Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENELITIAN

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP DIRI SESEORANG di DESA


SARIWANGI RT.01/RW.015

OLEH :

WIWIN TRI ANTIKA

REKAM MEDIS DAN INFO KESEHATAN

KELAS : A
ABSTRAK

Pengaruh lingkungan di luar keluarga terhadap kejujuran seseorang.


Tujuan dari penulisan ini, penulis akan menjelaskan hasil penelitian tentang
berbagai faktor – faktor yang mempengaruhi kejujuran seseorang dari luar
lingkungan keluarga, Dari beberapa data yang penulis kumpulkan, juga fakta –
fakta yang penulis pernah temui, dapat diambil kesimpulan bahwa peran keluarga
sangat penting untuk menjadi bekal kejujuran bagi seseorang sejak berusia dini.
Mengapa demikian, karena ketika seseorang tumbuh dewasa dan mulai menjalani
kehidupan social diluar lingkungan keluarga sangat banyak faktor – faktor dari
lingkungan masyarakat luar yang dapat mempegaruhi bahkan merubah karakter
seseorang. Contoh lingkungan diluar keluarga : lingkungan masyarakat,
lingkungan sekolah, dan lingkungan rumah ( tetangga). Oleh karena itu, upaya
untuk menghindari berbagai faktor dan pengaruh buruk dari luar, menanamkan
karakter untuk menjadi seorang yang jujur sangatlah penting bagi keluarga. Salah
satu contoh yang kami ambil adalah dengan cara memberi hukuman yang
mendidik agar seseorang merasa enggan untuk mengulang suatu tindak
kebohongan berdasarkan pendidikan dan nilai – nilai keagamaan.
ABSTRACT

The influence of the environment outside the family on one's honesty and how to
respond. The purpose of this writing, the author will explain the results of
research on various factors that influence the honesty of someone from outside the
family environment, as well as how to respond. From some of the data that I have
collected, as well as the facts that the author has met, it can be concluded that the
role of the family is very important to be a source of honesty for someone since an
early age. Why is that, because when someone grows up and starts living a social
life outside the family environment, there are so many factors from the outside
community that can affect or even change one's character. Examples of
environments outside the family: community environment, school environment,
and home environment (neighbors). Therefore, efforts to avoid various factors and
bad influences from outside, instilling the character to be an honest person is very
important for the family. One example that we take is by giving punishment that
educates so that someone feels reluctant to repeat an act of lying based on
education and religious values.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Salam serta salawat tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan nabi
besar Muhammad SAW, seorang nabi yang telah membawa kita dari jaman
kegelapan menuju jaman yang terang benerang seperti yang kita rasakan seperti
saat-saat sekarang ini.

Ucapan terimakasih juga kami haturkan kepada ibu/bapak dosen yang


telah ikut serta dalam pembuatan makalah menjelaskan megenai “PENGARUH
LINGKUNGAN TERHADAP KEJUJURAN SESEORANG” makalah ini kami buat
untuk memperdalam ilmu kita tentang Agama dan Sosial.

Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan


kekurangan, hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan pengetahuan dan
pengalaman yang kami miliki, namun demikian banyak pula pihak yang telah
membantu kami dengan menyediakan sumber informasi, memberikan masukan
pemikiran, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan
dan kesempurnaan makalah ini diwaktu yang akan datang, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami dan orang banyak supaya mengetahui apa-apa yang
ada dalam pelajaran dalam makalah ini.

Bandung, 9 Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Abstrak

Abstract

Kata pengantar

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang masalah


2. Rumusan masalah
3. Tujuan
4. Metode penulisan

BAB II PEMBAHASAN

1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan masyarakat

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Saran
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang masalah


Manusia adalah makhluk sosial yang hidup bermasyarakat (zoon politicon).
Keutuhan manusia akan tercapai apabila manusia sanggup menyelaraskan
perannya sebagai makhluk ekonomi dan sosial. Sebagai makhluk sosial (homo
socialis), manusia tidak hanya mengandalkan kekuatannya sendiri, tetapi
membutuhkan manusia lain dalam beberapa hal tertentu.
Dalam perkembangan hidupnya, manusia di pengaruhi oleh hal-hal yang
berasal dari dirinya sendiri (internal) dan faktor-faktor yang berasal dari luar diri
pribadinya (eksternal). Istilah lingkungan psikologi sosial menunjukkan
hubungan antara aspek pribadi dan aspek sosial. Lingkungan budaya secara
sosiologis merupakan hasil lingkungan sosial, karena jika di lihat dari sudut
sosiologis kebudayaan merupakan hasil pergaulan hidup dalam wadah-wadah
yang sering di sebut kelompok sosial atau masyarakat.
Menurut Beni Ahmad Saebani dan Hendra Akhdiyat (2009: 262) lingkungan
adalah ruang dan waktu yang menjadi tempat eksistensi manusia. Dalam konsep
ajaran pendidikan Islam, lingkungan yang baik adalah lingkungan yang diridhoi
oleh Allah dan Rasulullah SAW. Misalnya lingkungan sekolah, madrasah, masjid,
majelis taklim, balai musyawarah, dan lingkungan masyarakat yang islami.
Adapun lingkungan yang mendapat murka Allah dan rasul-Nya adalah
lingkungan yang dijadikan tempat kemaksiatan dan kemunkaran.

