Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pencemaran udara merupakan masalah yang memerlukan perhatian khusus, khususnya
untuk daerah-daerah kota besar. Menurut Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup,
pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau
komponen lain ke udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi
lagi sesuai dengan peruntukkannya. Kualitas udara yang tidak tercemar dapat menunjang
kehidupan manusia secara normal untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Jika pada kualitas udara
sudah tercemar maka dapat menimbulkan dampak terhadap kesehatan manusia, ekosistem maupun
iklim. Pada umumnya gangguan kesehatan akibat dari pecemaran udara masuk secara inihalasi
dan kontak langsung yaitu terjadi pada saluran pernapasan dan organ penglihatan.
Faktor yang menyebabkan pencemaran udara di wilayah perkotaan berasal dari asap
kendaraan bermotor, asap pabrik ataupun partikel-partikel yang lain. Pertumbuhan penduduk yang
pesat di wilayah perkotaan dan perpindahan penduduk daerah ke kota-kota besar berdampak
terhadap pencemaran udara. Pertumbuhan penduduk ini akan berdampak pada meningkatnya
kendaraan bermotor untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Emisi gas buang yang di hasilkan
dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna atau dari gas buang kendaraan bermotor
ataupun aktifitas lain dapat menyebakan penurunan kualitas udara. Pertumbuhan ekonomi yang
terus berlangsung di wilayah perkotaan akan terus berbanding lurus dengan pencemaran udara
yang ada. Hal ini memberikan kontribusi besar dalam menurunkan kualitas udara yang dapat
mengganggu kenyamanan, kesehatan dan bahkan keseimbangan iklim global.
Data yang di ambil berdasarkan sumber buku system layanan samsat terintegrasi online
pada kantor Bersama Samsat Se-Jawa Timur tentang peningkatan jumlah kendaraan bermotor di
Provinsi Jawa Timur, dalam Dani Syahputra menyebutkan terjadi peningkatan kendaraan
bermotor dari tahun 2016 ke tahun 2017. Pada tahun 2016 jumlah kedaraan di kota Surabaya
sebesar 17.078. 429 meningkat pada tahun 2017 sebesar 18.324.366. Jumlah tersebut tediri dari
mobil penumpang 1.573.205, mobil bus 29.454, mobil barang 644.421, sepeda motor 16.075.386
dan kendaraan khusus 2.000. Kota Surabaya merupakan penyumbang paling banyak dari seluruh
kota di Jawa Timur. Selain itu perkembangan industry di kota Surabaya semakin meningkat juga
sangat mempengaruhi pencemaran udara yang terjadi di Kota Surabaya. Emisi gas buang yang di
hasilkan kendaraan bermotor diantaranya CO,NO,HC,CO2,SO2,PM10. Mekasnisme pembutkan
gas NOx terjadi karena panas yang tinggi pada ruang bakar akibat proses pembakaran sehingga
kandungan nitrogen pada udara berubah menjadi NOx

Emisi gas buang yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia serta penuruanan kualitas
udara diantaranya CO, NOx dan SO2. Oksida Nitrogen (NOx) merupakan kelompok gas nitrogen
yang terdapat di atmosfer dan terdiri dari nitrogen monoksida dan nitrogen dioksida. Pada studi
epidemiologi yang dilakukan oleh WHO (2003) telah membuktikan bahwa paparan NOx dalam
jangka waktu yang lama akan menyebabkan penurunan vital paru manusia dan meningkatkan
gangguan pernapasan. Selain itu NOx juga dapat menyebabkan bronchitis akut, asma dan radang
saluran pernafasan yang ditandai dengan batuk.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi penurunan kualitas udara adalah
dengan membuat ruang terbuka hijau di jalan raya. Ruang terbuka hijau ini biasanya ditanami oleh
pohon dan tanaman hias yang mampu menyerap polutan diudara. Adanya tanaman ini juga mampu
mengurangi polutan yang berasal dari kendaraan dan kegiatan proses industrial. Selain itu tanaman
juga berperan sebagai penyejuk iklim dan sebagai pembersih udara dari partikel dan debu serta
bahan kimia yang dapat mengganggu kesehatan. Tanaman yang banyak digunakan untuk
penyerapan polutan di jalan raya adalah lidah mertua (Sansevieria. Sp). Pada berbagai penelitian
tanaman ini mampu menyerap polutan berupa CO lebih baik dari tanaman hias lainnya seperti lili
paris (Spider plant0 dan sirih gading pplant (Scindapsus aureus).

Berdasarkan hasil pengamatan dilakuakan, Kota Surabaya merupakan kota yang dipenuhi
oleh kendaraan bermotor dan kegiatan industri yang semakin hari semakin berkembang. Polutan
NOx menjadi perhatian khusus sebagai salah satu polutan yang dihasilkan oleh pembakaran tidak
sempurna. Adanya ruang terbuka hijau dan tanaman hias berupa lidah mertua (Sansevieria. Sp) di
beberapa sudut jalan adalah salah satu upaya untuk mengurangi polutan. Sehingga diperlukan
penelitian efektivitas tanaman lidah mertua (Sansevieria. Sp) dalam penyerapan emisi gas buang
yaitu NOx. Tanaman lidah mertua (Sansevieria) dapat digunakan sebagai penyerap emisi gas
buang kendaraan bermotor karena memiliki kandungan pregnan glikosid yang dapat mereduksi
polutan menjadi asam organik, gula dan asam amino yang tidak berbahaya lagi bagi manusia.

Anda mungkin juga menyukai