi pasangan 3 alela aD, a+, ad
Reference
Corebima,A.D. 2013. Genetika Kelamin. Surabaya: Airlangga Univesity Press.