Sebenarnya yang salah atau jelek bukan lingkungannya, melainkan manusia


yang memakai dan mengambil manfaat lingkungan bersangkutan. Pada dasarnya,
semua lingkungan itu karunia Allah. Hanya saja, manusia yang bodoh menjadikan
lingkungan itu kotor.

Menurut Syureich (1990: 37) lingkungan mempunyai pengaruh sangat besar


dalam membentuk dan menentukan perubahan sikap dan perilaku seseorang,
terutama pada generasi muda dan anak-anak. Misalnya, tidak dapat diabaikan
pengaruh lingkungan pergaulannya. Seseorang menjadi muslim atau nasrani atau
agama lainnya adalah karena lingkungan sosialnya. Apabila lingkungan sosialnya
Islam maka seseorang bisa menjadi Islam dan apabila lingkungan sosialnya
nasrani, maka seseorang bisa menjadi nasrani pula, demikian seterusnya.
2. Rumusan masalah
a. Apakah lingkungan berpengaruh pada kejujuran seseorang ?
b. Apakah dalam bermasyarakat dapat mempengaruhi sikap seseorang?
c. Bagaimana masyarakat mempengaruhi kejujuran terhadap seseorang ?
3. Tujuan

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu :

a. Mengetahui pengaruh lingkungan terhadap kejujuran seseorang


b. Mengetahui pengaruh lingkungan bermasyarakat terhadap sifat seseorang

4. Metode penulisan
a) Observasi
Yaitu dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan ataupun prosedur kerja
yangberhubungan dengan objek yang diteliti.
b) Wawancara
Yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan salah satu
remaja di Desa Sariwangi Rt.01/Rw.015
c) Mengumpulkan data
Yaitu mengumpulkan data dari beberapa sumber.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Lingkungan Keluarga
Keluarga dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama.
Predikat ini mengindikasikan betapa esensialnya peran dan pengaruh lingkungan
keluarga dalam pembentukan perilaku dan kepribadian anak.

Pandangan yang sangat menghargai posisi dan peran keluarga sebenarnya bukan
merupakan sesuatu yang istimewah. Pandangan seperti ini sangat logis dan mudah
dipahami karena beberapa alasan berikut ini.

1. Keluarga lazimnya merupakan, pihak yang paling awal memberikan banyak


perlakuan kepada anak. Begitu anak lahir, lazimnya pihak keluargalah yang
langsung menyambut dan memberikan layanan interaktif kepada anak.
2. Sebagian besar waktu anak lazimnya dihabiskan di lingkungan keluarga.
3. Karakteristik hubungan orang tua-anak berbeda dari hubungan anak dengan
pihak-pihak lainnya (guru, teman, dan sebagainya ).
4. Interaksi kehidupan orang tua-anak di rumah bersifat “asli”, seadanya dan
tidak dibuat-buat.
Peran keluarga lebih banyak memberikan pengaruh dukungan, baik dari dalam
penyediaan fasilitas maupun penciptaan suasana belajar yang kondusif.
Sebaliknya, dalam hal pembentukan perilaku, sikap dan kebiasaan, penanaman
nilai, dan perilaku-perilaku sejenisnya, lingkungan keluarga bisa memberikan
pengaruh yang sangat dominant.

Di sini lingkungan keluarga dapat memberikan pengaruh kuat dan sifatnya


langsung berkenaan dengan pengembangan aspek-aspek perilaku seperti itu,
keluarga dapat berfungsi langsung sebagai lingkungan kehidupan nyata untuk
memperaktekkan aspek-aspek perilaku tersebut.

2. Lingkungan Teman Sebaya


Remaja lebih banyak berada diluar rumah dengan teman sebaya, Jadi
dapat dimengerti bahwa sikap, Pembicaraan, minat, Penampilan dan perilaku
teman sebaya lebih besar pengaruhnya daripada keluarga misalnya, jika remaja
mengenakan model pakaian yang sama dengan pakaian anggota kelompok yang
populer, maka kesempatan baginya untuk dapat diterima oleh kelompok menjadi
lebih besar Demikian pula bila anggota kelompok mencoba minum alkohol. rokok
atau zat adiktif lainnya, maka remaja cenderung mengikuti tanpa mempedulikan
akibatnya. Didalam kelompok sebaya, remaja berusaha menemukan dirinya.
Disini ia dinilai oleh teman sebayanya tanpa mempedulikan sanksi–sanksi dunia
dewasa. Kelompok sebaya memberikan lingkungan yaitu dunia tempat remaja
dapat melakukan sosialisasi dimana nilai yang berlaku bukanlah nilai yang
ditetapkan oleh orang dewasa melainkan oleh teman seusianya, Disinilah letak
berbahayanya bagi perkembangan jiwa remaja, apabila nilai yang dikembangkan
dalam kelompok sebaya adalah nilai yang negatif, akan lebih berbahaya apabila
kelompok sebaya ini cenderung tertutup (closed group), dimana setiap anggota
tidak dapat terlepas dari kelompok nya dan harus mengikuti nilai yang
dikembangkan oleh pimpinan kelompok, sikap, pikiran, perilaku, dan gaya
hidupnya merupakan perilaku dan gaya hidup kelompoknya.
Dalam lingkungan teman sebaya pun seorang harus dapat memilih teman
yang baik , karena bagaimana pun teman dapat membuat diri seseorang menjadi
baik. Sebagaimana islam mengajarkan untuk memilih teman yang baik.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ُ ‫ِين َخ ِلي ِل ِه فَ ْليَ ْن‬


‫ظ ْر أَ َحد ُ ُك ْم َم ْن يُخَا ِل ُل‬ ِ ‫علَى د‬
َ ‫الر ُج ُل‬
َّ

“Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di
antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman” [3]
Sudah dapat dipastikan, bahwa seorang teman memiliki pengaruh yang
sangat besar terhadap temannya. Teman bisa mempengaruhi agama, pandangan
hidup, kebiasaan dan sifat-sifat seseorang.

Syaikh ‘Abdul Muhsin Al-Qâsim [4] berkata, “Sifat manusia adalah cepat
terpengaruh dengan teman pergaulannya. Manusia saja bisa terpengaruh bahkan
dengan seekor binatang ternak.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

‫س ِكينَةُ فِي أ َ ْه ِل ْالغَن َِم‬


َّ ‫ْالفَ ْخ ُر َو ْال ُخيَالَ ُء فِي ْالفَدَّادِينَ أَ ْه ِل ْال َوبَ ِر َوال‬

“Kesombongan dan keangkuhan terdapat pada orang-orang yang meninggikan


suara di kalangan pengembala onta. Dan ketenangan terdapat pada pengembala
kambing” [5]

Dalam sebuah hadits Rasululah shallallahu ‘alaihi wa


sallam menjelaskan tentang peran dan dampak seorang teman dalam sabda
beliau :
ِ ‫ فَ َحا ِم ُل ْال ِمس‬، ‫ير‬
َ ‫ َوإِ َّما أ َ ْن ت َ ْبت َا‬، َ‫ْك إِ َّما أ َ ْن يُحْ ِذيَك‬
‫ع‬ ِ ‫ْك َونَافِخِ ْال ِك‬ِ ‫صا ِلحِ َوالس َّْو ِء َك َحا ِم ِل ْال ِمس‬ َّ ‫يس ال‬ ِ ‫َمث َ ُل ْال َج ِل‬
‫ َوإِ َّما أَ ْن ت َِجد َ ِري ًحا َخبِيثَة‬، َ‫ير إِ َّما أَ ْن يُحْ ِرقَ ثِيَابَك‬ ِ ‫ َونَا ِف ُخ ْال ِك‬، ً‫طيِِّ َبة‬
َ ‫ َوإِ َّما أ َ ْن ت َِجد َ ِم ْنه ُ ِري ًحا‬، ُ ‫ِم ْنه‬

“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual
minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan
memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya,
dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan
pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun
tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari
5534 dan Muslim 2628)
3. Lingkungan Masyarakat
Dalam kehidupanya, manusia dibimbing oleh nilai-nilai yang merupakan
pandangan mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Nilai yang baik harus
diikuti, dianut, sedangkan yang buruk harus dihindari, sesuai dengan aspek
rohaniah dan jasmaniah yang ada pada manusia, maka manusia dibimbing oleh
pasangan nilai materi dan nonmateri. Apabila manusia hendak hidup secara damai
di masyarakat, maka sebaiknya kedua nilai yang merupakan pasangan tadi
diserasikan akan tetapi kenyataan dewasa ini menunjukkan bahwa nilai materi
mendapat tekanan lebih besar daripada nilai non-materi atau spiritual. hal ini
terbukti dari kenyataan bahwa sebagai tolok ukur peranan seseorang dalam
masyarakat adalah kebendaan dan kedudukan. Sebagaimana rasulullah SAW
mengajarkan cara memilih dalam mencari teman yang baik.
Memilih teman yang baik adalah sesuatu yang tak bisa dianggap remeh.
Karena itu, Islam mengajarkan agar kita tak salah dalam memilihnya.

Anda mungkin juga menyukai